Home / Rumah Tangga / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of DINIKAHI PRIA PLAYBOY: Chapter 121 - Chapter 130

265 Chapters

121- Keberadaan Kiki

Niat untuk ketemuan bersama Ryan pun Kiki urungkan. Ia langsung banting setir menuju ke arah Pondok indah. Awalnya ia takut untuk datang ke istri boss besar, tapi ia datang ke sana bukan untuk urusan kantor melainkan ingin berdamai dan mencoba dekat agar bisa menjadi wanita yang sedikit bar-bar. Kiki merasa capek selalu mengalah dan mengalah selama ini. Ia juga butuh bahagia. Dan, Kiki yakin kalau dia orang yang tepat memberikan solusi agar bisa bahagia. Bisa Kiki lihat dari boss besarnya yang mulut pedas itu takluk akan ucapan dia—Kaila.Kaila sendiri awalnya syok mendapat tamu yang ternyata tetangga-nya dulu. Tapi, setelah duduk dan mengobrol lama pun ia merasa kasihan dengan kehidupan rumah tangga Shakira. Secara nggak sadar pun Kaila jadi mengingat momen dirinya saat di Los Angeles bersama Melviano dulu. Ujian rumah tangganya juga dibilang cukup berat. Tetapi akan kekuatan cinta dan kesabarannya pun sekarang Melviano menjadi bucin akut.“Terima kasih ba
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

122 - Kiki Iri Melihat Pasangan Melmel Dan Kaikai

Mendengar sang boss memanggil nama Kaila membuat Kiki langsung meringis tak enak sendiri. Mata Kiki dan Kaila pun saling menatap satu sama lain.“Dipanggil suamimu tuh.”“Biarin aja.”“Jangan begitu aku nggak enak.”“Palingan dia bosan karena merasa nggak ada teman.”“Yaudah sana temanin.”“Biarlah.”“Kai … entar karirku yang jadi taruhan karena istrinya lebih memilih menemaniku.”Kaila mendesah pasrah, ia pun langsung turun dari ranjang dan pergi keluar dari kamar tamu yang ternyata Melviano sudah menunggu di depan pintu sambil bertolak pinggang.“Kamu kemana aja sih, Kai?”“Di dalam kamar sama Shakira.”“Aku bosan nggak ada teman main.”“Udah tua pikirannya main terus.”Melviano pun langsung mendekap tubuh istrinya yang sangat tampak berisi itu. Melviano
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

123 - Kejutan

Kiki benar-benar tak menyangka kalau Ryan akan berani melakukan aksi gila seperti ini. Apalagi dia melakukannya di depan kantor tempat ia bekerja.“Itu suamimu kan?”“Iya, Mr.”“Kampungan!”Kiki semakin tak enak kala Melviano seperti terganggu dengan aksi yang dilakukan oleh Ryan. Kalian bayangin aja Ryan lagi bawa spanduk gede banget dengan tulisan permintaan maaf dan ada beberapa orang yang Kiki tak kenal. Sudah pasti itu pasukan dari Ryan, sih.“Mr, Mr,” panggil Kiki laka melihat Melviano justru semakin melangkah jauh dan mendekat ke area kerumunan orang. Berbeda dengan Kiki yang tengah menunduk bahkan menutup mukanya malu melihat Ryan nekad seperti itu. Dengan cepat ia langsung menghubungi Kaila untuk menanyakan hal yang harus ia lakukan karena saat ini benar-benar merasa bingung sekali.Sambil menunggu teleponnya diangkat pun, Kiki terus menerus menggigiti bibir bawahnya gugup karena semua
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

124 - Adu Kesombongan Antara Ryan Vs Melviano

Kini di sebuah kedai kopi duduk dua orang laki-laki dewasa yang tengah saling adu tatap. Di antara mereka berdua tak ada yang mengeluarkan suara sejak Melviano mengajak bicara di tempat ini dan mendapat persetujuan oleh Ryan.Pelayan pun datang menawarkan menu dan keduanya secara kompak menyebutkan kopi americano. Setelah sama-sama memesan kopi keduanya kembali saling adu tatap bahkan seperti saling melotot satu sama lain.Melviano mulai terkekeh kecil bahkan Ryan sendiri merasa tersinggung dengan kekehan dari Melviano.“Anda gila, ya?”Melviano justru tambah terkekeh mendengarkan penilaian dari laki-laki di depannya itu.Merasa sudah capek terkekeh membuat Melviano diam kemudian membuang napas secara kasar. Ia pun menarik dan membuang napas berulang-ulang.“Kok bisa sih laki-laki seperti ini selingkuh,” ujarnya.“Jangan sembarangan kalau ngomong,” sangkal Ryan cepat.“Hahaha.  Say
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

125 - Ceraikan Aku Sekarang, Ryan!

Merasa kasihan dan tak ingin masalahnya berlarut-larut membuat Kiki memutuskan untuk berbicara dengan Ryan dari hati ke hati. Kiki pun akan mendengarkan penyebab kenapa Ryan sampai memiliki wanita lain dan parahnya ada anak meski kebenaran anak itu belum juga diketahui siapa bapaknya.Kiki mengembuskan napas panjang sebelum mendengarkan hal yang pasti akan membuat hatinya sakit. Ia pun mulai menatap manik mata Ryan dan sedikit memberikan senyuman kecil kepadanya.Ryan sendiri melihat Kiki tersenyum langsung membuang napas kasar dan berdeham pelan. “Sayang, aku mau minta maaf dulu sama kamu karena sudah bohong dan kurang terbuka selama ini. Jujur aja aku pengin banget ngomong ini sama kamu tapi takut.”“Takut kenapa, Ryan?”“Aku takut nanti kamu ninggalin aku dan nggak mau menikah sama aku makanya dengan bohong dan sembunyikan ini adalah caraku.”“Tapi ini justru bikin aku kecewa, Ryan. Kamu sembunyikan hal
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

126 - 19 Detik Penuh Makna

Ryan pun langsung merasa ketar ketir sendiri melihat istrinya yang sudah marah kembali. Apalagi niatnya hanya menggoda saja tidak lebih dari itu. Melihat istrinya menanggapi terlalu serius membuat Ryan pun takut jika permintaan istrinya sungguhan.“Bercanda sayang.”“Ceraikan aku!”“Sayang … please ….” Ryan langsung memohon dengan tampang memelasnya. Ia nggak mau jadi duda saat ini. Belum tentu nanti dia bisa dapatkan perempuan sehebat istrinya. Apalagi istrinya sangat hebat di ranjang jika sedang agresif. “Tadi bercanda doang,” lirihnya.“Ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda, Ryan. Kamu tahu kan ini lagi serius? Kamu harus bisa bedain dong, Ryan.”“Iya maaf sayang.”Kiki membuang napasnya kasar. Ia masih syok mendengarkan ucapan Ryan yang meminta poligami. Memang sih niat dia menolong, tapi tetap saja Kiki sebagai perempuan biasa tak kuat untuk di mad
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

127 - Kiki Mual-Mual

Setelah seharian kerja ditemani oleh Ryan akhirnya Kiki memutuskan untuk kembali ke apartemen. Saat sudah sampai ia langsung merebahkan dirinya di sofa karena merasa begitu sangat lelah mengerjakan dokumen yang begitu banyak.“Kamu mau makan apa, hm?”“Malas makan.”“Sayang … kamu dari tadi di kantor nggak mau makan lho kerja terus.”Kiki hanya memijit pelipisnya karena merasa pusing juga mual. Apalagi selera makan pada dirinya telah lenyap kala kesibukan sudah lebih mendominasi.“Hueeek.”“Sayang.”Melihat istrinya berlari ke arah kamar mandi membuat Ryan langsung khawatir dengan menyusulnya. Ryan langsung menyibak rambut istrinya yang menutupi wajah dan sedikit memijit tengkuk sang istri.“Kepala aku pusing banget.”“Ya udah kamu istirahat.”“Tapi aku mau mandi. Badannya nggak enak banget kerasa lengket.”
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

128 - Ryan Terdzolimi Oleh Kiki

Ryan pun mengulum senyumnya mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Kiki. Entah kenapa mengetahui istrinya bersikap seperti ini justru membuatnya senang. Secara nggak sadar kalau istrinya benar-benar takut kehilangan.“Kenapa mesam-mesem?”“Kamu lucu sayang.”“Apanya yang lucu, hmm?”“Lihat kamu begitu aku suka.”Kiki berdecak kesal. “Aneh.”“Iyakan secara nggak langsung kamu cemburu kan?”“Jangan geer kamu.”Ryan tak menanggapi justru langsung mengeluarkan gelak tawanya yang membuat Kiki semakin kesal dan merajuk. “Nindi itu udah punya suami nggak mungkin lha dia suka sama aku.”“Tapi sikap dia kemarin kayak suka sama kamu.”“Ya … namanya juga teman dekat.”“Emang teman dekat harus begitu?”Ryan berdeham pelan. “Begitu gimana? Aku sama Nindi tu
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

129 - Mancing Yang Berujung On

Ryan kini sudah membeli alat tes kehamilan. Ia langsung kembali ke apartemen dan menjumpai istrinya sudah tertidur begitu pulas. Bibirnya terangkat melihat bibir istrinya yang tengah melongo bahkan bisa Ryan dengar kalau Kiki tengah mendengkur halus.“Kamu pasti capek banget ya sayang,” gumam Ryan sambil membelai rambut istrinya lembut. Alat tes kehamilan itu pun Ryan letakkan di dalam laci. Ia segera menyusul istrinya ke alam bawah sadar dengan memeluknya dari belakang dengan erat. Bahkan kepala Ryan terus mendusel dan mencari titik kenyamanan. Tak lupa juga bibirnya terus mengecupi punggung milik Kiki yang terbalut piyama.“Semoga mimpi indah,” katanya saat ikut terpejam.***Pagi-pagi sekali Kiki sudah menghirup aroma masakan yang menerpa hidungnya. Ia membuka matanya perlahan dan melihat kalau di sisinya tidak ada Ryan.Dengan gerakan malas, Kiki pun mencoba turun dari ranjang dan mengikat rambut panjangnya
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

130 - Berdamai Di Atas Ranjang

Baik Kiki maupun Ryan tengah menunggu dengan cemas jawaban dari Mama Nina yang ingin menginap di apartemen atau tidak. Kiki yang berharap agar mama mertuanya menginap pun menunjukkan wajah memelasnya. Berbeda dengan Ryan yang menunjukkan wajah malas.“Mama nginep deh.”“Yeeeee … horeeeee,” teriak Kiki begitu bahagia dan menjulurkan lidah ke arah Ryan yang mendengkus kesal karena berakibat puasa lama.Nina sendiri tersenyum senang melihat menantunya bisa bahagia karena sikapnya. Dua perempuan beda generasi itu langsung menikmati sarapan kembali. Ryan melihat itu merasa sebal. Ia rasanya ingin membalikkan meja makan sekarang juga. Merasa tak ada gunanya membuat Ryan berdiri dan pergi meninggalkan dua perempuan yang tampak tak memedulikannya. Tanya mau kemana saja tidak. Benar-benar dua perempuan ini begitu menyebalkan tapi sangat ia sayangi. Sial.Niat ingin membolos kerja pun Ryan urungkan pagi ini. Ia langsung m
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status