Share

Sadar Posisi

Author: Nona Ekha
last update Last Updated: 2024-10-03 23:23:39

"Bunga!"

"Ahhh. Nggghhh."

Bukannya takut, Gama malah semakin memacu di atas tubuh Bunga.

"Bu Sofia manggil, awas!" Bunga yang tadinya menikmati seketika berubah ketakutan.

"Pak!" geram Bunga. "Ada Bu Sofia di luar. Minggir, nanti dia curiga!" dia tampak pias karena mendengar Sofia menggedor pintu.

Gama mendengkus keras, dia pun menggulingkan tubuhnya ke sisi Bunga.

"Jangan di sini, Pak. Kalau bisa sembunyi," bisik Bunga.

Gama mendelik tajam, kendati demikian dia menuruti permintaan Bunga.

Melihat Gama menjauh, Bunga langsung merapikan penampilan, setelah dirasa cukup, dia pun langsung membuka pintu.

Pura-pura terkejut dengan kehadiran Sofia di depan kamarnya.

"Bu Sofia? Ada apa, Bu?" tanyanya dengan sopan.

"Ada apa, ada apa. Kamu itu ngapain sih, dari tadi dipanggil-panggil juga kenapa diam aja, huh?!" bentak wanita itu.

"Maaf, Bu, tadi saya ketiduran. Maaf." Kepala Bunga menunduk.

"Maaf, maaf, maaf terus. Alasan aja kamu itu, bilang aja malas kalau disuruh-suruh. Kamu ini, makin ke s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kamu Selingkuh dengan Dia, kan?

    "Aku perlu bicara berdua sama kamu."Bunga mengernyit heran, sepulang dari sini sifat Ayu berubah. Temannya itu yang biasanya berbicara sambil diselingi bercanda, seakan-akan kini sapaannya itu langsung ketus.Ayu menghubunginya, tapi ketika Bunga mengangkat, sambutan itulah yang terdengar."Bukannya sekarang kita lagi ngomong berdua? Atau kamu lagi sama orang lain?" tanya Bunga bingung."Aku lagi serius, Bunga. Banyak banget unek-unekku yang mau aku sampaikan ke kamu!" tandas Ayu."Ya udah, ngomong aja. Kebetulan aku lagi sendiri, lagi di kamar, jadi aku pastikan nggak ada yang dengar," lanjut Bunga."Kita harus ketemu, titik!" Ayu kembali nyolot.'Lah, ini anak kenapa sih. Perasaan pas di sini baik-baik aja. Kenapa sepulang dari sini dia jadi berubah ketus gini?' Bunga bertanya-tanya."Aku nggak bisa," ungkap Bunga pada akhirnya.Dari ujung sana, Bunga mendengar tawa sumbang Ayu. "Udah aku duga, pasti jawaban kamu kayak gitu.""Aku emang nggak bisa, Yu. Emangnya kenapa sih? Kalau m

    Last Updated : 2024-10-04
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Terlambat

    "Kenapa diam aja? Apa yang aku bilang tadi itu benar, kan?" desak Ayu.Bunga menggeleng, percuma! Ayu tak melihatnya."Atau kamu lagi mikir mau ngeles apa lagi sama aku? Udah nggak mempan, Bunga. Nggak mempan! Ternyata selama ini diam-diam kamu lebih gila dari aku ya." Ayu tertawa miris dari ujung sana."Itu semua nggak benar!" Bunga membela diri, walau suaranya tampak bergetar."Apanya yang nggak benar? Bisa kamu jelasin? Sadar, Bunga, dia itu majikan kamu, dia itu udah punya istri. Jangan kamu jadikan batu loncatan supaya kamu kaya. Kamu menyakiti hati seseorang. Bayangkan, majikan kamu yang perempuan rela nampung kamu, kamu di sana juga digaji, tapi kayak gini balasan kamu? Jahat banget kamu jadi manusia, Bunga!" ucap Ayu menggebu-gebu."Kamu itu nggak ngerti, Yu, sebelum kamu merasakan hal yang sama kayak aku, kamu nggak bakal paham sama kehidupan aku!" jerit Bunga."Nah, udah ketahuan baru ngomong kayak gini. Playing victim banget jadi orang."Bunga mengerang frustrasi. "Terserah

    Last Updated : 2024-10-07
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Terus Kamu Langsung Mau?

    "Kapan semua ini akan berakhir?" tanya Bunga dengan pandangan menerawang ke langit-langit kamar."Kenapa?" tanya Gama dengan senyum miring."Aku lelah," ungkap Bunga jujur.Gama tak menjawab, dia malah sibuk membenahi pakaiannya satu persatu."Apa selamanya akan seperti ini?" Bunga tak putus asa, dia harus tegas agar semuanya tampak terang, tidak ada yang ditutup-tutupi."Aku tidak berencana ke arah sana. Jadi ... jangan terlalu berharap."Bunga bangkit dari tidurnya, dia biarkan tubuh telanjangnya terpampang jelas pada Gama."Aku sama sekali tidak berharap, aku hanya butuh kepastian.""Kepastian?" Gama bertanya remeh, "apa kamu ingin meminta aku untuk bertanggung jawab? CK! Ternyata semua wanita sama saja," cibirnya kemudian."Aku nggak minta itu, aku cuma minta kejelasan kapan semua ini berakhir, aku capek menjalani seperti ini. Menjadi wanita rahasia, yang jelas-jelas salah!"Gama tertawa terbahak-bahak. "Harusnya dari awal kamu berkata seperti itu sebelum menandatangani kontrak pe

    Last Updated : 2024-10-08
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Dia Ketagihan Sama Servis Kamu?

    Setelah itu, Ayu tampak diam. Dia menatap Bunga cukup lama, Ayu bingung menjabarkannya. Merasa iba, sedih, kasihan, dan juga kesal."Maaf kalau selama ini aku nggak jujur sama kamu, aku cuma takut kalau aku cerita, kamunya nggak bisa dipercaya, takut kalau kamu bakal cerita sana-sini dan berakhir didengar oleh kedua orangtuaku," jelas Bunga lagi. "Selain itu, kita dulu nggak sedekat ini, makanya aku milih bungkam.""Suruh siapa dulu kamu nggak mau berteman sama aku?" tanya Ayu kesal."Bukannya nggak mau berteman, dulu kamu dekat banget sama si Tika. Terus kalian itu keluarganya lebih mampu dari aku, selain itu kalian itu cantik, jadi aku pikir mana mungkin kalian mau berteman sama aku," jelas Bunga seraya menerawang jauh."Apaan!" sentak Ayu, "kita itu sama aja, nggak ada bedanya. Kamu bilang keluargaku lebih mampu dari kamu? Hei, kalau emang iya, nggak mungkin aku merantau dan kerja melacur kayak gini. Aku tuh miskin, Bunga. Perihal cantik, kamu juga cantik kok, malah kamu lebih natu

    Last Updated : 2024-10-10
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Pakai Alat Kontrasepsi, Kan?

    "Ehem."Baik Ayu maupun Bunga tersentak, mereka langsung menoleh ke arah sumber suara.Awalnya Ayu tercengang, tapi setelah dia ingat siapa pria itu, barulah memasang wajah tak ramah."Ngapain lama-lama di sini?""Aku ketemu sama teman, ngobrol," jawab Bunga acuh.Gama melirik jam yang ada di tangannya, lalu mendesah berat."Udah dua jam kamu ada di sini, nanti kalau Sofia cari kamu gimana?""Bu Sofia tadi pergi sama teman-temannya, dia bilang pulangnya malam," sahut Bunga lagi.Gama tampak manggut-manggut, dia menatap wanita rahasianya yang sudah mulai berani padanya, lalu pandangannya beralih ke arah Ayu yang sedari tadi memperhatikannya.Gama menduga kalau keberanian Bunga pasti asal muasalnya dari Ayu, entah mengapa dari awal Gama tidak suka dengan Ayu, menurutnya wanita itu membawa pergaulan buruk, apalagi dilihat dari pekerjaannya yang tidak beres."Oke, aku tunggu di rumah. Jangan sampai telat kalau kamu nggak mau menanggung akibatnya," ancam pria itu.Belum sempat Bunga menjaw

    Last Updated : 2024-10-11
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Harus Waspada

    Gama tampak manggut-manggut ketika melihat kedatangan Bunga."Bagus, jam berapa ini? Kenapa baru sampai rumah?" sindir pria itu.Bunga sengaja menulikan telinga, dia melewati Gama begitu saja, sialnya Gama langsung menyentak tangan Bunga."Dengar nggak aku ngomong? Apa akhir-akhir ini aku terlalu baik sama kamu, terlalu membebaskan kamu, makanya kamu sudah mulai berani sama aku, huh!" bentak Gama.Bunga meringis kesakitan, kendati demikian Gama tak melepaskan cekalan tangannya."Bukannya sudah kubilang? Jangan terlalu dekat temanmu itu, lihat sendiri hasilnya, kamu sekarang udah mulai membangkang. Sadar diri, kamu itu di sini siapa, kamu itu pekerja yang seharusnya selalu menurut apa kata bos kamu. Kamu di sini dituntut untuk disiplin, kan? Kenapa ucapanku kamu abaikan?"Benar, Bunga kembali membuat kesalahan yang dilakukan berkali-kali. Dia memang sadar diri, tapi kenapa selalu melakukannya? Dan lagi-lagi karena bertemu dengan Ayu.Apa memutuskan berteman dengan Ayu keputusan yang sa

    Last Updated : 2024-10-12
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Lalu Kenapa?

    "Sebenarnya aku sudah pasang beberapa cctv, bahkan suamiku juga tahu. Sesekali kami mengeceknya. Ini ide suamiku, awal nikah dia nggak percaya sama aku, dan ya ... sampai sekarang dia pun masih nggak percaya. Makanya cctv itu masih berjalan, dan sekarang aku menambah lagi di area tertentu, sesuai keinginan kalian. Nyatanya apa? Sedingin-dinginnya suamiku, dia tetap nggak tertarik sama perempuan lain, meskipun perempuan itu cantik sekalipun."Usai Sofia berkata seperti itu, tatapan dari teman-temannya tampak berbeda-beda."Ish! Jangan terlalu percaya deh sama laki-laki, mungkin sekarang dia begitu, tapi siapa tahu ke depannya berubah? Apalagi sampai saat ini kalian masih belum berdamai, kan?" semprot Sasya."Iya, kenapa sih kalian nggak coba bicara pake kepala dingin gitu? Iya, kami semua juga tahu kalau kalian dijodohin. Banyak loh teman kita yang awalnya dijodohin tapi ujung-ujungnya saling mencintai, bahkan udah punya anak banyak. Lah kamu gimana kabarnya? Udah hampir tujuh bulan, k

    Last Updated : 2024-10-13
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kamu Aja Bisa, Kenapa Aku Nggak?

    "Aku punya dua pilihan untukmu, dan aku harap kamu mau memilih salah satunya.""Apa itu?" tanya Bunga penasaran."Sebenarnya mudah kalau kamu paham."Bunga mengernyit heran. Ucapan Gama agak sulit untuk dicerna, apa pria itu akan memberikan pilihan yang sulit?"Bisa diperjelas maksudnya apa?" tanya Bunga tak sabaran."Kita akan menikah."Mulut Bunga menganga lebar, syok, pandangannya beralih ke sana-sini lalu pipinya ditepuk-tepuk berkali-kali. Takut kalau dia sedang halusinasi, kenyataannya tidak."Aku nggak salah dengar, kan?" Bunga terus menggeleng, dia berasumsi kalau sedang bermimpi."Menurutmu?""Atas dasar apa mengajakku menikah? Bukannya aku ini statusnya kerja yang digaji dapat uang? Kenapa--""Intinya kamu mau apa tidak?"Bunga menggeleng cepat. "Nggak!" katanya tegas."Alasannya?" Gama menaikkan dagu, sifat songongnya pun muncul, merasa tertantang karena baru saja ditolak secara mentah-mentah."Banyak. Banyak banget. Kamu itu suami orang, kamu itu orang kaya, kamu itu orang

    Last Updated : 2024-10-16

Latest chapter

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Balas Dendam

    "Apa yang Papa lakukan?""Melakukan yang memang pantas kulakukan," jawab Gunadi enteng.Gama mengepalkan tangannya. Dia tak menyangka kalau situasinya akan menjadi seperti ini."Bukannya kamu setuju pisah sama dia? Kenapa masih dipertanyakan lagi?" Gunadi menatap putranya dengan sorot mata tajam."Aku emang setuju, tapi kenapa Papa masih ikut campur? Lama-lama aku muak sama kelakuan Papa. Dengar, aku ini bukan anak kecil yang selalu diatur-atur harus seperti ini, harus seperti itu. Nggak, Pa. Aku nggak habis pikir punya keluarga macam Papa." Gama menggeleng kecewa."Percuma kamu meratapi nasib, orang itu sekarang udah pergi jauh. Dia nggak bakal ganggu kamu lagi, sekarang mulai semuanya dari awal. Cari wanita yang setara, supaya tidak malu-maluin keluarga kita jika diajak pergi ke pesta."Gama tersenyum sinis. Segampang itu? Seandainya orang yang ada di hadapannya ini bukan papanya, mungkin sudah dia bunuh, karena sudah berani-beraninya mengacaukan seluruh hidupnya, ikut campur pribad

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Jangan Mimpi!

    Apa yang dikatakan Ayu memang benar, Gunadi adalah orang yang sangat berbahaya.Bunga sangat menyesal karena telah berurusan dengan pria itu. Nyatanya uang 5 milyar yang dijanjikan pria itu tidak dikasih, yang ada Bunga diancam kalau tidak menuruti perintah pria itu.Bahkan Ayu yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah mereka pun ikut terseret."Yu, aku minta maaf. Ini belum terlambat, lebih baik kamu pergi aja sebelum semuanya--""Udah, nggak apa-apa, Bunga," sela Ayu cepat.Sebelum orang suruhan Gunadi benar-benar pergi, berkali-kali Bunga menyuruh Ayu untuk membuntuti mereka, sayangnya Ayu tidak mau. Dia malah memilih untuk bersama Bunga. Dia tidak tega meninggalkan Bunga seorang diri di tempat sepi seperti ini.Bunga tahu kalau Ayu juga syok dengan kekacauan yang terjadi. Bunga berkali-kali menyesali keputusannya, berkali-kali juga meminta maaf pada Ayu.Awalnya Bunga meminta uang 5 milyar hanya ingin basa-basi saja, atau ... bisa dikatakan sekadar iseng, untuk memastikan ucap

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   5M

    "Aku nggak nyangka kalau dia bakalan buang aku, Yu. Padahal selama ini aku udah ngotot pertahanin dia. Kenapa dia ... jahat banget sama aku, Yu."Ayu menatap Bunga prihatin, Bunga sedari tadi menangis sesenggukan dan beberapa kali juga memaki Gama.Sedari tadi mulut Ayu terasa begitu gatal, hanya saja dia terus menahannya. Tunggu benar-benar Bunga membaik, barulah Ayu akan mengeluarkan sumpah serapahnya itu."Yu, kok kamu dari tadi diam aja sih, biasanya juga ngomel-ngomel. Kamu nggak lagi di pihak aku ya?" omel Bunga di sela-sela tangisnya.Ayu menghela napas berat. "Kamu ini ngomong apa sih, justru aku kasih kamu kesempatan buat nenangin diri.""Dia tiba-tiba bilang kalau lebih baik aku sama dia pisah aja. Tiba-tiba banget loh, Yu, nggak ada angin nggak ada hujan, kamu bayangin aja gimana syoknya jadi aku.""Kan dari awal aku juga udah bilang, jangan pernah berurusan sama laki-laki kaya, apalagi sampai jatuh cinta. Nih lihat sendiri kan akibatnya, dan lagi saat ini kamu lagi bunting

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Sebenarnya Kamu Ada dipihak Siapa?

    "Kamu tahu kalau istri kamu itu hamil?"Gama tersenyum menyeringai, mencengkram ponsel itu dengan erat. Saat ini dia sedang berbicara dengan Gunadi melalui telepon.Entah mengapa tiba-tiba Gunadi berbicara seperti itu, dan apa alasan Sofia mengatakan hal itu pada Gunadi? Apa karena tidak terima karena dirinya meminta cerai?"Papa yakin kalau itu anakku?""Kamu tanya sama Papa? Yakin? Kan kamu sendiri yang nanam benih," cibir Gunadi dari ujung sana.Gama mengacak rambutnya frustrasi. "Pa, aku udah bilang, aku nggak pernah sentuh Sofia. Mana mungkin itu anak aku, keputusanku udah bulat ya, mulai sekarang Papa nggak usah ikut campur lagi sama aku dan Sofia. Aku sama Sofia udah selesai, Pa.""Sofia?" Gunadi tertawa terbahak-bahak. "Emangnya Papa ada bahas dia?"Gama terdiam beberapa saat, mencerna apa yang barusan dia dengar. Apa maksud Gunadi?Lalu pandangan Gama beralih pada pintu kamar yang saat ini ditempati oleh Bunga istirahat.Apa mungkin yang dimaksud Gunadi adalah Bunga? Sial! Ba

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kita Sebaiknya Pisah Saja

    "Bunga, kamu ... maaf aku baru bisa ngabarin kamu sekarang, semalam aku pulang ke rumah, mamaku sakit dan entah kenapa dia tiba-tiba manja banget sama aku, dia nggak mau aku tinggalin, alhasil aku nginep di sana, ponselku kehabisan daya. Aku minta maaf, aku dengar dari satpam kalau kamu habis kelahi sama Sofia, iya?"Bunga tersenyum kecut. Apa tadi kata pria itu? Mamaku ya? Sudah sangat jelas bukan kalau Bunga sama sekali tidak diharapkan dalam pernikahan ini?Bahkan selama mereka menikah pun Bunga sama sekali tidak pernah dikenalkan oleh keluarga Gama. Entah, Bunga juga bingung kenapa dia harus mempermasalahkan ini sekarang, padahal sudah jelas-jelas pernikahan mereka didasari karena terpaksa.Argghh! Bunga benci dengan situasi ini, dia heran kenapa berubah menjadi serakah?"Aku nggak papa," sahutnya ketus."Aku tahu kamu marah, aku minta maaf atas perlakuan Sofia. Kamu habis dari mana, kok baru pulang?"Bunga tak menjawab, dia hanya bisa geleng-geleng kepala. Stok kesabarannya kali

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Enyah dari Hadapanku!

    Hingga pagi menjelang, Bunga masih berharap jika Gama akan menjemputnya. Kenyataannya? Menghubungi dirinya saja tidak, boro-boro untuk menghampiri dirinya ke sini.Sebenarnya Gama pergi ke mana? Kenapa menjadi tanda tanya besar laki-laki itu tiba-tiba menghilang?Bunga hanya bisa menghela napas berat, dilihatnya sudah jam delapan pagi, kondisinya juga sudah lumayan membaik, dan dia juga sudah diizinkan pulang karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.Dokter hanya berpesan jika dia harus menjaga kandungannya sebaik mungkin, untuk biaya rumah sakit pun Bunga juga sudah membayarnya sendiri, untungnya waktu itu dia masih mengingat dompetnya, jaga-jaga untuk keperluan mendadak, dan ternyata benar. Bunga berjalan menuju koridor rumah sakit, sesekali mengecek ponselnya, berharap Gama menghubunginya, sayangnya nihil."Apa sebegitu nggak penting aku bagimu, Mas? Sampai-sampai aku nggak ada di rumah pun kamu sama sekali nggak peduli," gumam wanita itu tersenyum miris.Sesampainya Bunga d

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kenapa Mainnya Pake Hati?

    "Beneran nggak apa-apa?"Bunga mengangguk. "Iya, nggak papa kok."Ayu berdecak sebal. Tadi dia kembali datang ke rumah Gama karena ada barang yang menurutnya sangat penting tertinggal, tidak tahunya malah dia melihat adegan yang tampak sangat mengerikan.Beruntungnya Ayu langsung sigap menolong Bunga. Sofia? Wanita itu langsung kabur ketika Ayu berteriak ada perampok."Suami kamu mana? Kok dia nggak bantuin kamu waktu kamu diginiin sama istrinya?" tanya Ayu sewot."Dia ada kerjaan.""Kerjaan apa kerjaan? Dasar banyak alasan dia itu. Coba seandainya kalau aku nggak datang, nggak tahu apa yang bakal terjadi sama kamu, bahkan nyawa anakmu juga dipertaruhkan. Aku udah ingetin kamu dari dulu, jangan pernah berurusan sama orang kaya, lihat nih akibatnya. Ini belum seberapa loh, Bunga."Bunga tampak manggut-manggut. Iya, dia setuju dengan kalimat Ayu.Ini belum seberapa, dan ini baru Sofia yang melakukannya, belum lagi seorang Gunadi. Ya, memang itu resikonya ketika dia memutuskan bertahan d

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Aku Mohon, Pulanglah

    "Ayo ke rumah sakit."Bunga menggeleng seraya tersenyum. "Aku udah mendingan, emangnya nggak lihat ya kalau aku udah baik-baik aja?"Gama menghela napas. Dia memang melihat wajah Bunga sudah tampak segar. Namun, tetap saja dia masih khawatir. Apalagi meskipun Bunga sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa, tak bisa dipungkiri kalau wajah wanita itu masih terlihat begitu pucat. Mana tega pria itu melihatnya."Kamu yakin udah baik-baik aja?" tanya Gama penuh keraguan.Bunga mengangguk. "Yakin, buktinya aku udah nggak ngeluh-ngeluh lagi, kan? Nggak yang kayak kemarin-kemarin. Mas tenang aja, aku udah nggak papa kok," ujar wanita itu meyakinkan.Bunga berusaha keras menolak, agar tak ketahuan oleh Gama bahwa saya ini dia sedang mengandung anak dari pria itu."Kalau ada apa-apa bilang aku ya, kita langsung ke rumah sakit.""Aku nggak apa-apa, Mas. Ya Tuhan."Gama memutar bola matanya. "Iya, iya. Terserah kamu aja deh. Dasar wanita keras kepala. Aku mau pergi dulu, agak lama. Kalau butu

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Nggak Usah Mikir Kejauhan

    "Nih, aku beliin dari yang murah sampai yang mehong. Tes aja semuanya kalau kamu ragu," ucap Ayu seraya memberikan kantung plastik berwarna hitam pada Bunga."Banyak banget, Yu.""Iya, kalau yang biasa takutnya nggak valid, makanya aku beli semua aja. Yakin deh itu, pasti di antara semua itu ada yang valid. Aku belum pernah pakai yang beginian, jadi kurang info. Intinya kalau garis dua ya tandanya hamil. Kamu coba aja deh sana.""Caranya gimana?" tanya Bunga bingung.Ayu berdecak malas. "Masa gini-gini harus dikasih tahu sih. Kamu itu udah bukan anak TK lagi, Bunga. Gimana sih kamu ini. Ambil sample taruh di cup kecil, nanti kamu cobain semua testpack ini, masukin satu-satu."Bunga manggut-manggut. "Oke, aku ke kamar mandi dulu kalau gitu. Kamu duduk-duduk aja dulu, kalau mau bikin minum bisa ke dapur sendiri ya, nggak apa-apa, kan?"Ayu mengernyit heran. "Hah? Nggak salah dengar? Ini rumah gede banget loh, Bunga. Masa kamu nggak punya pembantu?" tanya Ayu tak habis pikir."Pembantu a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status