All Chapters of Penghangat Ranjang Kesayangan Tuan Idola: Chapter 51 - Chapter 60

128 Chapters

51. Kembali Pulang

Vanesha turun dari mobil, dan para tetangga sudah berdiri disekitar mobil untuk melihat siapa pemilik mobil tersebut.“Anda mau langsung pergi, atau mau turun dan bertemu dengan ayah saya, Tuan?” tanya Vanesha pada Raditya yang masih duduk di dalam mobil.“Tidak, aku mau langsung pulang saja. Aku merasakan aura negatif di sini.” Maksudnya adalah para tetangga yang sedang mengintip. Raditya tidak mau mereka melihatnya dengan tatapan sinis dan penasaran.“Kalau begitu-“Vanesha? Kamu sudah pulang?” mungkin karena mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah, dan hapal juga karena waktu itu puterinya pernah membawa mobil dengan suara yang sama, makanya Bayu segera keluar, membukakan pintu untuk puterinya.“Ayah. Kenapa Ayah keluar dari kamar?”“Ayah membukakan pintu untukmu, Nak. Kau…” Ayah dan Raditya saling bertemu mata, “Siapa dia Nak?”“Mmm, Ayah, dia adalah majikanku.” Vanesha menjawabnya dengan berbisik.“Majikanmu? Ayah ingin bertemu dan bicara padanya.” Bayu berjalan kearah
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

52. Kemarahan Yang Memuncak

“Kalian mau ke mana?” Joko baru bangun. Dia melihat Gema dan Melody bersiap pergi dari rumahnya.“Mas, kami mau pulang dulu ya.”“Pulang? Kok cepat sih Sayang?”“Iya nih Mas. Nanti kita main ke sini lagi.”“Oh, iya, iya. Hati-hati di jalan ya. Itu, si Desi gimana? Dia tadi pagi berangkat sekolah kan?”“Iya Mas, aku sudah kirim pesan padanya untuk langsung pulang ke rumah saja nanti.”“Begitu ya. Nanti sampai di rumah, kabarin Mas ya. Jangan ragu untuk datang lagi ke sini, Melody juga.” Joko ingin menyentuh pipi Melody, tapi gadis itu menjauhkan wajahnya karena jijik. Gema menasihati puterinya agar bersikap bosan, dan sebenarnya Joko kesal karena diabaikan, “Tidak apa-apa, jangan marahi Melody. Kalian naik apa? Punya ongkos?” Joko mengeluarkan dompetnya.“Mau naik angkot aja Mas, biar ongkosnya cukup.” Padahal dia masih punya uang untuk bisa naik taksi, dan malah itu masih banyak.“Jangan dong, jangan naik angkot umum, naik taksi saja. Ini, ambil ini buat bayar ongkos kalian ya.” diber
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

53. Obat Tidur

“Bu? Bu?”“Eh… Desi sudah pulang sekolah ya.” bukan ibunya yang keluar, tapi Joko. Joko keluar dari kamarnya hanya memakai sarung dan kaos dalam.“Om, ibuku di mana ya?” tanya Desy yang baru pulang sekolah.“Om gak tahu. Mungkin dia keluar sebentar. Kamu mau ganti baju dulu, Des?”Desi tidak nyaman, tapi tidak berani menunjukannya.“Oh iya Des, pijitin Om lagi dong. Bahunya sakit banget nih. Nanti Om kasih uang jajan lagi kayak waktu itu. Uang jajannya lumayan besar loh.” Joko berusaha membujuk dan merayu Desy.“I-iya Om. Desi ganti baju dulu.”“Iya, iya, Om tunggu di kamar ya.”Joko melihat Desi yang masuk ke dalam kamar, biasanya dia dan ibunya pakai buat tidur. Tanpa merasa curiga sedikitpun tentang keberadaan kakak dan ibunya, Desy hanya mengganti pakaiannya.Tidak lama kemudian, Desi masuk ke dalam kamar Joko, “Om?”“Kamu sudah datang, Desi?” Joko menaikan sarungnya keatas, dan jadi lebih pendek ke bawah.“Nih, tadi Om buatin kamu jus mangga, kamu suka jus mangga kan?”Desi mener
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

54. Alat Pelampiasan Nafsu

“Hmm…” Desi membuka matanya pelan.‘Aku ada di mana? Rasanya kepalaku berat sekali.’ Desi berusaha mengangkat kepalanya, “Hm? Kenapa aku ada di sini?” dilihat dirinya berbaring di kamar orang lain.“Kau sudah bangun, Desi?” Joko masuk lagi ke kamarnya.“Om? Ke-kenapa aku di… sini? Akh… shh… sakit.” Desi merasa bagian bawahnya perih, “Om! Apa yang kau lakukan padaku?!” Desi berteriak.“Sshhhtt, pelankan suaramu kalau kau tidak mau malu.”Desi menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Dia sangat takut, untuk menjerit saja pun suaranya serak.“Rupanya kau sudah tidak perawan ya? Sayang sekali, aku jadi kecewa. Padahal, kalau kau perawan, rasanya pasti lebih nikmat.”Desi berusaha menjauh dari pria mesum itu.“Bagian bibir bawahmu juga, bentuknya sudah seperti jengger ayam. Bagaimana reaksi ibu dan kakakmu kalau tahu kau sudah jadi anak nakal ya?”“Om, ja-jangan beritahu Ibuku. Aku mohon.”“Sssh… tenang saja. Om tidak akan memberitahukannya. Tapi, kau tahu kan?” Joko mengusap pipi
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

55. Ada Yang Mengikuti

Raditya sebenarnya sengaja menunggu kedatangan Vanesha. Awalnya menunggu, malah ketiduran sampai Vanesha datang membangunkannya. Karena ada kesempatan, dia pun menarik Vanesha untuk berbaring disampingnya.Aroma shampoo dari rambut Vanesha yang sudah kering, tercium dihidung Radit.Untungnya Vanesha sempat menyilangkan kedua tangan di dadanya sebelum pria itu menyentuh atau mungkin meremasnya. Tapi, dia harus pasrah ketika tangan itu malah meremas perutnya.“Tuan, apa masih belum cukup? Anda harus bangun. Kalau anda terlambat, sutradara dan pak Hendrik juga akan memarahi saya.”Deg! Deg! Deg!Saking punggungnya menempel dengan dada Radit, dia bisa merasakan detak jantung Raditya yang berdetak normal.Terasa geli, rupanya Raditya menempelkan bibirnya dikulit leher belakang Vanesha. Bulu kuduknya sampai berdiri karena merinding.“Akh! Anda tidak bisa begini terus!” dia berusaha mengumpulkan tenaganya untuk melepas diri dari pelukan itu. Bukannya melepaskan Vanesha, malah Radit mendesah
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

56. Makanan Bekas

“Bagus, aku sudah mendapatkan foto yang terbaik. Dia pasti akan malu dan memohon padaku untuk tidak menyebarkan foto ini.”Scene pertama sudah selesai dilakukan, dan sekarang sedang break syuting. Raditya duduk di kursi yang selalu Vanesha bawa dan di simpan di bagasi mobil.“Tuan, ini minuman anda.” Vanesha memberikan satu botol air mineral yang dingin.“Apa kau bawa hamburger yang aku minta?”“Iya, Tuan. Ini.”Raditya hanya mengambil satu bagian saja, “Sisanya kau makan saja.”“Hm? Ini buat saya, Tuan?”“Jangan banyak tanya sebelum aku berubah pikiran.”“Iya, iya, terima kasih, Tuan.”‘Asik, dapat hamburger yang banyak keju dan dagingnya.’Vanesha tidak ingin makan didekat majikannya karena ada beberapa artis lain dan orang penting di sana. Dia tidak ingin mengganggu atau menjadi pusat perhatian.‘Gak ada Lili, rasanya asing banget karena harus sendiri di sini.’“Hey kau!”“Iya?” dengan mulut yang mengunyah, melihat seorang wanita berdiri di sampingnya.“Kau pelayannya Raditya kan?”
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

57. Tidurlah Bersamaku

“Lili….” Betapa senangnya Vanesha ketika melihat Lili bersama artisnya di lokasi syuting. Lili dan Vanesha saling berpelukan di depan para majikannya.“Akh… aku senang sekali melihatmu di sini.” Ucap Vanesha dengan wajah melas seperti baru mendapatkan cahaya harapannya.“Lebay sekali!” sindir Raditya menikmati air minumnya.“Hay Radit, apa kabar?” Almira menyapa Radit yang menjadi lawan mainnya di film tersebut.Apa yang Radit lakukan? Dia dengar, tapi dia malah mengabaikannya.‘Apa majikanku gak bisa gitu membalas sapaan orang lain dengan tulus?’“Nona Almira, apa kabar?” agar tidak merasa tersinggung dan malu, Vanesha menyapanya duluan.“Vanesh, kabar baik. Kamu gimana? Apa kamu masih betah bekerja dengannya?” liriknya pada Radit.“Kabar saya juga baik kok, Nona. Saya….” Dia juga melirik Radit, “Saya masih betah bekerja pada tuan Raditya.”“Aku pikir kamu gak betah. Secara, dia memiliki sifat acuh maksimal seperti itu.”“Vanesh! Apa yang kau lakukan? Cepat bawakan selimutku!”“Iya T
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

58. Pelayanan Apa?

“Kau pasti berniat untuk tidur di lantai kan?”“I-iya. Karena, tidak mungkin kita berdua tidur di tempat tidur yang hanya ada satu ini, juga… kecil.”Brugh!Radit ikut berbaring dan memeluk Vanesha dari belakang dengan posisi miring.‘Dia berulah lagi. Kenapa pikirannya mesum terus?’“Kau lihat kan, ternyata tempat tidur ini muat untuk kita berdua.”“Tidak, ini tidak muat. Tidak mungkin kita tidur seperti ini sepanjang malam. Saya juga… tidurnya berantakan. Biarkan saya tidur di lantai… akhh…!” ketika Vanesha ingin bangun, Raditya mengangkat kakinya dan meletakannya diatas pinggang Vanesha, sedangkan tangannya menarik tangan Vanesha agar berbaring lagi.“Tuan! Saya harus pindah!”“Diam dan jangan bergerak! Aku mengantuk, tidur saja!”“Sudah saya bilang, saya tidak bisa tidur seperti ini-“Kalau kau banyak bergerak dan tidak mau tidur, aku akan menciummu sekarang.”Vanesha menyembunyikan wajahnya, terutama bagian mulut.Tok! Tok! Tok!“Radit, apa kau sudah tidur?”Mereka berdua melihat
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

59. Hisap Jariku!

“Pelayanan seperti apa? Pelayanan… khusus?”“Akh, masa kamu gak mengerti sih, Vanesh? Itu loh, ‘Penghangat ranjang majikan’. Kamu pasti pernah dengar atau melakukan itu kan?” ucap salah satu dari mereka.“Apa? Ti-tidak, tidak ada yang seperti itu.”“Masa sih? Padahal kamu cantik, apa Radit gak pernah menggodamu?”“Aku bisa percaya kalau Radit tidak menggoda Vanesha, kenapa? Karena Radit kan, anti sama perempuan. Malahan, aku lebih sering mendengar kalau dia lebih sering melakukan sex dengan sesame pria saja.”“Wah… kok kamu tahu, Lin?”“Selain aku sebagai asisten artis, aku juga ‘mata-mata’ dari artisku loh. Lalu bergosip bersama.” Ucap Linda dengan bangganya.“Tidak!” Vanesha membantahnya dengan tegas. Dia marah. Dia benci jika ada orang yang menghina majikannya. Walau mengesalkan, tapi apa yang mereka katakan, tidak benar.“Tuan Radit tidak seperti itu, dia tidak pernah bermain dengan laki-laki. Itu hanya rumor saja.”“Vanesh, kau kan baru beberapa bulan jadi asistennya, dan juga it
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

60. Tabrakan

Raditya malah mendorong jarinya untuk masuk lebih dalam ke dalam mulut Vanesha. Karena untuk menjaga kemudi mobilnya, Vanesha hampir kesulitan menarik dan mengeluarkan tangan Radit dari mulutnya, dan membuatnya kesulitan bernapas.Mau tidak mau, “Akh… sshh! Kurang ajar! Berani sekali kau menggigit jariku!” Radit merintih kesakitan karena jarinya digigit. Untunya, Radit mengeluarkan jarinya.“Maafkan saya, itu karena anda sendiri. Ngapain anda memasukan jari anda ke dalam mulut saya?”“Kan aku hanya ingin menyuapimu camilan tadi!”“Keripiknya saja, bukan dengan jari anda juga.”“Dasar kau, tidak sopan!”“Kalau anda ingin membersihkan jari anda, bisa pakai air saja kan? Dibelakang masih ada air botol mineral, pakai itu. Kalau saya jadi tidak fokus ketika mengemudi, kita akan kecelakaan, dan pastinya saya yang akan anda salahkan nantinya.”“Banyak alasan!”Vanesha sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah majikannya.Raditya memeriksa jarinya, “Sial, jariku langsung berdarah.”Karena s
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status