Malam itu, suasana di dalam apartemen Gina terasa hening namun penuh ketegangan. Kevin duduk di sisi ranjang, masih berusaha memproses apa yang baru saja terjadi. Gina, yang dulu ia kenal sebagai Alexa, kini berdiri di hadapannya dengan sikap tenang, seolah menguasai seluruh ruangan. “Gina…” suara Kevin bergetar sedikit, “Apa ini sungguh-sungguh? Kau benar-benar mau kita kembali bersama?”Gina menatapnya dengan senyum tipis, lalu duduk di sampingnya. Ia mengangguk pelan, matanya memancarkan ketenangan yang tak biasa. “Ya, Kevin. Aku telah memikirkannya lama. Mungkin kita salah paham dulu, tapi kini aku tahu, kamu adalah satu-satunya orang yang bisa memberiku rasa aman, juga untuk Keiva.”Kevin merasakan hatinya dipenuhi kelegaan yang luar biasa. Rasa bersalah dan penyesalan yang selama ini menghantuinya seolah mulai menguap. Gina yang dulu ia kejar-kejar kini kembali, dan bukan hanya itu, dia bahkan bersedia menerimanya kembali. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Apa ya
Read more