"Jadi selama ini kamu sudah tahu, semuanya?" Anjas yang duduk di sofa berdekatan dengan Nasya yang sekarang duduk di sofa lainnya, dia bahkan tak berani memandang Nasya. "Ayolah Nasya, katakan sesuatu sama aku, jadi kamu diam-diam menulis semuanya dan bodohnya aku, bahkan tidak curiga sama sekali." Anjas yang masih tidak berani menatap Nasya. "Aku akan membawa Aysan sama aku, aku juga bakal balik ke desa, kalau Mas mau tetap bareng Anara, nggak masalah, tapi Mas udah nggak punya hak ketemu sama Aysan," jelas Nasya dengan suara tenang yang lembut, tangan Anjas mengepal, "Aku tahu ini tiba-tiba, tetapi aku harap Mas juga sadar apa yang Mas udah lakuin ke aku." "Aku nggak mau cerai." Mata Nasya langsung mengarah ke arah Anjas dengan tatapan yang terlihat marah, dan Anjas degan berani pula mengangkat pandangannya dan menatap mata Nasya dengan tatapan yang sama pula, "Aku tidak akan bercerai Nasya, tidak peduli kamu punya bukti apa untuk nuntut aku, tetap aku tidak akan menceraikan kamu,
Read more