Setelah puas membuat istrinya kelelahan hingga terlelap tidak berdaya di dalam pelukannya, Rendra masih belum bisa juga ikut terlelap.Padahal kegiatan bercinta yang baru saja mereka lakukan cukup menguras tenaga dan jam telah menunjukan dini hari.Rendra teringat dengan Rendy yang tiba-tiba saja menghubunginya, masih bertanya untuk apa lelaki itu menghubunginya sementara sebelumnya telah berkali-kali ia menghubungi Rendy namun tidak pernah ada jawaban.Rendra menarik perlahan tangan tempat Aura berbantal dan bersyukur sang istri tidak terusik hanya membalikkan tubuh memunggunginya.Kemudian menarik selimut untuk menutup tubuh polos Aura hingga pundak.Masih diatas tempat tidur, ia bersandar pada kepala ranjang kemudian meraih ponselnya.Dengan lincah jempolnya mengotak-ngatik benda pipih tersebut dan menemukan nama Rendy di aplikasi panggilan masuk.Itu menunjukan bila lelaki itu tidak mengganti nomornya, kemudian beralih pada pesan instan dan ia menemukan semua pesannya terkirim.Sa
Sesampainya di Villa Grandpa, mereka langsung di sambut oleh suami istri penjaga Villa.Rendra sudah lama mengenal pasangan itu, mungkin sebelum ia lahir ke dunia pun mereka sudah bekerja disana.Aura pernah sekali ke sini bersama Zeline dan sepupunya tapi ketika itu tidak ada Rendra.Orang tua mereka memang dekat tapi Aura dan Rendra jarang sekali bertemu.Bahkan setiap keluarga Gunadhya mengadakan acara pun, Aura jarang hadir karena tinggal bersama sang Oma.Meskipun acara diadakan di Bandung, Aura akan berkumpul dengan Zeline dan para sepupu wanitanya dan itu pun tidak pernah berlangsung lama karena harus ikut sang Oma pulang duluan, beliau tidak begitu nyaman berada ditempat keramaian.Itu yang membuat Aura dan Rendra tidak terlalu dekat ketika dewasa.Mang Encep-penjaga Villa di bantu satpam membawa koper besar ke kamar yang telah di klaim Rendra sejak dulu.Walau jarang berkumpul dengan para sepupunya tapi ia tidak pernah ingin tidur bersama ketika mereka berkumpul, Rendra selal
Suasana Villa Grandpa yang mendadak ramai karena kedatangan Grandma-Grandma, orang tua, para Om dan Tante juga para sepupu tidak membuat Rendra ikut hanyut dalam keramaian tersebut.Rendra malah memisahkan diri dan berdiri di depan kolam ikan disebuah taman yang berada di sebrang aula keluarga yang sengaja Grandpa bangun untuk acara seperti ini.Beberapa saat lalu ia mendapatkan pesan dari Rendy yang memintanya untuk datang ke cafe coffe miliknya.Rendra juga tau bila Alisha pasti akan berada disana, jujur ia ingin pergi saat ini juga bertemu Rendy dan bertemu Alisha.Ada beberapa hal yang harus dirinya bicarakan dengan Alisha, salah satunya adalah meminta maaf.“Baaaang!” suara lembut Aura terdengar dan senyum manis istrinya memenuhi pandangan mata Rendra.“Abang kenapa?” pertanyaan penuh perhatian itu sungguh menyejukkan hati Rendra namun ada perasaan bersalah menyelip disana.“Oh ini, Rendy ngajak ketemu tapi Abang ga enak lagi kumpul keluarga! Yuk, kita samperin mereka!” ajak Rend
“Abang kemana, Ra?” Mama Rena bertanya ketika sang menantu baru saja datang dari arah ruang tamu.Aura memejamkan matanya sekilas kemudian menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan sang Mama mertua.Baru saja ia berharap tidak ada yang menyadari kepergian suaminya, kini sang Mama mertua malah bertanya.“Abang tadi keluar sebentar, katanya mau ketemu Ka Rendy!” jawab Aura dan langsung mendapat tatapan mata tajam dari semua penghuni Villa yang sedang berkumpul di ruangan keluarga.“Trus kamu ijinin?” itu Nafeesha yang bertanya dengan nada suara meninggi dan tatapan penuh kekhawatiran.“Iya... “ balas Aura polos.“Ya ampun Ra, seenggaknya kamu ikut pas Abang ketemu Ka Rendy! Jangan di biarin sendiri!” Zeline mengesah sambil mengerutkan dahi.“Aura ga enak ngikut-ngikut Abang ketemu sahabatnya!” tukas Aura mengatakan yang sebenarnya.“Kalau Abang ketemu Rendy, itu berarti ada Alisha juga disana! Mereka itu kemana-mana selalu bertiga, Aura! Tidak terpisahkan dari kecil!” selesai meng
“Kenapa Aura ga dibawa?” suara Rendy yang berjalan mendenkat dengan dua cangkir kopi sudah terdengar, pria itu benar-benar menyelamatkan Rendra dari rasa canggung setelah mendengar ungkapan perasaan Alisha.Rendra tidak bisa berkata apapun hanya bisa mengucapkan kata maaf.Dan perasaan bersalahnya pada Alisha semakin besar setelah mengetahui bila Alisha memiliki perasaan yang sama.Seharusnya dulu ia menolak saja menikahi Aura lalu kabur membawa Alisha dan memulai semuanya dari nol.Tapi bila begitu, ia tidak akan merasakan cinta yang begitu indah yang sedang dirasakannya kini bersama Aura.“Lagi ada acara keluarga di Villa Grandpa....” jawab Rendra yang sejujurnya tidak memuaskan Rendy namun lelaki itu mengerti, mungkin sahabatnya tidak ingin melukai dua wanita sekaligus.Lelaki itu pun meletakan dua cangkir kopi di meja kemudian menggeser ke depan dua sahabatnya.“Aura tau kamu kesini?” tanya Alisha setelah menyeruput kopi miliknya.Gadis itu sedang berusaha menetralkan hati dan sua
Beberapa jam sebelum tahun baru tiba, keluarga Gunadhya mengundang semua anak-anak di panti asuhan untuk makan malam bersama di Villa.Itu kenapa bunda Panti mengetahui kedatangan Rendra ke Indonesia karena pada saat mama Rena mengundang beliau dan anak-anak asuhnya melalui sambungan telepon, mama Rena juga menceritakan sedikit tentang Rendra kepada bunda.Bunda tentu saja menceritakan semua itu kepada Alisha karena beliau tau Rendra adalah teman dekat Alisha.Bersyukur kepada Tuhan karena menganugrahkan cuaca yang cerah sehingga garden party di Villa tersebut berjalan dengan lancar.Layaknya sebuah pesta, berbagai stand makanan juga minuman berderet di sana dan tidak lupa hidangan prasmanan dengan beragam menu memanjakan perut mereka.Makanan begitu berlimpah ruah membuat semua yang hadir pada pesta tersebut merasa kenyang dan begitu bahagia.Di panti asuhan, hanya Alisha anak yang sudah dewasa yang masih tinggal di sana.Adik-adiknya masih kecil antara balita, SD hingga SMA.
“Kak Alisha, Deni pengin kreeps sama minuman yang ijo itu,” pinta seorang anak kecil kepada Alisha sambil menarik ujung kemejanya.Alisha membungkukan tubuh. “Deni tunggu disini ya, Kakak ambilin.” Alisha mengusak kepala adik pantinya gemas.Tidak terdapat antrian di stand makanan yang diinginkan Deni sehingga Alisha tidak perlu menunggu dan langsung dilayani oleh petugas catering.Dari stand makanan Alisha menuju stand minuman dan kini tangannya sudah penuh dengan makanan dan minuman keinginan sang adik.Melangkah perlahan, Alisha kembali menuju meja di mama Deni sedang duduk manis menantinya.Sesekali Alisha harus menghindari anak-anak yang saling berkejaran tidak lupa dia juga memperingatkan mereka untuk berhenti berlari agar tidak jatuh nantinya.Namun anak-anak tetaplah anak-anak, mereka tidak akan terlalu menghiraukan peringatan tersebut apalagi datangnya dari seorang kakak yang begitu lembut dan sangat menyayangi mereka.Hingga pada akhirnya Alisha harus menghindari adik
Rendra menghentikan mobilnya di salah satu tebing di mana banyak orang juga berkumpul di sana untuk menunggu kembang api yang akan menghiasi langit Bandung beberapa jam lagi ketika jam menunjukan pukul dua belas tengah malam.Tebing tersebut hanya berjarak beberapa meter dari Villa.Pria itu memejamkan mata, membayangkan bagaimana hancurnya hati sang istri ketika melihat dirinya menarik tangan Alisha dan membawanya pergi dari sana.Rendra melirik ke arah Alisha saat gadis itu bergerak hendak membuka pintu.“Mau ke mana?” tanya Rendra.“Cari kotak obat dibagasi buat luka kamu,” jawab Alisha kemudian mendorong pintu mobil namun Rendra menahan tangannya.“Enggak usah, biar aku anter kamu pulang dulu,” sergah lelaki itu dan mulai menyalakan mesin mobilnya.Alisha menutup kembali pintu mobil lalu memakai seatbelt karena alarm akan terus berbunyi sebelum setbealt terpasang.Suasana hening kembali, mereka terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.Rendra tidak menyesali perbuatanny
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k