Share

Bab 51

“Bang, kita nanti tidur di atas laut ya?” Isha bertanya kala mereka menyusuri jalan yang dibuat dari kayu.

“Iya, Dek. Kenapa? Takut?” Satrio menoleh pada istrinya.

“Nanti kamarnya kena ombak ga, Bang?” tanya Isha lagi.

Satrio tersenyum. “Insya Allah enggak kalau ombak besar. Ini ‘kan letaknya di pantai yang dangkal dan ombaknya kecil, Dek. Ga usah takut ya, ‘kan ada Abang.” Dia mengangkat tangan Isha yang ada di genggamannya lantas mencium punggung tangan sang istri.

“Di sini letak cottage-nya mirip seperti di Maldives, Dek. Insya Allah suatu hari, Abang ajak Dek Isha ke Maldives yang asli. Sekarang di sini dulu, yang dekat,” lontar Satrio.

Isha melirik suaminya. “Memangnya Maldives itu apa, Bang?”

Alis tebal Satrio bertaut. “Dek Isha, tidak tahu Maldives?”

Isha mengangguk. “Kalau tahu ya aku ga akan nanya, Bang,” timpalnya.

“Maldives itu salah satu tempat bulan madu yang diimpikan banyak orang, Dek,” jelas Satrio.

“Itu di luar negeri ya, Bang?” Pertanyaan Isha itu dijawab Satrio deng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status