All Chapters of Dikira Pengangguran Ternyata Hartawan: Chapter 131 - Chapter 140

195 Chapters

Bab 131

"Nanti berangkat Abang yang antar, Dek. Pulangnya baru sama Mama." Satrio mengatakan rencananya pagi ini saat mereka menyantap sarapan bersama.Isha sontak menatap suaminya. "Memangnya Bang Satrio ga ke kantor?" "Tetap ngantor, tapi setelah ngantar Dek Isha," jawab Satrio."Aku gapapa kok berangkat sama Pak Kasno. Bang Satrio langsung ke kantor saja." Isha tak mau merepotkan suaminya."Dek Isha, ga mau dianter sama Abang?" Raut wajah Satrio terlihat kecewa.Wanita yang mengenakan hijab berwana hijau sage yang senada dengan pakaiannya itu seketika menggeleng. "Bukan begitu, Bang. Aku cuma ga mau Bang Satrio meninggalkan kerjaan karena nganterin aku." Dia mengungkapkan alasannya."Ini 'kan hari pertama Dek Isha mulai sekolah kepribadian, jadi Abang mau nganterin. Hari ini akan jadi awal titik balik untuk Dek Isha, karena itu Abang mau ada di samping Dek Isha untuk menunjukkan dukungan Dek Isha dengan sepenuh hati dan cinta," terang Satrio. "Lagi pula Abang sudah mengosongkan jadwal pa
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 132

Selama hampir sebulan, Isha benar-benar sibuk mengikuti berbagai pelatihan dan kegiatan untuk mengembangkan dirinya. Dia hanya punya waktu santai saat akhir pekan yang tentu saja dihabiskan dengan suaminya. Kadang mereka staycation di puncak, hotel, atau di rumah saja.Di sela kesibukan, Isha dan Satrio tetap ikut menyiapkan resepsi pernikahan mereka. Laksmi memang sudah menyerahkan persiapan dan pelaksanaan resepsi pada wedding organizer, tapi tetap ada hal yang harus dilakukan sendiri seperti fitting baju, pemilihan undangan, suvenir, menu yang akan disajikan, dekorasi, dan yang lainnya. Pasangan pengantin baru itu tak banyak berperan karena Laksmi yang lebih banyak mengambil keputusan. Namun mereka tetap dibutuhkan kehadirannya."Bhumi, kapan kamu akan bilang sama orang tua Isha soal resepsi kalian?" Laksmi bertanya pada putra sulungnya saat Isha sedang mengepas gaun yang akan dikenakannya saat resepsi."Besok saja kalau waktunya sudah dekat, Ma. Mungkin seminggu sebelum resepsi at
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 133

Satrio seketika mengejar Isha yang berlari ke toilet. Karena kekhawatiran yang dirasakannya, dia tak peduli masuk ke toilet wanita, mengikuti istrinya. Membuat dua wanita yang berdiri di depan kaca terkejut melihatnya."Heh! Ini toilet wanita, ngapain kamu masuk sini? Mau ngintip ya?" Seorang wanita menegur Satrio dengan keras."Maaf, saya mengikuti istri saya yang baru masuk tadi," ucap Satrio sambil mencari bilik toilet di mana istrinya berada.Tak lama terdengar suara orang muntah di salah satu bilik. "Itu istri saya yang muntah." Satrio memberi tahu dua wanita tadi agar tidak salah paham dan menganggapnya akan berbuat mesum."Ya udah, dibantu istrinya. Tapi jangan lama-lama di sini," sahut wanita tadi.Satrio mengangguk lantas membuka pintu bilik di mana istrinya berada. Untung Isha tidak mengunci pintu, jadi dia bisa langsung masuk. Satrio langsung memegang tengkuk sang istri, lalu memijatnya dengan lembut. Isha terus mengeluarkan isi perutnya sampai tidak ada yang keluar dari m
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 134

Isha langsung mandi dan ganti baju begitu tiba di rumah. Sementara itu, Satrio menemui Marni di dapur. Dia minta dibuatkan teh jahe seperti yang disarankan mamanya. Sambil menunggu, Satrio memasukkan sebagian kotak makan ke kulkas, sebagian lagi dia berikan pada Marni untuk dibawa pulang karena tak yakin bisa menghabiskan semuanya dalam kondisi Isha yang kurang enak badan.“Teh jahenya mau diminum sekarang, Pak?” tanya Marni setelah selesai membuat pesanan sang majikan.“Satu cangkir saja, Bi. Sisanya dimasukkan ke termos. Nanti kalau Dek Isha mual lagi biar saya berikan ke dia,” jawab Satrio.“Loh, ini buat Ibu, bukan buat Bapak?” Marni memandang tuannya.“Iya, buat Dek Isha. Istri saya masuk angin, Bi. Tadi muntah pas mau nyoba makanan. Makanya kami pulang duluan. Mama sama yang lain masih di hotel,” terang Satrio.“Mungkin kecapekan juga, Pak. Ibu ‘kan sama sibuknya seperti Bapak,” timpal Marni sambil memasukkan teh jahe yang dia buat ke termos.“Saya ke atas dulu ya, Bi. Kalau pek
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 135

Satrio terbangun karena mendengar suara orang berlari di kamarnya. Pria itu gegas menoleh ke samping dan tak mendapati istrinya di sana. Kepalanya lantas menoleh ke arah kamar mandi yang terbuka pintunya.Pria berambut ikal itu dengan cepat menyibak selimut dan beranjak ke kamar mandi. Dia melihat sang istri kembali mengeluarkan isi perutnya di kloset. Satrio pun langsung membantu belahan jiwanya itu.“Kenapa tadi ga bangunin Abang, Dek?” ucap Satrio saat menuntun istrinya kembali ke tempat tidur.“Keburu muntah kalau bangunin Bang Satrio,” sahut Isha dengan badan lemas.“Minum teh jahe lagi ya?” tawar Satrio setelah memastikan istrinya duduk dengan nyaman.Isha mengangguk. “Ya, Bang.”Sesudah menuangkan teh jahe dari termos ke dalam gelas, Satrio memberikannya pada sang istri. “Diminum pelan-pelan, Dek,” ucapnya.“Kenapa ga dihabiskan?” tanya pria berambut ikal itu saat melihat masih ada sisa teh jahe di dalam cangkir.“Udah, Bang. Kalau kebanyakan nanti muntah lagi,” jawab Isha samb
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 136

Satrio terus tersenyum saat menunggu istrinya di IGD. Beberapa kali dia mencium punggung tangan belahan jiwanya itu sebagai wujud cinta dan terima kasihnya. “Bang, kenapa senyum terus dari tadi?” tanya Isha yang merasa heran dengan perubahan sikap suaminya dari panik tiba-tiba terlihat bahagia.“Insya Allah, kita akan mendengar berita bahagia, Dek.” Satrio memandang istrinya dengan penuh cinta.Isha mengernyit. “Berita bahagia apa, Bang?”“Dek Isha, kok ga bilang kalau telat haidnya?” Bukannya menjawab, Satrio malah balik bertanya pada istrinya.“Aku juga lupa, Bang. Kalau dokter tadi tidak tanya, aku juga tidak ingat. Bang Satrio ‘kan juga tahu kegiatanku padat setelah kita pindah rumah,” papar Isha.“Mulai sekarang harus dikurangi kegiatannya. Fokus ke pelatihan saja sama persiapan resepsi. Yang lain bisa dilakukan lain waktu,” lontar Satrio.“Kenapa harus dikurangi, Bang? Aku enjoy saja melakukan semuanya.” Isha keberatan dengan apa yang dikatakan suaminya.“Sekarang aja Dek Isha
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 137

Satrio menghentikan mobil di pinggir jalan begitu Isha mengatakan ingin makan bubur saat itu juga. Sekarang masih pukul 3.00 pagi, tentu penjual bubur yang biasa berjualan di pagi hari masih belum menggelar dagangannya. Otak pria berambut ikal itu pun bekerja, mencoba mencari solusi. Satrio membuka aplikasi andalan semua orang untuk mencari informasi. Dia menulis kata kunci ‘bubur 24 jam di Jakarta’, tak lama setelah itu bermunculan berbagai informasi yang dibutuhkannya. Setelah menemukan lokasi penjual bubur 24 jam yang terdekat, Satrio pun mulai melajukan lagi kendaraannya.“Dek, kita sudah sampai.” Satrio membangunkan Isha saat mereka sudah tiba di warung bubur.Isha membuka mata perlahan-lahan. Keningnya mengerut saat mengumpulkan kesadaran. Tadi dia ketiduran saat menunggu Satrio mencari informasi warung bubur yang masih buka. Entah ini efek hamil atau karena kondisi badannya yang masih belum fit, hingga Isha sangat mudah tertidur.Satrio turun dari mobil terlebih dahulu. Sepert
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 138

“Yang jual siomai sebelah mana, Dek?” tanya Satrio yang melajukan kendaraannya dengan pelan begitu Isha memintanya menurunkan kecepatan mobil.“Biasanya di depan situ, Bang. Sebelahan sama yang jual bakwan kawi,” jawab Isha sambil melihat deretan penjual kaki lima yang ada di dekat tempat kerjanya dahulu.“Kok ga ada sih?” gerutu Isha karena tak melihat penjual siomai langganannya.“Kelewat mungkin, Dek. Abang parkir mobil dulu ya biar bisa nyari sambil jalan kaki.” Satrio memasukkan mobilnya di halaman tempat kerja Isha dahulu dan memarkirkan di sana.“Bang, kok parkir di sini! Nanti dimarahin loh sama yang punya toko.” Isha menegur suaminya yang parkir sembarangan.“Ga akan ada yang marahin, Dek. Tenang saja,” ucap Satrio dengan santai. Seperti biasa dia keluar dari mobil terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk istrinya.Tanpa diduga seorang pria yang keluar dari ruko tersebut mendekati Satrio dan menyalaminya dengan penuh hormat. “Tumben ke sini sendiri, Pak. Biasanya Pak Bayu,
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 139

Satrio dan Isha pergi ke kontrakan penjual siomai, lima belas menit sebelum waktu yang ditentukan. Mereka sengaja datang lebih awal, dengan harapan Isha bisa lebih cepat menikmati siomai yang sudah matang karena bumil itu sudah begitu mendambakan makanan tersebut.Satrio memesan sepuluh porsi siomai. Satu porsi untuk dimakan langsung, sementara sisanya dibawa pulang untuk dibekukan di freezer. Satrio sengaja melakukannya agar tidak repot lagi kalau Isha sewaktu-waktu ingin makan siomai langganannya. Mereka tinggal memanasinya, dan tidak perlu datang ke sana. Sungguh pemikiran yang cerdik ‘kan!Satrio membayar lima kali lipat dari harga normal begitu siomai diberikan padanya. Bukan penjual siomai yang meminta, tapi Satrio yang menawarkan harga tersebut agar sang penjual bersedia membuatkan siomai untuk istrinya. Uang bukan masalah untuk Satrio, yang penting apa yang diinginkan Isha bisa didapatkan.Wajah Isha langsung semringah begitu seporsi siomai sudah ada di tangannya. Binar di mat
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 140

“Dek Isha, curang!” Satrio menggerutu karena pada akhirnya dia yang menghabiskan siomai karena Isha hanya memakan potongan yang kecil. Membuat perutnya jadi terasa begah. “Ih, siapa yang curang, Bang. Kan sesuai kesepakatan, Bang Satrio dua kali suapan, aku sekali,” sanggah Isha sambil mengulum senyum.“Tapi potongan siomai Abang lebih besar dari Dek Isha,” tukas pria berambut ikal itu.“Ya, salahin tukang siomai-nya yang motongnya ga rata, Bang.” Isha membela diri.“Iya—iya, Dek.” Satrio memilih mengalah daripada berdebat dengan istrinya yang sedang hamil muda.“Bang, kita kasih tahu Bapak kapan?” Isha menoleh ke samping kanannya.“Abang ikut Dek Isha saja. Tapi sebaiknya setelah kita periksa ke dokter kandungan,” timpal Satrio seraya mengerling pada istrinya.“Aku udah ga sabar mau periksa ke dokter terus kasih tahu kabar gembira ini ke Bapak,” lontar Isha yang sudah membayangkan kebahagian bapaknya saat tahu dia sedang hamil.“Dek Isha, ga ada maksud buat menyaingi Vita ‘kan?” Sat
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status