Share

Terlambat

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-07 23:08:43

"Kenapa diam aja? Apa yang aku bilang tadi itu benar, kan?" desak Ayu.

Bunga menggeleng, percuma! Ayu tak melihatnya.

"Atau kamu lagi mikir mau ngeles apa lagi sama aku? Udah nggak mempan, Bunga. Nggak mempan! Ternyata selama ini diam-diam kamu lebih gila dari aku ya." Ayu tertawa miris dari ujung sana.

"Itu semua nggak benar!" Bunga membela diri, walau suaranya tampak bergetar.

"Apanya yang nggak benar? Bisa kamu jelasin? Sadar, Bunga, dia itu majikan kamu, dia itu udah punya istri. Jangan kamu jadikan batu loncatan supaya kamu kaya. Kamu menyakiti hati seseorang. Bayangkan, majikan kamu yang perempuan rela nampung kamu, kamu di sana juga digaji, tapi kayak gini balasan kamu? Jahat banget kamu jadi manusia, Bunga!" ucap Ayu menggebu-gebu.

"Kamu itu nggak ngerti, Yu, sebelum kamu merasakan hal yang sama kayak aku, kamu nggak bakal paham sama kehidupan aku!" jerit Bunga.

"Nah, udah ketahuan baru ngomong kayak gini. Playing victim banget jadi orang."

Bunga mengerang frustrasi. "Terserah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Terus Kamu Langsung Mau?

    "Kapan semua ini akan berakhir?" tanya Bunga dengan pandangan menerawang ke langit-langit kamar."Kenapa?" tanya Gama dengan senyum miring."Aku lelah," ungkap Bunga jujur.Gama tak menjawab, dia malah sibuk membenahi pakaiannya satu persatu."Apa selamanya akan seperti ini?" Bunga tak putus asa, dia harus tegas agar semuanya tampak terang, tidak ada yang ditutup-tutupi."Aku tidak berencana ke arah sana. Jadi ... jangan terlalu berharap."Bunga bangkit dari tidurnya, dia biarkan tubuh telanjangnya terpampang jelas pada Gama."Aku sama sekali tidak berharap, aku hanya butuh kepastian.""Kepastian?" Gama bertanya remeh, "apa kamu ingin meminta aku untuk bertanggung jawab? CK! Ternyata semua wanita sama saja," cibirnya kemudian."Aku nggak minta itu, aku cuma minta kejelasan kapan semua ini berakhir, aku capek menjalani seperti ini. Menjadi wanita rahasia, yang jelas-jelas salah!"Gama tertawa terbahak-bahak. "Harusnya dari awal kamu berkata seperti itu sebelum menandatangani kontrak pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Dia Ketagihan Sama Servis Kamu?

    Setelah itu, Ayu tampak diam. Dia menatap Bunga cukup lama, Ayu bingung menjabarkannya. Merasa iba, sedih, kasihan, dan juga kesal."Maaf kalau selama ini aku nggak jujur sama kamu, aku cuma takut kalau aku cerita, kamunya nggak bisa dipercaya, takut kalau kamu bakal cerita sana-sini dan berakhir didengar oleh kedua orangtuaku," jelas Bunga lagi. "Selain itu, kita dulu nggak sedekat ini, makanya aku milih bungkam.""Suruh siapa dulu kamu nggak mau berteman sama aku?" tanya Ayu kesal."Bukannya nggak mau berteman, dulu kamu dekat banget sama si Tika. Terus kalian itu keluarganya lebih mampu dari aku, selain itu kalian itu cantik, jadi aku pikir mana mungkin kalian mau berteman sama aku," jelas Bunga seraya menerawang jauh."Apaan!" sentak Ayu, "kita itu sama aja, nggak ada bedanya. Kamu bilang keluargaku lebih mampu dari kamu? Hei, kalau emang iya, nggak mungkin aku merantau dan kerja melacur kayak gini. Aku tuh miskin, Bunga. Perihal cantik, kamu juga cantik kok, malah kamu lebih natu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Pakai Alat Kontrasepsi, Kan?

    "Ehem."Baik Ayu maupun Bunga tersentak, mereka langsung menoleh ke arah sumber suara.Awalnya Ayu tercengang, tapi setelah dia ingat siapa pria itu, barulah memasang wajah tak ramah."Ngapain lama-lama di sini?""Aku ketemu sama teman, ngobrol," jawab Bunga acuh.Gama melirik jam yang ada di tangannya, lalu mendesah berat."Udah dua jam kamu ada di sini, nanti kalau Sofia cari kamu gimana?""Bu Sofia tadi pergi sama teman-temannya, dia bilang pulangnya malam," sahut Bunga lagi.Gama tampak manggut-manggut, dia menatap wanita rahasianya yang sudah mulai berani padanya, lalu pandangannya beralih ke arah Ayu yang sedari tadi memperhatikannya.Gama menduga kalau keberanian Bunga pasti asal muasalnya dari Ayu, entah mengapa dari awal Gama tidak suka dengan Ayu, menurutnya wanita itu membawa pergaulan buruk, apalagi dilihat dari pekerjaannya yang tidak beres."Oke, aku tunggu di rumah. Jangan sampai telat kalau kamu nggak mau menanggung akibatnya," ancam pria itu.Belum sempat Bunga menjaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Harus Waspada

    Gama tampak manggut-manggut ketika melihat kedatangan Bunga."Bagus, jam berapa ini? Kenapa baru sampai rumah?" sindir pria itu.Bunga sengaja menulikan telinga, dia melewati Gama begitu saja, sialnya Gama langsung menyentak tangan Bunga."Dengar nggak aku ngomong? Apa akhir-akhir ini aku terlalu baik sama kamu, terlalu membebaskan kamu, makanya kamu sudah mulai berani sama aku, huh!" bentak Gama.Bunga meringis kesakitan, kendati demikian Gama tak melepaskan cekalan tangannya."Bukannya sudah kubilang? Jangan terlalu dekat temanmu itu, lihat sendiri hasilnya, kamu sekarang udah mulai membangkang. Sadar diri, kamu itu di sini siapa, kamu itu pekerja yang seharusnya selalu menurut apa kata bos kamu. Kamu di sini dituntut untuk disiplin, kan? Kenapa ucapanku kamu abaikan?"Benar, Bunga kembali membuat kesalahan yang dilakukan berkali-kali. Dia memang sadar diri, tapi kenapa selalu melakukannya? Dan lagi-lagi karena bertemu dengan Ayu.Apa memutuskan berteman dengan Ayu keputusan yang sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Lalu Kenapa?

    "Sebenarnya aku sudah pasang beberapa cctv, bahkan suamiku juga tahu. Sesekali kami mengeceknya. Ini ide suamiku, awal nikah dia nggak percaya sama aku, dan ya ... sampai sekarang dia pun masih nggak percaya. Makanya cctv itu masih berjalan, dan sekarang aku menambah lagi di area tertentu, sesuai keinginan kalian. Nyatanya apa? Sedingin-dinginnya suamiku, dia tetap nggak tertarik sama perempuan lain, meskipun perempuan itu cantik sekalipun."Usai Sofia berkata seperti itu, tatapan dari teman-temannya tampak berbeda-beda."Ish! Jangan terlalu percaya deh sama laki-laki, mungkin sekarang dia begitu, tapi siapa tahu ke depannya berubah? Apalagi sampai saat ini kalian masih belum berdamai, kan?" semprot Sasya."Iya, kenapa sih kalian nggak coba bicara pake kepala dingin gitu? Iya, kami semua juga tahu kalau kalian dijodohin. Banyak loh teman kita yang awalnya dijodohin tapi ujung-ujungnya saling mencintai, bahkan udah punya anak banyak. Lah kamu gimana kabarnya? Udah hampir tujuh bulan, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kamu Aja Bisa, Kenapa Aku Nggak?

    "Aku punya dua pilihan untukmu, dan aku harap kamu mau memilih salah satunya.""Apa itu?" tanya Bunga penasaran."Sebenarnya mudah kalau kamu paham."Bunga mengernyit heran. Ucapan Gama agak sulit untuk dicerna, apa pria itu akan memberikan pilihan yang sulit?"Bisa diperjelas maksudnya apa?" tanya Bunga tak sabaran."Kita akan menikah."Mulut Bunga menganga lebar, syok, pandangannya beralih ke sana-sini lalu pipinya ditepuk-tepuk berkali-kali. Takut kalau dia sedang halusinasi, kenyataannya tidak."Aku nggak salah dengar, kan?" Bunga terus menggeleng, dia berasumsi kalau sedang bermimpi."Menurutmu?""Atas dasar apa mengajakku menikah? Bukannya aku ini statusnya kerja yang digaji dapat uang? Kenapa--""Intinya kamu mau apa tidak?"Bunga menggeleng cepat. "Nggak!" katanya tegas."Alasannya?" Gama menaikkan dagu, sifat songongnya pun muncul, merasa tertantang karena baru saja ditolak secara mentah-mentah."Banyak. Banyak banget. Kamu itu suami orang, kamu itu orang kaya, kamu itu orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Katakan Padaku, Seperti Apa Orang itu?

    Bunga frustrasi, semakin ke sini Gama tampak terang-terangan menunjukkan gelagat di depan Sofia.Dan Sialnya sepertinya Sofia sudah mulai curiga pada mereka, setidaknya itulah yang Bunga pikirkan."Jangan terang-terangan kayak gini," tegur Bunga, karena Gama tampak mendekat dan menepuk bokongnya."Kenapa? Takut?" tanya Gama remeh. Pria itu mengambil air minum di kulkas lalu menandasnya sampai air sisa setengah.'Pake ditanya lagi, jelas aja iya,' gerutu Bunga dalam hati. Sayangnya dia tidak berani berucap dengan lantang, karena takut akan menyinggung Gama."Bukannya aku udah memberimu dua pilihan? Dan sayangnya kamu malah memilih opsi yang kedua, yaitu terima konsekuensinya. Jadi, hari ini aku akan memutuskan untuk memberitahu Sofia tentang masalah kita." Gama mengedipkan sebelah mata."Jangan gila!" Tiba-tiba suara Bunga meninggi."No! Siapa yang gila? Kamulah yang memilihnya."'Arggghhh! Gama sialan! Gama berengsek!' umpat Bunga dalam hati."Beri aku waktu untuk menjawab ulang, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Pokoknya Nggak Boleh

    Bunga menggeleng cepat. "Sa--saya tidak tahu orang itu, Bu," katanya gugup."Kamu yakin?" Mata Sofia memicing. "Tapi ... Mas Gama sendiri loh yang ngomong kalau kamu tahu orangnya seperti apa, bahkan kalian sempat ngobrol, malah kata suamiku kalian akrab banget. Kamu nggak menusukku dari belakang, kan, Bunga?""Saya beneran nggak tahu, Bu. Saya malah bingung kenapa Pak Gama bicara seperti itu, padahal pernah bertemu sama orang itu aja tidak pernah," sangkalnya.Sofia diam, dia mengamati gerak-gerik Bunga yang terlihat tenang. Sialnya dia tidak bisa membaca pikiran orang lain.'Jadi siapa yang benar? Mas Gama atau Bunga? Kenapa diantara mereka berdua seperti berbicara dengan sungguh-sungguh? Dan yang bohong sebenarnya siapa?' Sofia bertanya-tanya dalam hati."Saya juga tidak menusuk Ibu dari belakang." Bunga menelan salivanya dengan susah payah. Lidah ini benar-benar sudah lihai untuk berdusta."Terus kenapa sampai saat ini kamu belum membuktikan kalau Mas Gama ada main belakang sama p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20

Bab terbaru

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Saling Bermain Licik

    Gama mengetuk-ngetuk jarinya di meja. Kejadian tadi malam terus terngiang-ngiang.Bercinta? Bukan! Melainkan permintaan Bunga yang tidak masuk akal.Biasanya wanita itu melayaninya dengan suka rela. Namun berbeda dengan tadi malam.Bukan berarti Gama tidak rela memberikan uang pada Bunga. Dia ikhlas, hanya saja Gama curiga kalau Bunga memiliki niat terselubung."Permisi, Pak."Gama mengalihkan atensinya, dia menatap Adit dalam diam. Sedangkan Adit yang sudah paham perangai Gama pun langsung menjelaskan sesuatu tanpa diminta."Saya sudah berusaha mencari cctv di tempat kejadian, tapi sepertinya sudah dihapus, Pak."Sudah Gama duga, ternyata Gunadi selicik itu, dan sepertinya Gunadi tahu kalau selama ini Gama sedang memantau gerak-geriknya.Gama yakin, perubahan drastis Bunga pasti ada sangkut pautnya dengan pembicaraan Bunga dan Gunadi waktu itu."Kira-kira mereka bahas tentang apa ya? Apa ada kerjasama buat hancurin aku?" celetuk Gama tanpa sadar.Adit berjengit kaget, dia tidak salah

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   50 Juta?

    Semenjak pertemuan itu, Bunga terlihat begitu murung. Dia merasa kurang semangat dalam hidupnya.Merasa bingung harus melakukan apa. Di satu sisi dia ingin pergi dari hidup Gama, mengingat begitu menyakitkan ucapan Gunadi. Di sisi lain dia masih membutuhkan uang, karena selama ini ibunya selalu meminta uang padanya. Semenjak pertama kali Bunga membayarkan hutang keluarganya, terutama ibunya, saat ini keluarga mereka seakan bergantung padanya.Pilihan yang sulit. Namun, setelah dia berpikir secara matang-matang selama seminggu, akhirnya dia memutuskan untuk tetap bertahan.Dia harus kuat mental jika dikata yang tidak-tidak oleh keluarga Gama, pada kenyataannya dia memang seperti itu. Menjadi simpanan memang wanita murahan, kan? Iya, Bunga baru menyadarinya.Harusnya dia tidak tersinggung, dan saat ini dia harus menjadi orang yang legowo, meskipun dia mau dikata apa saja, dia harus terima. Itulah tekad dia."Mikirin apa?"Bunga tersentak kaget, dia sama sekali tidak menyadari kalau Gama

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Upik Abu Tetaplah Menjadi Upik Abu

    "Ada apa ya, Pak, kenapa ingin berbicara dengan saya secara empat mata? Apa saya punya masalah dengan Anda?" tanya Bunga sungguh-sungguh.Wanita itu agak ngeri karena hanya berdua saja dengan pria di hadapannya ini. Takut terjadi yang tidak-tidak.Bunga tahu kalau pikirannya berlebihan, tapi sebagai antisipasi wajar saja, bukan?"Apa kita saling kenal?" tanya Bunga lagi karena melihat pria paruh baya itu tampak menatapnya cukup tajam.Raut wajah pria itu tampak tak suka, membuat Bunga mengernyit heran.'Kenapa ya? Kok kayaknya ada yang aneh sama orang ini. Kelihatan benci banget sama aku, tapi alasannya apa? Ketemu aja nggak pernah, kenal aja apalagi, baru kali ini malahan aku lihat dia,' gumam Bunga dalam hati."Kita memang nggak saling kenal, tapi aku mengetahui kepribadianmu dengan baik." Senyum sinis tersungging dari bibir pria itu. Setelah terdiam cukup lama, dan membuat Bunga terheran-heran, akhirnya pria itu mau membuka suara juga, walau terdengar sangat ketus.Bunga tampak man

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Ada Dua Kemungkinan

    Apa yang dipikirkan mereka berdua ternyata salah. Nyatanya Gama tidak jadi menjemput Bunga karena pria itu beralasan ada urusan mendadak.Akhirnya Bunga pun memutuskan untuk pulang sendiri."Hahaha, ternyata pikiran kamu emang salah ya, lagian dari awal aku udah bilang kalau dia nggak mungkin suka sama aku."Ayu cemberut, moodnya seketika berubah. Buyar sudah uang sepuluh juta untuk tas incarannya.'Ah elah, ngapain pake acara nggak jadi jemput sih,' omel Ayu dalam hati."Ya udah, aku mau pulang dulu ya, takut kesorean," pamit Bunga."Nggak nunggu dia dulu? Tadi katanya disuruh nunggu, kan?"Bunga menggeleng. "Nggaklah, dia itu sekarang pulangnya suka tengah malam. Mana mungkin aku sesabar itu harus nunggu dia. Bye."Ayu mengangguk, dia membiarkan Bunga pergi.Bunga hampir tiba di rumahnya, lebih tepatnya rumah Gama. Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Lampu mobil itu menyorot Bunga, membuat mata wanita itu menyipit karena silau.Tak lama

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kan, Kan, Kan ....

    "Itu mah si Mas Gamamu butuh perhatian. Dia itu sebenarnya udah ada rasa sama kamu. Kamunya aja yang nggak peka."Setelah Bunga menceritakan semuanya, barulah Ayu berani menyimpulkan apa penyebab perkelahian pasangan suami-istri itu."Kok kamu bisa mikir kayak gitu?" tanya Bunga heran.Ayu memutar bola matanya malas. "Kamu tanya aja ke orang-orang, pasti mereka bakal jawab hal yang sama seperti apa yang aku ucapin barusan. Nggak percaya? Buktiin aja," tantang Ayu.Bunga kembali terdiam, entah apa yang sedang wanita itu pikirkan."Emangnya kamu itu nggak pernah jatuh cinta ya? Eh bukan, maksudku emangnya kamu itu nggak pernah pacaran? Kok bodoh banget sama hal percintaan?""Apaan sih, Yu," kata Bunga tak terima."Nggak usah baper, aelah. Kamu ini kenapa sih kok sensian banget akhir-akhir ini. Beneran lagi menstruasi? Masa iya? Ini udah ganti bulan kali, Bunga, ya kali nggak kelar-kelar. Bawaannya tersinggung Mulu, heran deh," decak Ayu.Bunga menggaruk hidungnya yang tidak gatal. "Buka

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kurang Puas, Mungkin?

    "Baru pulang, Mas?" tanya Bunga ketika membukakan pintu untuk Gama."Hmm." Gama berdeham pelan.Bunga menyalami tangan Gama, tapi baru di udara dia langsung mengernyit heran."Tanganmu berdarah, Mas. Mas habis ngapain kok tangannya sampai terluka kayak gini?" Gama tak menyahut, dia melepaskan tangannya dari Bunga, lalu segera masuk ke dalam rumah dan Bunga mengikuti dari belakang."Aku obatin dulu tangannya.""Kamu nggak nanya kenapa aku pulang selarut ini?" Gama malah bertanya ke hal lain.'Aku pengen tanya, tapi takut bikin kamu nggak nyaman, Mas.'"Pasti banyak kerjaan makanya Mas baru pulang." Bunga tersenyum tipis."Kalau salah? Kalau ternyata bukan karena kerjaan, apa kamu bakal marah?"Bunga kembali tersenyum, tapi kali ini bukan jenis senyum tulus, melainkan dibuat-buat."Itu urusanmu, Mas. Kenapa jadi tanya gitu ke aku? Aku nggak berhak tahu semua tentangmu, kan?""Kenapa nggak berhak? Jelas kamu berhak, bukannya kamu istriku?" Tanpa sadar Gama meninggikan suara."Aku cuma i

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Pikirkan Baik-baik

    Kalimat Gama waktu itu terdengar begitu ambigu, membuat Bunga selalu berpikir macam-macam.Mungkinkah Gama jatuh hati padanya, seperti dia yang jatuh cinta pada pria itu?Bunga menyadari kalau dirinya salah. Namun, siapa yang mau mempunyai perasaan seperti ini? Dari awal memang hubungan mereka karena kesepakatan, bukan murni karena saling jatuh cinta. Bunga butuh uang, dan Gama ingin membalaskan dendam pada Sofia. Impas! Ya, menurut wanita itu impas. Akan tetapi, siapa sangka kalau akhirnya menjadi seperti ini?Mengapa Bunga malah mencintai pria yang tidak mencintainya?"Ish! Mikir apa sih aku ini, mana mungkin dia juga cinta sama aku. Aku yakin dia bilang kayak gitu karena masih butuh pertolonganku, besok kalau udah nggak butuh juga pasti bakal dibuang. Aku harus menghubungi Bu Sofia, ya, aku harus menjelaskan semuanya. Meskipun nanti dia maki-maki aku, aku nggak peduli. Udah resikonya seperti itu, tapi ... gimana caranya aku dapat nomor Bu Sofia?"Pikiran Bunga tiba-tiba ada di pons

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Siapa Bilang Kita Pisah?

    "Dari awal aku bilang juga apa, kamu harus hati-hati sama pembantu itu. Kelihatan polos, tapi aslinya berbisa. Tapi kamu malah jawab kalau dia itu beda dari pembantumu yang dulu-dulu, dia orangnya nggak neko-neko, see kenyataannya sekarang gimana?" cibir Sasya."Betul, biasanya laki-laki itu sukanya yang polos-polos gimana gitu, laki-laki itu nggak suka sama perempuan centil. Ya mungkin menurut laki-laki kalau perempuan polos itu perempuan baik-baik, kan? Itu aku cerita dari sudut pandang laki-laki loh ya," timpal Dona."Ish! Apaan, kalau namanya perempuan gatal ya udah sih, tetap aja gatal. Ngapain juga dibela-bela," sungut Sasya lagi."Siapa juga yang bela itu perempuan. Awalnya juga aku bilang harus hati-hati juga, kan? Si Sofia aja yang ngeyel."Sofia menggebrak meja dengan kencang, membuat kedua temannya terbelalak kaget."Aku lagi pusing, tapi malah kalian lebih bikin aku pusing sama perdebatan kalian berdua. Argghhh! Setres aku lama-lama kalau di sini.""Pulang dah sana, biar n

  • Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama   Kalian Nggak Punya Rasa Empati?

    Entah bagaimana caranya, Sofia bisa masuk gerbang yang megah itu, dia berjalan mendekat ke arah mereka, yang tampak asik berpelukan.Sofia bertepuk tangan seraya tertawa kencang, membuat Bunga maupun Gama langsung menoleh ke sumber suara.Bunga kelabakan, sementara Gama terlampau santai, seolah dia sudah memprediksi apa yang akan terjadi."Wow, wow, wow. Jadi selama ini kamu selingkuh dengan dia, Mas? Dan, Bunga? Apa yang kamu lakukan? Kamu mengkhianati majikanmu sendiri? Luar biasa, dasar perempuan gatal kamu, aku kira kamu beda dari perempuan-perempuan lain, nyatanya aku malah bawa masuk ke rumah dengan membawa ular?"Bunga tak berani berucap, bahkan mengangkat wajahnya saja dia tak mempunyai keberanian."Untuk apa kamu datang ke sini?" Kali ini Gama yang bertanya, dengan nada ogah-ogahan."Untuk apa? Nggak tahu kenapa aku punya firasat buruk makanya aku mengikutimu, dan ternyata firasatku benar, kan? Kamu selingkuh dengan pembantu kita, Mas? What? Aku nggak mimpi, kan?" Sofia terta

DMCA.com Protection Status