Beberapa jam sebelum tahun baru tiba, keluarga Gunadhya mengundang semua anak-anak di panti asuhan untuk makan malam bersama di Villa.Itu kenapa bunda Panti mengetahui kedatangan Rendra ke Indonesia karena pada saat mama Rena mengundang beliau dan anak-anak asuhnya melalui sambungan telepon, mama Rena juga menceritakan sedikit tentang Rendra kepada bunda.Bunda tentu saja menceritakan semua itu kepada Alisha karena beliau tau Rendra adalah teman dekat Alisha.Bersyukur kepada Tuhan karena menganugrahkan cuaca yang cerah sehingga garden party di Villa tersebut berjalan dengan lancar.Layaknya sebuah pesta, berbagai stand makanan juga minuman berderet di sana dan tidak lupa hidangan prasmanan dengan beragam menu memanjakan perut mereka.Makanan begitu berlimpah ruah membuat semua yang hadir pada pesta tersebut merasa kenyang dan begitu bahagia.Di panti asuhan, hanya Alisha anak yang sudah dewasa yang masih tinggal di sana.Adik-adiknya masih kecil antara balita, SD hingga SMA.
“Kak Alisha, Deni pengin kreeps sama minuman yang ijo itu,” pinta seorang anak kecil kepada Alisha sambil menarik ujung kemejanya.Alisha membungkukan tubuh. “Deni tunggu disini ya, Kakak ambilin.” Alisha mengusak kepala adik pantinya gemas.Tidak terdapat antrian di stand makanan yang diinginkan Deni sehingga Alisha tidak perlu menunggu dan langsung dilayani oleh petugas catering.Dari stand makanan Alisha menuju stand minuman dan kini tangannya sudah penuh dengan makanan dan minuman keinginan sang adik.Melangkah perlahan, Alisha kembali menuju meja di mama Deni sedang duduk manis menantinya.Sesekali Alisha harus menghindari anak-anak yang saling berkejaran tidak lupa dia juga memperingatkan mereka untuk berhenti berlari agar tidak jatuh nantinya.Namun anak-anak tetaplah anak-anak, mereka tidak akan terlalu menghiraukan peringatan tersebut apalagi datangnya dari seorang kakak yang begitu lembut dan sangat menyayangi mereka.Hingga pada akhirnya Alisha harus menghindari adik
Rendra menghentikan mobilnya di salah satu tebing di mana banyak orang juga berkumpul di sana untuk menunggu kembang api yang akan menghiasi langit Bandung beberapa jam lagi ketika jam menunjukan pukul dua belas tengah malam.Tebing tersebut hanya berjarak beberapa meter dari Villa.Pria itu memejamkan mata, membayangkan bagaimana hancurnya hati sang istri ketika melihat dirinya menarik tangan Alisha dan membawanya pergi dari sana.Rendra melirik ke arah Alisha saat gadis itu bergerak hendak membuka pintu.“Mau ke mana?” tanya Rendra.“Cari kotak obat dibagasi buat luka kamu,” jawab Alisha kemudian mendorong pintu mobil namun Rendra menahan tangannya.“Enggak usah, biar aku anter kamu pulang dulu,” sergah lelaki itu dan mulai menyalakan mesin mobilnya.Alisha menutup kembali pintu mobil lalu memakai seatbelt karena alarm akan terus berbunyi sebelum setbealt terpasang.Suasana hening kembali, mereka terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.Rendra tidak menyesali perbuatanny
Ketika sampai di Villa, Rendra disambut oleh banyak pertanyaan dan tatapan tajam dari para orang tua dan keluarga.Tapi dia terus menderapkan langkah menuju kamar setelah tidak mendapatkan sosok Aura di antara keluarganya.Rendra tidak bertanya kepada mereka di mana Aura berada karena tahu sang istri pasti sedang meratapi diri menikmati rasa sakit hati di dalam kamar.Itulah karakter Aura yang tidak ingin orang lain merasakan penderitaan yang sedang dirasakannya.Rendra memutar knop pintu kamar namun terkunci itu berarti dugaan awal kalau Aura sedang berada di kamar telah terbukti.Dia menuju ruang keluarga di lantai dua lalu membuka pintu balkon dan nekat melewati dinding antara balkon untuk bisa berada di balkon kamarnya.Kondisi yang terjal dan curam dan tidak ada tempat untuk memijak berhasil dia lalu dengan mudah.Jika seseorang sedang terdesak, kemampuan luar biasa akan muncul begitu saja tanpa terduga.Setelah berhasil melewati dinding balkon, Rendra menoleh ke belakang
“Jadi sama Aura enggak usah minta maaf? Abang udah pegang-pegang tangan perempuan lain loh terus pergi gitu aja! Giliran ngobatin luka, bagian Aura …,” omelnya sambil menekan luka di wajah Rendra lebih kuat.“Duh, Ra! Sakit! Pelan-pelan donk …,” keluhnya sambil meringis, kali ini dia sedang tidak berakting.“Abang minta maaf Ra, Abang harus nolong Alisha biar enggak dimaki-maki mami terus! Kamu tau ‘kan kalau Alisha enggak salah, kejadian tadi itu enggak sengaja! Alisha udah banyak terluka, Ra! Semua salah Abang, bukan dia.... “Aura menghentikan gerakan tangannya yang sedang membersihkan luka di wajah Rendra, dia menunduk dengan perasaan bersalah.Mengingat apa yang dibicarakan saudara kembar suaminya, Aura sadar kalau Alisha hanyalah korban.Perempuan itu tidak patut dibenci karena kenyataannya adalah justru dirinya yang merebut Rendra dari Alisha.“Maafin kak Kenzi ya Bang! Abang jadi babak belur gini, Aura juga mau minta maaf sama kak Alisha! Mami memang keterlaluan!” Tang
Keesokan harinya Aura dan Rendra keluar dari kamar, mereka berdua menuruni anak tangga dengan tangan saling menggenggam.Senyum pun tidak lepas dari bibir mereka, bahkan Aura merasa suaminya jadi semakin menyayanginya.Seperti tadi pagi ketika Aura terbangun, ternyata lelaki itu telah bangun lebih dulu karena merasakan kram yang luar biasa karena tangannya dipakai bantal oleh Aura.Walau begitu, Rendra tidak menarik lengannya karena takut Aura terusik.Lelaki itu memilih untuk menahan rasa kram yang menyengat hingga berujung kebas sampai Aura bangun dengan sendirinya.Hal tersebut membuat Aura terharu, bahagia juga sekaligus merasa bersalah.Walaupun begitu, seperti yang diucapkan Aura tadi malam, dia memang memaafkan Rendra tapi akan selalu mengingat apa yang dilakukan suaminya.Tugas Rendra sekarang adalah mengembalikan kepercayaan Aura dan berusaha mengambil hatinya kembali.Plak!Satu tamparan yang dilayangkan Papa Andra mendarat di pipi Rendra ketika baru saja mereka sam
“Enggak Ma, enggak bisa gitu! Biar Rendra yang selesaikan masalahnya sama Aura...kasih kesempatan Rendra untuk mandiri tanpa bantuan kalian, please!! Rendra enggak mau cerai sama Aura,” mohon Rendra yang sudah melupakan segala egonya demi tidak bercerai dengan Aura.“Aura juga enggak mau cerai sama Abang, Mii... Piii! Please jangan kaya gini!” Keempat orang tua itu menggelengkan kepala.Uncle Ricko dan aunty Lia juga grandma dan grandpa hanya bisa menatap Rendra dan Aura penuh haru begitu pula dengan para sepupu.Mami Monica dan papi Edward menarik tangan Aura menjauh begitu pula mama Rena dan papa Andra tapi Rendra dan Aura malah merentangkan tangan kemudian saling meraih jari satu sama lain.“Jangan tinggalin Aura, Baaang …,” pinta Aura sambil berderai air mata.“Enggak, sayang! Abang janji …,” balas Rendra lagi sambil meronta melepaskan diri dari cengkraman tangan papa mamanya.“Ma... Pa... Abang bukan anak kecil, tolong lepasin!” Rendra menghentak tangan kedua orang tua ya
“Orang tua lo, emang udah gila kayanya? Sama aja tuh sama mertua lo! Enggak habis pikir gue,” umpat Rendy setelah mendengar cerita sahabatnya yang penuh drama.Setelah menjemput Rendra, Rendy membawa Rendra ke cafe coffe miliknya.“Enggak ngerti gue juga,” gumam Rendra yang sedang mengobati lengannya dan beberapa memar di wajah.“Ren, tolongin gue! Gue harus bawa Aura pergi sebelum Aura dibalikin ke London! Gue enggak bisa nyusul dia nanti, paspor gue ketinggalan dan gue enggak mungkin balik ke Villa.” Rendra memohon.Mungkin hari ini adalah hari memohon sedunia bagi Rendra karena semenjak pagi tadi tidak ada hentinya dia memohon kepada orang-orang.“Trus maksud lo, lo mau nyulik Aura, gitu?” Rendra mengangguk sebagai balasan.“Fix, lo jatuh cinta sama Aura,” cetus Rendy yang langsung mendapat anggukan setuju dari Rendra.“Gue bantu lo, dengan syarat....” Rendy menggantung kalimatnya.“Apapun syaratnya gue lakuin,” timpal Rendra tanpa berpikir.“Lo denger dulu syaratnya!”
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k