Semua Bab Maafkan Aku, Menikahinya: Bab 91 - Bab 100

116 Bab

Hati Yang Hancur Lebur

Rendra tercenung di tempatnya berdiri, ia merasa lega karena sang istri ternyata sedang berbicara dengan Kenzi tapi sungguh ia tidak pernah tau perasaan Aura yang sebenarnya.Istri yang dinikahinya ini ternyata pandai bersandiwara.Aura seolah telah melupakan Sigit namun ternyata kecewa yang diukir Sigit sudah terlalu dalam hingga ia sulit untuk mengembalikan hatinya seperti semula.Aura juga nampak bahagia ketika bersamanya, selalu tersenyum, tersipu dan berbinar layaknya seorang gadis yang tengah jatuh cinta namun jauh di lubuk hati Aura yang paling dalam kekhawatiran dan keraguan akan perasaan Rendra kepadanya masih merajai.Dibalik senyum dan tawa yang selalu tercetus renyah itu ternyata menyimpan begitu banyak penderitaan akan kegelisahan hati.“Apa yang harus Abang lakukan agar kamu mengerti kalau Abang mencintai kamu?” Rendra bertanya di dalam hati.Lelaki itu mengurungkan niat awalnya menghampiri Aura dan memilih untuk ke
Baca selengkapnya

Berusaha Menjelaskan

“Semakin hari aku lihat kamu semakin berseri saja, padahal pekerjaan kita sedang berat-beratnya!” sindir George saat makan siang disebuah restoran.Mereka baru saja selesai melakukan pertemuan dengan klien dan memilih singgah di restoran untuk makan siang.“Oh ya? Mungkin hanya perasaan kamu saja!” sanggah Rendra santai.“Setiap hari dia menjadi lebih bersemangat, jatuh cinta memang seluar biasa itu!” timpal Robert yang merupakan pakar cinta.Lelaki itu telah enam tahun menjalin hubungan dengan kekasihnya tanpa berniat membagi hati untuk wanita lain.Patricia mulai jengah, ia tau akan menjurus kemana pembicara George dan Robert dan dirinya tidak ingin menyakiti diri sendiri untuk tetap berada disana mendengar kemesraan pria yang dicintainya dengan sang istri.Ia hendak beranjak namun kedua tangannya di tahan oleh George dan Robert.“Mau kemana?” tanya George dan Robert bersamaan.“Toilet!” jawab Patricia singkat
Baca selengkapnya

Hati-hati Dalam Urusan Hati

Rendra mengusap punggung Patricia yang bergetar untuk meredakan kesedihan gadis itu karena ulahnya.Ceklek...Suara pintu terbuka membuat Rendra menoleh dan seketika saja matanya membulat sempurna dengan jantung yang mulai berdetak menaikan tempo.“Aura..” ucapnya tanpa suara dan ekspresi ketakutan seperti melihat malaikat maut, tercetak jelas diwajahnya tanpa bisa ia tutupi.Kenapa istrinya bisa datang di waktu yang tidak tepat?Nafas Aura tertahan satu hembusan dan jantungnya serasa berhenti satu detakan.Suaminya bilang bila tidak pernah mencintai Patricia dan beberapa kali sengaja mengumbar kemesraan di depan Patricia namun apa yang dilihatnya saat ini seolah menghempaskan semua itu.Apa sang suami berubah pikiran? Dan bila dirinya tidak datang memergoki mereka seperti saat ini, apakah mereka akan melanjutkan pelukan itu di dalam ruangan yang tersembunyi di balik lemari buku?Apakah suaminya terins
Baca selengkapnya

Undangan Pesta

“George, mau ngomong sama kamu!” ucapnya kemudian memberikan ponsel kepada Aura.“Apakabar, George?” sapa Aura setelah menyaut ponsel yang diberikan suaminya yang kemudian ia tempelkan di telinga.“Datanglah besok bersama suami mu untuk merayakan ulang tahun ku!” ucap George to the point.“Baiklah George, kami akan datang!” balas Aura singkat tanpa George perlu memberikan usaha lebih untuk membujuknya.“Oke! Sampai bertemu besok, cantik!” kata George lalu memutuskan sambungan telepon.Aura mengembalikan ponselnya pada Rendra tanpa menatapnya juga tanpa kata.Entah sampai kapan Aura akan berada pada mode ngambeknya yang pasti belum satu jam saja sudah membuat Rendra frustasi.**** “Ra...Bisa kita bicara?” Rendra yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mendapati sang istri sedang berpura-pura tertidur, akhirnya bertanya.Sesampainya di rumah tadi hingga mereka selesai makan malam dan Aura langsung per
Baca selengkapnya

Membujuk

Aura menatap dirinya di cermin, mini dress dengan tali ruffle di pundak yang berwarna biru muda dan rok yang melebar dari pinggang hingga lutut menjadi pilihannya untuk acara pesta ulang tahun George siang ini.Flatshoes berwarna senada dengan bunga besar dibagian depannya membuat Aura nampak feminim.Make up yang di aplikasikan pada wajah pun tidak mencolok dan terkesan natural, Aura nampak muda sesuai umurnya.“Cantik!” bisik Rendra yang sudah melingkarkan tangan di pinggang Aura kemudian memberi kecupan di pipi membuat kepala Aura miring beberapa derajat kesamping akibat dorongan bibir Rendra.Lihatlah apa yang dilakukan Rendra, image pria dingin yang melekat padanya telah hilang berganti dengan julukan ‘Budak Cinta' karena lelaki itu masih belum lelah dan menyerah membujuk Aura agar memaafkannya.Aura tidak meronta atau pun memberengut kesal, ekspresi wajahnya datar menatap Rendra dari pantulan cermin.“Abang udah telepon Gra
Baca selengkapnya

George’s Birthday Party

Selama perjalanan menuju Montcalm Royal London House Hotel, Aura masih tidak banyak bicara.Rendra sudah kehabisan akal untuk membujuk istrinya agar berhenti marah.Menjelaskan permasalahannya, sudah.Padahal apa yang diucapkannya tadi malam sudah sangat jelas untuk membuktikan bahwa dirinya tidak ada hubungan spesial dengan Patricia.Bersikap romantis, sudah.Menunjukan bila dirinya begitu mencintai dan menginginkan Aura, sudah.Bahkan tadi didepan pelayan butik, Rendra dengan sengaja tanpa malu mengecup bibirnya.Membelikannya banyak barang juga sudah, jadi ia harus bagaimana lagi?Beberapa saat kemudian mobil sport milik Rendra berhenti mulus didepan Lobby, keduanya turun dengan membawa papper bag berisi hadiah untuk George.Kedua tangan mereka saling menggenggam ketika berjalan menyeberangi Lobby hotel menuju lift.Lantai sepuluh adalah tempat yang mereka tuju dan pada saat pintu lift terbu
Baca selengkapnya

Libur Akhir Tahun

Libur akhir tahun merupakan liburan yang paling dinantikan banyak orang termasuk keluarga Gunadhya yang selalu mewajibkan kumpul keluarga disetiap akhir tahun.Seperti saat ini, Rendra dan Aura bersama Grandpa dan Grandma terbang menuju Indonesia dimana semua keluarganya berkumpul.Sengaja mereka tidak memberitahu kapan pesawat yang mereka tumpangi akan mendarat di tanah air.Mereka akan memberikan surprise keesokan harinya.Benar saja, pagi hari di kediaman Papa Andra sudah berkumpul semua keluarga.Termasuk Mamih Monica dan Papih Edward juga Kenzi.“Abaaaaang!” Zeline berseru ketika melihat sang Kakak di teras rumah.Rendra memeluk Zeline hingga mengangkatnya ke udara kemudian memutar tubuh membuat Zeline menjerit.“Grandpa...Grandma!” teriaknya lagi setelah Rendra menurunkannya kemudian mengurai pelukan.Zeline memeluk Grandpa dan Grandma secara bersamaan kemudian mendapat kecupan di pipi dari sepasang Kakek dan Nenek itu.“Apa kabar Zeline?” sapa Aura dari balik punggung Grandma d
Baca selengkapnya

Keinginan Grandpa

“Om sudah ingin istirahat, Andra! Om sudah lelah, ingin tinggal di daerah sejuk di pedesaan, menjadi petani! Om sudah tidak nyaman memakai jas,” ucap Grandpa sambil berkelakar.“Jadi bisa kamu urus? Atau kamu pindah saja ke London, kita bertukar tempat, bagaimana? Biar Zeline Om yang memperhatikan,” bujuk Grandpa.“Rena ga akan mau Om, dia ga bisa jauh dari kedua orang tuanya apalagi sekarang Bapak Roni udah semakin tua dan sakit-sakitan.” Andra menundukkan kepalanya menatap lantai ketika berkata demikian, sorot mata sendu itu menandakan bila ia begitu sedih dengan keadaan Ayah mertuanya.“Om mengerti Andra, tapi niat Om sudah bulat! Om akan kembali ke Indonesia, Om ingin meninggal disini dikelilingi oleh anak, menantu dan para cucu Om!” ucap Grandpa penuh tekad.“Grandpa tuh ngomong apa sih? Umur Grandpa masih panjang, Abang aja belum punya anak! Grandpa harus hidup lebih lama untuk melihat cicit-cicit Grandpa!” Rendra yang baru saja memasuki ruang kerja Ayahnya itu menyela.Ia semp
Baca selengkapnya

Rumah Kakek

“Jadi ini kamar Mama Rena?” tanya Aura sambil memindai kamar masa kecil sang Mama mertua.“Iya, tapi udah banyak yang di ganti,” Rendra menjawab seraya membuka kaos yang dikenakannya.“Gerah Ra, mandi yu!” sambungnya lagi, menarik tangan Aura hingga menabrak tubuhnya.“Ya udah tinggal mandi, Baang!” tolak Aura secara halus, kedua tangannya mendorong pelan dada sang suami.Rendra berdecak kecewa, “Kamu tuh gitu!” ucapnya dengan bibir mengerucut.Menghembuskan nafas, Aura kemudian melangkah menuju kamar mandi dengan wajah ditekuk.“Ya udah kalau ga mau, Abang ga maksa!” melihat keterpaksaan di wajah istrinya, Rendra berucap ketus.Merajuk layaknya anak kecil yang tidak dibelikan ice cream oleh sang Mama“Seneng banget sih Bang, di kamar mandi! Kenapa ga di tempat tidur coba?” celoteh Aura sambil memajukan bibirnya.Rendra terkekeh kemudian menarik baju Aura membuat sang istri yang sudah mendahuluinya, mundur beberapa langkah.“Nanti malem aja!” bisik Rendra kemudian mengedipkan satu mat
Baca selengkapnya

Sakit Tapi Tidak Berdarah

Setelah puas membuat istrinya kelelahan hingga terlelap tidak berdaya di dalam pelukannya, Rendra masih belum bisa juga ikut terlelap.Padahal kegiatan bercinta yang baru saja mereka lakukan cukup menguras tenaga dan jam telah menunjukan dini hari.Rendra teringat dengan Rendy yang tiba-tiba saja menghubunginya, masih bertanya untuk apa lelaki itu menghubunginya sementara sebelumnya telah berkali-kali ia menghubungi Rendy namun tidak pernah ada jawaban.Rendra menarik perlahan tangan tempat Aura berbantal dan bersyukur sang istri tidak terusik hanya membalikkan tubuh memunggunginya.Kemudian menarik selimut untuk menutup tubuh polos Aura hingga pundak.Masih diatas tempat tidur, ia bersandar pada kepala ranjang kemudian meraih ponselnya.Dengan lincah jempolnya mengotak-ngatik benda pipih tersebut dan menemukan nama Rendy di aplikasi panggilan masuk.Itu menunjukan bila lelaki itu tidak mengganti nomornya, kemudian beralih pada pesan instan dan ia menemukan semua pesannya terkirim.Sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status