"Ya elah Anjas, kok sampai kau bunuh diri, jangan bercanda lu!" Temannya menepuk lengan Anjas dan membuat Anjas terhentak, "Lu pikir bakal mudah buat nyuruh cewek cantik ngegoda cowok kayak Jaka? Kurus gitu siapa yang mau. Kalau gue ya, mungkin Jaka bakal ada yang suka, karena bapak dia orang kaya, lah kalau sekedar ngejebak aja kan, aduh cewek mana yang nafsu sama dia, Anjas! Itu pun si Nasya juga sebanding, dia mau cantik tapi cantiknya biasa aja, jadi serasi lah sama Jaka, tapi kalau nyuruh cewek paling cantik, susah pasti." Anjas memahami perkataan temannya, tetapi teman-temannya sama sekali tidak paham dengannya, tidak paham dengan perasaan dan apa yang dirasakan Anjas mengenai Nasya. Saat teman-temannya menceritakan Nasya, bahwa gadis itu biasa-biasa saja, maka Anjas mengingat mengenai pertama kali dia melihat Nasya, senyum yang mekar, bibir yang berisi tapi tidak tebal, mata yang membentuk sabit, dan lesung pipi, ya jangan lupakan itu. Anjas tidak bosan menatapnya. Dan dia tid
Read more