Kevin berdiri di rooftop gedung kantornya, membiarkan angin sore yang dingin berembus di sekelilingnya. Pikirannya melayang jauh, menelusuri kenangan yang semakin hari semakin menyakitkan. Bayangan Alexa kembali mengisi benaknya, membuat hatinya terasa semakin berat. Wajahnya yang dulu selalu ceria, senyum yang pernah menenangkan jiwa Kevin, kini hanya menjadi bayang-bayang yang menghantui. “Alexa...,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam angin. Ia memejamkan matanya, mengingat kembali semua perlakuannya pada wanita itu. Alexa yang selalu disalahkan, yang menjadi sasaran kemarahannya tanpa sebab, yang tak pernah dihargai. Ia teringat bagaimana Alexa menangis saat memberi tahu tentang keguguran mereka. Rasa tidak pedulinya membuatnya kehilangan kesempatan untuk menebus semua kesalahannya. Dan kini, rasa sesal itu menghantamnya, membuat dadanya terasa sesak.Kevin membuka matanya, menatap langit yang mulai gelap. "Aku bodoh," katanya kepada dirinya sendiri, menggelengkan kep
Baca selengkapnya