Share

Bab 74

“Apa masih harus aku jawab, Bang?” Isha menatap lekat suaminya.

Satrio mengangguk. “Biar Abang merasa lebih tenang, Dek,” jawabnya.

Isha tersenyum pada pria yang sudah menghalalkannya itu. “Insya Allah aku sudah lebih percaya sekarang, tapi namanya manusia pasti ada rasa takut dibohongi meskipun persentasenya kecil. Maaf kalau apa yang aku katakan ini mengecewakan Bang Satrio karena aku tidak mau ada yang ditutupi lagi,” tuturnya.

Pria berambut ikal itu pun membalas senyum sang wanita. “Abang ngerti, Dek. Abang akan melakukan yang terbaik biar Dek Isha bisa percaya penuh sama Abang,” timpalnya.

“Makasih sudah mau mengerti, Bang.” Isha kemudian mencium pipi sang suami. Saat dia akan menjauhkan diri, Satrio menahan lantas menyatukan bibir mereka.

Keesokan harinya, sejoli itu kembali turun saat matahari sudah tinggi. Satrio benar-benar memanfaatkan waktu mereka untuk memadu cinta sesuka hati. Tanpa harus menahan diri dan merasa malu karena bangun kesiangan.

Asih tidak tampak di dapur, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status