[Mas, apa yang harus aku lakukan? Ternyata di hari kepulangannya, Bang Fikri langsung mengadakan acara lamaran untukku nanti malam. Bahkan, aku tidak diberitahu terlebih dahulu. Aku yang baru pulang kerja dibuat terkejut dengan keputusan Bang Fikri yang kesannya memaksa.] Amira mengirimkan pesan unt
Byur! Seember air tumpah ruah di atas wajah Lilik senja itu. Ini hampir magrib dan Lilik masih tertidur. Sontak saja Lilik terbangun dengan wajah bingung. Ia menoleh ke arah anaknya yang tertidur agak jauh darinya. Zidane terselamatkan, terhindar dari guyuran air tersebut. “Kenapa ibu melakuka
Rumah Bu Sumi kembali lengang. Sepi, kembali merayapi setelah para tamu undangan pulang ke rumah masing-masing. Termasuk keluarga Arfan. Rombongan keluarga dari pihak cowok itu harus pulang dengan membawa rasa malu yang tidak terkira. Sebab, Amira menolaknya secara mentah-mentah di hadapan para teta
“Kandunganmu semakin besar, Ra. Aku tidak mau menanggung malu gara-gara ulahmu! Hamil tanpa suami! Sebenarnya ambil tindakan. Pilihannya hanya dua; kamu tetap tinggal di sini dan menggugurkan kandungan itu, silakan pergi dari sini dan tetap membiarkan dia membesar di dalam perutmu? Aku kasih waktu b
Enam bulan kemudian. “Aira, bangun!” Bentakan dari luar membuat Aira tersentak kaget. Spontan perempuan itu duduk dengan kepala yang masih sakit. Sakitnya bertambah-tambah lantaran terkejut dengan suara ibu mertuanya yang naik beberapa oktaf. Ya, saat ini Aira sudah menjadi istri dari seorang laki
“Aku tidak mengerti kenapa ibu pura-pura merasa terdzolimi di depan mas Dani? Padahal, jelas-jelas ibu adalah pelakunya. Aku korban kejahatan ibu. Apa sih tujuan ibu melakukan semua ini?” Dengan susah payah Aira menatap ibu mertuanya setelah mengumpulkan keberanian. “Mau tahu jawabannya? Karena ak
Bab 145 “Bagaimana kondisi Aira saat ini, Mas? Sudah ada perubahan?” Amira menatap Tama yang secara tidak sengaja bertemu di apotik terbesar di kabupaten tersebut. Mereka sama-sama mencarikan obat herbal untuk ibunya masing-masing. Hujan yang sangat lebat membuat keduanya memutuskan untuk bertedu
“Mir, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan ke kamu. Tapi maaf kalau pertanyaan saya nanti sedikit mengungkap masa lalu kamu. Tapi, sungguh saya sangat penasaran dengan apa yang terjadi.” Amira yang sedang membereskan berkas-berkas kerjanya yang tadi digunakan untuk meeting pun mendongak, menatap B