Semua Bab Dikira Pengangguran Ternyata Hartawan: Bab 51 - Bab 60

72 Bab

Bab 51

“Bang, kita nanti tidur di atas laut ya?” Isha bertanya kala mereka menyusuri jalan yang dibuat dari kayu.“Iya, Dek. Kenapa? Takut?” Satrio menoleh pada istrinya.“Nanti kamarnya kena ombak ga, Bang?” tanya Isha lagi.Satrio tersenyum. “Insya Allah enggak kalau ombak besar. Ini ‘kan letaknya di pantai yang dangkal dan ombaknya kecil, Dek. Ga usah takut ya, ‘kan ada Abang.” Dia mengangkat tangan Isha yang ada di genggamannya lantas mencium punggung tangan sang istri.“Di sini letak cottage-nya mirip seperti di Maldives, Dek. Insya Allah suatu hari, Abang ajak Dek Isha ke Maldives yang asli. Sekarang di sini dulu, yang dekat,” lontar Satrio.Isha melirik suaminya. “Memangnya Maldives itu apa, Bang?”Alis tebal Satrio bertaut. “Dek Isha, tidak tahu Maldives?”Isha mengangguk. “Kalau tahu ya aku ga akan nanya, Bang,” timpalnya.“Maldives itu salah satu tempat bulan madu yang diimpikan banyak orang, Dek,” jelas Satrio.“Itu di luar negeri ya, Bang?” Pertanyaan Isha itu dijawab Satrio deng
Baca selengkapnya

Bab 52

Selepas Asar dan sinar matahari sudah tak terlalu menyengat, Satrio mengajak Isha berjalan-jalan ke pantai. Pria itu mengenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek selutut. Untuk alas kaki dia memakai sandal jepit, dan kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Sementara itu Isha mengenakan kaos dan celana panjang yang warnanya senada dengan suaminya. Rambutnya ditutup dengan hijab instan hitam sebatas dada. Dia juga memakai kacamata hitam dan alas kaki yang modelnya sama dengan Satrio. Membuat mereka tampak serasi dan terlihat sebagai pasangan yang harmonis.Kedua sejoli itu berjalan sambil bergandengan tangan. Mereka langsung menuju tempat persewaan jetski. Satrio benar-benar membuktikan omongannya yang akan mengajak istrinya naik jet ski.“Bang Satrio, beneran bisa mengendarai jet ski?” Isha bertanya pada suaminya karena merasa ragu. Walaupun bukan termasuk orang yang senang bergaul, dia tahu harga sewa jet ski tidak murah. Hanya orang yang punya uang dan nyali besar y
Baca selengkapnya

Bab 53

Isha mengernyit. “Memangnya aku pernah bilang ga suka sama liburan ini, Bang?”Satrio menggeleng. “Seingat Abang ga pernah, Dek. Abang cuma mau memastikan karena tadi Dek Isha bilang tidak mau liburan seperti ini,” timpalnya.Isha tersenyum. “Siapa yang ga senang dapat liburan gratis, Bang? Aku rasa semua orang pasti senang, termasuk aku. Maksudku tadi itu kalau liburan pakai uang sendiri, lebih baik tidak usah. Mending uangnya ditabung untuk masa depan,” jelas wanita berusia 25 tahun itu.“Oh, maksudnya begitu. Kirain Dek Isha ga senang sama liburan kita sekarang.” Satrio akhirnya menghela napas lega. “Abang rasanya masih belum puas liburan, Dek. Baru hari ini nyampe, besok sudah pulang. Gimana kalau kita nambah sehari atau dua hari?” Dia meminta pendapat sang istri walaupun sebenarnya bisa memutuskan sendiri. Namun Satrio ingin Isha merasa dihargai pendapatnya sebagai istri. Sebagai kepala rumah tangga, dia tidak mau bersikap egois dan otoriter. “Jangan aneh-aneh, Bang! Aku cuma di
Baca selengkapnya

Bab 54

Satrio yang memandang Isha sembari tersenyum pun mengangguk. “Iya. Abang mau lihat Dek Isha pakai itu, Mau ya?” bujuknya.“Bang, ini ‘kan bukan baju tidur. Bisa masuk angin aku kalau pakai itu semalaman.” Isha sontak melayangkan protes pada suaminya. “Lagian baju transparan gini ya ga bisa nutupin aurat, Bang,” tambahnya.“Insya Allah ga akan masuk angin. Tidurnya ‘kan Abang peluk,” timpal Satrio. “Lagi pula makai baju itu cuma di depan Abang saja, Dek. Ga di depan orang lain. Abang juga ga akan mengizinkan Dek Isha pakai itu di sembarang tempat. Hanya boleh dipakai di kamar dan sedang berduaan sama Abang,” imbuhnya.“Kata orang-orang sih itu baju dinas istri buat nyenengin suami, Dek,” tandas pria berambut ikal itu.Isha membelalakkan mata karena terkejut. “Ba—ju dinas, Bang?” tanyanya tak percaya.Satrio mengangguk. “Iya, Dek. Kalau ga percaya lihat aja di internet.” Dia mengambil gawai lantas membuka situs pencarian dan mengetikkan ‘baju dinas istri’. Tak lama kemudian muncul berba
Baca selengkapnya

Bab 55

“Terima kasih, Pak,” kata Satrio sebelum membuka pintu taksi daring yang membawanya dan Isha pulang ke rumah Baskoro usai bulan madu. Dia keluar dari mobil terlebih dahulu, baru kemudian Isha. Pengemudi taksi daring menyerahkan koper pada Satrio setelah membuka bagasi belakang.“Silakan dicek barang-barangnya, jangan sampai ada yang tertinggal, Pak, Bu,” pinta sang pengemudi.Satrio lantas melihat-lihat kabin tengah dan bagasi, memastikan tidak ada lagi barang mereka di dalamnya. “Aman, Pak,” cakapnya kemudian.“Alhamdulillah. Kalau begitu saya permisi dulu.” Pengemudi itu kemudian masuk kembali ke mobil. Dia membunyikan klakson sekali sebelum melajukan mobilnya sebagai tanda sopan santun.Satrio kemudian menggandeng tangan Isha saat mereka berjalan menuju rumah. Dia membuka pintu rumah yang tertutup karena sudah pukul setengah delapan malam. “Assalamu’alaikum.” Isha mengucap salam kala melangkahkan kaki masuk ke rumah.“Wa’alaikumussalam,” jawab Baskoro yang sedang duduk di ruang de
Baca selengkapnya

Bab 56

“Kamu langsung masuk pagi, Is?” Baskoro heran melihat putri sulungnya yang pagi ini mengenakan seragam kerja saat makan pagi bersama.“Iya, Pak. Kemarin ‘kan aku sudah libur dua hari. Jadi ga bisa minta ganti jadwal lagi,” sahut Isha seraya mengambilkan nasi untuk suaminya setelah itu mengambilkan sayur dan lauk sebagai pendamping. Sejak Satrio memberikan uang belanja pada Lina, menu makanan tidak dibeda-bedakan lagi, semua mendapat sayur dan lauk yang sama.“Cukup, Dek,” lontar Satrio saat sang istri mau menambahkan sayur di piringnya. Isha kemudian meletakkan piring di hadapan suaminya. “Terima kasih, Dek,” ucap Satrio yang dibalas Isha dengan anggukan.“Gimana liburannya, Mbak? Seru ga?” celetuk Vita yang baru bergabung di meja makan.“Seru banget! Aku diajak naik jet ski sama Bang Satrio terus lihat matahari terbenam. Malamnya makan malam romantis di pinggir pantai.” Isha sengaja memanas-manasi adik tirinya.Vita membelalakkan mata. “Mbak Isha sama Bang Satrio naik jet ski?” tany
Baca selengkapnya

Bab 57

Satrio membaca dengan saksama nama-nama karyawan yang akan dapat promosi jabatan di layar monitor. Keningnya mengerut kala menemukan nama Surya Agung di sana. “Apa mungkin dia calon suaminya Vita?” gumamnya. Dia ingat beberapa kali Vita menyebut dan menyombong kalau calon suaminya akan naik jabatan. Satrio kemudian melihat profil dan prestasi pria tersebut. “Bay, tunda dulu promosi orang ini.” Dia berkata pada Bayu sambil menunjuk satu nama di layar monitor. Bayu yang dipanggil pun kemudian mendekat pada Satrio. Dia melihat ke arah yang ditunjuk oleh pria berambut ikal itu.“Kenapa, Pak? Saya lihat kinerja dan prestasinya bagus. HRD juga sudah merekomendasikan dia.” Bayu terkejut karena tak biasanya Satrio ikut campur urusan karyawan. “Kamu tidak perlu tahu alasannya. Aku cuma minta ditunda saja, tidak menggagalkan promosinya!” tegas Satrio.“Baik, Pak. Nanti akan saya sampaikan pada HRD,” sahut Bayu. “Apa ada lagi, Pak?” tanyanya kemudian.Satrio menggeleng. “Baik, kalau begitu s
Baca selengkapnya

Bab 58

Selesai makan malam bersama, Baskoro mengumpulkan semua anggota keluarganya di ruang depan. Dia bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting.“Pak, mau ngomongin apa sih sebenarnya?” Lina sudah tak sabar menunggu.“Bapak mau bicara soal pernikahan Vita. Waktunya ‘kan sudah semakin dekat. Kita sudah harus mulai mempersiapkan banyak hal,” ujar Baskoro. Dia lantas menoleh pada putri bungsunya. “Vit, jadinya keluarga Surya mau membantu biaya resepsi berapa?” tanyanya tanpa basi-basi.Vita melirik pada ibunya, seolah bertanya apakah dia harus bicara jujur atau berbohong soal jumlah uang yang akan diberikan oleh keluarga calon suaminya. Namun Lina sama sekali tak menggubris kode dari putri kandungnya tersebut. Wanita paruh baya itu merasa kesal pada Vita karena sama sekali tidak mau keluar biaya untuk pernikahannya sendiri.“Vit, kenapa diam? Apa keluarga Surya tidak akan membantu biaya resepsi?” Baskoro kembali bertanya pada Vita karena putri bungsunya itu belum menjawab.“Mereka mau mem
Baca selengkapnya

Bab 59

“Isha, Vita, cukup! Kita itu sedang membahas hal yang penting, jangan malah ribut!” Baskoro menegur dua putrinya yang berselisih pendapat.“Vita, benar apa yang dibilang Ibu dan Isha, tidak usah bulan madu kalau tidak punya uang. Jangan hidup dengan gengsi kalau ingin hidupmu tenang dan bahagia,” imbuh pria paruh baya itu.Vita semakin cemberut karena tak ada satu pun yang membelanya. Bahkan calon suaminya sendiri juga tidak begitu menginginkan bulan madu. “Sekarang kita fokus membahas persiapan pernikahan saja. Tidak usah membahas lainnya,” tegas Baskoro.“Satrio dan Isha, bisa ‘kan mencari informasi gedung di dekat sini yang harganya terjangkau? Tidak usah terlalu besar, yang penting mudah diakses dan dicari,” Baskoro bicara pada anak dan menantunya.“Insya Allah bisa, Pak. Besok saya dan Dek Isha akan mulai mencari,” sahut Satrio.“Bu, mulai buat daftar apa saja yang harus disiapkan selain undangan dan katering.” Baskoro beralih pada istrinya.Lina mengangguk. “Menurut Ibu lebih e
Baca selengkapnya

Bab 60

Satrio jadi gelagapan begitu diberondong banyak pertanyaan oleh istrinya. Pria itu bingung harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Dia sampai meneguk ludah karena Isha terus menatapnya. Menanti jawaban.“Bang, kok malah diam?” Isha menegur suaminya yang tak juga bersuara. “Apa aku ga berhak tahu keluarga Bang Satrio?” Pria berambut ikal itu sontak menggeleng. “Bukan begitu, Dek. Abang bingung harus menceritakan dari mana karena hubungan Abang dan keluarga agak rumit,” kilahnya.Isha mengernyit. “Rumit gimana, Bang?”“Abang diminta pergi dari rumah sama orang tua Abang karena suatu hal, Dek. Abang baru boleh pulang kalau sudah sukses. Karena itu kemarin waktu kita nikah tidak ada satu pun keluarga Abang yang datang. Maaf ya, Dek. Bukan maksud Abang mau menutupi atau tidak jujur soal keluarga, tapi memang kondisinya yang belum memungkinkan,” papar Satrio. Isha menarik napas panjang usai mendengar penjelasan Satrio. Rasa sesal langsung menggelayut di hati karena mengungkit hal yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status