Semua Bab Istri yang Diceraikan ternyata Pewaris : Bab 41 - Bab 50

61 Bab

Bab 41.

Di dalam kantor polisi yang penuh dengan ketegangan, Janu duduk di ruang pemeriksaan dengan wajah penuh putus asa dan kemarahan yang tertahan. Ayara, Arsen juga berada di sana dan tak lama kemudian Kakek tiba di sana. Mereka duduk di ruangan berbeda, menunggu hasil pemeriksaan Janu dengan ekspresi serius.Suara langkah kaki dengan suara yang nyaring menyita perhatian. Tidak lama kemudian, pintu ruang tunggu terbuka dengan kasar. Laras dan Nirmala masuk dengan wajah yang dipenuhi emosi. Nirmala, dengan sanggul yang tinggi di atas kepala serta gaun mahalnya yang tampak berantakan, langsung menghampiri Ayara dengan sorot mata penuh kebencian.“Semua ini gara-gara kamu!” suaranya meninggi, hampir berteriak. “Kamu pikir kamu siapa sampai berani menyeret Janu ke dalam masalah ini? Apa kamu nggak punya hati?”Ayara tetap duduk tegak, mencoba bersikap tenang meskipun hatinya bergetar hebat. Ia tahu ini akan terjadi, tetapi tak menyangka Laras dan Nirmala akan seagresif ini.Laras, yang sejak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 42.

Malam itu, di bawah langit yang mulai gelap, Ayara duduk di sebuah meja dekat pojokan. Angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, sementara pikirannya dipenuhi oleh segala tanya ‘apa tujuan Arsen memintanya bertemu?’Memang seharian ini mereka belum ada ketemu, selain karena perkara menyiasati korupsi telah selesai, pria itu ada pertemuan dengan rekan bisnisnya yang lain. Lalu, tiba-tiba suara langkah kaki mendekat. Ayara mendongak untuk melihat pemilik sepatu hitam mengkilap tersebut. Ternyata Arsen yang berdiri di sana dengan senyum tipis di wajahnya.“Maaf membuatmu menunggu lama “ Arsen duduk di depan Ayara.“Nggak lama, kok. Aku baru juga sampe. Ohiya, kenapa Mas Arsen mau kita ketemu?”Arsen menghela napas panjang, perempuan ini sangat tidak sabaran. “Bagaimana kalau kita pesan dulu?”Ayara mengangguk setuju, kemudian keduanya memutuskan memesan makanan terlebih dahulu. Setelah pelayan pergi, tinggallah kedua kembali. Suasana canggung tiba-tiba mendominasi, bukankah akhir-akhir i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 43.

Keesokan harinya matahari bersinar dengan terangnya. Suasana panas di luar sana sangat menggambarkan suasana hati seseorang yang sedang menahan murkanya.Saat ini Ayara baru saja kembali dari kantin dan hendak menuju ruangannya, tiba-tiba Laras muncul di depannya dengan wajah marah. Tanpa aba-aba, Laras menarik hijab Ayara dengan kasar, sampai-sampai wajah Ayara mendongak ke atas.Inilah perempuan yang dimaksud sedang sangat menyala, seperti matahari."Apa yang kamu mau lagi, hah?!" bentak Laras penuh kemarahan.Ayara tersentak, berusaha melepaskan cengkraman Laras. "Laras, lepaskan aku!"Namun, Laras semakin keras mencengkeramnya. "Kamu pikir setelah menjebloskan suami aku ke penjara, kamu bisa hidup tenang, hah!?"“La-ras, lepaskan dulu,” pinta Ayara semakin terbata karena sekarang perempuan itu mencekik lehernya.Bukannya melepaskan cekikan atau tarikan pada hijab Ayara, justru Laras semakin menggila sampai-sampai mengayunkan hijab di kepala Ayara yang masih di tangannya.“Suamiku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 44. Tersebar Kabar dan Keributan

Kabar tentang Ayara yang ternyata adalah cucu dari pemilik DMW Crops menyebar dengan cepat. Tak hanya di dalam lingkungan perusahaan, tetapi hampir di seluruh penjuru kota orang-orang membicarakannya. Statusnya sebagai pewaris sah perusahaan itu menjadi topik hangat yang sulit dihindari. Berita itu juga telah sampai ke telinga Nirmala. Wanita itu yang baru saja keluar dari kantor polisi setelah menjenguk Janu. Wajahnya pucat, matanya sembab karena terlalu banyak menangis. Harus menerima kenyataan anaknya mendekam di penjara. Sementara Laras kini duduk di sampingnya di dalam mobil, diam dengan ekspresi penuh amarah dan frustrasi. Tak jauh berbeda dengan Nirmala, Laras juga sama shock mendengar jika Ayara cucu pemilik DMW Crops. Kemarin ia hanya mengira itu pura-pura, ternyata ia salah. “Kita harus bicara sama Ayara!” suara Nirmala terdengar panik. “Ibu nggak percaya dia ternyata cucu pemilik perusahaan. Ibu... aku sudah memperlakukan Ayara dengan buruk selama ini...” Laras mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 45. Mendatangi Rumah

Ayara sedang berdiri di ambang pintu, menatap tamu tak terduga yang berdiri di hadapannya. "Mas?" gumamnya pelan, nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria itu berdiri dengan tenang, mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku, membuatnya tampak santai namun tetap berwibawa. Senyum tipis yang khas tersungging di bibirnya, seolah kehadirannya di sini bukanlah hal yang mengejutkan sama sekali. "Ada apa kemari?" suara Ayara terdengar sedikit bergetar. Ia berusaha menjaga ekspresinya tetap netral, tapi sorot matanya jelas menunjukkan keterkejutan. Arsen menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap Ayara dengan tatapan lembut namun penuh arti. "Emangnya nggak boleh datang?" tanyanya dengan nada menggoda. Ayara terdiam sejenak, mengatur napasnya yang tiba-tiba terasa sesak. "Boleh... Maksudnya, kenapa Mas nggak kasih tahu aku dulu?" tanyanya, mencoba terdengar santai meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Arsen tersenyum, melangkah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 46. Dinner

Hari demi hari berlalu, kini hubungan Ayara dan Arsen bisa dikatakan semakin akrab dan tak jarang keduanya saling bertukar kabar. Entah sejak kapan, tapi obrolan mereka yang awalnya hanya seputar pekerjaan, kini mulai merambah ke hal-hal kecil dalam kegiatan sehari-hari."El hari ini main apa aja?" tanya Arsen lewat chat, disertai dengan emotikon penasaran.Ayara yang baru saja menidurkan El tersenyum tipis membaca pesan itu. Ia tahu, ini hanya alasan Arsen untuk terus berbincang dengannya. Dengan cepat, ia mengambil foto Aciel yang tertidur dengan posisi aneh dan mengirimkannya. "Dia kecapekan main seharian, Mas. Sampai tidur aja gayanya begini."Tak butuh waktu lama, balasan Arsen masuk. "Duh, jadi makin kangen sama El."Ayara menggeleng kecil, mengetik jawaban. "Kangen sama El atau ada modus lain, Mas?"Balasan Arsen hanya berupa stiker senyum lebar, membuat Ayara tertawa kecil. Ia mulai terbiasa dengan kehadiran Arsen dalam hari-harinya, meski ia masih menata perasaannya perlahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 47. Dibawa ke Rumah

Pagi itu, Arsen datang menjemput Ayara dan El di rumah. Ayara sempat ragu menerima ajakan Arsen untuk berkunjung ke rumah keluarganya, tapi akhirnya perempuan itu setuju.Di sepanjang perjalanan, ia duduk dengan diam, hanya sesekali menjawab pertanyaan Arsen. Hatinya dipenuhi berbagai pertimbangan—apakah ia pantas? Apakah keluarga Arsen bisa menerimanya? Menerima anaknya dan statusnya?Arsen sedari tadi memperhatikan Ayara, ia menyadari kegugupan Ayara lantas mengulas senyum agar Ayara tak canggung. "Tenang saja, Mama pasti menyukaimu," ujarnya meyakinkan. Ayara hanya mengangguk, sementara El di kursi belakang sibuk bercerita tentang mainan barunya.Ayara tersenyum kikuk, “Dulu Bu Ratih suka karena aku pegawai restoran Mas aja kali. Kali ini Mas ngenalin aku sebagai orang yang lagi berhubungan dekat sama kamu, mungkin aja beda tanggapannya.”Arsen menggeleng, tidak membenarkan ucapan Ayara. “Jangan pesimis dulu, Ay. Kamu pasti sangat diterima di keluarga saya.”Begitu mereka tiba, Aya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Bab 48. Di balik Jeruji

Malam itu, suasana di rumah keluarga Arsen terasa lebih tenang dari biasanya. Ditambah lagi dengan gerimisnya hujan di luar sana, semakin menyejukkan. Di ruang keluarga, Arsen duduk berhadapan dengan sang Mama. Tatapan matanya menyorot serius, menandakan bahwa ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.“Mau bicara apa?” Ratih membuka percakapan.“Mama tahu, kan, aku serius sama Ayara?” tanya Arsen perlahan, suaranya terdengar hati-hati.Mama Ratih yang sedang menyandarkan tubuh di sofa hanya tersenyum lembut. “Mama tahu, Nak. Dari caramu memperkenalkan dia semenjak masih jadi pelayan di restoran, Mama bisa lihat perbedaan sikapmu. Kamu benar-benar menyayanginya.”Arsen terdiam sejenak, menimbang kata-kata yang ingin ia lontarkan selanjutnya. “Tapi Ma, apa Mama keberatan dengan status Ayara yang janda satu anak... Mama nggak masalah?”Mama Ratih menatap putranya dengan lembut, seolah mencoba menenangkan kegelisahan yang tersembunyi di balik pertanyaan itu. “Nak, pernikahan itu tentang bagaim
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Bab 49. Engagement Day

“Mas, kamu yakin dengan keputusan ini?” Ayara menatap Arsen dengan keraguan. Bukannya apa, ia takut jika pria ini akan menyesali keputusannya itu suatu saat nanti. “Ay, jangan dibahas lagi, ya. Kan, Mas sendiri yang mau ngelamar kamu, berarti Mas sudah siap dengan segala pertimbangan dan resiko apapun kedepannya.” Jawaban Arsen sedikit membuat Ayara lega. “Sekarang Mas tanya sama kamu, kamu sendiri bagaimana?” “Em … a-aku sebenarnya…” “Sebenarnya apa, Ay?” tanya Arsen tak sabaran. “Kamu mau nolak, ya?” Seketika Ayara menggeleng cepat. “Aku mau. Sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu, Mas.” Wajah Ayara tertunduk, tak sanggup dengan pengakuan cintanya. Sementara Arsen masih mengerjap matanya, mencoba mencerna ucapan Ayara. “Ini benar, kan, Ay? Mas gak lagi mimpi kan?” Ayara tertawa kecil melihat tingkah pria di sampingnya. Kini keduanya masih di dalam mobil, tidak berniat turun karena Arsen masih sibuk tersenyum lebar dan mengucap syukur karena penantian panjang dan cintanya t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 50. Aurel

Kabar pertunangan mereka tersebar dengan mudah dan cepat. Sejak itulah kehidupan Ayara di kantor semakin berbeda. Yang awalnya mereka tahu Ayara adalah calon penerus perusahaan, kini ditambah lagi jika sosok perempuan itu adalah tunangan dari Arsen.Semua karyawan pasti tahu siapa Arsen, sosok bijaksana dan penuh kharisma meskipun di usianya yang masih tergolong muda. Bayangkan saja, perempuan mana yang tidak menginginkan sosok Arsen. Namun, satu-satunya perempuan yang beruntung itu adalah Ayara.Bisik-bisik kecil terdengar di lorong-lorong kantor setiap kali ia lewat, tetapi Ayara hanya tersenyum dan mencoba bersikap biasa saja. Tujuan Ayara kini adalah pantry, ia ingin mengembalikan gelas yang ia gunakan. “Selamat ya, Bu Ayara,” ujar salah satu rekan kerja di ruang pantry. “Nggak nyangka ternyata selama ini calon bos kita ada di sekitar kita.”Ayara terkekeh pelan, “Aku masih tetap Ayara yang dulu, kok. Nggak ada yang berubah.”“Selamat juga ya, Bu Ayara atas pertunangannya,” lanju
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status