All Chapters of Dikira Pengangguran Ternyata Hartawan: Chapter 71 - Chapter 80

195 Chapters

Bab 71

Bakda Asar, Satrio dan Isha meninggalkan vila. Satrio mengenakan kemeja, blazer, dan celana bahan berwarna krem, sementara Isha mengenakan gamis semi formal berbahan satin yang warnanya senada dengan sang suami. Dress code pesta sore itu memang warna krem sesuai yang tertera di undangan.Meskipun riasan Isha hanya sederhana karena merias sendiri, dia tetap terlihat cantik alami. Isha diam-diam belajar merias wajah agar tidak membuat malu suaminya bila diajak bepergian. Setidaknya dia bisa mengaplikasikan dasar riasan dengan benar dan tidak terlihat berlebihan. Satrio memang tak peduli apa kata orang, tapi Isha peduli.Wajah Isha sekarang jadi lebih cerah dan terawat karena Satrio pernah mengajaknya ke salon kecantikan untuk mengecek kondisi kulit dan melakukan perawatan wajah. Sejak itu, dia jadi rutin menggunakan berbagai macam krim dan serum agar wajahnya terlihat lebih bersinar. Semua itu Isha lakukan demi Satrio. Dia juga ingin secantik Gwen yang kulit wajahnya terlihat kinclong d
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Bab 72

Isha tak langsung menjawab pertanyaan Satrio karena memikirkan jawaban yang tepat. “Aku penasaran saja bagaimana Bang Satrio yang orang biasa, bisa kenal sama orang-orang kaya seperti mereka. Biasanya ‘kan orang-orang kaya hanya bergaul dengan yang dari kalangan mereka saja,” cakapnya seraya memandang suaminya yang sedang fokus mengemudi.Satrio mengulum senyum, lantas mengerling sekilas pada Isha. “Tidak semua orang kaya seperti itu, Dek. Kebetulan teman-teman Abang itu low profile semua. Mereka mau berteman dengan berbagai kalangan dan tidak pernah membeda-bedakan dari mana asalnya,” jelas pria berambut ikal itu.“Jangan-jangan Bang Satrio sekolah di sekolahan elit jadi bisa berteman baik sama mereka?” Isha tampak masih belum percaya dengan penjelasan yang diberikan sang suami.Bukannya menjawab, Satrio malah tertawa. “Tidak semua orang kaya sekolahnya di sekolah elit, Dek. Banyak kok yang di sekolah negeri,” timpalnya setelah berhenti tertawa.“Mungkin karena aku sekolahnya tidak d
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Bab 73

Isha membalas tatapan sang suami. Entah bagaimana Satrio bisa tahu apa yang ada di hatinya. Apakah Satrio sekarang sudah bisa membaca pikiran?“Jangan sok tahu, Bang. Memangnya Bang Satrio bisa melihat isi hatiku?” kilahnya.“Kalau tahu apa yang jadi ganjalan di hati Dek Isha, Abang tidak akan bertanya, Dek.” Satrio menghela napas panjang. Dia tampak frustrasi karena istrinya tidak mau jujur.“Dek, kita sudah jadi suami istri selama tiga bulan. Sedikit banyak Abang jadi lebih mengenal pribadi Dek Isha. Abang tahu saat Dek Isha bahagia, marah, kesal, jujur, bohong hanya dengan melihat wajah Dek Isha,” papar pria berambut ikal itu.“Karena itu Abang mohon dengan sangat, keluarkan apa yang ada di hati Dek Isha biar Abang tidak merasa bersalah. Abang merasa gagal jadi suami karena tidak bisa membuat Dek Isha bahagia,” imbuhnya dengan wajah sendu.“Bang Satrio tidak salah, aku saja yang overthinking. Maaf karena sudah membuat hubungan kita jadi tidak nyaman, Bang,” lontar Isha yang jadi me
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 74

“Apa masih harus aku jawab, Bang?” Isha menatap lekat suaminya.Satrio mengangguk. “Biar Abang merasa lebih tenang, Dek,” jawabnya.Isha tersenyum pada pria yang sudah menghalalkannya itu. “Insya Allah aku sudah lebih percaya sekarang, tapi namanya manusia pasti ada rasa takut dibohongi meskipun persentasenya kecil. Maaf kalau apa yang aku katakan ini mengecewakan Bang Satrio karena aku tidak mau ada yang ditutupi lagi,” tuturnya.Pria berambut ikal itu pun membalas senyum sang wanita. “Abang ngerti, Dek. Abang akan melakukan yang terbaik biar Dek Isha bisa percaya penuh sama Abang,” timpalnya.“Makasih sudah mau mengerti, Bang.” Isha kemudian mencium pipi sang suami. Saat dia akan menjauhkan diri, Satrio menahan lantas menyatukan bibir mereka.Keesokan harinya, sejoli itu kembali turun saat matahari sudah tinggi. Satrio benar-benar memanfaatkan waktu mereka untuk memadu cinta sesuka hati. Tanpa harus menahan diri dan merasa malu karena bangun kesiangan. Asih tidak tampak di dapur, t
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 75

“Berani meninggalkan Abang ya. Awas kalau ketangkap, Abang hukum Dek Isha nanti!” Satrio kemudian mengejar istrinya yang berlarian seperti anak kecil. Isha tampak sangat gembira karena suaminya tak mampu mengejar dia. Padahal pria berambut ikal itu sengaja tak mengerahkan semua tenaganya untuk mengejar Isha. Dia ingin wanitanya itu menikmati kebebasan yang selama ini jarang didapatkan.Isha akhirnya berhenti berlari saat dia sudah merasa capek. Dia berdiri sambil berkacak pinggang menunggu sang suami menyusulnya. Saat itu barulah Satrio menghampiri istrinya dan langsung merangkul bahunya. “Abang bisa tangkap ‘kan sekarang. Tunggu hukuman dari Abang nanti malam.” Satrio mengedipkan sebelah mata pada sang belahan jiwa.Isha mencebik. “Ya jelas bisa menangkap soalnya aku berhenti berlari. Coba kalau enggak, pasti Abang ga bisa nangkap aku,” cakapnya dengan pongah.“Mau coba lagi? Ga butuh waktu lama, Abang pasti bisa menangkap Dek Isha. Tadi itu Abang sengaja ngalah, Dek.” Satrio berala
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 76

“Assalamu’alaikum.” Satrio mengucap salam begitu membuka pintu vila.“Wa’alaikumussalam,” sahut beberapa orang yang duduk di ruang tamu.“Den Bisma, itu Den Bhumi dan Neng Isha sudah pulang,” lontar Asih yang ikut duduk di ruang tamu. Dia dan suaminya ada di sana karena menemani pria yang tadi dipanggil Bisma.Seorang pemuda yang duduknya membelakangi pintu seketika menoleh. Dia sontak tersenyum lantas berdiri menghampiri Satrio dan memeluknya. “Kak Bhumi, akhirnya kita ketemu lagi. Kenapa ga pernah pulang?” ucapnya.“Bisma, lepas. Ga usah lebai gini.” Satrio mendorong pemuda yang wajahnya mirip dengannya itu.“Kak Bhumi, kenapa nikah ga bilang-bilang? Ini istri Kakak?” Pria bernama Bisma itu lalu beralih pada Isha. “Kakak ipar, kenalkan aku Bisma. Aku adiknya Kak Bhumi.” Dia tersenyum sambil mengulurkan tangan kanan.Isha menoleh pada Satrio sebelum menyambut uluran tangan pria yang mengaku adik suaminya. Sesudah Satrio mengangguk, dia baru menjabat tangan Bisma. “Saya Isha,” ucapnya
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 77

“Woi, kalem, Kak.” Bisma menimpali kakaknya dengan tenang. “Oke, aku akan bekerja sama. Jadi aku boleh menginap di sini ‘kan, Kak? Aku juga mau lebih mengenal kakak ipar,” ujarnya.Satrio mendesah. “Yang penting kamu jangan mengacaukan rencanaku,” timpalnya.“Siap, Bos.” Bisma melakukan sikap hormat dengan wajah ceria.“Aku ke kamar dulu.” Satrio kemudian bangkit dan beranjak dari sofa.“Buatkan aku keponakan yang lucu ya, Kak.” Teriakan Bisma itu sama sekali tak dipedulikan Satrio yang terus berjalan ke lantai dua. Menyusul sang istri tercinta.Satrio membuka pintu kamar dengan pelan tanpa mengetuk terlebih dahulu. Maksudnya ingin mengejutkan sang istri, tapi malah melihat Isha sudah terlelap dengan mengenakan setelan piama panjang. Istrinya pasti sangat lelah karena langsung tidur tanpa menunggunya. Pria berambut ikal itu kemudian menutup dan mengunci pintu. Dia tersenyum saat melihat pakaian tidurnya sudah disiapkan oleh sang istri dan diletakkan di atas tempat tidur. Hal itu memb
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 78

“Dek, nanti kalau Bisma ngomong macam-macam, ga usah ditanggepin ya. Dia orangnya suka usil,” pesan Satrio pada Isha sebelum mereka keluar dari kamar.“Memangnya dia menginap di sini, Bang?” Isha tampak terkejut.Satrio mengangguk. “Iya. Dia memang kadang suka menginap di sini kalau lagi suntuk. Pokoknya ingat pesan Abang tadi ya! Kalau bisa menghindar dari dia lebih baik,” tukasnya.“Kenapa harus menghindar, Bang? Adik Bang Satrio itu bukan orang jahat ‘kan?” Isha merasa heran mendengar ucapan suaminya.“Dia memang tidak jahat, tapi suka usil, Dek. Abang tidak mau Dek Isha diusili sama Bisma,” timpal Satrio sambil menatap istrinya.“Ya, udah. Kita turun sekarang, Bang. Aku ga enak sama Bi Asih karena selalu bangun siang selama di sini.” Isha melihat sekali lagi penampilannya di cermin sebelum keluar kamar. “Ga perlu, ga enak, Dek. Bi Asih sama Mang Ujang pasti juga paham.” Satrio kemudian menggandeng tangan Isha begitu keluar dari kamar.“Kaya keponakanku bakal segera launching nih
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Bab 79

Satrio dan Isha berpamitan pada Ujang dan Asih setelah semuanya siap. Mereka mengucapkan terima kasih karena telah disambut di sana dengan baik dan selalu disiapkan makanan. Keduanya juga minta maaf bila selama berinteraksi dengan pasangan paruh baya itu ada salah dan khilaf.“Kalian tidak berpamitan sama aku.” Tiba-tiba saja Bisma datang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana renang yang panjangnya di atas lutut. Badannya terlihat basah karena dia baru selesai berenang.Isha langsung memalingkan wajah begitu tak sengaja melihat penampilan adik iparnya. Meskipun sudah berulang kali melihat badan polos sang suami, tapi Isha tetap tak berbiasa melihat badan pria lain. Dia jadi kikuk sendiri.“Bisma, apa-apaan sih kamu ga pakai baju kaya gitu. Ga sopan tahu tidak!” Satrio meradang begitu melihat adiknya apalagi istrinya sampai memalingkan muka.“Iya-iya, aku pakai baju dulu. Lagian aku baru selesai renang, wajar dong ga pakai baju.” Bisma kembali ke kolam renang lalu mengenakan bat
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Bab 80

Isha membelalakkan mata begitu melihat apa yang terjadi di hadapannya. Satrio dipeluk seorang wanita muda. Bukannya menolak, suaminya malah balas memeluk dan mengelus punggung wanita tersebut. “Aku juga kangen,” balas Satrio. Tak tahan dengan semua itu, Isha memalingkan wajah. Istri mana yang tahan melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain. Selain merasa tak rela, hatinya pun nyeri. Apalagi Satrio seolah tak menganggap keberadaannya. Tak lama kemudian Satrio dan wanita itu mengurai pelukan. Dia meminta wanita muda itu duduk di sampingnya. Tanpa merasa bersalah, Satrio tersenyum pada Isha yang berusaha keras memasang wajah datar, padahal dalam hati dia ingin menangis dengan keras. Di saat Isha sudah percaya dan menyerahkan diri pada Satrio, tapi suaminya malah memeluk wanita lain di depan matanya. “Dek, kenalkan ini Nila, adik bungsu Abang. Nila, kenalkan ini istriku, namanya Isha.” Satrio memperkenalkan dua wanita itu secara bergantian. “Hah! Kak Bhumi sudah menikah?” seru wan
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status