All Chapters of Istri yang Diceraikan ternyata Pewaris : Chapter 21 - Chapter 30

43 Chapters

Bab 21.

Bab 21.“Kamu benar gak masalah, Nak?” Ayara menggeleng kecil dengan ponsel yang masih bertengger di salah satu sisi telinganya. “Iya, Kakek, aku gakpapa.”Kini perempuan berhijab itu sedang berbicara dengan sang kakek melalui panggilan suara. Ayara sengaja berjalan sedikit jauh dari keramaian ruangan karyawan. Begitu pula dengan Darma yang juga mengasingkan diri ke sisi samping restoran untuk menanyakan keadaan cucunya yang baru saja dihina oleh laki-laki yang ternyata pegawainya.“Terus kamu mau biarkan laki-laki tidak tau diri itu menghina kamu selalu? Kakek gak rela cucu kecil Kakek dihina sama orang kayak dia.” Darma memijat kepalanya yang berdenyut. Ia masih tidak percaya jika laki-laki bermulut lemes itu adalah mantan suami cucunya.Ayara tersenyum mendengar pembelaan dari Darma. Setelah sekian lama hidup dalam bayang-bayang disalahkan. Namun, pada akhirnya ia bisa mendapatkan pembelaan dari seseorang. “Haruskah Kakek beri dia pembalasan karena sudah membuat hidup kamu mender
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 22.

Bab 22.“Iya, Pak.” Ayara menatap Arsen lalu mengangguk. Memang saat ini dirinya sudah bukan istri orang. Namun, ia belum resmi di mata negara. Oleh karena itu, Ayara ingin menerangkan statusnya.“Kapan kamu ke pengadilannya?” Bukannya menjawab pertanyaan permintaan izin Ayara, pria itu malah balik bertanya.“Mungkin besok, Pak. Itu pun kalau Bapak izinkan libur.” Ayara pasrah, tetapi tetap saja ia sangat ingin untuk ke sana.Arsen tampak menghela napasnya panjang. Sebelum menjawab, pria itu menatap Ayara lama. “Saya bantu.”“Hah? Gimana, Pak?” Ayara tak mengerti dengan jawaban pria di depannya.“Saya bantu kamu untuk cerai dengan suami kamu itu.”*Sesuai dengan rencana kemarin, Ayara bisa libur kerja karena hendak ke pengadilan. Seperti ucapan Arsen terakhir kali jika pria itu akan ikut serta dan ingin membantu Ayara.Setelah melihat beberapa kali kejadian yang melibatkan Ayara dan Janu—mantan suaminya— membuat Arsen prihatin dengan Ayara yang tidak bisa berbuat lebih. Alhasil, sel
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 23.

Bab 23. “Terima kasih, Pak sudah nganterin saya pulang.” Ayara melepaskan sabuk pengaman yang melekat di tubuhnya. “Makasih banyak, Pak, ya. Bikin Bapak kerepotan.”“Iya, Ayara. Ini udah ke berapa kalinya kamu bilang terima kasih.” Arsen menggeleng pelan. Pasalnya sedari tadi Ayara terus mengucapkan terima kasih padanya. Padahal kan dirinya sendiri yang ingin membantu, itu artinya Arsen tidak keberatan.Ayara tertawa kecil, ia pun bingung harus mengucapkan apa lagi selain dua kata itu. Ayara dibuat semakin tak enak karena pria itu juga yang membayar makan siang. Tadi sebelum pulang, Arsen dan Ayara memang sempat singgah makan siang karena jam sudah menunjuk pukul dua siang.“Kalau begitu, saya masuk dulu ya, Pak.” Arsen mengangguk kecil. “Besok saya masuk kerja, kok, Pak.”Arsen kembali mengangguk. “Baiklah, tetap ke resto kalau tidak ada jadwal panggilan dari pengadilan.”Ayara mengangguk patuh. Pria itu memang sudah mengizinkan Ayara untuk libur. Hanya saja Ayara harus tetap pergi
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 24.

Bab 24. Janu tidak hadir lagi.“Ayara, kamu mau pergi lagi?”“Eh, Pak Arsen.” Ayara mendongak, ia mendapati atasanya yang tampak baru saja tiba. Bisa Ayara lihat pria itu semakin mendekatinya. “Saya izin, ya, Pak. Kalau cepat selesai, saya balik kerja lagi nanti,” lanjut Ayara.“Tidak perlu, kamu bisa langsung pulang saja.” Janu melarang perempuan bermata coklat itu untuk kembali bekerja.“Makasih banyak, Pak.” Ayara bersyukur atasannya ini semakin mudah memberinya kesempatan izin. Bukan apa, hanya saja Arsen terlihat lebih berbeda dari awal ia bekerja.“Bagaimana hari ini? Kamu akan sendiri lagi?” Arsen menghampiri Ayara yang sedang berdiri di depan restoran. “Iya, Pak, saya sendirian lagi kayaknya.” Ayara mengalungkan tangannya pada tas selempang yang dibawanya.“Memangnya suami kamu itu tidak ada niatan cerai secara resmi?” tanya Arsen penasaran.Ayara menggeleng kecil. Ia tak tahu bagaimana jalan pikir mantan suaminya itu. Janu telah menalaknya. Akan tetapi, pria itu tidak mau me
last updateLast Updated : 2024-08-28
Read more

Bab 25.

“Loh loh, mau datang ke mana ini?” Ayara seketika panik sendiri melihat pesan yang tertera di layar kunci ponselnya.Jemari Ayara gesit memasukkan kata sandi pada ponselnya, agar bisa membalas pesan tersebut. Namun, tidak sempat karena sebuah panggilan lebih dulu masuk dari Arsen.Ayara langsung menggeser panel hijau dan meletakkan ponsel di telinganya. Tak lama sebuah suara bariton menyapa.“Ayara!” “Pak Arsen.” Keduanya memanggil secara bersamaan. Keduanya sempat terdiam beberapa saat karena saling bertolak untuk memulai bicara.“Kamu duluan saja.” Arsen mempersilakan Ayara untuk berbicara terlebih dahulu.“Maksud Bapak datang ke mana, ya?” Ayara mengerutkan keningnya kebingungan, masih belum paham dengan isi pesan atasannya itu. Tadinya ia sempat berpikir jika itu adalah Janu. Namun, setelah memastikan nama kontak yang masuk, barulah Ayara bernapas lega karena yang baru saja mengirimkannya pesan adalah Arsen.“Saya datang menjemputmu, Ayara. Kamu sudah selesai kan?” Ayara mengan
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

Bab 26.

Bab 26. “Maunya gitu, sih, Buk. Tapi tabungan aku belum cukup.” Janu menghela napas mengingat angka tabungan yang masih belum mencapai target. “Memangnya mau berapa?” Nirmala mendelik ke arah putranya. “Bukannya nikah di KUA aja. Biar uangnya bisa kita pake untuk sehari-hari,” tandas Nirmala lagi. Janu spontan memijit pelipisnya. Kepalanya dipenuhi oleh beberapa masalah. Belum selesai dengan masalah panggilan pengadilan, kini ibunya malah menyuruhnya menikah dengan Laras di KUA. “Gak bisalah, Buk,” sergah Janu pelan dan itu berhasil membuat Nirmala mengernyit heran. “Gak bisa gimana? Orang tinggal sewa baju kebaya, terus ke KUA, udah selesai,” seloroh Nirmala dengan geleng-geleng kepala melihat tanggapan anaknya. Janu menghela napas kasar, ibunya tak mengerti dengan situasi yang sedang dialaminya. Jani beranjak dari kursi hendak masuk kamar. Namun, Nirmala menyergahnya. “Hei, Janu! Jawab dulu Ibu tadi nanya. Kenapa gak bisa di KUA aja?” desak Nirmala geram melihat anaknya
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more

Bab. 27

“Jangan lari, hei!”Teriakan yang terdengar jelas tak membuat Ayara menolehkan kepalanya. Perempuan itu justru melajukan langkahnya mengarah ke sebuah halte bus yang ada di dekat sana. Namun, siapa sangka orang yang baru saja meneriaki dirinya justru kini berhasil menghalangi jalannya.“Pak Arsen?” Ayara menghela napas lega, tadinya ia kira penjahat atau orang iseng. Maka dari itu ia menghindar.“Iya, ini saya. Kenapa kamu lari?” Arsen keluar dari dalam mobil menghampiri Ayara yang masih mematung di tempatnya.“Bapak ngapain masih di sini? Bukannya Bapak udah pulang tadi?” Ayara tak lagi menjawab pertanyaan atasannya. Tadinya Ayara menyangka jika Arsen telah pulang. Pasalnya ia tidak lagi bertemu dengan pria ini di restoran. Namun, siapa sangka ternyata Arsen belum kembali pulang.“Saya belum pulang, buktinya saya di depan kamu sekara. Kan udah saya bilang tadi kalau udah selesai langsung ke mobil saya.” Arsen menatap lamat perempuan di depannya.Ayara menepuk jidatnya pelan, ia bena
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 28.

“Pak Arsen?”Baik Mita maupun Ayara seketika terpaku ketika melihat sosok Arsen yang kini berdiri tak jauh dari posisi keduanya. Sebisa mungkin Mita menahan degupan jantungnya, berharap agar pria itu tidak mendengar apa yang ia katakan tadi. Namun, tampaknya kesialan memang sedang mendekati Mita, karena pria itu kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama kepadanya.“Apa yang kamu katakan barusan!” Suara Arsen begitu mengintimidasi.Mita sebagai lawan bicara bahkan tak mempunyai nyali untuk menatap pria itu. Ia terus menunduk menatap lantai yang perlahan mengering dari bekasan pel.Tak kunjung mendapat balasan, Arsen beralih pada Ayara. Ia bisa melihat jika sekarang Ayara yang menggenggam tangannya sedikit bergetar. “Apa yang Mita katakan padamu, Ayara?” tanya Arsen pada perempuan berhijab itu. Lagi-lagi Arsen tak mendapat jawaban dari kedua pegawainya. Sebenarnya ia mendengar dengan jelas apa yang keluar dari mulut Mita tadi, hanya saja ia ingin mendengar kembali secara langsung d
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 29.

Ayara menatap pintu besar di hadapannya. Kepalanya sedikit berdenyut tatakala kilasan masa lalu kembali menghampiri. Hal itu membuat Aciel—sang putra—yang berada dalam gendongan sontak mengusap pipi ibunya.“Nda, kenapa?” Ayara menggeleng sembari tersenyum tipis. “Nggak papa, Sayang. Sekarang kita masuk, ya?”Suasana sore itu begitu tenang, hanya deru angin yang menggoyangkan pepohonan di halaman. Seorang pria yang merupakan orang kepercayaan sang kakek, membuka pintu utama mempersilakan satu-satunya pewaris keluarga Darmawangsa untuk masuk.“Silakan masuk, Nona. Mari ikuti saya,” ucapnya, membawa jalan menuju kakek Darma.“Terima kasih.”Ayara mengikuti setiap langkah pria itu sampai mereka berhenti di ruang keluarga. Di sana Ayara bisa melihat sang kakek sedang duduk dengan tenang. Bahkan kehadiran Ayara tidak disadarinya.“Kakek.” Panggilan Ayara berhasil membuat pria tua itu menatap ke arahnya. Senyumnya menyambut, meskipun gurat khawatir terlihat di wajahnya. "Kamu akhirnya dat
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 30.

Lampu-lampu kota bersinar lembut, menyelimuti malam yang dingin. Janu dan ibunya berjalan keluar dari restoran mewah dengan senyum puas di wajah mereka. Laras, calon istri Janu, mengikuti di belakang, mengenakan gaun mahal yang mempertegas status sosialnya. Baru saja mereka melangkah ke parkiran, ibu Janu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Wajahnya berubah tegang saat matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. “Itu Ayara, kan?” ucapnya tajam, menunjuk ke arah seorang wanita muda yang baru keluar dari minimarket, membawa kantong plastik berisi barang belanjaannya. Janu dan Laras menoleh ke arah yang ditunjuk. Ayara, mantan istri Janu, berdiri di bawah lampu jalan, terlihat sederhana dengan setelan hijabnya. Ia baru saja selesai membeli pampers ukuran kecil dan selembar roti untuk makan malamnya. Pandangan matanya bertemu dengan mata Janu dan ibunya. Ayara menghela napas berat, menyadari bahwa takdir mempertemukan mereka di saat yang paling tak diinginkan. “Kenapa harus sekara
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status