Semua Bab TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU: Bab 161 - Bab 170

173 Bab

Bab 0161

“Sedang nonton apa, Bu?” Amira yang sangat jarang nonton televisi itu menjatuhkan bobot tubuhnya di samping sang Ibu. Bu Sumi tersenyum menyambut Bu Sumi. “Itu. Ibu suka dengan sinetron itu. Kok, tumben kamu ke sini, Nduk?” Bu Sumi yang sudah lancar berjalan sendiri itu merasa aneh dengan anak p
Baca selengkapnya

Bab 0162

“Ibu kenalkan sama mereka?” Amira tidak sabar lagi menunggu ibunya yang masih saja terdiam. “Rusmi adalah gadis tetangga desa. Kami saling mengenal pada saat acara rewang di rumah saudara ibu yang bertetangga dengannya, dulu. Itu saja, sih. Memangnya kenapa kamu pengen tahu tentang Rusmi, Nduk? Apa
Baca selengkapnya

Bab 0163

“Minta maaf kenapa, Bang?” Amira yang dirundung rasa penasaran segera menghubungi nomor kakaknya. Kini mereka berbicara melalui sambungan telepon. “Abang minta maaf karena pernah marah sama kamu, gara-gara menolak lamaran Arfan waktu itu.” Fikri menjelaskan. Amira yang tidak paham dengan Abang men
Baca selengkapnya

Bab 0164

Amira terbangun dari tidurnya karena dorongan cairan di kantong kemihnya yang menuntut untuk dibuang. Wanita itu segera menatap jam dinding yang bertengger di tembok Kamarnya. Jarum panjang ada di angka dua belas, sementara jarum pendeknya tepat di angka sembilan. Seharian ini Amira kecapekan se
Baca selengkapnya

Bab 0165

Di depan pintu Santi menyambut Amira dengan penuh kesedihan. Sesuai permintaan Tama, Amira akhirnya pergi ke rumah Mumun. Memastikan bahwa keluarga mereka baik-baik saja. Tama sengaja mengutus Amira sebab nomor handphone Santi tidak bisa dihubungi. “Apa kabar, Mbak?” Amira mengulurkan tangan ke ar
Baca selengkapnya

Bab 0166

“Mas Tama, Mbak.” Amira menyodorkan ke handphone Santi yang baru kembali dari kamar ibunya. “Mungkin mau bicara sama kamu, Mir.” Santi kembali menjatuhkan bobot tubuhnya di samping Amira. “Nggak, dia sengaja menelpon Mbak Santi, kok.” Tama sengaja menghubungi Santi melalui Amira, sebab handphon
Baca selengkapnya

Bab 0167

[Bi, tolong sampaikan ke Ibu, aku tidak bisa pulang sore ini. Mungkin, nanti malam baru pulang. Aira meninggal dunia, Bi. Aku bantu-bantu sekalian di sini.] Amira mengirimkan pesan pada Bi Marmi, bibinya. Amira baru sempat memberi tahu keluarganya. Derap langkah kaki yang memasuki ruang tamu membu
Baca selengkapnya

Bab 0168

“Mau sampai kapan kamu diam di situ, Lilik? Mau sampai kapan kamu membiarkan Zidane mengacak-acak permainannya? Cepat bereskan rumah ini! Aku muak melihat kamu yang seperti ini terus! Sudah berapa kali aku bilang? Jangan biarkan anakmu mengacak-acak ruang tamu atau ruang tengah dengan permainannya i
Baca selengkapnya

Bab 0169

“Terima kasih banyak, ya, Mas. Maaf nggak bisa menyuruh mampir. Ini susah sangat malam.” Amira menghampiri pria yang berada di balik kemudi bulat setelah memarkirkan motornya di depan rumah. “Memang seharusnya aku tidak mampir, De. Kalau mampir nanti bahaya,” kelakar laki-laki di balik kemudi yang
Baca selengkapnya

Bab 0170

“Kapan acara lamarannya, De?” tanya Fikri di negeri seberang sana. Amira baru saja menceritakan niat baik Reza yang ingin melamarnya kepada Fikri. “Rencananya empat hari lagi, Bang. Abang sekarang sudah merestui ‘kan?” tanya Amira yang belum begitu yakin sepenuhnya terhadap restu Fikri. “Insya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status