Semua Bab Maafkan Aku, Menikahinya: Bab 81 - Bab 90

116 Bab

Tergantikan

Sigit! Pria yang masuk dalam kehidupan Aura kemudian membuatnya jatuh cinta lalu menorehkan luka dengan meninggalkannya begitu saja di detik-detik pernikahan mereka.Sigit juga sama shock nya ketika melihat Aura.“A..u..raa...” kata pertama yang diucapkan oleh Sigit sambil terbata.Aura segera merubah ekspresi wajahnya menjadi angkuh, ia tidak ingin terlihat terpuruk pasca ditinggal pergi oleh tunangan sialannya itu.“Bukan aku yang menabraknya, tapi dia yang menabrak ku! Belikan wanita mu kacamata, mungkin matanya rabun sehingga tidak bisa melihat aku yang sebesar ini!” ucap Aura ketus.Sigit tertawa terpaksa mendengar ucapan Aura, sedangkan istri yang ia nikahi di Belanda setelah kabur dari pernikahannya dengan Aura, menatap tajam ke arah Aura sambil memindainya dari atas hingga bawah.“Ooo...Kamu udah pinter ngelawan ternyata, aku pikir kamu masih sama dengan gadis penurut yang dulu tergila-gila sama aku!” Sigit berucap pongah
Baca selengkapnya

Sudah Mencintai

Wajah cantik Aura masih terlelap, seolah enggan meninggalkan alam mimpi.Begitu nyenyak berbantal di lengan Rendra dengan posisi tubuh mereka yang saling memeluk.Rendra kecup pipi Aura seringan bulu namun sang istri masih enggan membuka mata.Seketika sudut bibir Rendra tertarik ke atas membentuk lengkung senyum.Katakanlah Rendra pria paling plin plan didunia ini karena masih bimbang mengenai urusan hati.Tapi jangan salahkan Rendra karena umurnya masih dua puluh enam tahun dan selama itu ia sibuk belajar dan bekerja.Lalu dipaksa menikah dengan seorang gadis tanpa dasar cinta sementara sudah ada gadis lain yang bertahta di hatinya.Alisha cantik, begitu pula Aura.Alisha gadis mandiri dan memiliki pendirian kuat sementara Aura gadis yang selalu mengalah dan mengikuti keinginan orang lain sehingga tidak bisa tegas mempertahankan pendapatnya.Sampai beberapa waktu lalu, ia memaksa untuk menghentikan ka
Baca selengkapnya

Momen Romantis

Setelah beberapa saat Aura tenggelam dalam selimut berwarna putih yang membalut tubuhnya, Rendra meregangkan tubuh dengan menarik tangannya ke atas.Ia beranjak dan mulai mendekati ranjang mengecek keadaan Aura.Wajah damai Aura yang sedang terlelap begitu menggemaskan, Rendra tersihir untuk memberikan satu kecupan di kening Aura.“I Love You, Jovanka..Aura..Lovata!” bisik Rendra berharap Aura tidak mendengarnya.Sudah pasti Aura tidak mendengar karena ia sudah berada di alam mimpi, namun bisikan kalimat cinta itu terbawa hingga mimpi Aura.Disana, Aura melihat Rendra tersenyum sambil menghampirinya dengan satu buket bunga mawar merah yang melambangkan cinta yang manis dan romantis.“I love you, Jovanka Aura Lovata!” ungkap Rendra yang membuat Aura begitu terharu kemudian menerima sebuket bunga mawar merah tersebut lalu menghirup wangi bunga dengan perasaan membuncah bahagia.Ketika mereka hendak berpelukan, seorang wani
Baca selengkapnya

Hanya Aura

Makan malam yang dibuat Aura dengan bahan-bahan yang sudah disediakan di dapur oleh orang suruhan Rendra, sungguh membuat Rendra kekenyangan.Memiliki Oma yang berkecimpung di dunia kuliner tentu saja membuat Aura dengan mudah belajar memasak.Aura sering melihat para koki atau tukang kue meracik olahannya hingga menjadi makanan yang lezat.Belum lagi Grandma sering mengajarinya measak, ketika mereka datang berkunjung setiap weekend.Terutama beberapa masakan eropa kesukaan Rendra.Setelah makan malam, Rendra menyalakan perapian untuk menghangatkan ruangan.Aura yang baru saja selesai mencuci piring bekas makan, ikut bergabung ke ruang tamu dan duduk didepan perapian.Rendra sedikit terkejut ketika berbalik dan Aura sudah duduk dibelakangnya, ia pun tersenyum saat Aura memberikan senyum manisnya.Melihat sang istri sudah kembali ceria membuat Rendra lega karena usahanya tidak sia-sia.Lelaki itu duduk b
Baca selengkapnya

Bahagia

“Abang bahagia ga nikah sama Aura?” Aura bertanya memecah keheningan, kepalanya menoleh kesamping demi menatap wajah tampan sang suami.“Kenapa kamu nanya gitu?” Rendra mengembalikan pertanyaan Aura, sorot matanya masih betah menatap langit-langit.“Aura....Aura mau Abang bahagia....” begitu sulit Aura mengutarakan apa yang ada di benaknya hingga kalimat itu terjeda.Rendra menoleh menatap Aura begitu terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.Kalimat biasa namun begitu luar biasa bila di ucapkan Aura, istrinya yang ia nikahi tanpa dasar cinta.Aura ingin dirinya bahagia? Kening Rendra berkerut menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir Aura karena dirinya rasa bila Aura menggantung ucapannya.Kenapa Aura menginginkan ia bahagia? Apakah selama ini ia tidak terlihat seperti suami yang tengah berbahagia? Pasti karena Aura tau bila pada awalnya ia menikahinya karena terpaksa.Aura menelan saliva
Baca selengkapnya

Merasa Dicintai

“Jadi, Gimana rasanya bulan madu?” Maria yang baru saja datang itu mengejutkan Aura membuat Aura terhenyak, kemudian gadis cantik itu duduk disebelah kanannya. “Bisa kau ceritakan, apa saja yang kau dan suami mu lakukan disana?” tanya Alvin yang baru saja duduk di sebelah kiri Aura dan sontak membuat perempuan itu menoleh kearahnya.Bibir Aura mencebik, “Mana mungkin aku menceritakannya kepada kalian...” balas Aura sambil mengerucutkan bibir.“Maksud ku, ceritakan bagaimana liburan mu...Kemana saja kau pergi dan makanan apa saja yang kau makan disana! Bukan urusan di atas ranjang, kalau itu sih aku juga tau!” Tukas Alvin seraya mengeluarkan buku dari dalam tasnya.“Maksud aku pun seperti itu!” timpal Maria, menganggukkan kepala membenarkan.Aura menggigit bibir bawahnya sambil menunduk menahan rasa malu dan wajahnya yang telah merona karena salah mengartikan maksud para sahabatnya.Kenapa yang ada di pikirannya hanyalah kegiatan
Baca selengkapnya

Falling In Love

Semenjak malam pertama di desa Kinderdjik, Aura dan Rendra menjadi lebih terbuka.Meskipun Rendra tidak mengatakan bila lelaki itu mencintai Aura, namun ucapannya yang mengatakan bahwa dirinya bahagia menikahi Aura itu sudah cukup bagi Aura untuk percaya diri tetap berada di samping suaminya.Aura terus melangkah mendekati meja Rendra dan ketika lelaki itu mengulurkan tangan, langsung saja Aura meraihnya.Aura memutar setengah bagian meja dituntun oleh tangan Rendra yang ia genggam kemudian setelah berada di samping kursi lelaki itu, tubuhnya terjerambab ke atas pangkuan Rendra yang menarik tangannya tanpa aba-aba.“Abaaang....” protesnya manja membuat sang CEO tampan terkekeh.“Udah makan siang?” Rendra yang menempelkan keningnya dengan kening Aura bertanya tepat di depan wajahnya.Kedua tangannya melingkar di pinggang Aura untuk memenjarakan sang istri agar tidak beranjak.Aura mengangguk sebagai balasan, “Abang udah m
Baca selengkapnya

Mengikuti Keinginan Sang Istri

“Bang...kenapa kita pulang? Acaranya juga belum selesai!” Aura yang ditarik Rendra menuju loby gedung tempata acara berlangsung, bertanya demikian.“Gunting pita sama pidatonya udah selesai jadi urusan Abang juga udah beres...Kita pulang aja!” jawab lelaki itu sambil terus melangkah membuat langkah Aura terseok untuk menyamai langkah panjang suaminya.Limousine yang membawa mereka tadi ke pesta telah berada di depan loby dengan Rudolf dibalik kemudi yang siap mengantar mereka kemana pun mereka ingin.“Rumah...” ucap Rendra kepada Rudolf setelah keduanya berada di kursi kabin belakang.Perlahan mobil mewah itu bergerak melintasi jalanan membelah kota London.“Bisa kita berhenti disini Rudolf?” sebuah pertanyaan yang terdengar memerintah itu seketika membuat Rudolf menginjak rem.Kepalanya menoleh kebelakang dengan pandangan melewati sekat menjangkau sang Tuan untuk meminta persetujuan.Rendra mengangguk walau dirinya send
Baca selengkapnya

Luar Biasa

“Bang....” panggil Aura setelah meletakan bukunya di meja.“Hem...” Aura tersenyum mendengar suaminya hanya bergumam menjawab panggilannya.Lelaki itu memang telah berubah hangat tapi masih tidak dapat menghilangkan gumaman tersebut.“Ada apa?” tanya Rendra dengan kedua alis trangkat.Sungguh kemajuan yang sangat pesat, biasanya lelaki itu hanya bergumam saja tapi kini Rendra menambahkan sebuah pertanyaan.“Apa yang Abang lakuin sampai temen-temen Aura di kampus ga berani gangguin Aura trus karyawan di kantor Abang juga jadi pada ramah banget sama Aura...” tanya Aura hati-hati.“Enggak ada!” jawab Rendra tak acuh.“Bohong! Kata Alvin sama Maria, Abang ngelakuin hal yang---“ kalimat Aura terhenti kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangan.Ia merasa kelepasan bicara seolah mengadukan kedua sahabatnya karena ekspresi wajah Rendra berubah kesal ketika nama Alvin dan Maria disebut.“Dasar tukan
Baca selengkapnya

Bahagia

Kebahagiaan Aura kian hari kian bertambah karena Rendra memperlakukannya sudah selayaknya sebagaimana seorang istri yang amat dicintai.Keluarga di Indonesia yang mendengar berita sudah tentu ikut berbahagia.Terutama Grandma dan Grandpa yang merasa lega karena sang cucu telah menemukan cintanya bersama Aura-gadis yang sudah mereka kenal baik.Hari ini, Rendra sengaja pulang lebih awal karena beberapa hari belakangan ia sibuk menyelesaikan proyeknya bersama Ben.Sejujurnya Rendra sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan pria itu karena kekesalannya pada Ben dan sepupunya belum kunjung mereda.Namun apalah daya urusan pekerjaan memaksanya untuk menghadapi Ben.Rendra memang pergi pagi dan pulang larut setelah istrinya tertidur, namun tidak membuat komunikasi diantara mereka terputus.Aura selalu punya cara untuk membuat Rendra tersenyum ketika membaca pesan singkat darinya.Seperti tadi sianh ketika ia bertanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status