All Chapters of Penghangat Ranjang Kesayangan Tuan Idola: Chapter 31 - Chapter 40

128 Chapters

31. Minta Maaf

Raditya mencium bibir Vanesha. Setiap Vanesha bergerak ingin menghindar, Radit akan semakin dalam menjepitnya dengan ciuman. Ciuman yang diiringi dengan rasa kesal, marah, benci, dan cemburu. Ciuman yang liar sesekali menggigit kulit empuk itu.Radit bahkan menekan Vanesha dengan tubuhnya sampai bagian-bagian vital dan sensitif saling bersentuhan dan bergesekan.Dan karena samar-samar melihat air mata yang keluar dari Vanesha, barulah Radit melepaskan ciumannya.Selain kesulitan bernapas dan rasanya dia lelah, Vanesha yang tadinya berdiri, merosot turun kebawah sampai dia jongkok dan menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.Kesadaran Radit muncul. Dan sekarang, dia merasa bersalah pada wanita itu.‘Apa yang aku lakukan?’“Vanesh-“Cukup! Tolong… tolong jangan ganggu saya lagi!” suara yang gemetar, takut tapi tidak bisa menahan pelecehan yang dia rasakan beberapa kali.“A-aku minta maaf.” Raditya juga ikutan jongkok, mengusap rambut Vanesha yang berantakan karena ulahnya.“Jangan
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

32. Penyuka Pria?

“Aku bisa melaporkan Ibu pada polisi dan memasukanmu ke dalam penjara karena sudah mencuri uangku! Apa Ibu mau?”Gema, dia menurunkan tangannya ketika mendapat ancaman. Bukan hanya Gema, Melody dan Desi khawatir, dia memeluk ibunya saking takut. Melihat adik tirinya yang khawatir, muncul rasa kasihan dari Vanesha.“Jadi, tolong jangan ganggu Ayah dengan bicara yang tidak-tidak! Selama Ayah sakit, dia tidak pernah merepotkanmu. Sudah berapa kali Ayah pingsan dan masuk rumah sakit, apa kalian pernah menjaganya? Tidak kan? Sebenarnya, kalau boleh jujur, bukan Ayahku yang jadi beban disini, tapi Ibu dan kedua anak-anakmu!”“Vanesha, sabarlah. Jangan menyakiti mereka.” Bayu membujuk puterinya untuk meredakan emosinya. Memang, Gema sangat banyak kesalahannya di sini.“Ayah, masuklah ke kamar. Aku juga ingin beristirahat sekarang.”“Iya Nak. Kau, tidak makan dulu? Ayah sudah makan tadi beli di warung.”“Aku senang kalau Ayah sudah makan. Aku… aku juga sudah makan.” Bohong, Vanesha belum maka
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

33. Pengemis

Vanesha memarkirkan motornya, dan akan menggantinya dengan mobil untuk antar jemput Raditya. Motornya diletakan di parkiran, di rumah Radit.Pagi ini, Vanesha merasa sangat malas sekali untuk bekerja, karena kejadian kemarin.“Loh…?” dia terkejut ketika melihat Raditya yang sudah turun dan bersiap untuk pergi.“Anda… sudah siap?” tanyanya menunjuk pada Radit.“Cepat siapkan mobil! Tidak perlu masuk ke dalam rumah, karena aku sudah menyiapkan semua.” Katanya, dia memberikan tas yang berisi pakaian ganti pada Vanesh, untuk di masukan ke dalam mobil.“I-iya, Tuan.”Raditya hanya menunggu di depan gerbang sambil menyalakan rokoknya. Vanesha masih merasa heran karena majikannya yang sudah bersiap-siap dengan tepat waktu. Padahal biasanya, harus melewati rintangan dan cobaan darinya. Belum untuk mandi, belum untuk memilihkan pakaian, sepatu, parfume, tapi pagi ini, semuanya sudah selesai dan Vanesha tinggal memanaskan mesin mobil untuk berangkat.Ada 10 menit lamanya mobil dipanaskan, “Tuan
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

34. Jadi Artis?

“Akkhh! Sakit!”Di belakang, tadinya Raditya ingin menolongnya, tapi dibatalkan setelah melihat Vanesha sudah baik-baik saja, walau meringis menahan sakit.Mereka pun bisa melanjutkan perjalanannya karena sudah lampu hijau.Rambut Vanesha jadi berantakan.Suasana di dalam mobil kembali hening lagi. Radit hanya memperhatikannya dari belakang.“Nih! Ambil ini!” dengan kasar, Raditya menarik selembar uang seratus ribuan dari dompetnya dan dilemparkan pada Vanesha dari belakang.“Ini… apa, Tuan?” tanyanya memungut uang tersebut yang sempat jatuh di dekat kakinya.“Pakai tanya lagi! Itu adalah uang ganti dari uangmu yang kau berikan pada gembel itu!” jawabnya, kembali melihat sisi jalan dan menopang dagu di tangannya.“Tapi… tidak perlu, Tuan. Saya juga ikhlas kok ngasihnya.”“Jangan cerewet dan ambil saja! Aku juga ikhlas menyumbangkannya padamu!”Vanesha diam merenungkannya dulu, “Iya, terima kasih, Tuan.”Akhirnya mereka sudah sampai di lokasi. Para kru dan pemain sudah terlihat diluar
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

35. Air Kelapa

Vanesha tidak jauh dari tempat Raditya syuting, itu karena sebelumnya dia diharuskan oleh majikannya itu untuk tetap berada di dekatnya, dan melihat bagaimana caranya dia untuk syuting.“Hey, Vanesh.”“Ya?” Vanesha melihat Lili yang baru datang dan langsung duduk disampingnya.“Aku dengar, pak Sutradara menawarkanmu untuk menjadikanmu seorang artis ya?”“Apa? Oh… itu hanya isengnya saja kok, gak serius.”“Masa? Tapi, dia sampai memberikanmu kartu namanya kan? Langsung dari tangannya kan?”Vanesha menggaruk pipinya karena bingung mau mengatakan apa lagi.Lili melihat Vanesha sampai dia duduk miring untuk memperhatikan teman sesama asisten artis. Vanesha sampai bingung mengapa Lili melihatnya mulai dari kaki hingga wajahnya, “Lili, ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?”“Kau kan cantik, dipoles dikit saja, kau sebenarnya lebih cantik dari Jovanka, artis perempuan yang sedang main dengan Raditya. Memang, kau kurang tinggi dibandingkan dia, tapi kau cukup imut loh.”“Akh, gak usah m
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

36. Aku Ingin Menikmati Sensasinya

Vanesha memelankan kecepatan mobilnya, dan melihat kiri-kanan untuk mencari penjual kelapa. Raditya hanya duduk di sebelah kirinya, tidak membantu mencari pedagang kelapa, dan hanya sibuk dengan ponselnya, bermain game kesukaannya.“Tuan, anu, kita cari ke mana lagi? Di daerah sini gak ada jual air kelapa. Apa kita kembali saja dulu? Anda kan istirahatnya hanya setengah jam saja. Kalau pak Sutradaranya marah-“Tidak! Pokoknya aku mau minum air kelapa sekarang! Harus dapat, sebelum kembali.”Ya ampun! Rasanya Vanesha ingin bilang, ‘Tidak ada!’ tapi Vanesha harus patuh, agar tidak dikatakan cerewet atau bawel.Berusaha untuk bersabar, Vanesha memperluas jarak jangkauan untuk mencarinya lagi.“Tuan, itu, ternyata ada di sana.” Ucap Vanesha menunjuk di depannya. Raditya melihat arah yang ditunjuk, “Ya udah, cepat kesana!”“Iya Tuan.”Lega rasanya karena akhirnya Vanesha menemukannya. Itu artinya, dia bisa kembali ke lokasi syuting, walau waktunya sudah sangat mepet.Ketika mobil yang mere
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

37. Ketahuan

Raditya melirik tajam pada tangan yang menyentuh tubuhnya.“Anu, maaf Mba, kamu salah paham. Dia bukan artis. Jadi, bisa gak tinggalkan kami?” Vanesha berusaha berbicara tenang agar tidak membuat majikannya tidak nyaman, walau dari awal sudah salah.Perempuan itu masih penasaran dan sangat yakin. Dia tidak mau pergi, dan beraninya dia menarik topi dan kacamata Raditya secara serentak.“Tuh kan benar, dia artis. Ya ampun, dia artis dewasa yang seksi itu kan?”Semua orang jadi berdiri dan berlomba-lomba ingin melihatnya. Walau Radit masih memakai masker hitam, tapi sudah terlihat jelas, mereka mengenalnya.“Tolong jangan ke sini! Biarkan kami!”Vanesha yang berusaha melindungi Raditya dari mereka yang tidak perduli padanya, mendorongnya hingga menjauh dari Radit. Walau samar, Radit bisa melihat jarak dari Vanesha.“Kak, foto dong.”“Aduh, ganteng banget. Mau jadi suami ketiga-ku gak?” bahkan mereka tak sungkan menyentuh dan mencubit pipi Radit.“Menjijikan!! Pergi kalian semua!!” teriak
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

38. Main Burung

“Cut! Radit, kau masih kurang fokus. Kita sudah mengulangnya lima kali, tapi kenapa kamu masih saja melakukan kesalahan yang sama?!” sutradara sangat marah. Karena sutradara marah besar, semua jadi kena omelan, termasuk tim dan krunya.“Maafkan aku, akan aku ulang lagi.”“Tidak! Sebaiknya-“Ini yang terakhir. Jika aku masih melakukan kesalahan, aku siap dikeluarkan dari proyek ini.”Sutradara melihat sekitarnya. Dan dia pun memberikan kesempatan terakhir, “Baiklah, mari kita ulang. Kalau masih sama, aku akan melakukan yang kau katakan tadi. Semuanya bersiap lagi!”“Vanesh!” Radit memanggil Vanesh, dia melambaikan tangannya.“Saya?” Vanesha menunjuk dirinya sendiri.“Iya, kau! Siapa lagi?”“Vanesh! Cepatlah pergi kesana! Supaya syuting ini bisa berjalan.” Suruh sutradaranya juga.“I-ya.”“Cukup!” Raditya memajukan tangannya menyuruh Vanesha berhenti dilangkah terakhirnya, “Kau berdiri saja di sana tanpa melakukan apapun.”“Hm? Memangnya ke-“Mulailah syutingnya!”Sejak Vanesha berdiri
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

39. AKTING

Dengan tidak tahu malunya, Raditya memainkan ‘Burungnya’ yang sedang berdiri tegak dan berurat.“Tu-Tuan! Apa yang anda lakukan? Kita sedang ditengah jalan. Bagaimana kalau ada orang yang melihat?”“Apa kau bodoh? Sudah berapa kali kau mengemudikan mobil ini? Tidak ada yang bisa melihat dari luar, bodoh!”“Ta-tapi tetap saja! Suara anda pasti terdengar sampai keluar-“Itu bukan masalahku kan? Aku tidak bisa tidak bersuara. Akkhh… sshh… rasanya… hey, buka matamu!”“Tidak mau Tuan! Hentikan dulu itu, baru saya turunkan tangan saya.”“Kau mengancamku? Cepat buka matamu dan lihat kesana! Kemudikan mobilnya sekarang!”Suara klakson dari kendaraan lain dibelakang mobil membuat Vanesha tersadar sedang ada di mana. Itu tidak bisa membuatnya lama menutup mata.“Hah! Apa kau dengar itu? Sshh…” Raditya masih sibuk ‘Mengocok’ dengan satu tangannya. Vanesha berusaha untuk fokus, tapi suara desahan dan erangan Raditya membuatnya sesekali kehilangan konsentrasi.Tiba-tiba mobil rem mendadak, hampir
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

40. Sandwich

Hari berikutnya. Seperti biasa, Vanesha datang ke rumah Raditya untuk menjemputnya.Masuk ke dalam kamar, dan melihat, tidak ada orang yang berbaring di ranjang, yang artinya, majikannya sudah bangun.Vanesha tidak langsung duduk diam dengan manis, dia menyiapkan semua keperluan lainnya.“Hmm… aakhh.. shh…” suara desahan dari dalam kamar mandi.‘Apa yang terjadi? Apakah Tuan Raditya sakit di kamar mandi?’Tok! Tok! Tok!“Tuan? Anda tidak apa-apa?”Suara erangan dari Radit semakin keras dan jelas sejak dia mendengar suara dari Vanesha.“Tuan?!” lagi, Vanesha mengetuk pintunya.Ceklek!“Maaf Tuan, saya terpaksa masuk karena saya khawatir pada anda.”Vanesha pun segera mencari Raditya, dengan pikiran yang polos.“Akhh! Ya ampun! Anda melakukan ‘Itu’ lagi?” Vanesha menutup mata dan mengalihkan wajahnya, walau sempat melihat benda ‘Itu’ yang tegak berdiri dan mengeras.Bukannya menutup diri karena malu, Raditya malah secara terang-terangan menunjukan tubuhnya yang telanjang dibawah guyuran
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status