“Enggak Ma, enggak bisa gitu! Biar Rendra yang selesaikan masalahnya sama Aura...kasih kesempatan Rendra untuk mandiri tanpa bantuan kalian, please!! Rendra enggak mau cerai sama Aura,” mohon Rendra yang sudah melupakan segala egonya demi tidak bercerai dengan Aura.“Aura juga enggak mau cerai sama Abang, Mii... Piii! Please jangan kaya gini!” Keempat orang tua itu menggelengkan kepala.Uncle Ricko dan aunty Lia juga grandma dan grandpa hanya bisa menatap Rendra dan Aura penuh haru begitu pula dengan para sepupu.Mami Monica dan papi Edward menarik tangan Aura menjauh begitu pula mama Rena dan papa Andra tapi Rendra dan Aura malah merentangkan tangan kemudian saling meraih jari satu sama lain.“Jangan tinggalin Aura, Baaang …,” pinta Aura sambil berderai air mata.“Enggak, sayang! Abang janji …,” balas Rendra lagi sambil meronta melepaskan diri dari cengkraman tangan papa mamanya.“Ma... Pa... Abang bukan anak kecil, tolong lepasin!” Rendra menghentak tangan kedua orang tua ya
“Orang tua lo, emang udah gila kayanya? Sama aja tuh sama mertua lo! Enggak habis pikir gue,” umpat Rendy setelah mendengar cerita sahabatnya yang penuh drama.Setelah menjemput Rendra, Rendy membawa Rendra ke cafe coffe miliknya.“Enggak ngerti gue juga,” gumam Rendra yang sedang mengobati lengannya dan beberapa memar di wajah.“Ren, tolongin gue! Gue harus bawa Aura pergi sebelum Aura dibalikin ke London! Gue enggak bisa nyusul dia nanti, paspor gue ketinggalan dan gue enggak mungkin balik ke Villa.” Rendra memohon.Mungkin hari ini adalah hari memohon sedunia bagi Rendra karena semenjak pagi tadi tidak ada hentinya dia memohon kepada orang-orang.“Trus maksud lo, lo mau nyulik Aura, gitu?” Rendra mengangguk sebagai balasan.“Fix, lo jatuh cinta sama Aura,” cetus Rendy yang langsung mendapat anggukan setuju dari Rendra.“Gue bantu lo, dengan syarat....” Rendy menggantung kalimatnya.“Apapun syaratnya gue lakuin,” timpal Rendra tanpa berpikir.“Lo denger dulu syaratnya!”
Yang pertama kali Rendra datangi setelah membeli mobil dari showroom sahabatnya adalah rumah oma Reta.Dia berpikir pasti kedua mertuanya akan berkonsultasi kepada nenek dari sang istri yang mana pemegang keputusan tertinggi ada pada beliau di dalam keluarga tersebut.Dan bejar saja, dia bisa melihat mobil Papi Edward terparkir di sana dan itu berarti mereka memang belum pulang ke Jakarta.Rendra bisa bernafas lega, mematikan mesin mobilnya di samping rumah oma Reta untuk kemudian turun dan melihat situasi.Ragu-ragu dia melangkah menuju gerbang, sekuriti di sana pasti sudah diberitahu mengenai masalah ini dan malah mereka semua menjadi tahu keberadaan dirinya.Kembali Rendra memutar otak cerdasnya dan tidak berapa lama sentuhan di pundak membuat pria itu menoleh.“Mang Engkus!” seru Rendra tanpa suara dengan ekspresi wajah pusat pasi.Apa yang ditakutinya terjadi, dia hendak melangkah pergi memasuki mobil namun terhenti karena merasakan cekalan di tangan.“Non Aura ada di kam
“Abang yakin? Karena kalau kita udah keluar dari sini itu berarti kita mengibarkan bendera perang sama mereka! Aura enggak punya siapa-siapa lagi selain Abang.” Aura bertanya mencari keyakinan.“Abang yakin, Ra! Abang enggak akan pernah ninggalin kamu,” kata Rendra dengan sorot mata penuh keyakinan.Aura mengangguk kemudian Rendra membawakan tas sang istri lalu menarik tangan Aura hingga pintu balkon.Dia turun duluan sebelum akhirnya membantu dan menjaga istrinya dari bawah.Sebelum keluar, Aura melihat mang Engkus datang mendekat membuatnya ketakutan lalu bersembunyi di belakang punggung suaminya.“Makasih Mang, akan saya balas nanti kebaikan, Mamanh, ini saya kembalikan handytalkienya!!” Aura mengangkat kedua alisnya terkejut, dia pikir acara kabur-kaburan ini akan gagal karena ketauan Mang Engkus.Tapi sepertinya mang Engkus lah yang membantu Rendra untuk bertemu dengannya.“Enggak usah Den, tolong jaga non Aura aja! Bahagiakan dia,” tukas mang Engkus setelah menerima kem
Aura mencari keberadaan suaminya ketika terbangun dan tidak mendapatkan Rendra dia atas ranjang. Tengah malam tadi mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu kota di bagian timur pulau jawa karena Rendra tidak kuat menahan kantuk.Pelarian mereka nyaris saja gagal karena tidak ada satupun dari mereka yang membawa kartu identitas.Beruntung hotel tersebut adalah milik keluarga salah satu temannya yang dikelola oleh pemiliknya sendiri sehingga tidak mempertanyakan identitas dan malah menyambut baik.Instrumen kayu berwarna coklat mendominasi kamar hotel tersebut bahkan di depan loby sana ada gebyok besar berukiran indah.Aura jadi ingat keluarga oma Reta di Jogja.Kedua kaki Aura menuruni tempat tidur kemudian beranjak melangkah menuju kamar mandi namun terhenti ketika melewati teras setelah mendengar suara suaminya.Aura menyibak sedikit tirai yang menutupi jendela, ternyata Rendra sedang bicara melalui sambungan telepon.Dari yang Aura dengar, orang di sebrang sambungan t
Tubuh Aura menegang dengan wajah pucat pasi ketika melewati pemeriksaan.Rendra hanya memberikan ponselnya kepada pria berseragam lalu pria itu tersenyum dan mempersilahkan mobil mereka memasuki kapal Feri di pelabuhan Ketapang.Sementara ekspresi suaminya datar seperti biasa yang selalu ditunjukan kepada orang-orang.Setelah Rendra memarkirkan mobilnya dengan mulus di parkiran yang terdapat di lambung kapal, lelaki itu menarik rem tangan kemudian menoleh ke samping.Meraih tubuh istrinya untuk dia peluk. “Enggak apa-apa, sayang! Jangan tegang gitu, Abang janji kita akan baik-baik aja!” Aura dilahirkan di keluarga yang kental dengan adat jawa, hidupnya yang selalu lurus dan mulus tidak pernah melanggar norma agama, normal adat apalagi norma hukum yang berlaku.Jangankan itu, melanggar keinginan kedua orang tua dan omanya pun tidak pernah Aura lakukan.Sementara saat ini, dia sedang dalam pelarian karena memberontak tidak ingin menuruti keinginan kedua orang tua untuk bercerai
Waktu menunjukan tengah malam dan setelah beberapa jam kemudian mereka memutuskan naik ke atas ranjang, mata Rendra belum juga terpejam.Sementara Aura begitu lelap, tertidur pulas seperti anak bayi di sampingnya.Perjalanan jauh menuju ke tempat ini memang melelahkan walau mereka sempat berhenti untuk tidur sebentar.Deburan ombak terdengar kencang di heningnya malam menemani Rendra dengan segala macam pikiran yang menari di dalam benaknya.Dia baru menyadari kalau langkah yang diambilnya salah dan baru kali ini pria itu salah mengambil keputusan karena saat ini dia tidak tau harus bagaimana ke depannya.Cinta ternyata bisa mengalihkan logika Rendra yang selalu berpikir logis.Seharusnya dia biarkan para orang tua melakukan apa yang mereka inginkan walaupun itu berarti dirinya harus menceraikan Aura.Setelah itu, dia memulai kembali hubungan dengan Aura dengan berpacaran selama satu bulan kemudiam meminta kepada orang tua untuk menikahkan mereka kembali.Mungkin dengan begitu
“Bang, Aura mau beli bahan makanan...,” cetus Aura sambil berjalan mendekati Rendra yang sedang duduk di sofa depan televisi.Rendra memindai Aura dari atas sampai bawah, mini dress dengan kerutan di dada dan pundaknya serta rok yang melebar dari pinggang hingga lutut mmengingatkan Rendra pada sang mama.Slingbag yang melintang di tubuh Aura juga flatshoes yang membalut kakinya membuat Aura terlihat anggun, cantik dan segar.Selama ini Rendra tidak pernah menyadari hal-hal detail yang ada pada diri Aura.Pantas saja Rendy menyukai Aura karena memang istrinya sangat modis dibanding Alisha yang selalu mengenakan kemeja dan celana jeans panjang.Padahal mereka adalah sahabat dari kecil tapi cuma Rendra yang mencintai Alisha, mungkin pada awalnya Rendra hanya kagum dengan kepribadian Alisha yang merupakan anak yatim piatu.Cinta itu memang buta, tidak melulu tentang penampilan tapi bisa menjangkau apa yang ada di dalam hati.Rendra membuang nafasnya pelan, dia beranjak dari sofa ny
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k