Semua Bab Istri Pengganti yang Tak Dicintai : Bab 131 - Bab 140

170 Bab

KEPULANGAN BABY

Seluruh penghuni kediaman Waverly sangat berbahagia dengan kehadiran bayi tampan nan lucu yang otomatis akan menjadi pewaris tunggal keluarga kaya tersebut. Kehadirannya di tengah-tengah keheningan rumah membuat bayi Dean dan Noura menjadi satu-satunya pusat perhatian. Feli dan Hans turut gembira dengan kebahagiaan yang terasa di rumah mewah tersebut. Bahkan, keduanya tidak sungkan menyambut para kerabat jauh Dean bersama Mat dan Sarah.Kedua pengusaha itu seperti memiliki chemistry satu sama lain, termasuk istri dan pacar mereka yang terlihat ramah dan cepat akrab. "Saya tidak menyangka bahwa rumah ini akan ramai." Alton, salah satu penghuni terlama di rumah tersebut tak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang dirasakannya. "Kau beruntung, Alton, bisa menyaksikan ini semua," ujar Mat menimpali. "Ya, Tuan Mat. Andai saya dulu resign ketika Tuan dan Nyonya Waverly wafat, tentu saya tidak akan melihat ini semua. Betapa bahagianya Tuan Dean memiliki anak yang bahkan tidak pernah ia impi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

OBROLAN PARA SAHABAT

Mat menatap Feli yang tengah ditenangkan oleh suaminya, Hans. Di sebelahnya Sarah menyenggol lengannya dengan pandangan kesal.'Apa?' gumam Mat pada kekasihnya itu, tidak paham apa yang terjadi. "Apakah Dean belum cerita pada kalian, bahwa Noura terindikasi kena sindrom baby blues?" Hans berkata pada sejoli di depannya. "Hah! Benarkah?" Sarah menyahut kaget. Di sampingnya —Mat, terlihat seperti orang bodoh dengan wajah bengong dan mata berkedip lambat. "Ya, saat di rumah sakit aku sudah menyadarinya. Ketika kalian asik mengobrol seru sembari melihat si kecil, saat itu aku mendapati kesedihan yang Noura alami.""Kenapa dia sedih?" Sarah tampak penasaran. "Itu karena doa Dean.""Doa Dean?" Mat dan Sarah berseru kompak. Dean yang namanya disebut, menengok pada kumpulan sahabatnya yang ada di ruang makan. Tatapannya curiga bahwa ia tengah dibicarakan. Namun, Mat memberi respon senyum seolah tidak terjadi apa-apa. Alhasil, Dean kembali berbincang seru dengan para kerabat yang mengunju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

KEGALAUAN SARAH

"Mat bodoh, Noura." Sarah masih kesal dengan kelambatan Mat dalam berpikir. Untuk itu ia sengaja memberi tahukan semua orang tentang kekesalannya tersebut. "Sarah, apakah harus semua orang kamu beri tahu tentang masalah ini?" Mat ikutan kesal sekarang. Harga dirinya sebagai lelaki merasa direndahkan oleh kekasihnya itu. "Tidak. Aku hanya memberi tahu Dean dan Mat." Sarah terlihat berkilah. "Nanti ada yang datang, kau beri tahu juga?""Tidak." Sarah menjawab cepat. "Oh iya, Noura. Bisakah kita bicara berdua?" lanjut wanita itu seraya beranjak berdiri. Mat melihat Dean dengan ekspresi kesal yang masih belum hilang. "Dean, apakah sedang ada konspirasi saat ini antara dua wanita di depan kita?""Kamu ini bicara apa sih, Mat? Konspirasi apa?" Noura menyahut sambil tertawa geli. "Ya ... ini. Antara aku dan Sarah belum selesai bicara, tapi dia malah mengajakmu pergi. Aku yakin sekali, dia mau membicarakan atau menjelekkan aku padamu."Tidak hanya Noura, Sarah bahkan menatap tak percaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

PENUH MUSLIHAT

Setelah hampir seminggu menginap di kediaman Dean, Feli dan Hans akhirnya pamit pulang. Meskipun Noura sedikit tak rela, ia tetap melepaskan kepergian sang kawan beserta keluarganya itu. "Mainlah nanti." Feli berbicara pada Noura sesaat hendak masuk ke dalam mobilnya. "Nanti kalau bayiku sudah besar, aku pasti akan main ke sana.""Untuk apa menunggu bayimu besar?" sahut Feli menatap aneh. "Kita ini bukan orang tua zaman dulu yang apa-apa harus menunggu. Zaman kita sudah jauh berbeda. Mau anak kita masih bayi atau sudah besar, mereka akan aman. Karena fasilitas penunjang zaman sekarang yang sudah jauh lebih baik.""Ya, aku tahu.""Ya, terus?"Noura tersenyum menatap kawannya itu. "Setidaknya aku harus meminta izin pada Dean untuk masalah itu.""Ya, itu jelas. Kamu memang harus meminta izin padanya." Feli berkata kemudian masuk dan menutup pintu mobil. "Tapi, ngomong-ngomong ... bagaimana kelanjutan hubungan kalian? Akan lanjut atau bagaimana?" Rasa penasaran Feli akhirnya bisa dilua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

PERTENGKARAN DIMULAI

"Membunuh? Apa lagi ini, Dean?" Renee berurai air mata sembari menghampiri Dean. Namun, Dean tetap tak bergeming ketika Renee mendekatinya, bahkan tak sungkan saat memegang lengannya. "Dean, aku tahu mungkin kehadiranku tidak istrimu sukai, tapi apakah harus memfitnah seperti ini? Siapa yang mau membunuh? Apakah menurutmu aku segila itu?"Noura dan ibunya menatap sebal. Bisa-bisanya wanita itu bersandiwara dengan mengatakan bahwa ia telah memfitnah. "Dean, tolong katakan sesuatu. Kenapa kamu diam saja?" Renee tampak merengek. Noura kesal melihat bungkamnya Dean. Dalam pikirannya ia mengira bahwa sang suami lebih mempercayai wanita itu daripada dirinya. Satu keputusan yang ia ambil jika Dean lebih mendengar wanita itu dibanding ucapannya, yaitu menyudahi hubungan pernikahan mereka. "Renee, lepaskan aku," ucap Dean meminta Renee melepaskan pegangannya. Renee tampak kaget ketika melihat ekspresi Dean yang mendadak dingin. Lelaki itu seperti kembali ke mode awal perkenalan mereka du
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

BICARA TENTANG KITA

Dean menatap kaget. Ia terkejut ketika untuk pertama kalinya mendapat penolakan dari wanita yang selama ini selalu menuruti perintahnya. Mengingat bahwa apa yang terjadi pada Noura bukan semata-mata karena keinginannya, membuat Dean mencoba untuk bersabar. Lelaki yang dalam hidupnya selalu mendapatkan apa yang diinginkan, untuk kali ini harus menghadapi sesuatu yang tak pernah dialaminya. "Kita bisa bicara tanpa perlu ada amarah, Sayang." Dean berkata begitu lembut. "Siapa yang marah?" sahut Noura masih dengan nada yang sama. "Aku tidak akan marah kalau kamu berkata jujur, Dean.""Iya, aku tahu. Tapi, bisakah kita duduk dengan santai, lalu membicarakan semuanya dengan sikap yang juga tenang. Kamu tidak mau bayi kita menangis karena pertengkaran kita bukan?"Dean benar-benar harus mencari pemilihan kata dengan tepat. Ia yang biasanya asal bicara dan menuduh, tak mau berkata sembarangan lagi di depan istrinya. Ia tak mau wanita yang sudah ada di dalam hatinya itu mengamuk dan kembali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

RESPON DAN REAKSI

Noura terdiam sambil masih menatap suaminya itu. Sedangkan Dean, tampak menunggu jawaban apa yang istrinya akan berikan. "Aku pasrah saja. Biar Tuhan yang memberiku arah dan jalan, mau dibawa ke mana pernikahan kita ini."Dean terlihat tak puas dengan jawaban Noura. Ia sepertinya mengharapkan jawaban lebih yang membuat hatinya tenang, sekaligus bahagia. "Sekarang gantian aku yang bertanya." Noura membalas, duduk berhadapan dengan Dean yang sepertinya kaget akan responnya. "Tanya apa?""Kamu itu tidak pernah mencintaiku, jadi menurutku benar apa yang Renee katakan bahwa kelahiran bayi kita hanya sekedar bentuk tanggung jawab.""Sudah aku katakan, jangan dengarkan perempuan itu." Dean menyela kalimat Noura. "Tolong dengarkan aku dulu. Aku cuma mau tahu, apa alasanmu mencariku saat aku pergi? Bukankah kamu tidak pernah mencintaiku. Jadi, untuk apa? Untuk apa kita melanjutkan pernikahan ini?" Noura sengaja mencecar demi mengetahui perasaan apa yang suaminya miliki. "Untuk apa lagi se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

MUNCUL

Satu pekan setelah Noura melahirkan, ia membawa bayinya itu kembali ke rumah sakit. Jadwal imunisasi dan kontrol jahitan, memaksa Noura harus pergi bersama sang ibu. "Maafkan aku, Noura. Ada rapat yang tidak bisa aku tinggalkan." Hari itu Dean tidak bisa menemani sang istri pergi menemui dokter. Rasa penyesalan tampak di wajahnya yang tampan, yang membuatnya berulang kali menciumi sang istri. "Sudah, hentikan! Aku mengerti. Jadi, tidak perlu berlebihan," ucap Noura seraya menjauhkan dirinya dari Dean. "Hei, kenapa? Apakah kamu tidak suka?" Dean terlihat kesal sebab kecupan terakhirnya tidak mendarat dengan mulus. "Bukan tidak suka. Tapi, semalaman kamu sudah melakukan itu, Dean.""Ya, lantas kenapa?" Dean terlihat menahan tawa. "Aku menyukai itu. Kamu juga bukan?""Iya, tapi aku risih karena kamu begitu berlebihan melakukannya."Kali ini Dean tak bisa menahan tawa, membuatnya menarik tangan Noura yang akan menghampiri boks bayi. "Eh! Dean!" pekik Noura saat tubuhnya sudah berada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

KEPIKIRAN

Noura tak mengindahkan ucapan Ronald dan malah pergi bersama ibu dan bayinya.'Aneh, kenapa aku merasa kecewa.' Lelaki itu membatin. Ronald masih memandang punggung Noura yang berjalan menuju sebuah lift. Hingga sosok wanita itu tak lagi terlihat, Ronald baru pergi menyusul turun. Tak berapa lama terdengar suara dering di ponsel miliknya. Nama Renee terpampang di layar ponsel. "Ya, halo!""Bagaimana, kamu sudah melakukan apa yang aku minta?""Ya, sudah.""Lantas, apa yang terjadi? Sudah berhasil membuat wanita itu terpesona?""Sepertinya belum.""Apa?!"Terdengar pekikan Renee, yang sontak membuat lelaki itu menjauhkan ponsel dari telinganya. "Jangan becanda, Ronald. Bukankah kamu sesumbar mampu membuat semua wanita jatuh hati karena pesonamu. Lalu, apa yang aku dengar sekarang? Seolah ucapanmu kemarin hanya sebuah bualan saja.""Aku bilang belum, bukan tidak.""Ya aku tidak tuli. Tapi, kata-katamu itu terdengar pesimis. Kenapa, kamu tidak yakin bisa membuatnya tergoda?"Ronald ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

SISI LAIN

Pekerjaan Ronald tidak berjalan dengan baik. Sepanjang siang lelaki itu terus mengomel dan mengomel. Bahkan, beberapa karyawannya kena semprot perihal laporan yang terlambat diselesaikan. "Maafkan saya, Pak. Saya akan segera selesaikan secepatnya." Seorang staf keuangan menjadi korban amukan Ronald siang itu. "Ya, memang harus cepat selesai. Kamu tahu deadline-nya itu hari ini. Tapi, masih banyak kesalahan dalam laporan yang kamu buat." Ronald melempar map ke atas meja. "Saya mengerti, Pak.""Ingat, yah? Sampai waktu jam pulang kamu masih belum selesai, kamu belum boleh pulang. Kamu tetap harus menyelesaikan hari ini juga.""Baik, Pak."Wanita itu lantas pergi meninggalkan ruangan Ronald. Mau biasa dimarahi, bila kembali kena marah hatinya tetap akan merasa sakit Apalagi kesalahan yang ia buat sebenarnya tidaklah banyak. Hanya saja Ronald sengaja mencoret banyak point yang sejatinya sudah benar. "Apa yang terjadi denganku ini? Kenapa semua pekerjaan berantakan dan tidak ada yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status