Penghangat Ranjang Kesayangan Tuan Idola의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70

128 챕터

61. Bagaimana Caramu Membayar Hutangnya?

Drrrttd… ddrtdd… drttd…Drrttdd… drttdd…Raditya sangat terganggu dan kesal karena suara dari ponselnya diatas meja, di samping tempat tidurnya.Dia berbalik badan membelakangi keberadaan ponselnya, dan menutup telinga dengan bantal, tapi tetap saja suara-suara itu mengganggu pendengarannya.“Akh! Apa-apaan sih ini?” hingga akhirnya, Raditya pun terbangun, melemparkan bantal yang tadi dia gunakan untuk telinganya. Suara getaran dari ponselnya masih terus berlanjut. Dengan tubuh telanjang, dia turun dari ranjangnya dan meraih ponselnya.“Awas saja kalau tidak ada yang penting sampai kau terus menghubungiku.”“Apa ini? Kenapa perempuan ini meneleponku tengah malam?” Radit melihat jam di dinding kamarnya, menunjukan angka 1 dini hari. Bukan tengah malam lagi seperti perkiraannya.“Hallo! Apa-apaan kau ini, hah? Apa kau tidak tahu ini jam berapa?”“Maaf, selamat malam Pak. Apa benar saya berbicara dengan Pak Raditya?”“Apa? I-iya, ini siapa?”‘Kenapa malah suara pria?’“Kami dari kepolisi
last update최신 업데이트 : 2024-10-07
더 보기

62. Gadai

Setelah giliran Raditya yang berbicara pada mereka, dan Vanesha hanya duduk di diam mengamatinya, barulah polisi mengijinkan Vanesha pergi dengan jaminan dari Raditya.Memang masalahnya sudah selesai, tapi Vanesha tetap tidak merasa lega. Bagaiana tidak? Karena dia sudah menyetujui perjanjian untuk membayar hutang piutang pada Raditya.“Ayo, semuanya sudah selesai. Sekarang, kau ikut aku.” Ucap Raditya menghampiri Vanesha sekaligus menyimpan kartu ATM-nya kedalam dompet.“Saya….”Baru satu kata yang keluar dari mulut Vanesha, Raditya mulai curiga, “Kenapa? Jangan bilang kau berubah pikiran. Karena aku tidak memaksamu untuk melakukan itu, kau sendiri yang-“Bu-bukan! Bukan… itu.”‘Walau sebenarnya aku memang tidak ingin.’“Aku harus pergi ke rumah sakit dulu.”Raditya mengira kalau Vanesha mengalami luka, sehingga dia melihat keadaan gadis itu mulai dari kaki dan wajahnya.“Bukan saya, tapi… untuk ayah saya.”“Ayahmu?”“Iya. Saya terburu-buru pulang sampai menabrak mobil orang itu, kar
last update최신 업데이트 : 2024-10-07
더 보기

63. Ikutan Pingsan

Sesampainya di rumah sakit, Vanesha ingin melihat keadaan ayahnya yang belum sadarkan diri.“Ya Tuhan, Ayah… hiks… hiks…” tak tertahankan lagi, airmatanya pun keluar menangis melihat keadaan ayahnya yang hampir seluruh bagian tubuhnya dibalut perban.Vanesha mendamkan kepalanya diatas dada ayahnya, tanpa menekan lebih berat. Sangat, sangat menyedihkan.‘Ya ampun, ada apa dengan pak tua ini? Sampai keadaannya seperti ini?’ Raditya saja, juga terkejut. Karena sebelumnya sudah pernah bertemu, tapi pertemuan yang sekarang, membuatnya tidak tahu harus berkomentar apa.“Mas, Mas, pacarnya?”“Mas, boleh minta nomor teleponnya?”Baru saja Raditya terharu dan kasihan, sekarang jadi emosi lagi karena ulah dua tetangga yang bertanya yang tidak dia sukai.“Bi, ibu.. hiks… ibu ada di mana? Kenapa dia… hiks… tidak ada di sini?”“Akh… gak usah ditanya lagi dah tuh emak tiri loe. Dia kabur lagi sama anak-anaknya, makanya ayahmu mengejarnya tapi rupanya malah kecelakaan ditabrak mobil. Mana mobilnya l
last update최신 업데이트 : 2024-10-07
더 보기

64. Memberi Selimut Padanya

“Aku baru mengetahui kalau ternyata Vanesha punya ibu tiri. Itu artinya, kau menikah lagi?”Bayu hanya diam.“Hah… kenapa setiap ‘Ayah’, selalu saja memiliki banyak kesamaan, apalagi menikah lagi, memiliki isteri lebih dari satu.”Bayu sedikit tidak mengerti apa maksud dari Raditya berbicara seperti itu.“Menikah lagi, lalu punya anak dari isteri lainnya, dan melupakan anak sebelumnya. Karena alasan sudah tua dan berpenyakitan, sekarang tidak bisa mencari uang dan membebankannya pada anak dari isteri sebelumnya karena dia yang paling dewasa. Benar-benar ‘Ayah’ yang egois.” Sindiran itu bukan hanya untuk ayah Vanesha, tapi juga untuk ayahnya sendiri.“Ta-tapi, Tuan. Saya tidak memiliki anak dari isteri kedua saya-“Masih saja ada yang dijadikan sebagai jawaban pembelaan diri.”Bayu menundukan kepalanya. Walau tidak mengerti semua yang Radit katakan, tapi inti dari pembicaraannya, Bayu masih mengerti. Apalagi, rasa bersalahnya selalu saja menetap didalam hati dan pikirannya.“Apa kau ta
last update최신 업데이트 : 2024-10-08
더 보기

65. Karena Kau Harus Patuh Padaku

“Kejadiannya begitu cepat, Nak. Sejak kamu pergi dengan majikanmu, ibu tirimu bertingkah lagi. Awalnya, hari pertama, dia baik. Menyiapkan sarapan dan memperhatikan Ayah. Tapi, keesokan harinya, tiba-tiba orang-orang yang waktu itu datang, datang lagi menagih hutang ibumu. Ayah… Ayah hampir tidak percaya, tapi Gema dan anak-anaknya tidak pulang. Giliran pulang, hanya ingin mengambil sertifikat rumah kita saja, lalu kabur lagi. Ayah mengejarnya, tapi…. Ayah malah kecelakaan.”Vanesha tahu, kalau berat rasanya Ayahnya menceritakan semua kejadiannya. Vanesha mau marah pun, pada siapa? Tidak mungkin pada ayahnya, karena dia juga merasa bersalah.“Kamu pasti sudah bosan mendengar permintaan maaf dari Ayah. Demi keegoisanku, kamu jadi menderita seperti ini.”“Sudah, Ayah. Jangan dibahas lagi. Sekarang, Ayah harus sembuh. Aku akan mencari ibu, dia pasti gak jauh dari rumah kita. Buktinya, kenapa dia tahu kalau hutang sebelumnya sudah lunas? Pasti ada tetangga yang tahu dia sembunyi di mana.”
last update최신 업데이트 : 2024-10-08
더 보기

66. Rumah Di Gembok

Karena permintaan Bayu, akhirnya dia pun boleh keluar dari rumah sakit, setelah berada di sana lebih dari satu Minggu. Selama Bayu di rawat di rumah sakit, Vanesha bolak-balik keluar masuk ruangannya karena harus mengantarkan dan menjemput majikannya yang sibuk syuting.Dan hari ini, disaat Bayu akan pulang, Raditya juga ada di sana.Dengan memakai kursi roda, Bayu duduk di sana, dan Vanesha yang mendorong di belakang. Hanya mereka bertiga saja keluar dari sana. Bahkan, Radit sendiri yang menaikan Bayu untuk masuk kedalam mobil dengan menggendongnya.“Terima kasih, Tuan.” Ucap Vanesha.“Kau mau duduk di mana?” tanya Radit menahan Vanesha yang hendak duduk di kursi kemudi, “Saya.. mau mengemudi mobilnya?” tampak kebingungan.“Biar aku saja, kau temani ayahmu di belakang.”“Oh? Tapi…Raditya tidak mau mendengarnya dan sudah masuk ke dalam mobil.Sengaja, Radit membeli kursi roda untuk digunakan Bayu, karena kakinya masih belum bisa berjalan dengan normal dan masih dipakai penyanggah.Se
last update최신 업데이트 : 2024-10-09
더 보기

67. Bukti Ancaman

Pemimpin dari mereka, sudah berdiri di depan Vanesha, dia melihat dengan dekat bagian tubuh Vanesha, apalagi dibagian dadanya, sampai Vanesha memiringkan tubuhnya.“Hey!” bos nya menyentuh dagu Vanesha, tapi wanita itu menepis jari itu dari wajahnya karena merasa jijik.“Jangan tidak sopan. Kau tahu sekarang situasi kalian kan?”“Apa yang kau lakukan? Aku kan sudah bilang, jangan kasih pinjam lagi ibu tiriku meminjam uang dari kalian, tapi kenapa kau masih memberinya? Dan, kenapa malah menangihnya pada kami?”“Cuih!” pria itu buang ludah ditanah untuk menggertak Vanesha.“Siapapun, kalau dia bilang sanggup untuk bayar hutang, kami akan kasih pinjam uangnya. Apalagi… bukankah hubungan keluarga kalian sangat harmonis? Hm?” dia menjulurkan lidah dan mengedipkan sebelah matanya.“Pak, kami tidak tahu menahu hutang itu. Tolonglah Pak, cari saja si Gem aitu, jangan mengganggu kami, apalagi puteri saya.”“Diam Pak Tua!” dia menendang roda kursi rodanya. Tapi, dia melihat ada Raditya di sana,
last update최신 업데이트 : 2024-10-09
더 보기

68 Kau Dan Siapa?

Sekarang semua sudah diberikan dan sudah selesai. Gembok yang sengaja di kunci, sudah terbuka, sertifikat juga sudah di tangan, hutang pada mereka juga lunas, walau tetap masih ada hutang dengan Raditya.“Sepertinya, kalian jangan tinggal di sini dulu. Aku rasa, ibu tirimu akan datang lagi ke sini, dan melakukan hal yang sama.” Ucap Raditya, “Rumahnya juga sangat berantakan. Apa rumah ini masih bisa disebut sebagai tempat tinggal?” Raditya saja sampai tidak tahu mau duduk di mana saking kotor dan berantakannya. Dia hanya berdiri dan melihat sekitar rumah itu.“Kami mau tinggal di mana lagi? Kami juga tidak ada apa-apa sekarang.”“Ayah, sebaiknya kita jual saja rumah ini dengan harga yang murah.”“Vanes, memangnya ada yang mau membeli rumah seperti ini? Apalagi kata Tuan Radit, rumah ini seperti tidak layak untuk di tempati. Dan bagaimana kalau Gema dan anak-anaknya datang lagi ke sini?”“Vanesh, apa kau punya foto ibu tirimu itu? Oh…” Radit melihat ada satu foto yang dibingkai, “Tidak
last update최신 업데이트 : 2024-10-09
더 보기

69. Penguntit

“Jadi, begitu ceritanya? Dan yang menolong kalian… Raditya sendiri?”“Iya, Pak. Saya… saya banyak berhutang dengan tuan Raditya. Berhari-hari, dia yang selalu membantu kami. Jadi, tolong jangan marah padanya.”‘Aneh. Tidak pernah Raditya memberikan perhatian khusus pada siapapun. Bahkan pada asistennya yang sebelumnya.’“Tidak, mendengar penjelasan dari kamu, tidak mungkin aku memarahi anak itu. Memang, aku terkejut. Karena… ya, kau juga pasti tahu kan.”“Pasti Tuan Radit belum pernah begitu pada siapapun?”Hendrik mengangguk.“Tapi, kau bilang tadi, kalau ada yang mengikuti kalian?”“Iya Pak. Saya tidak tahu karena tuan Radit tidak mengatakan apa-apa. Mungkin, sejak kemarin, tapi tidak tahu kapan pastinya orang itu mulai mengikuti tuan Radit. Saya juga punya foto mobil yang orang itu gunakan.”“Kalau begitu, tolong tunjukan padaku ya. Aku juga ingin memeriksanya.”“Ada, ini Pak.”Hendrik dan Vanesha berbicara sedangkan Radit mulai syuting. Untungnya Raditya bisa melakukannya tanpa ha
last update최신 업데이트 : 2024-10-10
더 보기

70. Tumpukan Uang

“Dimana anakku, Desi? Apa dia ada di sini?” tanya Gema paa Joko. Mereka, malah datang ke rumah Joko. Bukan untuk tinggal menetap bersembunyi di sana, tapi hanya untuk mencari Desi, yang sudah berapa hari tidak pulang ke rumah sejak mereka berada di rumah Vanesha.“Apa? Dia tidak ada di sini. Kan kau bilang, dia akan ikut padamu pulang.”“Tapi gak ada. Kemana dia ya?”‘Sebenarnya baru tadi malam anak itu ada di sini, tapi dia sudah pergi. Semoga saja kalian tidak bertemu karena dia akan mengadu pada wanita jelek ini.’ Pikir Joko.“Bu, terus gimana? Kata Ibu, kita akan pergi jauh dari kota ini.” Kata Melody.“Sshht…” Gema menyuruh anak pertamanya untuk diam, tapi Joko sudah dengar, “Kalian mau pergi? Ke mana? Bukannya kalian mau tinggal lagi di sini?”“Akh… iya Bang. Tapi nanti dulu. Soalnya, kami kan bertengkar dengan bapaknya si Panesh, jadi kami pergi dulu agak jauh, biar Abang gak kena marah. Kan, kita sama-sama malu nanti kalau di grebek.”Joko tidak suka mendengarnya. Dia mendekat
last update최신 업데이트 : 2024-10-10
더 보기
이전
1
...
56789
...
13
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status