Gina duduk di ruang tamunya yang megah, melihat pemandangan kota yang terbentang di bawah kaki bukit tempat apartemennya berada. Pikirannya melayang-layang, memikirkan ajakan yang baru saja ia terima. Helena, mantan ibu mertuanya, mengundangnya untuk makan malam di rumahnya. Tentu saja, Helena tidak tahu bahwa wanita yang ia undang adalah menantunya yang telah dinyatakan meninggal. "Sebuah kesempatan yang sempurna," pikir Gina sambil tersenyum dingin. Ia menatap bayangannya di cermin besar di ruang tamu, wajah yang sudah berubah berkat operasi dan perawatan medis yang canggih. Namun, suara, sikap, dan tatapan mata itu, semuanya masih milik Alexa, yang kini hidup sebagai Gina. Maria, ibu kandungnya, muncul dari dapur dengan secangkir teh. "Kau tampak berpikir keras, sayang. Apa yang ada di pikiranmu?" Gina mengangkat pandangannya dan tersenyum. "Aku hanya memikirkan rencana besar kita, Mama," jawabnya. "Dan tampaknya, takdir memihak kita. Helena mengundangku makan malam di rumahn
Read more