Home / Urban / Rahasia Kekayaan Sang Barista / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Rahasia Kekayaan Sang Barista: Chapter 161 - Chapter 170

184 Chapters

Janji Makan Siang.

Tentunya, kekacauan yang ditimbulkan oleh Rika Setiawan tak berhenti begitu saja.Suatu sore yang panas, ketika suasana di kediaman keluarga Setiawan, yang kini dihuni oleh Nyonya Ouyang, terasa lebih dingin dari biasanya, Dimas – mewakili pihak manajemen The Gorilla’s Kafe akhirnya tiba untuk menuntut pertanggungjawaban atas perbuatan Rika yang telah mencemarkan nama baik kafe mereka di media sosial.Namun, yang mereka temui bukanlah sambutan hangat yang mereka harapkan.“Pergi kalian!” suara Nyonya Ouyang menggema tajam, lebih dingin dari angin musim hujan yang berhembus. Wajahnya yang angkuh tak menunjukkan sedikitpun ekspresi kesal, malah tampak seolah-olah mereka sedang mengganggu kenyamanan istana pribadi.“Tapi, Nyonya Rika Setiawan bilang, anda yang bertanggung jawab atas semua ini,” Dimas, salah satu pengelola kafe, tak tinggal diam. Ia berusaha menyuarakan pembelaan, meskipun rasa gugup menghimpit di dadanya. “Kami punya alat bukti!”Dengan keyakinan yang meluap, Dimas menga
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Saingan Bisnis.

Di Trattoria Bella Notte, restoran Italia yang elegan di pusat kota, Xander memesan dengan cermat, memastikan setiap hidangan mencerminkan statusnya yang tinggi—bukan hanya sekadar makan, tetapi juga pencitraan.Hidangan Pembuka: Bruschetta al Pomodoro, roti panggang dengan tomat segar, basil, dan minyak zaitun.Hidangan Utama: Risotto ai Funghi, risotto krim dengan jamur porcini dan parmesan.Hidangan Penutup: Tiramisu, kue lapis kopi dengan mascarpone dan taburan cokelat."Perfect," batin Xander sambil menatap menu yang sudah dipesan.Semua ini tentu saja tidak lepas dari campur tangan Grace Song, sang asisten yang selalu memastikan semuanya berjalan sempurna. Tanpa dia, mungkin Xander tidak akan se-sempurna ini.Tiba-tiba, suara lembut terdengar di telinganya, membuatnya langsung berbalik."Tuan Muda Xander yang mulia... apa anda sudah menunggu lama? Maafkan aku terlambat. Jalanan macet sekali. Tadinya aku menyetir sendiri, tapi akhirnya memutuskan kembali ke rumah dan meminta dian
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Kesalah Pahaman.

“Ada berita apa?” tanya Xander, nada suaranya sedikit cemas.Hatinya berdebar, takut Clara mendengar kabar buruk yang sama—tentang munculnya sumber daya baru, bahan baku radioaktif yang bisa mengguncang seluruh industri.“Er, tidak apa-apa,” jawab Clara berbohong. Ia mencoba menenangkan suasana yang tiba-tiba canggung. Sesungguhnya, ia tak ingin memberatkan Xander dengan kabar baru itu, tentang sumber daya baru yang menjadi saingan berat bagi Aetherium – bahan baku pengganti bahan radio aktif yang murah harganya.“Hanya masalah kecil di bisnis penerbangan. Nanti juga selesai,” lanjut Clara sambil memaksakan senyum, berusaha mencairkan ketegangan yang terbangun di meja makan.Xander mengangguk, meski sebenarnya ia berpikir sama. Tidak ingin membuat Clara semakin bimbang, ia lebih memilih menyembunyikan kabar yang baru saja ia terima.Ketika Clara kemudian bertanya, “Kamu sendiri? Apa yang membuatmu tampak gelisah saat menerima telpon tadi?”Xander hanya menarik napas, ia pun berusaha m
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Amarah June.

Xander mendengar semuanya bisikan itu, tapi tidak terpengaruh.Ia lebih memilih untuk fokus pada penyelesaian masalah ini daripada menggubris gosip murahan yang beredar. Namun, di dalam hatinya, ia hanya bisa tersenyum tak berdaya.Betapa mudahnya orang-orang menilai berdasarkan penampilan.Di depan kasir, seorang pemuda berdiri membelakangi Xander. Dari penampilannya, pria ini jelas anak muda dari kalangan atas—generasi kedua miliuner, dengan aura yang tak bisa disembunyikan.Tetapi Xander tidak tertarik pada sosok itu. Ia malah lebih fokus pada klarifikasi masalah yang tengah dihadapi.Ternyata, pria yang berdiri di kasir itu adalah Sandy Setiawan, kakak dari Lucy Setiawan. Sandy sedang berada di restoran untuk mengatur pertemuan Nyonya Ouyang dengan seorang investor besar.Saat ia melirik Xander, hatinya tiba-tiba terperangah. "Pria ini mirip Xander, tapi entah kenapa... dia terlihat lebih rapi, lebih kaya, lebih percaya diri," pikirnya dalam hati.Namun, Sandy segera menghapus pik
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Kejutan Demi Kejutan.

Sandy Setiawan terkejut mendengar bentakan keras dari gadis sekretariat di Bank Central Halilintar yang memecah kesunyian ruang lobi."Dia memakiku? Apa tidak salah?" desis Sandy, mulutnya terasa kering. Otaknya masih berputar mencerna kenyataan, bertanya-tanya apakah ia baru saja terjebak dalam nasib buruk yang tak bisa dihindari.Xander berdiri di sisi Sandy dengan sikap tenang, matanya berkilat tajam di balik kacamata hitamnya. Kerlingan mata Xander terasa seperti sengatan yang menghentikan percakapan lebih lanjut.“Bagaimana? Masih tak percaya kalau aku ini tamu istimewa di Bank Central Halilintar? Atau mau berurusan dengan pejabat yang lebih tinggi?” sindirnya.Sandy Setiawan terdiam, terbata-bata oleh pernyataan tajam itu. Tanpa sadar, ia merasa seperti butiran debu tak berarti di hadapan Xander, suaranya terbungkam oleh gertakan tersebut.Sementara itu, gadis yang duduk di meja kasir, yang tadinya cuek, kini berubah. Pelayan muda yang sebelumnya menegur Xander mulai gemetar. Me
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Saat Cermin Patah.

“Mengapa kalian berdua bisa berada di sini?” tanya Sandy, suaranya mulai meninggi, mengisyaratkan kemarahan yang meluap. “Ini pembicaraan terbatas, hanya untuk pihak investor dan manajemen Setiawan Company! Apa kalian berdua benar-benar berhak hadir?”Kemarahan Sandy bukan tanpa alasan. Ingatannya melayang ke malam itu, ketika Nyonya Ouyang meneleponnya setelah kegagalan ibunya, Rika, yang tak kunjung meraih apa yang diinginkannya dalam dunia bisnis.“Kamu harus hadir dalam pertemuan dengan investor! Kamu adalah andalanku sekarang, setelah semua keturunan Setiawan di negeri ini tak ada yang layak!” kata-kata Nyonya Ouyang masih bergema di telinganya, menambah kepercayaan diri Sandy lebih dari yang seharusnya.Pujian itu membuat Sandy merasa seperti puncak dunia sudah berada di genggamannya. Ia bahkan telah menyiapkan setelan jas mewah merek terkenal untuk peluncuran produk baru Chronium dari Axion Energy—perusahaan yang ia dambakan, tempat di mana suatu hari nanti ia berharap bisa men
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Sang Investor.

Tak – tak – tak!Nyonya Ouyang sudah berada di dalam restoran itu.Ketukan tongkatnya yang keras menghentak lantai aula, seolah berharap kekacauan yang ditimbulkan oleh tiga keturunan Keluarga Setiawan itu segera terhenti dan tidak mempermalukannya lebih jauh.Suara benturan itu bergema, membuat seisi ruangan terhenyak. Lantai restoran seolah bergetar, bahkan retak-retak kecil muncul di setiap langkahnya. Seketika, semua pelayan di aula restoran mengalihkan pandangan mereka ke arah Nyonya Ouyang dengan ekspresi tak senang.Beberapa bisikan terdengar di antara mereka.“Dia merusak lantai restoran? Apa dia pikir ini lapangan basket?”“Catat berapa biaya yang harus dia bayar! Jangan biarkan dia lolos begitu saja!”“Ini pasti keluarga tiga manusia purba. Tingkah mereka semua seperti orang-orang yang tidak terpelajar!”Bisikan-bisikan itu terus bergema di aula, menyebar di antara para tamu yang semakin tidak terkesan dengan kebisingan tersebut.Meskipun ketiga anak muda keluarga Setiawan—S
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Kabar Gembira.

Keesokan harinya, sesuai janji, Xander melangkah menuju Gedung Bank Central Halilintar, kantor pusat yang megah. Hari ini, ia akan bertemu Grace Song di ruang kerjanya. Meskipun Grace pernah menawarkan untuk mengunjungi apartemen mewahnya, Xander menolak dengan santai.“Tunggu saja di Gedung Kantor Pusat,” jawabnya.“Sudah lama sekali aku tidak berkunjung ke sana. Rasanya ingin melihat-lihat saja,” tambahnya.Grace, yang biasanya tidak menunjukkan ekspresi berlebihan, menjawab dengan sopan. “Tentu saja, Tuan Xander. Anda dapat datang kapan saja. Kami selalu siap menerima Anda.”Saat tiba, Xander duduk di hadapan Grace, menikmati suasana ruang kerja modern yang dikelilingi jendela besar menghadap kota yang tak pernah tidur. Percakapan mereka dimulai.“Ada kabar menggembirakan, Tuan Xander,” kata Grace sambil menuangkan teh Krisan ke cangkir Xander dengan gerakan terlatih. “Sumber daya yang Anda kira untuk diolah Setiawan Company. ternyata sudah tidak ada lagi!”“Harapan bisnis Setiawan
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Kericuhan Kecil di Banking Hall.

"Nikmati lift kalian!" kata Sandy dengan senyuman licik, lalu menekan tombol di panel lift hingga pintu tertutup rapat dan lift meluncur menuju lantai lima belas."Bodoh sekali," gumamnya, menatap ke arah pintu lift yang tertutup, seolah lift itu sendiri adalah simbol kegagalan. "Jika bisa lewat lift eksekutif, kenapa harus berdesak-desakan di lift umum tadi?"Avery menggelengkan kepala, kesal dan tak mengerti pemikiran Sandy Setiawan.Di matanya, Sandy adalah tipe orang yang hanya mengandalkan penampilan, tanpa sedikit pun usaha untuk berpikir. Jonah Setiawan, yang berdiri di sampingnya, hanya mendengus dingin, dengan satu kata yang keluar dari bibirnya: "Bodoh."Sudah lama Avery tahu betul sifat Sandy Setiawan. Dia bukan tipe orang yang cerdas, dan itu jelas terlihat. Hanya berbekal wajah cantik dan senyum manis, dia berhasil memanipulasi banyak orang untuk memperlakukannya seperti putri.Tapi soal otak? Itu cerita lain. Tak heran keluarga Setiawan tidak repot-repot menyekolahkan Sa
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Susi Halim Beraksi.

Kedatangan Sandy Setiawan bersama Avery dan Jonah di Bank Central Halilintar tidak lebih dari sebuah perintah yang datang dari Nyonya Ouyang, yang selalu memiliki cara untuk mengendalikan keadaan.Setelah kabar tentang sumber daya pengganti radioaktif Chromium di Cintawa Mountain yang menguap ditelan lahar gunung, Nyonya Ouyang tidak menunjukkan tanda-tanda putus asa.“Kita harus menambah dana dan melakukan penggalian lebih dalam. Kesempatan bekerja sama dengan Tjiang Corporation, perusahaan nomor dua di negara ini, bisa datang sekali seumur hidup! Ayo, Sandy, Avery, dan Jonah. Segera cari pinjaman di Bank Nasional!”Suaranya penuh semangat, tapi ada nada tegas yang tak bisa dibantah.Namun, ada satu hal yang harus dipahami dengan jelas.Nyonya Ouyang adalah warga negara asing. Dan jelas, ia tidak bisa sembarangan meminjam di Bank Nasional Konoya. Di situlah peran Sandy dan dua sepupunya berperan—mereka adalah alat, pion yang harus bergerak mengikuti perintah Nyonya Ouyang.Sementara
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status