All Chapters of Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama: Chapter 11 - Chapter 20

38 Chapters

Lakukan Saja Kalau Kau Bisa

Hamil? Mana mungkin?Meskipun Bunga ragu tetap saja dia cemas. Selama ini dia jarang menstruasi, bisa dibilang tiga atau empat bulan sekali, dan kata orang kalau seperti itu bakal susah hamil.Meskipun belum tahu kebenarannya, Bunga tetap percaya karena beberapa temannya memang mengalami hal yang sama. Ada salah satu temannya yang sudah menikah, sampai detik ini belum juga dikaruniai anak.'Ah, mana mungkin,' batin wanita itu."Kenapa dari tadi melamun terus?" tanya Ayu dengan kening mengerut.Bunga menghela napas. "Nggak ada, cuma lagi bingung aja.""Masalah orang tua kamu? Bukannya kamu udah kirim uang ke mereka?"Bunga mengangguk pelan."Kalau kamu mikirin mereka terus, kapan kamu bisa bahagianya, Bunga? Kamu juga perlu pikirin diri kamu sendiri. Emangnya kamu nggak pengen nikah?"Mendengar kata menikah, Bunga tertawa hambar.'Menikah? Siapa yang mau nikah sama gadis kotor kayak aku? Nggak ada! Yang ada malah mereka pasti jijik,' decak wanita itu dalam hati."Masih belum kepikiran
Read more

Gaya Baru

"Apa yang kalian lakukan?!""Apa kamu nggak lihat di rambut Bunga ada serangga?" Bunga syok dengan kedatangan Sofia, sedangkan Gama malah bersikap santai? Setelah menyadari, Bunga langsung menyingkir dari hadapan Gama."Maafkan saya, Pak," kata wanita itu seraya menunduk."Kenapa kamu yang minta maaf? Bukannya aku yang deketin kamu?"Bunga menggeram dalam hati.'Jangan banyak tingkah, Pak. Di depanmu ada istrimu sendiri, tolong gunakan akal sehatmu,'"Sa--saya--""Sudahlah, kamu boleh pergi, Bunga," usir Sofia dengan ketus."Aku minta bikinkan kopi," sela Gama."Biar aku aja yang buatkan, sebaiknya kamu pergi ke kamarmu, Bunga." Lagi-lagi Sofia mengusir."Memangnya kamu bisa?" tanya Gama remeh. "Masuk ke dapur aja mana pernah," sindirnya pedas.Sofia mengepalkan tangan, tatapannya begitu tajam ke arah Bunga. Bunga yang menyadari pun langsung memutuskan pergi tanpa pamit."Sejak kapan kamu bela dia, Mas?"Gama menyenderkan tubuhnya di meja, tangannya ditaruh di saku celana, menatap So
Read more

Sebatas Pembantu dan Majikan

"Lepas, Dra. Aku harus pergi sekarang!" geram Sofia."Aku akan antar kamu, sampai depan pintu."Sofia menghela napas berat. "Oke." Dia pun akhirnya pasrah.Baru saja tangan Nendra menyentuh kenop pintu, Sofia langsung menginterupsi. "Udah, sampai sini aja, udah cukup. Aku akan keluar sendiri."Nendra terdiam beberapa saat setelah itu dia mengangkat kedua tangan dan mengangguk pasrah. Sepertinya usahanya gagal untuk menahan Sofia lebih lama di sini."Oke, terserah kamu," katanya kemudian."Nggak biasanya kamu kayak gini, kayak anak kecil yang lagi manja," ejek Sofia.Nendra tak menjawab, dia membiarkan Sofia membuka pintu, setelah hilang dari pandangan dia menghela napas berat.Berbeda dengan Sofia yang berada di balik pintu, matanya melotot ketika melihat seseorang yang dia kenali sedang menyenderkan tubuhnya di dekat pintu hotel yang baru saja dia tutup."Udah selesai?" Nada bicara pria itu tampak berat."M--Mas, ngapain kamu ada di sini?" tanya Sofia gugup."Ngapain ya? Entah, aku j
Read more

Apa Karena Kepengen Juga?

"Habis dari mana kamu?" Sofia menatap Bunga dari atas sampai bawah."Saya habis keluar sebentar, Bu, ketemu sama teman.""Teman lagi, teman lagi. Itu terus yang jadi alasan kamu. Tadi aku lihat kamu ada di hotel. Benar, kan?"Bunga menggeleng cepat. "Saya tidak pernah ke hotel. Mungkin Anda salah lihat."Semakin lama Bunga semakin pandai berbohong, dan ternyata usahanya berhasil karena Sofia tak lagi menatapnya dengan tajam.Sofia terdiam cukup lama, sepertinya termakan ucapan Bunga.'Benar juga, mungkin tadi aku salah lihat. Mungkin tadi sekilas mirip sama dia aja. Kenapa akhir-akhir ini aku selalu menuduh Bunga sih,' keluh Sofia dalam hati."Meskipun kamu benar, bukan berarti kali ini kamu bebas dariku, Bunga. Masih ingat, kan, kalau aku pernah menyuruhmu untuk mengawasi suamiku? Kenapa sampai sekarang tidak kamu lakukan? Malah semakin hari kamu semakin sering keluar rumah, asyik dengan rutinitas sendiri. Sebenarnya kamu niat kerja apa nggak, hah?" Sofia berkacak pinggang.Kepala Bu
Read more

Temani Aku Tidur!

Tok ... tok ... tok ...Bunga mengerjapkan matanya berkali-kali, padahal ngantuk berat tapi dia terpaksa bangun membukakan pintu kamar. Takut saja kalau ternyata Sofia yang mengetuk pintu.Bunga menguap lebar, barulah dia membuka pintu."Ada yang bisa saya bantu, Bu-- loh, Pak Gama?" Mata Bunga yang tadinya berat sekali seketika melotot.'Kok bisa? Bukannya dia bilang akan pergi keluar kota beberapa hari?'"Kenapa kaget gitu? Kayak lihat setan aja. Atau jangan-jangan ada yang kamu sembunyikan?" tanya pria itu penuh selidik.Bunga menggeleng cepat. "Bukan, nggak seperti itu. Apa Bu Sofia--""Dia udah pergi dari sini. Mungkin sedang bersenang-senang di luar dengan pria lain. Aku ingin mandi, tolong siapkan air hangat dan juga pakaian tidurku. Dan jangan lupa siapkan aku makan malam."Gama berbalik pergi menuju ke kamar, tapi mendengar Bunga memanggil dia berhenti melangkah."Maksudnya saya disuruh melayani Anda atau gimana ini?" tanya wanita itu bingung.Gama kembali mendekat, seraya me
Read more

Tahu Bedanya Wanita Simpanan sama Jalang?

"Bukti-bukti semakin kuat, kenapa Anda masih mempertahankan pernikahan yang tidak sehat ini, Pak?" tanya Adit heran.Gama yang tadinya fokus dengan tablet, seketika mendongak. Menatap asistennya cukup lama. Gama juga berpikir, sampai kapan dia akan bertahan?Menunggu Sofia yang akan menceraikannya seperti terdengar begitu mustahil. Wanita itu seperti perangko, makin lama makin lengket saja, apalagi sekarang-sekarang semakin manja. Itulah yang membuat dirinya pening tak karuan."Kenapa? Apa kamu mendapatkan bukti lagi?" tanya pria itu, kembali fokus pada tabletnya.Adit menghela napas berat. "Dia memakai uang sangat banyak bulan ini, sepertinya uang itu digunakan untuk pria itu."'Apa selama ini aku terlalu bermurah hati padamu, Sofia? Kau menggunakan uangku untuk bersenang-senang dengan pria lain? Dasar wanita tidak tahu diuntung. Tujuanmu menikah denganku hanya untuk memeras uangku, huh? Sekarang bersenang-senanglah, tapi lihat saja pembalasanku nanti, sialan!'Tangan Gama mengambang
Read more

Bisa Ketemu Besok?

"Siapa yang kamu maksud?"Bunga tersentak, dia tidak menyadari kedatangan Gama. Sejak kapan pria itu berdiri di belakangnya?"Kenapa tiba-tiba datang ke kamarku?""Nggak usah ngalihin pembicaraan, siapa orang yang kamu maksud? Siapa orang yang kamu rindukan?" Bunga menghela napas. "Bukan siapa-siapa."Gama mencengkram dagu Bunga, dia tersenyum sinis. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, huh?"Bunga menggeleng."Jangan bohong!""Nggak ada. Aku nggak bohong."Gama melepas cengkeraman itu, lalu berbalik membelakangi Bunga."Ingat perjanjian kita, selama kamu masih terikat kontrak, itu artinya kamu harus turuti perintahku. Tidak ada laki-laki lain di antara kita berdua.""Tapi Mas sendiri yang tidak menulis di kontrak, itu artinya--""Apa? Kamu masih mengelak?" sentak Gama. "Padahal jelas-jelas dikontrak itu dinyatakan kamu harus patuhi semua aturanku, bukan?"Tangan Bunga mengepal. "Kamu curang, kamu seenaknya aja buat kesepakatan sepihak. Padahal aku belum menyetujui, tapi kamu ...."Gam
Read more

Pria Itu?

'Bayu? Ada apa dengan pria itu?' Bunga bertanya-tanya dalam hati.Sebelum berkata lebih jauh, Bunga menoleh ke kiri dan ke kanan, untuk memastikan kalau saat ini dirinya aman.Dia menghela napas lega karena hanya dia sendiri yang ada di dalam kamar, untuk mencari aman Bunga pun mengunci pintu kamar."Emangnya ada apa dengan dia, Yu?" tanya Bunga penasaran."Ish! Panjang pokoknya ceritanya. Nggak enak juga kalau dijelasin lewat telepon. Enaknya kita bahas pas ketemu langsung.""Kenapa nggak di sini aja sih. Penting banget ya?"Ah! Bunga kalau sudah penasaran pasti akan selalu mendesak."Nggak bisa, Bunga. Kita harus ketemu."Bunga mengembuskan napas berat. 'Besok kira-kira aku diizinin pergi nggak ya? Dicoba aja dulu deh, mudahan Bu Sofia nggak ngelarang pergi lagi,' batin wanita itu."Iya deh iya. Tapi aku nggak janji ya, Yu. Kamu tahu sendiri kan kondisi aku ini gimana.""Yang penting kamu ada inisiatif mau datang. Kalau ditanya mau ke mana, tinggal kamu jawab aja kalau ada titipan
Read more

Asalkan Bukan Majikan Kamu

"Bayu?"Ayu mengangguk. "Iya, aku punya kabar buat kamu," katanya menggebu-gebu.Bunga terlihat tidak begitu bersemangat ketika nama itu kembali disebut-sebut."Kenapa dia?" tanyanya malas."Kata dia, kamu sekarang susah dihubungi, padahal nomor kamu kan masih yang dulu, kan?"Bunga tersenyum masam, sama sekali tidak menikmati cerita itu."Nggak tahu, buktinya nggak ada tuh hubungi aku. Bohong kali dia tuh," cetus Bunga."Kata dia sih, kamu sengaja menghindar dari dia. Emang iya?" "Nggak lah, emangnya aku menghindar ngapain? Dia juga kan yang buat aku kayak gini."Ayu memegang tangan wanita itu. "Bunga, dia itu sayang banget sama kamu. Mungkin kalian salah paham sampai harus los kontak kayak gini."Sedikit cerita, Bunga dan Bayu dulunya memang dekat, tapi tidak sampai pacaran. Bunga mengira kedekatan mereka akan membuahkan hasil, nyatanya Bunga mendengar kalau Bayu sudah mempunyai kekasih. Ekspektasi Bunga terlalu tinggi, dia tidak menyalahkan Bayu, dia malah malu pada dirinya sendir
Read more

Habis Gelap Terbitlah Terang

"Nah, nah, nah. Cepat minum dulu." Ayu Kaget dengan reaksi Bunga yang berlebihan.Setelah melihat Bunga tenang, barulah Ayu kembali menyeletuk. "Kamu nggak suka sama majikan kamu, kan?"Bunga kembali melotot. "Kamu ini ngomong apaan sih? Mana mungkin aku menyukai laki-laki yang udah beristri."Ayu tampak lega mendengarnya."Iya, bagus deh kalau pikiran aku tadi nggak benar. Iya, memang nggak boleh kita suka sama pria beristri, jatuhnya pelakor. Ya ... meskipun sebenarnya kebanyakan partnerku udah pada punya istri, tapi aku melakukannya nggak pake hati kok, profesional aja."Bunga berdecak. "Itu ... bukannya sama aja ya? Kan, main serong.""Yang penting kami main nggak pake hati." Ayu mengedikkan bahunya acuh."Tapi ... kamu nggak ada niatan buat berhenti? Minimal cari yang serius gitu, Yu. Emangnya kamu nggak capek kayak gini terus? Emang sih cari uang memang perlu, tapi ... kasihan juga kesehatan kamu. Masa depan kamu nanti gimana?" Bunga mencoba memberi temannya wejangan.Ayu tersen
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status