Sementara itu, Jihan semakin bingung dengan pertanyaan Bram. Sakit hati terhadap pria itu saja belum menghilang, sekarang, tuduhan demi tuduhan bermuculan lagi. Hal itu membuat Jihan shock hingga kesulitan untuk berkata-kata.Bahkan keterkejutan itu melemahkan pikiran Jihan. Dia hanya sanggup bertanya dalam hati. Apanya yang puas?Alih-alih berpuas diri, Jihan justru sedang menderita lahir dan batin, semua orang menjauhinya. Bahkan orang-orang terdekatnya tidak menginginkannya lagi.Melihat diamnya Jihan, hati Bram semakin panas. Prasangka buruknya semakin menjadi. Bukannya merasa iba, dia malah menghina sesuka hati."Ternyata yang dikatakan Farouk benar adanya, kamu sangat egois, Jihan. Karena banyak yang mengakui kecantikanmu, kamu menjadi angkuh berbesar kepala. Selama ini kamu hanya memikirkan kepuasanmu saja!""Aku ... aku tidak mengerti ... Bram .... aku ...," meski terbata-bata, akhirnya suara Jihan keluar juga.Namun oleh Bram langsung dihentikan. "Cukup ... mulai sekarang l
Baca selengkapnya