Semua Bab TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU: Bab 141 - Bab 150

173 Bab

Bab 0141

Lilik yang sedang mengawasi Zidane main di ruang tengah merebahkan diri di karpet. Seperti biasa sambil bermalas-malasan. Dia tersentak kaget, menoleh ke arah pintu saat denting bel terdengar jelas di telinganya. “Siapa yang bertamu? Tak mungkin Handoko.” Lilik mengerutkan kening, bertanya di dal
Baca selengkapnya

Bab 0142

“Enak-enakan tidur dalam keadaan rumah berantakan seperti ini! Mumpung anak tidur, waktunya kamu beres-beres. Rumah kayak kapal pecah seperti ini!” Di depan pintu, Utami menyambut Lilik dengan ceramahnya. Lilik hanya bisa menunduk dan mengucapkan kata maaf karena terlalu lama. “Bereskan sekarang j
Baca selengkapnya

Bab 0143

Lilik memasak dengan kesal luar biasa. Ia memotong dengan sembarang. Setelah sayur yang ia masak berada dalam mangkuk, siap untuk disajikan, perempuan itu meludah ke arah sayur. Lalu diaduknya setelah memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Lilik menjentikkan jarinya, tersenyum licik menatap s
Baca selengkapnya

Bab 0144

“Han. Nggak bisa seperti ini, dong. Kita bisa pura-pura sebagai suami istri di depan ibumu, tapi tidak harus satu kamar. Kamu bisa cari alasan yang masuk akal di depan ibumu, Han. Aku mohon.” Lilik menatap Handoko dengan wajah memelas. Tidak pernah terlintas dalam pikiran Lilik untuk satu kamar de
Baca selengkapnya

Bab 0145

Menjelang Magrib, Lilik masuk ke kamarnya. Dia tampak kaget dan masih tak percaya kalau Handoko benar-benar menepati ucapannya, masuk ke kamar yang selama ini ditempati oleh Lilik dan Zidane. “Kamu benar-benar mau tidur di sini, Han?” Lilik bertanya dengan hati-hati. Takut menyinggung perasaan laki
Baca selengkapnya

Bab 0146

Minggu Sore. "Assalamualaikum." Suara bariton yang akhir-akhir ini mengusik Amira menelusup ke telinga perempuan yang sedang menyirami tanaman di sekitar halaman rumahnya. "Reza?” Amira membatin sebelum membalikkan badan ke arah sang empu suara. Amira tersenyum menyambut teman remajanya itu sekal
Baca selengkapnya

Bab 0147

"Jadi apa yang Mbak Amira suka kalau bukan coklat?” tanya Reza seraya senyum. Ada perasaan lega saat Amira mengatakan kalau dirinya tidak menyukai buket tersebut. "Apa saja yang penting dari orang menurut saya baik dan tulus dari hati pastinya.” Amira tersenyum memastikan jawabannya itu adalah sin
Baca selengkapnya

Bab 0148

Hari demi hari kesibukan demi kesibukan Reza lalui seperti sebelumnya. Bisnisman di bidang apparel menenggelamkan diri dengan kesibukan berbisnis. Pengusaha muda itu menghabiskan waktunya untuk kerja dan kerja. Keinginannya untuk mengungkapkan perasaan pada Amira sampai detik ini belum terlaksana. K
Baca selengkapnya

Bab 0149

“Aku sudah berhasil mengambil beberapa surat tanah atas nama Widuri, Ibunya Bos Reza. Itu diserahkan oleh Utami secara sadar. Dia begitu bodoh. Bahkan rumah utama atas nama Utami juga beberapa hektar tanah lainnya ikut diberikan kepadaku sebagai investasi. Kan awalnya sasaran kita hanya satu rumah d
Baca selengkapnya

Bab 0150

Di kamar, Amira tak dapat memejamkan mata. Padahal, sudah larut malam. Entah kenapa wajah Reza sejak tadi membayang di pelupuk matanya. “Apa kabar Reza saat ini, ya? Kenapa sih, ia tak memberikan kabar?” Amira bermonolog di dalam hati. Amira menatap layar handphonenya yang tak kunjung menyala. P
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status