Home / Urban / Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan: Chapter 41 - Chapter 50

132 Chapters

41. Strategi Tim Hans

“Kita mulai dari divisi produksi. Mewawancarai bagian produksi ada dua orang. Aku dan Mira. Lalu, bagian penjualan untuk mewawancarai stafnya adalah Tiwi, bagian sales itu Agustinus.”“Aku bagian sales?” tanya Agustinus sambil membulatkan bola mata dan memandangi semua rekan kerjanya.“Iya, lo pintar ngerayu dan gunakan keahlian untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya,” jawab Mira sambil mencolek lengannya.“Baiklah. Serahkan itu padaku,” balas Agustinus merasa bangga sambil menepuk dada.“Oke, lanjut. Bagian pemasaran itu Pak Tono,” kata Hans.“Saya bagian apa?” tanya Komar bingung.“Bapak jago komputer. Jadi, bisa melacak IP yang mereka gunakan,” jawab Mira sambil menepuk pundaknya.“Saya nanti membantu Bapak untuk melacak IP divisi yang berkaitan tadi. Namun, harus membaginya terlebih dahulu. Bagaimana?”Hans melakukan tugas untuk mewawancarai divisi produksi dan melacak IP komputer yang digunakan oleh pejabat kantor. Semua orang patut dicurigai ketika melakukan audit.
Read more

42. Proses Awal Analisis

“Yup, keributan tadi karena pendanaan produk baru.” Agustinus menjawab secepat kilat sembari menjetikkan jemarinya.“Terus? Ada lagi gak?” tanya Tiwi penasaran sambil menatap Mira dan Agustinus.Agustinus dan Mira tersenyum miring lalu berdecak.“Arizal dituduh menggelapkan uang pendanaan produk baru ketika dia mencurigai Pak Sahrul yang memanipulasi laporan dan mengambil produk untuk keperluan pribadi yang digunakan sebagai percobaan pelanggan untuk dipamerkan di sebuah Mall baru.”“Sungguh? Apakah Pak Sahrul ada bukti untuk menuduhnya?” tanya Hans menekan.“Aku kurang tahu karena ruangan Bu Abigail sangat tertutup dan memang digunakan untuk menegur seseorang yang melakukan kesalahan atau ketahuan mencuri,” jawab Mira kecewa.Nada dering singkat berbunyi. Hans mengeluarkan handphone dan mendapat pesan dari Haedar. Ia membuka dan membacanya.[Sepertinya pelaku sementara mengajak beberapa orang untuk membuat bingung karena perusahaan sedang melakukan audit.]Hans membisu sambil berpiki
Read more

43. Beraksi Lebih Awal

“Hubungan mereka tidak dekat hanya sebatas atasan dan bawahan.”“Sungguh?” tanya Hans yang terlihat mengetahui sesuatu dari mereka.Tono menoleh dan menatap ke arahnya. Tatapan itu tampak menyelidiki matanya yang memiliki informasi yang lebih lengkap darinya.Bahkan, rekan kerja yang lain juga mencurigainya bahwa Hans mengetahui banyak hal yang terjadi di kantor.“Kenapa nadamu seperti mengetahui sesuatu dan menganggap Pak Tono berbohong?” tanya Tiwi penasaran.Hans salah tingkah sambil berdehem dan mengusap leher belakang. Ia mengganti posisi dengan tegap sambil memasang wajah yang biasa.“Tingkahmu sudah terlihat bahwa kamu punya sesuatu yang tidak kita ketahui.”“Cepat katakan informasi yang lo tahu!” seru Mira sambil mencengkeram kerah bajunya.Wajah Hans dengan Mira sangat dekat dan terpisah dua sentimeter saja oleh hidung milik Hans. Mereka menjadi sorotan oleh rekan kerjanya karena sikap berani Mira yang dikenal seperti lelaki.“Dari pada membahas mereka, lebih baik membahas st
Read more

44. Bercabang

“Apa maksudmu berbicara seperti itu?” tanya Rizky dengan intonasi penekanan.Tatapan yang tajam mengarah ke Hans ketika dicecar pertanyaan yang kemungkinan terjadi padanya. Dia sedang bermesraan dengan wanita lain di kantornya pada jam bekerja.Sangat tidak etis.Seorang Manajer memanfaatkan waktu untuk berduaan bersama wanita lain bukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, mereka melakukan perbuatan yang tidak senonoh.“Berdasarkan dari pertanyaan Anda dengan mata yang berbicara bahwa mengetahui tentang berita yang tersebar di kantor. Anda juga berusaha menutupi sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh siapa pun.”“Tidak ada yang saya sembunyikan!” bentak Rizky melotot sambil mengepalkan tangan erat.“Baiklah. Jika tidak ada, biarkan saya mengajukan pertanyaan pada Anda dan bawa kembali wanita tadi,” balas Hans sembari melangkah ke sofa dan duduk di sana.“Kenapa kamu membawa wanita tadi?” protes Rizky dengan mendekati Hans dan duduk di depannya sambil mengernyitkan dahi.Ekspresi ya
Read more

45. Banyak yang Tidak Mengakui

“Saya sudah mencari tahu latar belakangnya.”“Siap terlibat?” tanya Hans sekali lagi.Bernadia terdiam sambil menundukkan kepala dan memainkan jemari dengan menggenggam erat tangannya. Dia terlihat bimbang untuk menjawab pertanyaannya.Seseorang yang memiliki jabatan yang tinggi selalu terlibat dalam permasalahan apa pun entah disengaja atau tidak sengaja atau dijebak. Ekspresi yang ditampakkan olehnya pun tampak tidak siap terlibat dalam masalah apa pun.“Jika kamu ragu, lebih baik tidak perlu berhubungan dengannya karena perusahaan sedang sensitif.” Hans memberi saran kepadanya sembari berdiri.Hans melangkah dua kali terhenti ketika Bernadia meminta untuk menunggu.“Tunggu.”Ada sesuatu yang mengganggu hatinya dan pasti memberikan informasi yang tidak diketahui olehnya.Hans balik badan dan berdiri di belakangnya dengan menatapnya lamat.“Ada apa?”Bernadia berbalik badan dan mendongakkan kepala. “Pak Rizky memiliki bisnis dan dia tidak terlibat apa pun karena pernah menolak tawara
Read more

46. Protes yang Memancing

“Apa pun caranya akan kuusahakan.”Hans mencari informasi kepada Haedar. Dia telah bekerja dengan ayahnya selama puluhan tahun dan pasti memahami struktur organisasi perusahaan pangannya.Ia mengirim pesan pada Haedar untuk mengirim susunan jabatan di perusahaan.[Pak, tolong kirim struktur organisasi perusahaan pangan dan lainnya untuk saya pelajari.]Mira menatap Hans dengan tatapan yang mengawasi. Tatapan itu terlihat bahwa dia sedang mencari tahu atau penasaran dengannya.“Aku curiga sama kamu.”“Kenapa?”“Kamu seperti bukan orang biasa.”“Aku adalah manusia seperti kalian dan membutuhkan uang makanya bekerja,” jawab Hans santai.“Kayaknya iya, aku saja yang kebanyakan nonton drama korea dan berharap kamu adalah pria kaya yang sedang menyamar sebagai karyawan untuk menyelidiki perusahaan orang tua yang tidak baik-baik saja.”“Itu hanya ada di dunia perfilman,” balasnya sambil terkekeh.“Iya iya. Aku mau melakukan wawancara dulu.”“Jam pulang kerja, kumpul di sini. Ada kerjaan yang
Read more

47. Membalas Dengan Kalimat Menusuk

Wulan membisu sambil melirik Adnan. Ekor matanya dapat mengetahui bahwa Adnan juga menatapnya dengan menggeleng pelan kepadanya.Dia memberikan isyarat untuk berpura-pura tidak tahu kepadanya. Adnan juga tampak curiga kepadanya karena tiba-tiba menghampiri Wulan dan menanyakan situs gelap yang menghasilkan banyak uang.Secara tidak langsung, dia terlihat tersindir dengan pertanyaannya. Namun, Hans tidak menoleh kepadanya.“Aku tidak tahu hal itu. Apakah ada situs semacam itu?”“Ada, tapi aku lupa namanya.”“Bilang aja omong kosong dan ingin mendekatiku.”Hans tertawa sekilas. “Kamu bukan tipeku.”Wulan terdiam sambil menaikkan bibirnya ke atas. Dia terlihat kesal dengannya karena ditolak.Pancingan Hans tidak berhasil karena ada Adnan yang peka dengan pertanyaannya. Hans harus berhati-hati mulai sekarang terhadap siapa pun dan tidak boleh gegabah sedari tadi.Hans tidak ingin menciptakan sesuatu yang runyam saat mencari tahu pelaku kejahatan di kantor dan pembunuh ayah dan adiknya. Ia
Read more

48. Ada Udang di Balik Batu

“Hanya panggilan biasa dan beliau meminta laporan setiap dua tim sedang melakukan tugasnya. Jadi, apa hasilnya harus melapor agar mengetahui perkembangannya.” Hans menjawab dengan helaan napas berat.“Kenapa kamu lesuh? Bukankah itu bagus?” tanya Komar sembari menatap lamat.Semua teman mengekspresikan hal yang sama seperti Hans. Semua itu tidak akan ada rahasia dalam penugasan dan bisa melakukan kecurangan untuk hal itu.Namun, semua itu hanyalah jawaban yang tidak sesungguhnya. Ia hanya ingin melihat ekspresi rekan timnya ketika atasan memberikan perintah seperti itu.“Kenapa kalian juga ikutan lesuh? Bukankah itu termasuk terbuka dan tidak ada yang disembunyikan dari siapa pun?” cecar Komar yang terlihat memiliki pemikiran lain.“Karena banyak hal yang terjadi tidak terduga jika terbuka semacam itu,” jawab Mira dengan intonasi penekanan.“Apa salahnya? Kenapa kamu berpikir begitu?” Komar masih tidak memahami dengan jawaban yang disampaikan oleh Mira.Mira berdesis. “Ish, coba mikir
Read more

49. Arizal dan Diah Viera

“Arizal merupakan pria yang cerdas dan berbakat. Cara dia memasarkan produk secara digital dapat diancungin jempol. Berkat dari kerja kerasnya bahwa produk yang dipasarkan laku keras dan terjual habis sampai restock. Dia juga membuat video produk sekaligus kepenulisannya.”“Saya tanya latar belakangnya.”“Dia adalah anak dari Dokter Dian Ana Fairuz spesialis penyakit dalam bekerja di perusahaan internasional, tapi ....”“Lanjutkan!”“Dia bukan anak kandung, melainkan anak di luar nikah dan hanya satu orang yang mengetahui fakta itu.”“Lanjutkan.”“Satu-satunya orang yang tahu adalah Tuan besar. Beliau pernah menyelamatkan Dokter Dian melahirkan dengan ditemani oleh Nyonya besar. Saya tahu informasi ini diberitahu oleh Nyonya besar.”“Apakah ibu tahu ayah dari anak itu?” tanya Hans menyelidiki.“Tahu, tapi tidak memberitahu ayahnya karena dia tidak mau bertanggung jawab sampai Dokter Dian menyembunyikan anak itu di panti asuhan dengan menyamar sebagai tantenya sampai akhirnya diambil d
Read more

50. Fakta Baru yang Mengejutkan dan Membingungkan

“Dia adalah anak angkat dari programmer handal dan adik kandung dari snipper yang terkenal berbahaya di negara ini. Orang tua kandungnya pernah bekerja di kepolisian, tetapi meninggal karena dikenakan hukuman mati sepuluh tahun yang lalu kasus pencabulan. Anak kandung laki-lakinya merupakan mantan tentara angkatan darat yang memiliki keahlian khusus menembak dari jauh dan tepat sasaran.”“Snipper? Apakah Pak Haedar mencari tahu cara dia menembak dan fokus pada bagian anggota tubuh yang mana?”“Dia selalu menembak di bagian kepala dengan jarak jauh. Pekerjaan dia sekarang adalah pembunuh bayaran yang biasa digunakan oleh orang yang memiliki banyak uang.”“Pembunuh bayaran?” tanya Hans sekali dengan intonasi penekanan.“Iya, Tuan muda. Selain itu, dia juga sering berpindah tempat untuk tempat tinggalnya.”“Apakah dia memiliki nama khusus untuk pekerjaannya?”“Nama khusus dalam melakukan pekerjaan sebagai Tuwondsapo yang artinya snipper berbahaya.”“Kirimkan bukti yang Bapak temukan ke s
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status