Semua Bab Maafkan Aku, Menikahinya: Bab 71 - Bab 80

116 Bab

Memaafkan

Pada sidang berikutnya semua hadir kembali dan mereka dibuat terkejut karena Jordan mengganti pengacaranya atau lebih tepatnya Ben tidak mendukung Jordan lagi.Ben menarik pengacara hebat itu dan membiarkan ayah Jordan mencari pengacara untuk anaknya.Kemampuan finansial ayah Jordan yang tidak sekuat Ayah Ben hanya mampu membayar pengacara yang levelnya di bawah pengacara Ben.Membuat kekuatannya hampir menyetarai pengacara keluarga Gunadhya.Bukti-bukti yang mendukung sudah dapat menguatkan kemenangan kasus tersebut, selangkah lagi Jordan akan mendekam di penjara.Ben pun tidak memutuskan kontrak kerjanya dengan perusahaan Rendra.Perbincangan Ben dengan Aura yang hanya berdurasi sepuluh menit itu mampu menjungkir balikan keadaan.Aura p tidak membenci dan masih mau menerima Ben yang saat itu berada di kubu Jordan sungguh mampu merubah haluan Ben.Ben memutuskan untuk tidak membantu Jordan walaupun dia harus menerima hujatan dari keluarga besar sang ayah.Beruntung sang ayah
Baca selengkapnya

Menemui Jordan

Tubuh Aura bergetar ketika kakinya menapaki tangga menuju pintu lapas di mana Jordan sedang mendekam di sana.Aura harus menemui lelaki itu dulu sebelum memutuskan apakah dirinya akan mencabut tuntutan tersebut atau tidak.Siapa tau jika surat yang diberikan kepadanya hanyalah salah satu bentuk usaha pengacara Jordan untuk membuatnya luluh.Aura harus melewati beberapa penjagaan dan juga pemeriksaan, dia mengeluarkan pasportnya sebagai tanda pengenal kemudian diarahkan menuju ruangan yang cukup luas dengan beberapa set meja kursi seperti yang sering dilihatnya di kantin.Jantung Aura berdetak kencang, sesaat dia menyesali kedatangannya ke tempat ini tapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa pergi begitu saja karena Jordan dengan tangan terborgol sudah berada di balik pintu bertralis yang memisahkan ruangan.Pakaian lapas yang membalut tubuh Jordan sungguh tidak cocok dengan wajah tampannya.Tatapan mata mereka akhirnya bertemu membuat Aura menahan nafas se
Baca selengkapnya

Mementingkan Orang Lain

Rendra meraup wajahnya menggunakan kedua tangan, beberapa waktu lalu tuan Alfons datang ke kantornya setelah bertemu Aura untuk menjelaskan perkembangan terbaru mengenai kasus tersebut. Apa yang di jelaskan tuan Alfons kepada Aura sama seperti apa yang dijelaskan kepada Rendra. Tuan Alfons juga memberikan beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika mereka tetap melanjutkan kasusnya yang akan berujung dua kemungkinan yaitu menang atau kalah. Namun perjalanan menuju akhir itu akan membutuhkan waktu dan perjuangan yang panjang dan melelahkan. Rendra seolah dipaksa berhenti untuk melangkah mengingat kata-kata Aura semalam yang mengatakan jika dirinya sudah lelah dengan masalah ini dan hanya ingin fokus kuliah. Terlebih menurut tuan Alfons, Aura sedang mempertimbangkan kesepakatan yang diajukan pengacara Jordan dengan menemui lelaki itu di penjara. Aura sempat mengirim pesan kepada Rendra, meminta ijin untuk menemui Jordan terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. Menu
Baca selengkapnya

Keputusan Aura

Kedua mata mereka bertemu ketika Rendra baru saja keluar dari walk in closet dan sudah mengenakan pakaian tidur.Kaos polos tipis berwarna navy itu masih belum bisa menutupi tubuh berotot Rendra dan celana panjang kain berwarna senada dengan motif flanel nampak nyaman pria itu gunakan.Rendra menghela napas pelan, dia pikir sang istri telah terlelap ketika dirinya selesai membersihkan tubuh namun ternyata dugaan awalnya benar bahwa ada yang akan Aura bicarakan yaitu permintaan maaf dan hal lain, mungkin sesuatu tentang kasus Jordan.Suami dari Aura itu memutuskan berbelok menuju pintu berniat menenggelamkan diri dengan pekerjaan di ruang kerja namun suara Aura yang sedang menyandarkan tubuh pada kepala ranjang menghentikan tangannya yang hendak memutar knop pintu.“Abang...jangan menghindar!” Kalimat terang-terangan bernada mencela itu sukses membuat Rendra membalik tubuhnya.Sorot matanya tajam menatap sang istri yang sedang tersenyum manis dan sialnya begitu cantik natural ta
Baca selengkapnya

Kecewa Tapi Cinta

Baru saja dia akan melepaskan pelukannya untuk beranjak pergi dari kamar namun niatnya tertahan oleh suara Rendra.“Abang kecewa....” Hening beberapa saat karena Aura menunggu kelanjutan kalimat tersebut.“Tapi kalau menurut kamu keputusan itu sudah benar, Abang bisa apa? Tapi Abang masih enggak terima dengan perlakuan Jordan sama kamu,” sambungnya setelah memberi jeda beberapa detik.“Kamu enggak pernah tau bagaimana rasanya ketika melihat kamu babak belur hampir di nodai Jordan, dunia ini rasanya akan runtuh, Ra!” Yang hanya bisa Rendra utarakan di dalam hati.“Makasih ya, Bang....” “Untuk apa?” Rendra bertanya dengan kerutan dalam di keningnya karena ungkapan Aura tadi tidak relevan dengan pernyataan yang baru saja dia lontarkan.“Karena udah sayang sama Aura, l balasnya kemudian mengusel di leher Rendra.Aura tidak menyadari jika dampak dari tindakan impulsifnya malam ini sudah kembali membangunkan sesuatu yang sekuat tenaga Rendra redam bahkan sampai dirinya mandi air d
Baca selengkapnya

Wedding Gift

“Kok diem aja?” suara bas yang terdengar dari samping Aura membuat perempuan itu menoleh.“Hn?” Aura mengangkat kedua alisnya menatap pria yang sudah mengembalikan perhatian pada jalan di depannya.Setelah menyetujui kesepakatan yang ditawarkan oleh keluarga Jordan di kantor tuan Alfons, Rendra membawa Aura cepat-cepat pergi dari tempat itu.Grandma dan grandpa telah menunggu mereka di sebuah Restoran untuk makan siang.Sebelumnya sepasang kakek dan nenek itu sudah mengetahui berita mengenai keputusan Aura tersebut dan mereka menghargainya.Sama halnya dengan kedua orang tua Aura, walau mereka sempat menentang terutama sang papi tapi akhirnya dengan pengertian yang disampikan Aura, kedua orang tuanya mau memahami.Padahal Rendra sering berkomunikasi dengan papi Edward tentang masalah ini untuk mempengaruhi sang mertua agar mau membujuk Aura untuk tetap meneruskan kasus Jordan.Namun sayang, setelah menikah dan lepas dari kedua orang tuanya, Aura seolah memiliki jati diri baru d
Baca selengkapnya

Menunda Kehamilan

Kening Aura berkerut mendapati mobil suaminya di pelataran parkir kampus.Mobil sport yang selalu dikendarai Rendra jika lelaki itu sedang ingin mengemudi sendiri.Aura menyipitkan mata menilik ke dalam mobil tepatnya belakang kemudi, apakah benar sang suami yang menjemputnya karena ini hari jumat di mana lelaki itu selalu sibuk dengan pekerjaannya menjelang akhir minggu terlebih selama seminggu ke depan Rendra akan mengambil cuti bulan madu.“Abang?” panggil Aura, mengetuk kaca jendela mobil suaminya.Tidak berapa lama pintu mobil seharga rumah di kawasan elite di Jakarta itu terbuka ke atas dan sosok suaminya sudah menanggalkan jas juga dasi terpampang nyata di hadapan Aura.Aura bahkan harus mengerjap beberapa kali meyakinkan indera penglihatannya bahwa mata itu tidak salah melihat karena Rendra yang bermandikan sinar jingga matahari sore hari nampak setampan dewa-dewa Yunani. Otot-otot di lengannya yang kekar tidak berlebihan terlihat sexy karena lelaki itu menggulung lenga
Baca selengkapnya

Perjalanan Bulan Madu

Entah sudah berapa kali Aura mengucapkan terimakasih kepada Sang Kakek dan Nenek Mertua atas hadiah pernikahan spektakuler yang diberikan.Bahkan ketika tadi sore mereka menghubungi untuk memastikan Aura dan Rendra tidak lupa akan tanggal keberangkatan bulan madu mereka, Aura masih saja mengucapkan kata terimakasih membuat Grandma dan Grandpa mengangguk berkali-kali di sebrang sambungan telepon sana meski Aura tidak dapat melihatnya.Dan saat ini Aura tengah di sibukkan dengan menata pakaian yang akan di bawa ketika liburan nanti.“Awas nih pil penunda kehamilannya ketinggalan! Jangan simpen dimana aja…” Omel si pria irit bicara kepada istrinya yang sedang sibuk memasukan pakaian ke dalam koper.Lelaki itu mendekat seraya memberikan pil yang di resepkan dokter untuk Aura.“Oh iya, hampir lupa!” Aura menyaut satu botol pil yang disodorkan Rendra, memasukannya ke dalam tas lalu kembali melanjutkan memasukan pakaian ke dalam koper.
Baca selengkapnya

Negri Kincir

Tiba di Holland Hoek, sebuah mobil mewah sudah menjemput mereka.Mobil yang mereka tumpangin menyongsong fajar menuju Rotterdam.Supir paruh baya yang ramah itu membawa mereka kesebuah restoran dengan suasana indah luar biasa dimana pemandangan air dan perahu dapat mereka lihat dari setiap meja.“Dingin?” Rendra bertanya kepada Aura setelah pelayan pergi membawa menu makanan pesanan mereka.Aura yang telah memakai longcoat masih saja menyilangkan tangan di depan dadanya untuk mengusap lengan bagian atas mencari kehangatan.“Iya...” satu kata terdengar seiring dengan uap hangat yang keluar dari mulutnya.Rendra menipiskan bibir kemudian meraih kedua tangan Aura lalu mendekatkannya ke bibir, perlahan ia tiup telapak tangan Aura untuk menyalurkan kehangatan melalui hembusan nafasnya.Aura tertegun dengan mata bulat menatap Rendra.Bukan sekali tapi beberapa kali Rendra meniup telapak tangan Aura hingga ia merasakan
Baca selengkapnya

Pria Dari Masa Lalu

Restoran Bridges yang terkenal menjadi pilihan tempat makan malam mereka.Restoran ini menyuguhkan ikan sebagai bahan utama, dengan menu à la carte dan Chef (4-6 hidangan) yang begitu menggiurkan.Chef's Table di tengah dapur menjadi keunikan yang dimiliki Bridges.Bridges juga menyediakan pengalaman bersantap eksklusif, maka dari itu keduanya mengenakan pakaian semi formal untuk mendapatkan kesan elegan pada makan malam romantis kali ini.Rendra mengenakan stelan jas berwarna hitam tanpa dasi dengan kemeja putih yang dua kancing bagian atasnya sengaja ia buka.Sementara Aura mengenakan gaun panjang berbahan satin berwarna hitam dengan tali spaghety di pundaknya.Rambut yang ia kumpulkan di bagian kanan pundaknya membuat leher sebelah kiri yang putih mulus itu terekspose indah dipandang mata.“Kenapa?” Aura bertanya karena sedari tadi sang suami menatapnya intens.“Aku baru sadar kalau kamu sangat cantik...” bat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status