Home / Rumah Tangga / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of DINIKAHI PRIA PLAYBOY: Chapter 141 - Chapter 150

180 Chapters

141 - Mulai Takut Kehilangan

Kiki merasa bingung dengan sikap suaminya. Tidak biasanya Ryan akan berlaku seperti ini. Biasanya juga kissing ya kissing aja atau ujung-ujungnya minta lebih. Tapi, kali ini berbeda seperti orang yang sangat ketakutan.“Kamu kenapa, hmm?”“Gapapa.”“Nggak mau cerita, hmm?”Ryan langsung bergabung duduk di samping Kiki. Mereka berdua kini sama-sama duduk sambil menyandar di penyangga ranjang. Ryan menatap manik mata istrinya yang tengah menatap kebingungan.“Aku takut kehilangan kamu,” lirihnya. Tangan Ryan bahkan sudah menggenggam kuat telapak tangan Kiki. Bahkan sudah meremasnya kencang yang membuat Kiki semakin bingung.“Kamu kenapa? Apa yang terjadi di sana tadi? Kamu nggak diapa-apain kan?” Ryan tersenyum tipis mendengar serentetan pertanyaan dari istrinya itu. Bisa tampak dengan jelas kalau istrinya begitu khawatir dengan kondisi yang dialami.“Aku gap
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

142 - Mulai Posesive

Ryan Anggara tetaplah Ryan Anggara. Sosok laki-laki yang tampan dan jago gombal. Laki-laki yang nggak pernah cukup sekali jika melakukan hubungan suami istri. Niatnya hanya seronde tapi itu hanya bualan mulut manisnya saja. Ryan justru terus membombardir istrinya sebanyak tiga kali pelepasan. Dan, bisa dilihat kalau saat ini seorang Ryan tengah sibuk menyisir rambut sambil berkaca dengan bibir bersiul senang. “Senang banget, sih.”“Iya dong, kan habis dapat suntikan amunisi,” sahutnya sambil terkekeh.Kiki yang memang melihat perbedaan suaminya ini hanya memanyunkan bibirnya saja. Bahkan Kiki salut sekali dengan suaminya yang tidak ngantuk sama sekali padahal belum tidur semalaman. Dirinya saja sudah menguap berkali-kali.Cup.Kiki berdecak kala pipinya dikecup oleh Ryan. “Nggak sopan sukanya kecup-kecup.”“Biarin aja. Rasanya pengin aku kekepin aja deh,” ujarnya yang membuat Kiki menyiku
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

143 - Dibuat Emosi Sampai Ke Ubun-Ubun

Kiki menggeram kesal melihat kelakuan si Melviano yang mirip dakjal itu. Mungkin dulunya dia berteman dengan  firaun sampai-sampai hidupnya selalu buat orang menderita terus menerus seperti ini.Yang awalnya bahagia karena tidak disemprot pun membuat Kiki mendumel dan memaki Melviano terus menerus tiada henti. Bisa dibayangkan di mejanya saat ini ada dua tumpukkan dokumen yang menggunung macam gunung. Sialan emang manusia satu itu.Ting.Suit … suit …  suit.Di saat Kiki lagi kesal datang Joko Susanto sambil bersiul dan langsung tersenyum sebagai sambutan pagi yang begitu semangat.“Pagi Mbak Kiki,” sapanya dengan semangat.“Diam!”Joko berjenggit kaget kala mendengar sahutan Kiki yang berupa bentakkan itu. Bahkan kini Joko menatap heran sesosok Kiki yang sudah duduk sambil menangis meraung-raung.“Mbak Kiki kenapa? Nggak dikasih duit jajan sama Mas Ryan, ya?”&
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

144 - Tetap Berteman Meski Menyakitkan

Saat ini Kiki tengah menggigiti bibir bawahnya karena menunggu telepon ke meja kerja Priyo belum juga diangkat. Bahkan jari jemarinya sudah ia ketuk-ketukan di meja saking lamanya diangkat.“Halo sela—““Priyo … minta bantuan boleh nggak?”“Kiki? Iya minta bantuan apa, Ki?”“Ambilin sepatu aku di tong sampah. Mau suruh Joko lagi buatin kopi.”“Lho kok bisa sampai ke sana.”“Ulah si boss, mana dia tadi ngomel-ngomel di telepon pula. Sakit hati banget gue eh aku.”Terdengar kekehan suara Priyo yang justru membuat Kiki memanyunkan bibirnya ke depan. Sudah pasti sahabatnya itu sedang bahagia menertawakan penderitaan dirinya.“Mau kan, Yo?”“Iya, emang tong sampah mana sih?”“Kayaknya tong sampah bawah deh. Masa iya aku kerja kantoran tapi nyeker begini.”“Hahaha, gapapa biar trending na
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

145 - Dua Playboy Menjadi Akrab

Sudah hampir sepuluh menit chat miliknya belum juga dibalas oleh Ryan. Semua itu membuat Kiki semakin ketar ketir sendiri. Lagian sejak kapan sih suaminya jadi akrab sama si boss Melviano.Tak sabar menunggu balasan membuat Kiki langsung mengetikkan chat kembali untuk memastikan kalau Ryan dan Melviano tidak cekcok atau apalah yang bikin otak dan pikiran Kiki semakin kacau.Kiki : Mas.Kiki : Gimana? Kamu telepon Melviano?Tak kunjung dibalas juga yang membuat Kiki langsung memencet tombol hijau untuk memanggil suaminya. Tapi, tetap saja jaringan sedang sibuk.“Ih, mereka masa telepon-teleponan lama sih.”Tak pantang menyerah bagi Kiki membuat ia langsung kembali menelepon Ryan dan tetap jaringan masih sibuk yang membuat Kiki jadi uring-uringan sendiri.Merasa kesal dan sebal membuat Kiki melempar ponselnya ke meja. Ia kembali kerja meski pikirannya kepada Ryan juga Melviano yang tengah teleponan dan semua itu membuat Kiki k
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

146 - Kerusuhan Gibah Squad

Pada akhirnya anak-anak gibah squad pun menyetujui jika Ryan boleh gabung untuk makan siang bersama. Berbeda dengan Kiki yang masih takut dan ketar ketir jika nanti pas kembali  ke kantor justru mendapat masalah sama Melviano karena kabur dari pekerjaan ini.“Ah peduli setan. Perut gue laper masa suruh puasa.”Dengan cepat Kiki langsung bergegas untuk mengambil dompet serta ponselnya. Sambil jalan pun tatapan mata Kiki ke arah ponsel karena ingin chat kepada suaminya kalau ia dan teman-teman gibah squad akan menuju ke salah satu restoran luar. Kali ini mereka akan bergaya sedikit dengan tidak makan di kantin.Kiki : Mas, nanti kamu langsung ke restoran The Eatery.Tak butuh waktu lama pun Ryan sudah membalas chat istrinya.Ryan : Nggak bareng aja?Kiki : Aku bareng sama Mbak Sila.Kiki : Kamu langsung ke resto aja.Ryan : Oke.Kiki memencet tombol lift untuk turun ke arah lobby. Tepat satu lantai di bawahnya l
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

147 - Makan Siang Ditemani Boss Besar Bikin Keki

Suasana yang awalnya suka cita pun langsung berubah jadi duka cita. Bukan karena ada yang meninggal ataupun berita menyedihkan lainnya. Melainkan kedatangan si boss yang akan gabung makan siang bersama para gibah squad dan itu membuat semuanya langsung pucat pasi.“Kepala gue mendadak migren deh,” ceplos Sila sambil memegang keningnya dan memijit-mijit pelan.“Entar mampir apotek beli koyo terus tempel,” sahut Sofi.“Udah seneng makan gratis kenapa ada aja sih cobaan hidup,” timpal Rinto.“Hidup kan nggak harus selalu mulus, Bang,” balas Kiki sambil terkikik.“Udah santai aja, lagian inikan jam istirahat jadi si boss juga nggak bisa suruh-suruh lha. Gimana pun istirahat ini hak karyawan.” Priyo mencoba menenangkan para teman-temannya yang sudah terlihat tegang.Ryan dan Melviano yang baru sampai pun langsung menabok punggung Priyo sebagai salam kedatangan mereka. Lebih tepatnya Ryan
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

148 - Gibah Squad Jadi Kompor Mleduk

Ryan merasa hatinya seperti terbakar. Dalamnya kayak ada api-apinya gitu. Entah kenapa rasanya tuh panas aja mendengar istrinya dibelikan sepatu oleh laki-laki lain. Bayangin aja hati suami mana yang nggak cemburu.“Sayang, kamu kok nggak bilang aku pengin sepatu sih?”Kiki menoleh sambil tersenyum seperti tak terjadi apapun bahkan tak paham kalau suaminya kini cemburu.“Oh … ini lho sayang, tadi sepatu aku dibuang sama si boss. Terus Priyo beliin gitu.”“Kok kamu nggak telepon aku aja sih. Kenapa kamu malahan telepon si Priyo itu.”“Iya masa aku telepon kamu yang jauh sih. Lagian sepatu aku dibuang di tong sampah sama si bos terus minta tolong sama Priyo, tapi nggak ketemu terus Priyo beliin deh. Hehehe.”“Tapikan kamu bisa telepon terus kasih kabar ke aku sayang.”“Bukan sepatu doang, Kiki tuh sering dibeliin barang-barang branded tuh sama Priyo,” sambar
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

149 - Pemecatan Tak Terhormat

Kiki masih saja mencerna ucapan laki-laki yang duduk di depannya ini yang statusnya itu sebagai boss. Hati dan pikirannya pun berjalan secara bersamaan untuk menganalisa kejadian hari ini.“Apa ini ada hubungannya sama Ryan?” tanyanya.“APA? Tidak ada.”“Jangan bohong, Mr. Kalian berdua tadi habis ngopi bareng kan? Terus Ryan itu nggak pengin saya kerja. Dan, tiba-tiba saya dipecat dengan alasan tak jelas seperti ini.”Bisa Kiki lihat kalau boss-nya tengah mengambil napas panjang dan menatapnya kembali. Bahkan saat ini Kiki sudah siap mengembalikan uang pesangon itu asal jangan dipecat seperti ini.“Kamu sepertinya harus banyak intropeksi diri. Berkaca. Sudah baik belum dalam bekerja. Itu yang harus kamu lakukan bukannya menuduh orang lain atas pemecatan ini.”“Tapi, Mr, saya nggak tahu kesalahannya apa?”“Ini yang kurang dalam diri kamu. Kurang membaca diri sendiri.&rd
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

150 - Kiki Berkunjung Ke Rumah Mertua

Setelah dari kantor, yang dilakukan oleh Kiki hanya tiduran sambil menangis saja sampai malam. Bahkan ia lupa makan, dan mandi. Bagi Kiki sendiri ini ujian terberat karena akan menjadi pengangguran yang kerjanya bakalan plonga plongo.Tak lama telinga Kiki menangkap suara pintu yang terbuka. Ia tahu kalau yang masuk ke kamar itu suaminya. Tak usah menoleh juga aroma tubuhnya sudah ketara.“Malam sayang, tumben udah tiduran jam segini.”Kiki diam.Melihat reaksi istrinya yang diam membuat Ryan langsung berjalan mendekat ke ranjang dan memeluk istrinya dengan gemas. Bahkan ia juga langsung mendusel-dusel ke leher jenjang istrinya.“Ih awas ah jangan pegang-pegang.”“Kenapa, hm?”“Nggak usah tanya.”“Jutek banget jawabnya.”“Lagian nyebelin sih.”“Nyebelin gimana sayang?”“Kamu tuh tadi pura-pura sinyal ilang kan? Sejak k
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1
...
131415161718
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status