“Yup, keributan tadi karena pendanaan produk baru.” Agustinus menjawab secepat kilat sembari menjetikkan jemarinya.“Terus? Ada lagi gak?” tanya Tiwi penasaran sambil menatap Mira dan Agustinus.Agustinus dan Mira tersenyum miring lalu berdecak.“Arizal dituduh menggelapkan uang pendanaan produk baru ketika dia mencurigai Pak Sahrul yang memanipulasi laporan dan mengambil produk untuk keperluan pribadi yang digunakan sebagai percobaan pelanggan untuk dipamerkan di sebuah Mall baru.”“Sungguh? Apakah Pak Sahrul ada bukti untuk menuduhnya?” tanya Hans menekan.“Aku kurang tahu karena ruangan Bu Abigail sangat tertutup dan memang digunakan untuk menegur seseorang yang melakukan kesalahan atau ketahuan mencuri,” jawab Mira kecewa.Nada dering singkat berbunyi. Hans mengeluarkan handphone dan mendapat pesan dari Haedar. Ia membuka dan membacanya.[Sepertinya pelaku sementara mengajak beberapa orang untuk membuat bingung karena perusahaan sedang melakukan audit.]Hans membisu sambil berpiki
“Hubungan mereka tidak dekat hanya sebatas atasan dan bawahan.”“Sungguh?” tanya Hans yang terlihat mengetahui sesuatu dari mereka.Tono menoleh dan menatap ke arahnya. Tatapan itu tampak menyelidiki matanya yang memiliki informasi yang lebih lengkap darinya.Bahkan, rekan kerja yang lain juga mencurigainya bahwa Hans mengetahui banyak hal yang terjadi di kantor.“Kenapa nadamu seperti mengetahui sesuatu dan menganggap Pak Tono berbohong?” tanya Tiwi penasaran.Hans salah tingkah sambil berdehem dan mengusap leher belakang. Ia mengganti posisi dengan tegap sambil memasang wajah yang biasa.“Tingkahmu sudah terlihat bahwa kamu punya sesuatu yang tidak kita ketahui.”“Cepat katakan informasi yang lo tahu!” seru Mira sambil mencengkeram kerah bajunya.Wajah Hans dengan Mira sangat dekat dan terpisah dua sentimeter saja oleh hidung milik Hans. Mereka menjadi sorotan oleh rekan kerjanya karena sikap berani Mira yang dikenal seperti lelaki.“Dari pada membahas mereka, lebih baik membahas st
“Apa maksudmu berbicara seperti itu?” tanya Rizky dengan intonasi penekanan.Tatapan yang tajam mengarah ke Hans ketika dicecar pertanyaan yang kemungkinan terjadi padanya. Dia sedang bermesraan dengan wanita lain di kantornya pada jam bekerja.Sangat tidak etis.Seorang Manajer memanfaatkan waktu untuk berduaan bersama wanita lain bukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, mereka melakukan perbuatan yang tidak senonoh.“Berdasarkan dari pertanyaan Anda dengan mata yang berbicara bahwa mengetahui tentang berita yang tersebar di kantor. Anda juga berusaha menutupi sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh siapa pun.”“Tidak ada yang saya sembunyikan!” bentak Rizky melotot sambil mengepalkan tangan erat.“Baiklah. Jika tidak ada, biarkan saya mengajukan pertanyaan pada Anda dan bawa kembali wanita tadi,” balas Hans sembari melangkah ke sofa dan duduk di sana.“Kenapa kamu membawa wanita tadi?” protes Rizky dengan mendekati Hans dan duduk di depannya sambil mengernyitkan dahi.Ekspresi ya
“Saya sudah mencari tahu latar belakangnya.”“Siap terlibat?” tanya Hans sekali lagi.Bernadia terdiam sambil menundukkan kepala dan memainkan jemari dengan menggenggam erat tangannya. Dia terlihat bimbang untuk menjawab pertanyaannya.Seseorang yang memiliki jabatan yang tinggi selalu terlibat dalam permasalahan apa pun entah disengaja atau tidak sengaja atau dijebak. Ekspresi yang ditampakkan olehnya pun tampak tidak siap terlibat dalam masalah apa pun.“Jika kamu ragu, lebih baik tidak perlu berhubungan dengannya karena perusahaan sedang sensitif.” Hans memberi saran kepadanya sembari berdiri.Hans melangkah dua kali terhenti ketika Bernadia meminta untuk menunggu.“Tunggu.”Ada sesuatu yang mengganggu hatinya dan pasti memberikan informasi yang tidak diketahui olehnya.Hans balik badan dan berdiri di belakangnya dengan menatapnya lamat.“Ada apa?”Bernadia berbalik badan dan mendongakkan kepala. “Pak Rizky memiliki bisnis dan dia tidak terlibat apa pun karena pernah menolak tawara
“Apa pun caranya akan kuusahakan.”Hans mencari informasi kepada Haedar. Dia telah bekerja dengan ayahnya selama puluhan tahun dan pasti memahami struktur organisasi perusahaan pangannya.Ia mengirim pesan pada Haedar untuk mengirim susunan jabatan di perusahaan.[Pak, tolong kirim struktur organisasi perusahaan pangan dan lainnya untuk saya pelajari.]Mira menatap Hans dengan tatapan yang mengawasi. Tatapan itu terlihat bahwa dia sedang mencari tahu atau penasaran dengannya.“Aku curiga sama kamu.”“Kenapa?”“Kamu seperti bukan orang biasa.”“Aku adalah manusia seperti kalian dan membutuhkan uang makanya bekerja,” jawab Hans santai.“Kayaknya iya, aku saja yang kebanyakan nonton drama korea dan berharap kamu adalah pria kaya yang sedang menyamar sebagai karyawan untuk menyelidiki perusahaan orang tua yang tidak baik-baik saja.”“Itu hanya ada di dunia perfilman,” balasnya sambil terkekeh.“Iya iya. Aku mau melakukan wawancara dulu.”“Jam pulang kerja, kumpul di sini. Ada kerjaan yang
Wulan membisu sambil melirik Adnan. Ekor matanya dapat mengetahui bahwa Adnan juga menatapnya dengan menggeleng pelan kepadanya.Dia memberikan isyarat untuk berpura-pura tidak tahu kepadanya. Adnan juga tampak curiga kepadanya karena tiba-tiba menghampiri Wulan dan menanyakan situs gelap yang menghasilkan banyak uang.Secara tidak langsung, dia terlihat tersindir dengan pertanyaannya. Namun, Hans tidak menoleh kepadanya.“Aku tidak tahu hal itu. Apakah ada situs semacam itu?”“Ada, tapi aku lupa namanya.”“Bilang aja omong kosong dan ingin mendekatiku.”Hans tertawa sekilas. “Kamu bukan tipeku.”Wulan terdiam sambil menaikkan bibirnya ke atas. Dia terlihat kesal dengannya karena ditolak.Pancingan Hans tidak berhasil karena ada Adnan yang peka dengan pertanyaannya. Hans harus berhati-hati mulai sekarang terhadap siapa pun dan tidak boleh gegabah sedari tadi.Hans tidak ingin menciptakan sesuatu yang runyam saat mencari tahu pelaku kejahatan di kantor dan pembunuh ayah dan adiknya. Ia
“Hanya panggilan biasa dan beliau meminta laporan setiap dua tim sedang melakukan tugasnya. Jadi, apa hasilnya harus melapor agar mengetahui perkembangannya.” Hans menjawab dengan helaan napas berat.“Kenapa kamu lesuh? Bukankah itu bagus?” tanya Komar sembari menatap lamat.Semua teman mengekspresikan hal yang sama seperti Hans. Semua itu tidak akan ada rahasia dalam penugasan dan bisa melakukan kecurangan untuk hal itu.Namun, semua itu hanyalah jawaban yang tidak sesungguhnya. Ia hanya ingin melihat ekspresi rekan timnya ketika atasan memberikan perintah seperti itu.“Kenapa kalian juga ikutan lesuh? Bukankah itu termasuk terbuka dan tidak ada yang disembunyikan dari siapa pun?” cecar Komar yang terlihat memiliki pemikiran lain.“Karena banyak hal yang terjadi tidak terduga jika terbuka semacam itu,” jawab Mira dengan intonasi penekanan.“Apa salahnya? Kenapa kamu berpikir begitu?” Komar masih tidak memahami dengan jawaban yang disampaikan oleh Mira.Mira berdesis. “Ish, coba mikir
“Arizal merupakan pria yang cerdas dan berbakat. Cara dia memasarkan produk secara digital dapat diancungin jempol. Berkat dari kerja kerasnya bahwa produk yang dipasarkan laku keras dan terjual habis sampai restock. Dia juga membuat video produk sekaligus kepenulisannya.”“Saya tanya latar belakangnya.”“Dia adalah anak dari Dokter Dian Ana Fairuz spesialis penyakit dalam bekerja di perusahaan internasional, tapi ....”“Lanjutkan!”“Dia bukan anak kandung, melainkan anak di luar nikah dan hanya satu orang yang mengetahui fakta itu.”“Lanjutkan.”“Satu-satunya orang yang tahu adalah Tuan besar. Beliau pernah menyelamatkan Dokter Dian melahirkan dengan ditemani oleh Nyonya besar. Saya tahu informasi ini diberitahu oleh Nyonya besar.”“Apakah ibu tahu ayah dari anak itu?” tanya Hans menyelidiki.“Tahu, tapi tidak memberitahu ayahnya karena dia tidak mau bertanggung jawab sampai Dokter Dian menyembunyikan anak itu di panti asuhan dengan menyamar sebagai tantenya sampai akhirnya diambil d