“George, mau ngomong sama kamu!” ucapnya kemudian memberikan ponsel kepada Aura.
“Apakabar, George?” sapa Aura setelah menyaut ponsel yang diberikan suaminya yang kemudian ia tempelkan di telinga.“Datanglah besok bersama suami mu untuk merayakan ulang tahun ku!” ucap George to the point.“Baiklah George, kami akan datang!” balas Aura singkat tanpa George perlu memberikan usaha lebih untuk membujuknya.“Oke! Sampai bertemu besok, cantik!” kata George lalu memutuskan sambungan telepon.Aura mengembalikan ponselnya pada Rendra tanpa menatapnya juga tanpa kata.Entah sampai kapan Aura akan berada pada mode ngambeknya yang pasti belum satu jam saja sudah membuat Rendra frustasi.****“Ra...Bisa kita bicara?” Rendra yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mendapati sang istri sedang berpura-pura tertidur, akhirnya bertanya.Sesampainya di rumah tadi hingga mereka selesai makan malam dan Aura langsung perAura menatap dirinya di cermin, mini dress dengan tali ruffle di pundak yang berwarna biru muda dan rok yang melebar dari pinggang hingga lutut menjadi pilihannya untuk acara pesta ulang tahun George siang ini.Flatshoes berwarna senada dengan bunga besar dibagian depannya membuat Aura nampak feminim.Make up yang di aplikasikan pada wajah pun tidak mencolok dan terkesan natural, Aura nampak muda sesuai umurnya.“Cantik!” bisik Rendra yang sudah melingkarkan tangan di pinggang Aura kemudian memberi kecupan di pipi membuat kepala Aura miring beberapa derajat kesamping akibat dorongan bibir Rendra.Lihatlah apa yang dilakukan Rendra, image pria dingin yang melekat padanya telah hilang berganti dengan julukan ‘Budak Cinta' karena lelaki itu masih belum lelah dan menyerah membujuk Aura agar memaafkannya.Aura tidak meronta atau pun memberengut kesal, ekspresi wajahnya datar menatap Rendra dari pantulan cermin.“Abang udah telepon Gra
Selama perjalanan menuju Montcalm Royal London House Hotel, Aura masih tidak banyak bicara.Rendra sudah kehabisan akal untuk membujuk istrinya agar berhenti marah.Menjelaskan permasalahannya, sudah.Padahal apa yang diucapkannya tadi malam sudah sangat jelas untuk membuktikan bahwa dirinya tidak ada hubungan spesial dengan Patricia.Bersikap romantis, sudah.Menunjukan bila dirinya begitu mencintai dan menginginkan Aura, sudah.Bahkan tadi didepan pelayan butik, Rendra dengan sengaja tanpa malu mengecup bibirnya.Membelikannya banyak barang juga sudah, jadi ia harus bagaimana lagi?Beberapa saat kemudian mobil sport milik Rendra berhenti mulus didepan Lobby, keduanya turun dengan membawa papper bag berisi hadiah untuk George.Kedua tangan mereka saling menggenggam ketika berjalan menyeberangi Lobby hotel menuju lift.Lantai sepuluh adalah tempat yang mereka tuju dan pada saat pintu lift terbu
Libur akhir tahun merupakan liburan yang paling dinantikan banyak orang termasuk keluarga Gunadhya yang selalu mewajibkan kumpul keluarga disetiap akhir tahun.Seperti saat ini, Rendra dan Aura bersama Grandpa dan Grandma terbang menuju Indonesia dimana semua keluarganya berkumpul.Sengaja mereka tidak memberitahu kapan pesawat yang mereka tumpangi akan mendarat di tanah air.Mereka akan memberikan surprise keesokan harinya.Benar saja, pagi hari di kediaman Papa Andra sudah berkumpul semua keluarga.Termasuk Mamih Monica dan Papih Edward juga Kenzi.“Abaaaaang!” Zeline berseru ketika melihat sang Kakak di teras rumah.Rendra memeluk Zeline hingga mengangkatnya ke udara kemudian memutar tubuh membuat Zeline menjerit.“Grandpa...Grandma!” teriaknya lagi setelah Rendra menurunkannya kemudian mengurai pelukan.Zeline memeluk Grandpa dan Grandma secara bersamaan kemudian mendapat kecupan di pipi dari sepasang Kakek dan Nenek itu.“Apa kabar Zeline?” sapa Aura dari balik punggung Grandma d
“Om sudah ingin istirahat, Andra! Om sudah lelah, ingin tinggal di daerah sejuk di pedesaan, menjadi petani! Om sudah tidak nyaman memakai jas,” ucap Grandpa sambil berkelakar.“Jadi bisa kamu urus? Atau kamu pindah saja ke London, kita bertukar tempat, bagaimana? Biar Zeline Om yang memperhatikan,” bujuk Grandpa.“Rena ga akan mau Om, dia ga bisa jauh dari kedua orang tuanya apalagi sekarang Bapak Roni udah semakin tua dan sakit-sakitan.” Andra menundukkan kepalanya menatap lantai ketika berkata demikian, sorot mata sendu itu menandakan bila ia begitu sedih dengan keadaan Ayah mertuanya.“Om mengerti Andra, tapi niat Om sudah bulat! Om akan kembali ke Indonesia, Om ingin meninggal disini dikelilingi oleh anak, menantu dan para cucu Om!” ucap Grandpa penuh tekad.“Grandpa tuh ngomong apa sih? Umur Grandpa masih panjang, Abang aja belum punya anak! Grandpa harus hidup lebih lama untuk melihat cicit-cicit Grandpa!” Rendra yang baru saja memasuki ruang kerja Ayahnya itu menyela.Ia semp
“Jadi ini kamar Mama Rena?” tanya Aura sambil memindai kamar masa kecil sang Mama mertua.“Iya, tapi udah banyak yang di ganti,” Rendra menjawab seraya membuka kaos yang dikenakannya.“Gerah Ra, mandi yu!” sambungnya lagi, menarik tangan Aura hingga menabrak tubuhnya.“Ya udah tinggal mandi, Baang!” tolak Aura secara halus, kedua tangannya mendorong pelan dada sang suami.Rendra berdecak kecewa, “Kamu tuh gitu!” ucapnya dengan bibir mengerucut.Menghembuskan nafas, Aura kemudian melangkah menuju kamar mandi dengan wajah ditekuk.“Ya udah kalau ga mau, Abang ga maksa!” melihat keterpaksaan di wajah istrinya, Rendra berucap ketus.Merajuk layaknya anak kecil yang tidak dibelikan ice cream oleh sang Mama“Seneng banget sih Bang, di kamar mandi! Kenapa ga di tempat tidur coba?” celoteh Aura sambil memajukan bibirnya.Rendra terkekeh kemudian menarik baju Aura membuat sang istri yang sudah mendahuluinya, mundur beberapa langkah.“Nanti malem aja!” bisik Rendra kemudian mengedipkan satu mat
Setelah puas membuat istrinya kelelahan hingga terlelap tidak berdaya di dalam pelukannya, Rendra masih belum bisa juga ikut terlelap.Padahal kegiatan bercinta yang baru saja mereka lakukan cukup menguras tenaga dan jam telah menunjukan dini hari.Rendra teringat dengan Rendy yang tiba-tiba saja menghubunginya, masih bertanya untuk apa lelaki itu menghubunginya sementara sebelumnya telah berkali-kali ia menghubungi Rendy namun tidak pernah ada jawaban.Rendra menarik perlahan tangan tempat Aura berbantal dan bersyukur sang istri tidak terusik hanya membalikkan tubuh memunggunginya.Kemudian menarik selimut untuk menutup tubuh polos Aura hingga pundak.Masih diatas tempat tidur, ia bersandar pada kepala ranjang kemudian meraih ponselnya.Dengan lincah jempolnya mengotak-ngatik benda pipih tersebut dan menemukan nama Rendy di aplikasi panggilan masuk.Itu menunjukan bila lelaki itu tidak mengganti nomornya, kemudian beralih pada pesan instan dan ia menemukan semua pesannya terkirim.Sa
Sesampainya di Villa Grandpa, mereka langsung di sambut oleh suami istri penjaga Villa.Rendra sudah lama mengenal pasangan itu, mungkin sebelum ia lahir ke dunia pun mereka sudah bekerja disana.Aura pernah sekali ke sini bersama Zeline dan sepupunya tapi ketika itu tidak ada Rendra.Orang tua mereka memang dekat tapi Aura dan Rendra jarang sekali bertemu.Bahkan setiap keluarga Gunadhya mengadakan acara pun, Aura jarang hadir karena tinggal bersama sang Oma.Meskipun acara diadakan di Bandung, Aura akan berkumpul dengan Zeline dan para sepupu wanitanya dan itu pun tidak pernah berlangsung lama karena harus ikut sang Oma pulang duluan, beliau tidak begitu nyaman berada ditempat keramaian.Itu yang membuat Aura dan Rendra tidak terlalu dekat ketika dewasa.Mang Encep-penjaga Villa di bantu satpam membawa koper besar ke kamar yang telah di klaim Rendra sejak dulu.Walau jarang berkumpul dengan para sepupunya tapi ia tidak pernah ingin tidur bersama ketika mereka berkumpul, Rendra selal
Suasana Villa Grandpa yang mendadak ramai karena kedatangan Grandma-Grandma, orang tua, para Om dan Tante juga para sepupu tidak membuat Rendra ikut hanyut dalam keramaian tersebut.Rendra malah memisahkan diri dan berdiri di depan kolam ikan disebuah taman yang berada di sebrang aula keluarga yang sengaja Grandpa bangun untuk acara seperti ini.Beberapa saat lalu ia mendapatkan pesan dari Rendy yang memintanya untuk datang ke cafe coffe miliknya.Rendra juga tau bila Alisha pasti akan berada disana, jujur ia ingin pergi saat ini juga bertemu Rendy dan bertemu Alisha.Ada beberapa hal yang harus dirinya bicarakan dengan Alisha, salah satunya adalah meminta maaf.“Baaaang!” suara lembut Aura terdengar dan senyum manis istrinya memenuhi pandangan mata Rendra.“Abang kenapa?” pertanyaan penuh perhatian itu sungguh menyejukkan hati Rendra namun ada perasaan bersalah menyelip disana.“Oh ini, Rendy ngajak ketemu tapi Abang ga enak lagi kumpul keluarga! Yuk, kita samperin mereka!” ajak Rend