Semua Bab Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama: Bab 21 - Bab 30

38 Bab

Sambil Menyelam Minum Air

"Bunga!"Merasa dipanggil, Bunga langsung menoleh. Dia terkejut karena melihat Ayu sambil melambaikan tangannya."A-Ayu," panggil Bunga gugup.Kali ini Bunga sepertinya tidak bisa beralasan lagi, karena dia sudah tertangkap basah. Apalagi di sampingnya ada Gama.Gama menatap wanita itu sebal."Mau apa dia?" tanyanya pada Bunga.Bunga menggeleng. "Kayaknya penting, aku harus samperin dia."Gama mencekal tangan Bunga. "Nggak usah, kamu udah pergi lama. Nggak takut kalau Sofia marah? Biasanya kamu selalu prioritaskan dia. Tadi juga waktu kita main, yang ada dipikiran kamu selalu Sofia, sampai-sampai aku tidak menikmati permainan itu," sindir pria itu.Bunga meringis, ingin sekali menginjak kaki Gama karena sudah berbicara frontal.'Ah, semoga aja Ayu nggak dengar dia bicara.'"Aku harus datangi temanku dulu," izin Bunga."Nggak boleh!" sentak Gama. "Kamu ini tuli apa gimana?""Sebentar--"Mata Gama melotot, membuat Bunga menghela napas. Kalau sudah seperti ini Bunga sudah tidak bisa meng
Baca selengkapnya

Jika Pelayananmu Bagus Aku Kasih Bonus

"Siapa laki-laki yang tadi teman kamu sebut?"Bunga menggeleng. "Bukan siapa-siapa, itu ... hanya di kampung."Mata Gama memicing, dia tampak tidak puas dengan jawaban Bunga.Apalagi saat menjawab, Bunga tak berani menatapnya, pasti ada yang tidak beres di sini."Yakin?" tanya Gama dengan senyum sinis.Bunga kembali mengangguk. "Iya.""Coba kalau ngomong, natap langsung ke aku, kenapa harus buang muka gitu?""Cuma mau memastikan kalau kondisi aman, takut-takut Bu Sofia nanti tiba-tiba datang."Biasanya, Gama akan mengamuk kalau Bunga menyebut-nyebut nama Sofia di saat mereka sedang berdua, tapi kali ini berbeda.Gama, pria itu berjalan ke arahnya dengan kedua tangan dimasukkan di saku celana, membuat Bunga tampak ketar-ketir.Kali ini bukan karena kedatangan Sofia, tapi dia takut kalau sebenarnya Gama tahu kalah dirinya sedang berbohong.Sebenarnya, mungkin, Gama sudah mengetahui latar belakang Bunga, mana mungkin orang seperti Gama tak melakukannya, hanya saja dia sengaja bertanya in
Baca selengkapnya

Siapa Sih?

Bunga tampak mondar-mandir, dia terlihat cemas karena menunggu temannya datang."Kok Bu Sofia sama Pak Gama nggak pergi aja sih. Mana enak aku menjamu Ayu kalau kayak gini. Nanti kalau Ayu ditanya-tanya macam-macam gimana? Takutnya nanti malah dia tersinggung."Bunga pun memiliki ide, dia berniat mengirim Ayu pesan agar tidak usah datang ke sini. Namun, dia terlambat karena Ayu menghubunginya terlebih dahulu."Halo, Yu. Lagi di mana?" tanya wanita itu to the poin."Ini lagi di depan. Makanya aku telpon kamu. Buru gih ke sini sebentar.""Oke, oke. Tunggu di sana ya."Bunga memastikan keadaan, dia tersenyum lega karena tampak sepi."Sepertinya mereka sedang istirahat. Aman," gumamnya.Bunga berjalan ke pintu utama dengan terburu-buru, sesampainya di sana senyum wanita itu seketika redup. Dia melihat Ayu tengah berbincang dengan Sofia.'Duh, kenapa Bu Sofia tiba-tiba ada di sini? Bukannya tadi aku lihat dia masuk ke kamar?'"Itu orangnya," tunjuk Sofia. "Bunga, ini teman kamu datang, sil
Baca selengkapnya

Wah, Ada Apa dengan Mereka?

"Nih."Ayu tersentak, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Bunga."CK! Ngagetin aja," gerutu wanita itu."Habisnya lagi ngelamun. Ngelamunin apa kamu? Jangan mikir macam-macam ya, apalagi mau maling. Nanti aku yang jadi kena getahnya. Majikanku dua-duanya galak, kalau sampai buat masalah bisa-bisa kelar hidupku. Digantung aku sama mereka," celoteh Bunga.Ayu memutar bola matanya malas. "Siapa juga yang mau maling, kamu mikirnya kejauhan!""Habisnya, dari tadi aku perhatikan kamu selalu lihat sekeliling rumah ini. Mana gerak-geriknya mencurigakan lagi. Itu diminum cepat, nanti kalau ada majikanku malah kamunya sungkan."Ayu tergelak kencang. "Lucu juga ya, dulu aku yang sering nyiapin minuman segala macam tetek-bengek kayak gini, sekarang malah aku jadi tamu orang kaya, hahaha. Enak juga ya jadi orang kaya.""Kamu ini ngomong apa sih, Yu. Harusnya nikmati kehidupan kamu yang sekarang, punya rezeki yang cukup harusnya bersyukur, apalagi kerjaanmu nggak susah-susah. Nggak buruh
Baca selengkapnya

Sadar Posisi

"Bunga!""Ahhh. Nggghhh."Bukannya takut, Gama malah semakin memacu di atas tubuh Bunga."Bu Sofia manggil, awas!" Bunga yang tadinya menikmati seketika berubah ketakutan."Pak!" geram Bunga. "Ada Bu Sofia di luar. Minggir, nanti dia curiga!" dia tampak pias karena mendengar Sofia menggedor pintu.Gama mendengkus keras, dia pun menggulingkan tubuhnya ke sisi Bunga."Jangan di sini, Pak. Kalau bisa sembunyi," bisik Bunga.Gama mendelik tajam, kendati demikian dia menuruti permintaan Bunga.Melihat Gama menjauh, Bunga langsung merapikan penampilan, setelah dirasa cukup, dia pun langsung membuka pintu.Pura-pura terkejut dengan kehadiran Sofia di depan kamarnya."Bu Sofia? Ada apa, Bu?" tanyanya dengan sopan."Ada apa, ada apa. Kamu itu ngapain sih, dari tadi dipanggil-panggil juga kenapa diam aja, huh?!" bentak wanita itu."Maaf, Bu, tadi saya ketiduran. Maaf." Kepala Bunga menunduk."Maaf, maaf, maaf terus. Alasan aja kamu itu, bilang aja malas kalau disuruh-suruh. Kamu ini, makin ke s
Baca selengkapnya

Kamu Selingkuh dengan Dia, kan?

"Aku perlu bicara berdua sama kamu."Bunga mengernyit heran, sepulang dari sini sifat Ayu berubah. Temannya itu yang biasanya berbicara sambil diselingi bercanda, seakan-akan kini sapaannya itu langsung ketus.Ayu menghubunginya, tapi ketika Bunga mengangkat, sambutan itulah yang terdengar."Bukannya sekarang kita lagi ngomong berdua? Atau kamu lagi sama orang lain?" tanya Bunga bingung."Aku lagi serius, Bunga. Banyak banget unek-unekku yang mau aku sampaikan ke kamu!" tandas Ayu."Ya udah, ngomong aja. Kebetulan aku lagi sendiri, lagi di kamar, jadi aku pastikan nggak ada yang dengar," lanjut Bunga."Kita harus ketemu, titik!" Ayu kembali nyolot.'Lah, ini anak kenapa sih. Perasaan pas di sini baik-baik aja. Kenapa sepulang dari sini dia jadi berubah ketus gini?' Bunga bertanya-tanya."Aku nggak bisa," ungkap Bunga pada akhirnya.Dari ujung sana, Bunga mendengar tawa sumbang Ayu. "Udah aku duga, pasti jawaban kamu kayak gitu.""Aku emang nggak bisa, Yu. Emangnya kenapa sih? Kalau m
Baca selengkapnya

Terlambat

"Kenapa diam aja? Apa yang aku bilang tadi itu benar, kan?" desak Ayu.Bunga menggeleng, percuma! Ayu tak melihatnya."Atau kamu lagi mikir mau ngeles apa lagi sama aku? Udah nggak mempan, Bunga. Nggak mempan! Ternyata selama ini diam-diam kamu lebih gila dari aku ya." Ayu tertawa miris dari ujung sana."Itu semua nggak benar!" Bunga membela diri, walau suaranya tampak bergetar."Apanya yang nggak benar? Bisa kamu jelasin? Sadar, Bunga, dia itu majikan kamu, dia itu udah punya istri. Jangan kamu jadikan batu loncatan supaya kamu kaya. Kamu menyakiti hati seseorang. Bayangkan, majikan kamu yang perempuan rela nampung kamu, kamu di sana juga digaji, tapi kayak gini balasan kamu? Jahat banget kamu jadi manusia, Bunga!" ucap Ayu menggebu-gebu."Kamu itu nggak ngerti, Yu, sebelum kamu merasakan hal yang sama kayak aku, kamu nggak bakal paham sama kehidupan aku!" jerit Bunga."Nah, udah ketahuan baru ngomong kayak gini. Playing victim banget jadi orang."Bunga mengerang frustrasi. "Terserah
Baca selengkapnya

Terus Kamu Langsung Mau?

"Kapan semua ini akan berakhir?" tanya Bunga dengan pandangan menerawang ke langit-langit kamar."Kenapa?" tanya Gama dengan senyum miring."Aku lelah," ungkap Bunga jujur.Gama tak menjawab, dia malah sibuk membenahi pakaiannya satu persatu."Apa selamanya akan seperti ini?" Bunga tak putus asa, dia harus tegas agar semuanya tampak terang, tidak ada yang ditutup-tutupi."Aku tidak berencana ke arah sana. Jadi ... jangan terlalu berharap."Bunga bangkit dari tidurnya, dia biarkan tubuh telanjangnya terpampang jelas pada Gama."Aku sama sekali tidak berharap, aku hanya butuh kepastian.""Kepastian?" Gama bertanya remeh, "apa kamu ingin meminta aku untuk bertanggung jawab? CK! Ternyata semua wanita sama saja," cibirnya kemudian."Aku nggak minta itu, aku cuma minta kejelasan kapan semua ini berakhir, aku capek menjalani seperti ini. Menjadi wanita rahasia, yang jelas-jelas salah!"Gama tertawa terbahak-bahak. "Harusnya dari awal kamu berkata seperti itu sebelum menandatangani kontrak pe
Baca selengkapnya

Dia Ketagihan Sama Servis Kamu?

Setelah itu, Ayu tampak diam. Dia menatap Bunga cukup lama, Ayu bingung menjabarkannya. Merasa iba, sedih, kasihan, dan juga kesal."Maaf kalau selama ini aku nggak jujur sama kamu, aku cuma takut kalau aku cerita, kamunya nggak bisa dipercaya, takut kalau kamu bakal cerita sana-sini dan berakhir didengar oleh kedua orangtuaku," jelas Bunga lagi. "Selain itu, kita dulu nggak sedekat ini, makanya aku milih bungkam.""Suruh siapa dulu kamu nggak mau berteman sama aku?" tanya Ayu kesal."Bukannya nggak mau berteman, dulu kamu dekat banget sama si Tika. Terus kalian itu keluarganya lebih mampu dari aku, selain itu kalian itu cantik, jadi aku pikir mana mungkin kalian mau berteman sama aku," jelas Bunga seraya menerawang jauh."Apaan!" sentak Ayu, "kita itu sama aja, nggak ada bedanya. Kamu bilang keluargaku lebih mampu dari kamu? Hei, kalau emang iya, nggak mungkin aku merantau dan kerja melacur kayak gini. Aku tuh miskin, Bunga. Perihal cantik, kamu juga cantik kok, malah kamu lebih natu
Baca selengkapnya

Pakai Alat Kontrasepsi, Kan?

"Ehem."Baik Ayu maupun Bunga tersentak, mereka langsung menoleh ke arah sumber suara.Awalnya Ayu tercengang, tapi setelah dia ingat siapa pria itu, barulah memasang wajah tak ramah."Ngapain lama-lama di sini?""Aku ketemu sama teman, ngobrol," jawab Bunga acuh.Gama melirik jam yang ada di tangannya, lalu mendesah berat."Udah dua jam kamu ada di sini, nanti kalau Sofia cari kamu gimana?""Bu Sofia tadi pergi sama teman-temannya, dia bilang pulangnya malam," sahut Bunga lagi.Gama tampak manggut-manggut, dia menatap wanita rahasianya yang sudah mulai berani padanya, lalu pandangannya beralih ke arah Ayu yang sedari tadi memperhatikannya.Gama menduga kalau keberanian Bunga pasti asal muasalnya dari Ayu, entah mengapa dari awal Gama tidak suka dengan Ayu, menurutnya wanita itu membawa pergaulan buruk, apalagi dilihat dari pekerjaannya yang tidak beres."Oke, aku tunggu di rumah. Jangan sampai telat kalau kamu nggak mau menanggung akibatnya," ancam pria itu.Belum sempat Bunga menjaw
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status