หน้าหลัก / Rumah Tangga / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / บทที่ 181 - บทที่ 190

บททั้งหมดของ DINIKAHI PRIA PLAYBOY: บทที่ 181 - บทที่ 190

268

181 - Ansell Dan Azekiel

Selesai mandi dan berpakain rapi, Kiki langsung berlari ke luar kamar dan mendapati Ryan yang masih tertidur di sofa sambil memeluk gambar desainnya. Ia pun hanya menggelengkan kepalanya saja. Merasa tak ingin telat ke kantor pun membuat Kiki langsung menuliskan sebuah note untuk Ryan. Sengaja ia tak membangunkan Ryan agar nanti keberangkatan dirinya ke kantor tak telat. Sebab Kiki tahu betul jika membangunkan Ryan akan beresiko tinggi, dan akan menghambat pekerjaannya.Buru-buru Kiki meletakkan note itu di lengan tangan Ryan. Kiki sedikit memberikan solasi agar menempel di lengan. Selesai dengan urusan note, Kiki langsung pergi keluar apartemen dan memesan gojek untuk mengantarkan ke tempatnya ia bekerja di daerah Kuningan Jakarta.Saat sampai lobby, Kiki menunggu sekitar tiga menitan dan datang ojek online yang dipesannya barusan. Sopir ojek online itu pun langsung menyerahkan helm untuk Kiki pakai.“Ansell grup, ya, Mbak?”&ldq
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-30
อ่านเพิ่มเติม

182 - Meeting Ansell Dan Azekiel

Disapa seperti itu membuat Melviano langsung menoleh karena posisi duduknya yang membelakangi Mirza. Mulut Melviano langsung terbuka dan tertutup dengan cepat saat melihat ekspresi memohon dari mantan sekertarisnya itu. Apalagi mata dari Kiki sampai kedip-kedip segala. Entah kenapa mantan sekertarisnya itu kenapa jadi kayak orang cacingan begitu? Apa kurang bahagia kerja di Ansell?“Hmm, Pagi.”“Oh maaf, Mr. Saya gerogi sampai nyapa saja salah.” Mirza tersenyum lebar. Ia pun langsung mengulangi sapaan kepada Melviano kembali. “Pagi Mr,” ulang Mirza yang merasa gugup.“Hmm, siang.”Kiki langsung menahan kikikannya. Entah kenapa melihat boss dan mantan boss-nya itu rasanya ingin tertawa. Apalagi hanya soal sapaan saja mereka berdua begitu rempong.Ternyata melihat orang-orang kaya kalau udah eror mirip orang sableng. ‘Orang sableng bersatu,’ batin Kiki.&ldqu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-30
อ่านเพิ่มเติม

183 - Meja Nomor 17 Jadi Sejarah

Saat sudah sampai di depan meja nomor 17. Kiki langsung meringis kala kedua boss itu menatapnya tajam.“Hehe, tadi antri Pak, maaf,” kata Kiki mencoba mencari alibi agar tidak dimarahi.“Apa betul Ghaitsaa?” tanya Melviano sambil tersenyum sinis. Tatapannya kini berpindah ke arah  Ghaitsaa yang tampak terkejut dengan pertanyaannya.Ghaitsaa diam, ia bingung harus bohong atau jujur saat ini. Di satu sisi kalau bohong katanya akan dipecat secara tidak terhormat. Ghaitsaa yang masih polos pun akhirnya berkata apa adanya.“Enggak, Pak.”“Lalu? Ngapain saja kalian bisa lama sekali di toilet?” cecar Melviano.“Curhat, Pak.”“Kalian pikir meeting ini ajang buat curhat? Kalau mau curhat ke acara ura kura sana.”“Lho, Bapak nonton acara itu juga?” Mata besar Ghaitsaa langsung membola ketika mendengar boss-nya menonton acara yang digemari oleh para e
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-31
อ่านเพิ่มเติม

184 - Mirza Mulai Kepo

Kiki pun menyetujui ajakan me time bersama Ghaitsaa meski permasalahan rumah tangganya dengan Ryan tengah banyak masalah.Setidaknya ia masih ada hiburan sedikit di saat pusing dan penat akibat kerja juga masalah rumah tangga.“Iya, kamu tenang aja. Mau ketemuan di mana?”“Duh di mana, ya, Mbak. Aku nggak hafal Jakarta.”“Gini aja, kita ketemuan di Grand Indonesia. Itukan dekat kantor Azekiel jadi kamu tahu rute naik mobilnya kan?”Ghaitsaa mengangguk cepat. Ia paham dengan mall itu meski belum pernah memasukinya. Mall yang begitu besar. Meski di Semarang juga ada mall tapi tak sebesar di Jakarta.“Kita ketemu di situ saja, nanti kamu whatsapp aku aja biar gampang.”“Oke, Mbak.”Mirza yang mendengarkan hanya diam dan curi-curi pandang ke belakang melalui spion. Namun, aksinya itu selalu tertangkap basah oleh Ghaitsaa.Setelah menempuh perjalanan dari kawasan Dha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-31
อ่านเพิ่มเติม

185 - Masuk Gosip Lambe Gurah

Kiki merasa terkejut kala Mirza mengumpat seperti itu. Terlebih ini pertama kalinya selama kenal Mirza. Dan sepertinya boss-nya begitu emosi setelah menerima telepon barusan. Entah itu telepon dari siapa yang pasti Kiki rasa jika bossnya mendapat berita buruk.“Pak,” tegur Kiki.“Ya.”“Nan—““Cancel pertemuan dengan Maxim grup, reschedule saja.”“Baik, Pak.”Ting.Pintu lift terbuka dan Mirza langsung melangkah dengan begitu cepat. Bahkan ia tak berbicara atau menunggu Kiki.Melihat sikap aneh Mirza membuat Kiki langsung merasa bingung dan heran sendiri.“Memang ada apa, sih?” gumamnya yang ikut merasa bingung.Mendapat tugas untuk bagi-bagi kopi membuat Kiki berjalan ke arah ruang HRD. Kiki ingin meminta bantuan Manda agar tahu siapa saja yang memiliki jabatan penting di Ansell.Tok. Tok. Tok.“Masuk.”K
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-01
อ่านเพิ่มเติม

186 - Ketahuan Siapa Yang Menyebarkan Foto

Saat ini keadaan Kiki begitu bingung. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon kantor dan mengabaikan panggilan telepon dari suaminya.“Selamat si—““Ke ruangan saya sekarang.”Nit.Kiki masih diam terbengong saat mendengar suara ketus dari Mirza. Sepertinya nasib kerja di Ansell akan berakhir hari ini.Sebelum benar-benar bangkit dari tempat duduknya, Kiki memejamkan mata dan mengembuskan napas kasar sejenak.“Ya Allah semoga Pak Mirza bisa mendengarkan penjelasan gue,” kata Kiki.Jujur saja saat ini hatinya merasa begitu takut sekaligus deg-degan. Debaran jantungnya pun langsung memompa dengan cepat dengan sendirinya. Keringat dingin pun sudah mulai membanjiri keningnya yang putih bersih.“Belum ketemu tapi sudah mau pingsan begini ya ampun,” gumamnya.Kiki langsung bangkit dari tempat duduk sambil membuang napas panjang. Kakinya melangkah dengan pelan me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-01
อ่านเพิ่มเติม

187 - Tumben Ryan Berbeda

Berbeda dengan Kiki, Mirza justru tengah tersenyum tipis melihat sikap sekertarisnya itu. “Sebaiknya sekarang keluar, dan jangan lupa nanti lembur ajak temen kamu itu.”“Ba-ba-baik, Pak.”Tak ingin bertambah sakit jantung membuat Kiki segera berdiri dan pamit keluar dari ruangan Mirza.  Saat sudah berada di luar ruangan, Kiki memegang dadanya dan tersenyum lebar.“Whoa gila ternyata Mirza suka gue,” gumamnya sambil tersenyum lebar.Entah kenapa saat mendengar itu hatinya merasa senang juga begitu berdebar. Kiki langsung menggelengkan kepalanya untuk menghapus pikiran jika dirinya juga jatuh cinta sama Mirza.“No.” Kiki menggelengkan kepalanya dan memastikan kalau hati dan pikirannya salah. “Pasti hanya sekadar kagum aja,” tekannya.Tak ingin terlalu larut dalam khayalan tentang Mirza, Kiki langsung buru-buru berjalan menuju ke meja kerjanya. Ekor matanya mengintip ponsel yang t
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-02
อ่านเพิ่มเติม

188 - Kabar Mengejutkan

Pagi ini Kiki tak seperti biasanya. Apalagi wajah cantiknya begitu tampak murung kala sampai kantor tempat ia bekerja. Dan sejak semalam ia dengan Ryan hanya berkomunikasi sekadarnya saja. Ryan yang biasa selalu menggoda dan hobi meminta jatah pun beberapa hari ini seperti tidak membutuhkan. Bukan karena Kiki lagi pengin. Tapi, gimanapun ia kangen momen suaminya yang merengek meminta itu.“Muka kamu kenapa?”Sebuah suara membuat Kiki mendongak ketika sudah duduk di meja kerjanya. Kiki tersenyum tipis.“Gapapa, Pak.”“Bibirmu bisa bilang gapapa tapi wajahmu tidak.”Kiki langsung mengubah mimic wajahnya dibuat seceria mungkin namun tetap saja tidak berhasil dan semua itu membuat Mirza tetap berdiri di depan meja kerjanya.“Bapak nggak masuk ke ruangan?” tanya Kiki sambil melirik ke arah pintu ruangan kerja Mirza.“Kamu ngusir saya?”Kiki menggeleng cepat. “Enggak k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-02
อ่านเพิ่มเติม

189 - Curhat Bukan Ngadu

Hanya orang inilah yang selalu mengerti dengan hati sekaligus perasaannya. Kiki langsung bangkit dari sofa dan berlari memeluk sang papa.“Kangen,” rengeknya.“Lho anak Papa ke sini. Kok nggak bilang, hm?”“Kiki udah bilang sama Mama kok kalau mau ke sini.”“Kebiasaan Mamamu nggak sampein.”“Ya Papa tahu sendiri lha.” Kiki dan Papa Wirawan langsung terkekeh bersama jika membahas soal Mama Desi. “Mama dengar lho,” teriak Mama Desi menimpali.Kiki langsung membekap mulutnya dan Papa Wirawan yang masih memakai baju koko serta sarung pun segera mengajak putrinya berjalan ke arah sofa ruang tamu. Papa Wirawan menatap wajah putrinya yang tampak banyak masalah itu.Tak langsung bertanya justru Papa Wirawan tersenyum melihat putrinya yang kini sudah besar dan menjadi istri. Ada rasa rindu yang menyelimuti hatinya di saat malam hari ketika teringat bayang-baya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

190 - Rasanya Tak Sanggup

Kiki melangkah pelan menuju ke dalam apartemen. Ia melihat suaminya sedang tertawa begitu bahagia ketika berkumpul dengan para teman-temannya itu.“Assalamualaikum,” salam Kiki.“Iya sumpah bampernya gede banget, kalau lo bosan bisa co—“ Wawan langsung diam ketika mendapat kode kedipan mata oleh Ryan.“Hei sayang udah balik?” teriak Ryan sambil tersenyum lebar.Kiki sendiri hanya membalas dengan senyuman tipis. Ia langsung melanjutkan jalan dan melewati Ryan beserta teman-temannya itu. Kiki lebih memilih masuk kamar dan segera membersihkan tubuhnya yang terasa kotor.Saat hendak akan masuk kamar mandi, Kiki mendengar pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Ryan yang masih lengkap pakai baju kerja yang tadi pagi dikenakan. “Ki.”“Iya.”“Weekend jangan punya janji sama siapapun.”Baru akan menjawab, Ryan sudah melanjutkan ucapannya itu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
1718192021
...
27
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status