Home / Pernikahan / Pamanmu Adalah Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pamanmu Adalah Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

118 Chapters

61. Trauma Besar

"Iya. Aku berpikir jika dia sama saja dengan pria lainnya yang tidak bisa merasa cukup hanya dengan satu wanita saja.” “Alena, jangan kamu samakan Brian dengan Theo atau pria busuk lainnya. Dia benar-benar berbeda.” “Carla, sepertinya kamu begitu mengenalnya. Lantas mengapa kamu tidak menikah dengannya?” Alena melihat Carla terkekeh-kekeh saat dirinya bertanya seperti itu. Dia terus menatap wanita yang ada di hadapannya dan menunggu jawaban yang akan diberikan olehnya. “Meski aku mengenalnya dengan baik. Aku tidak mungkin menikah dengannya karena dia bukan tipe pria yang aku inginkan,” jawab Carla setelah dia berhenti tertawa. “Bagaimana dengan, Hans?” “Ethan ....” “Iya. Bagaimana dengannya?” Alena kembali menatap Carla yang sekarang terdiam setelah dirinya bertanya tentang Ethan. Dia semakin yakin jika Carla memang mencintai Ethan tetapi masih ada sesuatu yang membuat temannya itu memikirkan kembali tentang perasaannya pada Ethan. “Aku pikir Ethan adalah pria yang setia dan
Read more

62. Percayalah Padaku

Alena masih ada di dalam kamar. Dia tidak memedulikan yang dikatakan oleh pria tadi. Entah mengapa hatinya merasa sedih tatkala melihat Brian yang begitu terpuruk. “Brian, apakah kamu akan kalah dengan traumamu?” tanya Alena dengan nada lembut pada Brian. “Pergi! Aku tidak ingin melihatmu!” Dia hendak kembali mendekat ke arah Brian tetapi dihentikannya. Sebab ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya dan melihat nomor yang tertera di layar ponselnya. Alena mengangkatnya karena yang menghubunginya adalah ibu mertuanya. “Bu, apa yang harus aku lakukan dengannya? Bagaimana caranya agar dia kembali seperti biasa lagi?” tanya Alena pada sang ibu mertua yang ada di ujung telepon. Alena mendengarkan yang dikatakan ibunya. Sebelum dia mencerna semua yang dikatakan sang ibu mertua. Ponselnya mati karena ibu mertuanya memutuskan sambungan teleponnya. Dia kembali menatap Brian dan semakin merasa jika semua yang terjadi pada pria itu lebih parah dengan penderitaan yang dialaminya. Alen
Read more

63. Sisi Lainnya

"Maafkan aku karena aku yang masih begitu lemah,” ucap Brian. Alena sedikit terkejut dengan yang dikatakan oleh Brian. Dia tidak mengira jika pria seperti Brian bisa mengakui kesalahan dan kelemahannya di hadapan dua orang wanita. Serta pria itu juga meminta maaf. Dia kembali mendengarkan semua yang dikatakan oleh Brian dan sesekali Carla menimpalinya. Terlihat dengan jelas oleh Alena jika Carla sebenarnya tidak ingin menekan Brian atau menyalahkannya. “Aku hanya ingin jika kamu tidak kembali masuk ke dalam lubang traumamu. Apakah kamu sempat berpikir jika traumamu itu bisa membuat Hans kehilangan nyawanya?” Carla kembali bertanya pada Brian. “Apakah lukanya parah?” “Untung saja lukanya tidak terlalu parah tetapi jika terus seperti ini ada kemungkinan dia tewas.” Alena tidak paham dengan yang mereka berdua bicarakan. Sebab dia tidak tahu mengapa trauma yang dialami oleh Brian bisa membuat orang yang ada di dekatnya kehilangan nyawanya. “Apa aku bisa bertemu dengannya?” Brian
Read more

64. Di Ujung Tanduk

Alena terkejut saat dia mendengar suara tembakan. Dia langsung beranjak dan berlari ke arah suara tersebut. Dia melihat ada beberapa pengawal yang sedang mengelilingi seorang pria. “Apa yang terjadi?” tanya Alena pada seorang pria yang ada di sampingnya. “Nona, sebaiknya Anda masuk ke dalam rumah!” jawab pria itu dengan nada memerintah. Alena pun menuruti yang dikatakan oleh pria itu. Dia pun teringat dengan Brian. Dia berlari ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar. Dia membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya. Dia berdiri mematung saat melihat yang ada di depannya. Dia melihat pelayan wanita itu tergeletak di atas lantai. Dia terus melihat ke arah pelayan itu yang tidak terlihat bergerak. “Apa kamu menghabisinya?” “Mengapa kamu kembali ke sini?” “Brian ...,” teriak Alena. Secara refleks juga dia berlari dan menarik tangan Brian. Dia menjadikan tubuhnya sebagai perisai. Sebuah peluru melesat ke arah Alena. Dan peluru itu berhasil mengenai lengannya. Brian yang terke
Read more

65. Perjanjian Cinta

"Aku tidak akan mengatakannya jika kamu tetap ingin berpisah denganku,” Alena kembali berkata. “Ada apa denganmu? Bukankah selama ini kamu ingin lepas dariku? Dan kamu juga sangat membenci keluarga Oliver?” Brian melayangkan beberapa pertanyaan pada Alena. “Itu terserah padamu. Jika kamu masih mau berpisah denganku maka aku tidak akan memberitahukan semuanya.” Alena bersikeras dengan keputusannya. Meski jauh di dalam benaknya menyangsikan keputusannya itu. Namun, dia berpikir jika semua ini memang sudah menjadi takdirnya dan sang kakek pun percaya pada pria yang ada di sampingnya. Dia pun membalikkan tubuhnya. Sehingga membelakangi Brian karena pria itu tidak menimpali perkataannya. Dia memejamkan matanya karena obat yang diberikan oleh Juan mulai menunjukkan efeknya. Hingga dia pun terbangun di pagi hari. “Mengapa aku bisa mengambil keputusan yang bisa membuatku masuk ke dalam dunianya semakin dalam?” gumam Alena sembari menatap Brian yang masih tertidur di sampingnya. Dia t
Read more

66. Membuka Hati

"Jangan angkat!” Alena kembali melarang Brian. “Ternyata masa lalumu.” “Itu sebabnya aku tidak ingin mengangkatnya. Aku tidak ingin jika hari ini dihancurkan olehnya.” Alena menghela napasnya karena Brian tidak menurutinya dan mengangkat telepon dari Theo. Dia melihat dan mendengarkan yang mereka berdua bicarakan. Sebab Brian menekan tombol pengeras suara sehingga dia bisa mendengarnya dengan jelas. Dia merasa kesal juga dengan yang dikatakan oleh Theo. Dia berpikir jika pria itu masih tidak menyerah untuk menghancurkan hubungannya dengan Brian. “Kamu bisa mengatakan apa saja tentang istriku. Namun, yang pasti kamu tidak akan bisa mendapatkannya kembali,” Brian berkata pada sang keponakan yang ada di ujung telepon. Alena memegang tangan Brian seraya ingin mengatakan padanya agar tidak terpancing oleh perkataan Theo. Dia melihat Brian tersenyum dan itu sedikit memberikannya rasa tenang. Dia kembali mendengarkan Theo yang mulai mengancam Brian jika tidak bisa mendapatkannya
Read more

67. Mengejutkan

"Jangan pernah percaya dengan yang dia katakan!” ucap seseorang yang berdiri di belakang Alena. Alena mengenali dengan baik suara orang itu. Dia tidak membalikkan tubuhnya. Tidak begitu lama dia pun melihat orang itu berdiri di samping Mika. Sehingga dia bisa melihat dengan jelas wajah orang itu. “Mengejutkan sekali. Apakah kalian memang membuat janji bertemu di kafeku?” tanya Alena pada orang itu. “Sayang, jangan bicara seperti itu! Aku datang ke sini memang untuk bertemu denganmu.” “Theo ... Theo ... apakah kamu hilang ingatan? Aku bukan lagi kekasihmu tetapi aku adalah istri pamanmu!” tegas Alena. “Tidak! Aku tidak percaya! Kamu masih mencintai aku dan aku yakin kamu hanya bisa bahagia bersamaku.” Alena menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum tipis lalu menekankan kembali pada pria yang ada di depannya. Bahwa dia selamanya akan menjadi istri dari Brian Oliver hingga tua. "Theo, mengapa kamu masih bersikeras ingin Alena kembali ke sisimu?” tanya Mika pada Theo. “Karena ak
Read more

68. Terus Panggil Namaku

"Kamu ... bagaimana kamu bisa tahu aku ada di sini?” tanya Carla pada seorang pria yang masuk tanpa izin ke ruang kerja Alena. “Aku pasti tahu di mana kamu berada. Meski kamu bersembunyi di bawah tanah sekalipun.” Alena memperhatikan pria itu. Dia mengenali pria itu karena pernah bertemu dengannya beberapa kali saat berada di Jakarta. Namun, yang membuatnya penasaran pria itu mengenal Carla dan sepertinya mereka berdua sedang dalam masalah. Terjadilah perdebatan antara pria itu dan Carla. Mereka berdua tetap berpegang dengan pendapat mereka masing-masing. Sehingga membuat Alena semakin ingin tahu masalah yang terjadi di antara mereka berdua. “Gery,” panggil Alena pada pria itu. Seraya ingin menghentikan perdebatan antara Carla dan pria itu. “Alena, kamu kenal dengannya?” tanya Carla yang sedikit terkejut karena Alena menyebut nama pria itu. “Iya. Namun, aku tidak tahu jika kalian berdua ada masalah,” jawab Alena sembari melihat ke arah Gery. “Sebaiknya kamu jangan terlalu de
Read more

69. Inilah Sifatnya

Alena terlelap setelah pergulatannya dengan Brian. Dia pun terbangun saat perutnya terasa lapar. Dia melihat Brian yang ada di sampingnya dan pria itu juga masih tertidur. Dia terus memandangi Brian dan menjulurkan jarinya. Dia menyentuh lembut hidung Brian. Dia tersenyum saat melihat Brian tersenyum padanya setelah membuka kedua matanya. “Jam berapa ini?” tanya Brian. “Jam sebelas malam. Namun, aku lapar.” “Aku akan menyuruh pelayan untuk membawakannya ke sini.” Alena menggelengkan kepalanya. Dia mengatakan mungkin para pelayan sudah beristirahat. Sehingga dia meminta Brian untuk mengantarnya ke pantri. “Apa kamu mau memasak?” Brian kembali bertanya. “Aku tidak bisa masak.” Brian tersenyum lalu berkata, “Kamu memiliki kafe tapi tidak bisa memasak. Aneh sekali.” “Apakah wajib pemilik kafe bisa memasak?” “Tidak juga.” Alena sedikit kesal dengan jawaban Brian dan juga pria itu masih menertawakannya. Dia mengambil ponselnya dan membuka layanan antar makanan. “Baiklah janga
Read more

70. Tidak Bisa Mengontrolnya

"Dia adalah kakaknya, Ethan.” “Apa?” Alena terkejut dengan jawaban Carla. Alena tidak tahu jika Gery adalah kakaknya Ethan. Meski dia mengenal pria itu tetapi tidak mengenalnya lebih jauh lagi. Sebab dia juga memang merasakan sesuatu yang membuatnya berpikir untuk tidak terlalu dekat dengan Gery. “Lantas mengapa kalian berdua sepertinya tidak ingin berurusan dengannya. Bukankah dia adalah saudara, Ethan?” “Akan aku jelaskan padamu.” Alena mengangguk dan dia mendengarkan yang dijelaskan oleh Carla. Dia benar-benar tidak mengira jika Gery akan melakukan hal seperti itu. Perbuatan pria itu bisa saja menewaskan Ethan atau Carla. Hatinya juga ikut merasa geram setelah mendengar semuanya. Dia pun merutuki pria itu dan berharap Gery tidak membuat masalah lagi. Terlebih lagi sebentar lagi Carla dan Ethan akan menikah. “Sekarang dia ada di mana?” tanya Alena pada Carla. “Ethan, sudah menyuruhnya pergi dan memberikan yang diinginkan oleh pria itu.” “Apa kamu atau Ethan yakin jika
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status