Home / Rumah Tangga / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / 186 - Ketahuan Siapa Yang Menyebarkan Foto

Share

186 - Ketahuan Siapa Yang Menyebarkan Foto

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2025-02-01 19:00:38

Saat ini keadaan Kiki begitu bingung. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon kantor dan mengabaikan panggilan telepon dari suaminya.

“Selamat si—“

“Ke ruangan saya sekarang.”

Nit.

Kiki masih diam terbengong saat mendengar suara ketus dari Mirza. Sepertinya nasib kerja di Ansell akan berakhir hari ini.

Sebelum benar-benar bangkit dari tempat duduknya, Kiki memejamkan mata dan mengembuskan napas kasar sejenak.

“Ya Allah semoga Pak Mirza bisa mendengarkan penjelasan gue,” kata Kiki.

Jujur saja saat ini hatinya merasa begitu takut sekaligus deg-degan. Debaran jantungnya pun langsung memompa dengan cepat dengan sendirinya. Keringat dingin pun sudah mulai membanjiri keningnya yang putih bersih.

“Belum ketemu tapi sudah mau pingsan begini ya ampun,” gumamnya.

Kiki langsung bangkit dari tempat duduk sambil membuang napas panjang. Kakinya melangkah dengan pelan me

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   001 - Standart Kehidupan

    “Itu udah tua tapi kok belum nikah-nikah, ya.”“Iya, ngejar karir terus makanya susah jodoh tuh.”“Nggak malu apa gimana sih seusianya udah pada punya anak lho dia masih sendiri aja.”“Bahkan anaknya Jeng Rania saja dua-duanya udah laku semua.”“Nggak takut apa nanti nikah usia tiga puluh susah punya anak.”Berbagai sindiran tetangga sudah menjadi makananku sehari-hari. Bahkan mereka tak segan-segan membicarakan status lajangku di depan mata. Memangnya ada yang salah jika aku lajang? Toh aku lajang dan menikah nanti nggak akan minta biaya resepsi sama mereka, 'kan? Tapi kenapa sih mereka selalu mengurusi kehidupan orang lain seperti ini. Memangnya mereka tak memiliki kesibukan sampai-sampai hidupnya digunakan hanya mengurusi urusan orang dan dijadikan bahan gosip?Kalau tidak kuat iman mungkin rasanya akan gila menghadapi segala standart masyarakat yang memang sudah ada sejak dulu. Terlebih ucapan para tetangga sering kali membuat mama yang tadinya adem ayem menjadi ikut konfrontasi so

    Last Updated : 2024-09-01
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   002 - Kedatangan Boss Baru

    Saat sudah berada di meja kerja, aku seperti biasa menjalankan rutinitas sebagai sekretaris. Menyalakan laptop, mengecek jadwal kerja bos hari ini, dan mengingatkan semua jadwal meeting agar tidak lupa. Namun, baru saja membuka dokumen buat dikerjakan, Mbak Sila datang sambil cengar-cengir seperti orang habis ditampar uang seratus juta. Benar-benar bahagia banget kalau dilihat."Ki.""Hmm."Aku mencoba tetap fokus menatap laptop meski telinga sudah dipasang buat dengarin berita terbaru dari ratu gibah kantor. Pasti ada sesuatu yang akan Mbak Sila katakan nih."Aku denger kabar burung katanya kantor kita bakalan kedatangan boss baru gitu, emang bener, Ki?""Nggak tahu deh, Mbak.""Ih, kamu gimana sih, Ki. Masa sekretaris Pak Haidar nggak tahu berita soal ini!?""Duh! Aku jarang buka grup chat, Mbak.""Ih sumpah kamu ngeselin banget, Ki! Tapi, bye the way kalau ada info apapun soal kantor ini jangan pelit lah sama kita-kita, Ki. Lagian berbagi info tuh sama aja sedekah tahu, Ki.""Iya, M

    Last Updated : 2024-09-02
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   003 - Tekanan Kerja Bikin Migren

    "Sudah selesai ngerumpinya?" katanya begitu menohok relung hatiku. Saat ini yang aku lakukan hanya bisa menunduk, menatap lantai yang sering disapu sama Joko. "Saya sangat tidak suka melihat karyawan bergosip di jam kerja seperti tadi. Apalagi kamu memiliki jabatan penting di kantor ini. Kalau semua karyawan seperti ini bisa-bisa kantor ini mengalami kerugian yang begitu besar. Rugi karena membayar karyawan yang malas bekerja." Semua kata-kata yang keluar dari mulutnya benar-benar pedas mirip bon cabe level internasional. Nasib menjadi karyawan memang seperti ini, selalu salah di mata bos. Ada saja kesalahan yang ditemukan. Hal yang aku lakukan saat ini cuma bisa nunduk pasrah ditindas sama bos baru yang ternyata mirip iblis. "Jadwal saya hari ini apa?" Dengan gerakan perlahan, kepalaku mendongak menatap bos baru yang benar-benar mirip iblis, tapi kenapa dia di anugerahi wajah yang begitu tampan. Rasanya sangat tidak adil. "Meeting dengan Pak Edgar di kantor Sampoerna Strategic, P

    Last Updated : 2024-09-03
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   004 - Kerja Lembur Bagaikan Quda

    Mataku terpejam mendengarkan sederet permintaan dari bos baru yang bikin pusing. Baru sehari kerja sama dia udah banyak banget tugasnya. Jemariku memijit pelipis yang terasa senut-senut. "Baik, Pak." Aku mengembuskan napas lega kala panggilan telepon dengan bos selesai. Kalau dipikir-pikir masih mending bekerja sama Pak Haidar. Setidaknya beliau masih punya hati sama bawahan. Sedangkan dia? baru sehari masuk jadi bos udah izin nggak masuk dengan alasan istrinya tengah hamil. Memang apa hubungannya kerja sama istri hamil? Sinting. Sampai di kantor, aku berjalan menuju ke arah meja kerja. Hal utama yang aku lakukan menelepon klien dari Singapore untuk membahas proyek resort di sana. Selesai menelepon klien untuk mengatur jadwal ulang, Aku mendapat telepon dari Pak Haidar, memintaku untuk mengurus konsep pesta baby shower calon cucunya. Pantes saja aku disuruh balik sendirian, ternyata istrinya lagi hamil beneran di rumah. Aku kira cuma alibi dia doang ngaku istrinya hamil. "Ki, yuk

    Last Updated : 2024-09-04
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   005 - Singapore

    Menikah itu bukan perkara siapa cepat dia dapat. Menikah itu soal ketepatan waktu. Menikah itu ibadah, jadi dia akan menghampirimu di waktu yang tepat. *** Bandara Internasional Changi, Singapura. Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta—Singapore. Aku bersama Pak Haidar mampir di salah satu coffe shop di bandara. Pak Haidar sepertinya paham kalau aku sangat ngantuk. Bahkan bisa aku lihat di kaca kalau kantung mataku benar-benar hitam seperti panda. "Tidur jam berapa, Ki?" "Jam enam, Pak." "Serius?" "Serius, Pak." "Maaf, Ki." "Gapapa, Pak. Lagian ini tugas saya." Bisa aku lihat kalau Pak Haidar sedikit merasa tidak enak mendengar kalau aku baru tidur jam enam pagi tadi, dan hebatnya jam delapan aku harus bangun. Dua jam aku memejamkan mata di dalam pesawat. Bisa kalian bayangkan betapa terasa melayang tubuhku saat ini. Tak lama, pelayan datang membawa dua cangkir kopi pesananku dan Pak Haidar. Kali ini aku memesan kopi americano. Sesekali minum kopi pahit biar kita nggak

    Last Updated : 2024-09-05
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   006 - Back To Jakarta

    Pertemuan dengan Ryan kemarin benar-benar membawa efek tersendiri dalam jantungku. Pagi ini yang aku lakukan cuma memegang dada, memastikan kalau diriku nggak jantungan. "Kenapa, Ki?" "Ah, enggak, Pak." Malu. Ya, aku malu banget sumpah lagi ngelamun tapi ketahuan sama boss besar. Terlebih pipi kayaknya panas banget pula. Buat goreng telur kayaknya mateng nih. Akhirnya aku berdeham pelan sebelum memutuskan untuk mengajak Pak Haidar buat ngobrol masalah proyek semalam yang dibahas. Terlebih proyek itu tidak bisa selesai di Singapura. Alhasil aku dan Pak Haidar kembali ke Jakarta pagi ini. "Pokoknya, saya serahkan ke kamu, Ki," kata beliau saat membahas proyek Singapore ini. "Iya, Pak." "Nanti saya di Papua itu kurang lebih sebulanan, jadi nanti tolong kamu ajari anak saya masalah kantor di sini. Dia belum terlalu mengusai perusahaan," ujar beliau menceritakan anaknya yang super duper tampan. "Baik, Pak." "Tidak salah kalau HR memilih kamu sebagai sekertaris saya. Sudah cantik.

    Last Updated : 2024-09-06
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   007 - Ketemuan Di Mal

    “Assalamualaikum,” salamku dengan suara yang sedikit lirih. Sumpah ini capek banget. Badanku kayak mau rontok macam ketombe yang digaruk-garuk. “Lho, anak Mama kenapa lemes gitu?” “Capek.” “Makanya cari suami biar ada yang kasih duit.” Nah. Mulaikan pembahasan soal jodoh. Males banget asli. “Mana oleh-oleh?” tanya mama sambil menyodorkan telapak tangan ke depan wajahku. Melihat kelakuan mama hanya bisa embusin napas kasar. “Kiki kerja bukan liburan, Ma.” “Iya tapikan sekalian dong, Ki. Tempelan kulkas gitu.” “Duh, Ma, tempelan kulkas beli aja di tanah abang banyak.” “Aiss ... Mama pengin yang dari luar negeri biar bisa pamer sama tetangga.” Ck! Kumatkan jiwa pamer mama. Pengin marah tapi nanti jadi anak durhaka. Duh, serba salah jadi anak. “Yaudah kapan-kapan.” Senyum mama langsung mengembang lebar saat aku bilang kapan-kapan. Padahal jujur aja nggak tahu juga kapan-kapannya tahun berapa nanti. Merasa benar-benar letih, aku memilih masuk ke kamar dan langsung berbaring. Bo

    Last Updated : 2024-09-07
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   008 - Boss Barunya Mirip Iblis

    Saat lagi fokus di depan laptop. Seperti biasa, aku melihat Joko tengah berjalan ke arahku membawa peralatan kebersihan lengkap yang menempel di badannya. Meski begitu aku tetap aja penasaran ada info atau gosip apa yang akan Joko sampaikan. Terlebih Joko mengepel sambil bersiul riang gembira. Joko berdeham yang membuatku menoleh ke arahnya. “Ada apa?” tanyaku yang nggak bisa menahan rasa penasaran dalam diriku sendiri. “Gapapa.” “Kok cengar-cengir gitu sih.” “Lagi seneng aja.” “Kenapa emangnya? Dapat tip dari Mbak Sila?” Joko menggeleng dengan bibir tersenyum. Sumpah Joko bikin aku penasaran sampai ubun-ubun. Terpaksa aku mengeluarkan duit dua puluh ribu kembalian naik taksi online tadi. Aku sodorkan ke arah Joko dan langsung diterima dengan cepat. Kampret emang anak satu ini. “Mbak Sila tadi ngomel-ngomel sama anak baru, katanya mau ke kantor apa mangkal gitu.” Aku langsung menatap ke arah Joko dengan tatapan kesal yang ditahan. Kalau begini doang tadi Mbak Sila udah kasih ka

    Last Updated : 2024-09-08

Latest chapter

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   186 - Ketahuan Siapa Yang Menyebarkan Foto

    Saat ini keadaan Kiki begitu bingung. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon kantor dan mengabaikan panggilan telepon dari suaminya.“Selamat si—““Ke ruangan saya sekarang.”Nit.Kiki masih diam terbengong saat mendengar suara ketus dari Mirza. Sepertinya nasib kerja di Ansell akan berakhir hari ini.Sebelum benar-benar bangkit dari tempat duduknya, Kiki memejamkan mata dan mengembuskan napas kasar sejenak.“Ya Allah semoga Pak Mirza bisa mendengarkan penjelasan gue,” kata Kiki.Jujur saja saat ini hatinya merasa begitu takut sekaligus deg-degan. Debaran jantungnya pun langsung memompa dengan cepat dengan sendirinya. Keringat dingin pun sudah mulai membanjiri keningnya yang putih bersih.“Belum ketemu tapi sudah mau pingsan begini ya ampun,” gumamnya.Kiki langsung bangkit dari tempat duduk sambil membuang napas panjang. Kakinya melangkah dengan pelan me

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   185 - Masuk Gosip Lambe Gurah

    Kiki merasa terkejut kala Mirza mengumpat seperti itu. Terlebih ini pertama kalinya selama kenal Mirza. Dan sepertinya boss-nya begitu emosi setelah menerima telepon barusan. Entah itu telepon dari siapa yang pasti Kiki rasa jika bossnya mendapat berita buruk.“Pak,” tegur Kiki.“Ya.”“Nan—““Cancel pertemuan dengan Maxim grup, reschedule saja.”“Baik, Pak.”Ting.Pintu lift terbuka dan Mirza langsung melangkah dengan begitu cepat. Bahkan ia tak berbicara atau menunggu Kiki.Melihat sikap aneh Mirza membuat Kiki langsung merasa bingung dan heran sendiri.“Memang ada apa, sih?” gumamnya yang ikut merasa bingung.Mendapat tugas untuk bagi-bagi kopi membuat Kiki berjalan ke arah ruang HRD. Kiki ingin meminta bantuan Manda agar tahu siapa saja yang memiliki jabatan penting di Ansell.Tok. Tok. Tok.“Masuk.”K

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   184 - Mirza Mulai Kepo

    Kiki pun menyetujui ajakan me time bersama Ghaitsaa meski permasalahan rumah tangganya dengan Ryan tengah banyak masalah.Setidaknya ia masih ada hiburan sedikit di saat pusing dan penat akibat kerja juga masalah rumah tangga.“Iya, kamu tenang aja. Mau ketemuan di mana?”“Duh di mana, ya, Mbak. Aku nggak hafal Jakarta.”“Gini aja, kita ketemuan di Grand Indonesia. Itukan dekat kantor Azekiel jadi kamu tahu rute naik mobilnya kan?”Ghaitsaa mengangguk cepat. Ia paham dengan mall itu meski belum pernah memasukinya. Mall yang begitu besar. Meski di Semarang juga ada mall tapi tak sebesar di Jakarta.“Kita ketemu di situ saja, nanti kamu whatsapp aku aja biar gampang.”“Oke, Mbak.”Mirza yang mendengarkan hanya diam dan curi-curi pandang ke belakang melalui spion. Namun, aksinya itu selalu tertangkap basah oleh Ghaitsaa.Setelah menempuh perjalanan dari kawasan Dha

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   183 - Meja Nomor 17 Jadi Sejarah

    Saat sudah sampai di depan meja nomor 17. Kiki langsung meringis kala kedua boss itu menatapnya tajam.“Hehe, tadi antri Pak, maaf,” kata Kiki mencoba mencari alibi agar tidak dimarahi.“Apa betul Ghaitsaa?” tanya Melviano sambil tersenyum sinis. Tatapannya kini berpindah ke arah Ghaitsaa yang tampak terkejut dengan pertanyaannya.Ghaitsaa diam, ia bingung harus bohong atau jujur saat ini. Di satu sisi kalau bohong katanya akan dipecat secara tidak terhormat. Ghaitsaa yang masih polos pun akhirnya berkata apa adanya.“Enggak, Pak.”“Lalu? Ngapain saja kalian bisa lama sekali di toilet?” cecar Melviano.“Curhat, Pak.”“Kalian pikir meeting ini ajang buat curhat? Kalau mau curhat ke acara ura kura sana.”“Lho, Bapak nonton acara itu juga?” Mata besar Ghaitsaa langsung membola ketika mendengar boss-nya menonton acara yang digemari oleh para e

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   182 - Meeting Ansell Dan Azekiel

    Disapa seperti itu membuat Melviano langsung menoleh karena posisi duduknya yang membelakangi Mirza.Mulut Melviano langsung terbuka dan tertutup dengan cepat saat melihat ekspresi memohon dari mantan sekertarisnya itu. Apalagi mata dari Kiki sampai kedip-kedip segala.Entah kenapa mantan sekertarisnya itu kenapa jadi kayak orang cacingan begitu? Apa kurang bahagia kerja di Ansell?“Hmm, Pagi.”“Oh maaf, Mr. Saya gerogi sampai nyapa saja salah.” Mirza tersenyum lebar. Ia pun langsung mengulangi sapaan kepada Melviano kembali. “Pagi Mr,” ulang Mirza yang merasa gugup.“Hmm, siang.”Kiki langsung menahan kikikannya. Entah kenapa melihat boss dan mantan boss-nya itu rasanya ingin tertawa. Apalagi hanya soal sapaan saja mereka berdua begitu rempong.Ternyata melihat orang-orang kaya kalau udah eror mirip orang sableng. ‘Orang sableng bersatu,’ batin Kiki.&ldqu

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   181 - Ansell Dan Azekiel

    Selesai mandi dan berpakain rapi, Kiki langsung berlari ke luar kamar dan mendapati Ryan yang masih tertidur di sofa sambil memeluk gambar desainnya. Ia pun hanya menggelengkan kepalanya saja. Merasa tak ingin telat ke kantor pun membuat Kiki langsung menuliskan sebuah note untuk Ryan. Sengaja ia tak membangunkan Ryan agar nanti keberangkatan dirinya ke kantor tak telat. Sebab Kiki tahu betul jika membangunkan Ryan akan beresiko tinggi, dan akan menghambat pekerjaannya.Buru-buru Kiki meletakkan note itu di lengan tangan Ryan. Kiki sedikit memberikan solasi agar menempel di lengan.Selesai dengan urusan note, Kiki langsung pergi keluar apartemen dan memesan gojek untuk mengantarkan ke tempatnya ia bekerja di daerah Kuningan Jakarta.Saat sampai lobby, Kiki menunggu sekitar tiga menitan dan datang ojek online yang dipesannya barusan. Sopir ojek online itu pun langsung menyerahkan helm untuk Kiki pakai.“Ansell grup, ya, Mbak?”&ldq

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   180 - Semakin Cuek

    "Habis dari mana?""Depan.""Ngapain?""Gojekin makanan buat Joko.""Oh ...."Kiki pikir kalau suaminya akan marah atau ngambek. Tapi Ryan hanya bertanya dan kembali jalan ke arah dapur untuk mengambil minum air dingin.Kiki yang baru saja keluar apartemen pun langsung segera berjalan menuju ke kamar untuk istirahat sebelum besok bekerja."Ki.""Iya Mas.""Bisa pijitin aku bentar nggak? Aku capek banget nih tadi banyak klien dan mereka minta cepet semua.""Tapi aku juga capek Mas. Besok juga mau ada meeting.""Ck! udahlah resign aja.""Mas ....""Ya ya ya, kamu memang sangat mencintai kerja dibanding jadi ibu rumah tangga saja."mendapat respon seperti ini justru membuat Kiki semakin terluka. Hal yang sudah pernah dibahas dan disetujui oleh Ryan justru sekarang menjadi boomerang-nya."Bukan nggak mau nurut, tapi aku anak satu-satunya yang mau tak mau harus menjadi tulang punggung

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   179 - Kiki Anak Emas Ansell

    Kiki ragu menjawab pertanyaan dari Manda selaku HRD di Ansell grup. Apalagi dirinya diterima dengan jalur expres karena Mbak Sila yang kenal dekat dengan Manda. Kalau bukan pertemenan dan mereka saling tetangga mungkin dirinya saat ini masih menjadi pengangguran sejati.Kiki pun akhirnya menggeleng pelan. “Belum,” cicitnya.Baik Manda dan Tasya langsung melongo tak percaya. Mereka berdua bahkan langsung saling menatap satu sama lain.“Nggak bohong kan?” tanya Tasya memastikan jika jawaban yang dilontarkan Kiki itu hanya bualan. Tasya masih nggak yakin jika boss-nya bisa menjadi manusia sabar.“Enggak kok, Pak Mirza justru ngajarin saya di hari pertama kerja.”Lagi dan lagi Tasya dan Manda saling menatap satu sama lain. Mereka seakan masih kurang percaya mendengarnya.“Jadi gini Shakira,” kata Manda. “Pak Boss itu merupakan manusia kaku, dia juga begitu perfeksionis. Nggak sabaran ju

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   178 - Kiki Mendadak Jadi Informan Gosip

    Meski hatinya menyuruh untuk tak ikut campur soal Mirza dengan artis sekaligus model papan atas itu. Tapi naluri kepoan dirinya lebih dominan ketimbang hati dan logikanya.Dengan gerakan pelan agar tak ketahuan, Kiki mulai mengintip dibalik tembok. Ia membuka pintu besi secara pelan agar tak menimbulkan suara.Setelah berhasil, ia mulai tengak tengok ke arah kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Mirza juga Laudia Arabella.“Nah itu dia,” gumamnya kala melihat Mirza juga Laudia Arabella tengah saling berhadapan.Jiwa detektipnya mulai muncul dengan sendirinya. Ia melangkah pelan dan langsung mengelurkan ponsel-nya untuk memotret Mirza dan Laudia Arabella.“Yes berhasil, berita eksklusif banget ini,” katanya sambil tersenyum lebar.Merasa sudah punya bukti yang otentik pun membuat Kiki langsung berbalik badan dan kembali ke meja kerjanya sebelum ketahuan.Saat sudah sampai meja kerja dengan selamat, Kiki

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status