Semua Bab DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Bab 61 - Bab 70

318 Bab

BAB 36B

Meira tersedak saat mendengar kata ayah yang diucapkan bunda. Matanya yang tadi berkaca kini mulai meneteskan embun bening. Meira terisak. Melihat bundanya terus menangis, Aldo yang sedari tadi memperhatikannya dari ranjang pun melangkah perlahan mendekat lalu memeluk bundanya. "Bunda jangan menangis lagi," ujarnya lirih. Meira pun mencoba tersenyum meski sedikit dipaksakan. Bayang-bayang ayah yang selama ini dimimpikan Meira akan menjadi kenyataan. Namun, di sudut hati lain dia kembali merutuki laki-laki itu. Kenapa dia dan istrinya tega membuang Meira ke panti asuhan bahkan setelah sekian tahun lamanya tak pernah tahu dimana dan bagaimana kabarnya. 'Kenapa? Kenapa ibu dan bapak tega membuang Meira di sini, Bunda? Kenapa Mei nggak dirawat seperti anak-anak yang lain? Apa salah Mei sampai mereka tak mau mengakui Meira sebagai buah hatinya? Kenapa, Bunda? Kenapa adik-adik yang lain bernasib sama seperti Meira? Kami nggak akan nakal, Bun. Kami akan menjadi anak yang penurut dan patuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

BAB 37

"Ada Pak Joko atau Pak Ujang, Ma. Kenapa harus aku lagi yang mengantar Meira?" protes Raka saat Sundari terus meminta dan membujuknya untuk mengantar Aldo ke sekolah. "Mama nggak tega kalau Aldo dibully teman-temannya, Raka. Makanya, mama minta tolong sama kamu supaya urus pendaftaran Aldo ke sekolah. Mungkin jika kamu yang mendaftar akan membuat Aldo lebih percaya diri. Kalau mama nggak ada acara ke Semarang, mama juga nggak akan minta tolong sama kamu." Sundari menghela napas panjang saat melirik wajah Raka yang muram. "Kali ini saja ya, Ma? Lain kali aku nggak mau diikutsertakan dalam masalah seperti ini. Takutnya ada yang lihat dan jadi fitnah kalau-- "Kalau kamu dan Meira ada hubungan khusus? Kenapa memangnya kalau ada, Meira sudah janda dan kamu duda kan?" Sundari tersenyum tipis lalu mengusap perlahan lengan anak sulungnya. "Meski sudah memiliki anak sebesar Aldo, tapi tubuhnya begitu terawat. Dia cantik dan memiliki tubuh ideal. Selain itu, dia juga lembut, sabar dan keibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

BAB 37B

"Kamu antar Aldo ke sekolah, biar nanti Dee main sama Yuni dulu," ujar Sundari lagi. "Tapi saya belum masak, Bu. Tadi baru kelar mencuci baju sekalian setrika baju yang dicuci kemarin.""Nggak apa-apa, Mei. Dee bisa sarapan pakai roti atau telur rebus atau ikan. Gampanglah nanti biar Yuni yang urus. Berangkat sana, biar Aldo nggak telat." Meira kembali mengangguk. Tak menunggu lama, Raka beranjak dari kursi setelah mendapat cubitan kecil mamanya. Aldo dan Meira pun pamit. Mereka sama-sama mengangguk pelan saat bersitatap dengan Sundari yang masih duduk di sofa."Belajar yang pintar ya, Al. Semoga betah di sana dan punya banyak teman. Semangat belajarnya ya." Sundari memberi secuil nasehat yang membuat Aldo semakin berbinar. Dia merasa begitu diharapkan dan disayang di rumah itu. Perhatian-perhatian dari orang-orang dewasa di rumah ini membuatnya semakin yakin jika masih ada orang baik yang menyayanginya. Aldo juga percaya jika bundanya akan baik-baik saja sekalipun Vonny terus meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

BAB 38

"Meira, dia mantan istriku." Raka pura-pura tak tahu keterkejutan Meira. Perempuan itu masih mematung sembari mengulurkan tangan kanannya. Namun, Dahlia tak membalas uluran tangan itu. Dia justru pergi begitu saja sembari bergelayut manja di lengan bosnya. Kepergian mobil merah itu, membuat Raka tercekat. Dia tak membahas apapun. Tak minta maaf atau sekadar memberi penjelasan agar Meira tak berharap. Melihat sikap majikannya yang begitu kaku dan cuek, Meira pun melakukan hal yang sama. Dia pura-pura tak mengingat perkenalan singkat tadi. Untuk mengurangi kekakuan, Raka buru-buru menelepon Broto untuk membawakan mobil yang lain. Mobilnya rusak cukup parah di bagian depan dan dia meminta Broto untuk membawanya ke bengkel. Cukup lama menunggu, akhirnya mobil yang dikendarai Broto datang juga. Mobil yang biasa dipakai Keanu itu berhenti di belakang mobil Raka. Broto keluar dari mobil lalu melangkah tergesa mendekati majikan mudanya. "Maaf agak lama, Mas. Tadi ada sedikit insiden di ru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

BAB 38B

Cukup lama ngobrol, akhirnya Aldo muncul dengan dua wanita di belakangnya. Mereka duduk berdampingan di sofa tak jauh dari tempat duduk Raka. "Gimana, Aldo? Sudah keliling sekolah?" tanya Suryo sembari beranjak dari tempat duduknya. "Alhamdulillah sudah, Pak. Sekolahnya bagus dan besar. Teman-temannya juga banyak." Aldo begitu antusias. Terlihat jelas binar bahagia di wajah tampannya. Meira pun tak kalah bahagianya. Dia lega karena Aldo menyukai sekolah barunya. Selain itu, Meira juga suka dengan lingkungan, sarana prasarana dan kegiatan keagamaan di sekolah itu. Meira berharap Aldo bisa lebih paham agama jika sekolah di sana yang berbasis islami. "Syukurlah. Besok bisa langsung belajar di kelas ya? Semoga Aldo betah sekolah di sini." Suryo dan Dina-- wali kelas Aldo pun tersenyum tipis menatap wajah anak didik mereka yang baru. "InsyaAllah betah, Pak, Bu. Sekolah ini sangat bagus dan keren. Nggak banyak orang bisa sekolah di sini kan? Masa saya nggak betah." Aldo menatap bundany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

BAB 39

Sebulan berlalu. Meira sudah terbiasa dengan suasana dan pekerjaannya sebagai baby sitter. Dia menyayangi Dee seperti anaknya sendiri karena memang sejak dulu Meira berharap Aldo memiliki adik perempuan, tapi rupanya Allah belum mengizinkan. Bukannya bertambah keturunan justru pernikahannya bersama Baim hancur berantakan. "Mbak Lia minggu besok datang ke rumah kan? Aku akan bertunangan dengan seseorang." Suara Vonny sengaja diperkeras agar Meira mendengar obrolannya. Namun, Meira pura-pura tak mendengar. Dia sibuk menyiapkan makan siang untuk Dee. Saat ini dia masih bermain dengan papanya di kamar. Tumben akhir-akhir ini Mas Raka sering di rumah. Biasanya dia sibuk di kantor bahkan nyaris jarang pulang." Vonny manggut-manggut, entah apa yang dikatakan Dahlia dari seberang. Perempuan itu sengaja menelepon Vonny karena ingin bertanya banyak hal tentang Meira. Sejak pertemuan tak sengajanya dengan Raka tiga minggu lalu, Dahlia memang penasaran sebenarnya siapa sosok Meira. Kenapa dia b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

BAB 39B

"Aku foto ya, Mbak. Lihatlah, dia lagi bawa makanan buat Dee. Dia cuma pembantu, Mbak. Mana mungkin menjadi istri kakakku. Percaya deh, itu cuma kekonyolan kakakku saja supaya membuatmu cemburu. Dia nggak mungkin move on secepat itu. Hatinya masih utuh milikmu, Mbak. Percaya deh!" Lagi-lagi tawa terdengar. Kini, Dahlia pun tersenyum puas saat melihat foto Meira dari belakang. Meski hanya terlihat bagian belakang, tapi dia yakin betul jika itu memang sosok yang diperkenalkan Raka padanya sebagai calon istrinya beberapa waktu lalu. 'Dasar, Raka. Dia masih saja seperti dulu. Jual mahal, padahal rasa cintanya padaku terlalu besar.' Dahlia kembali membatin. Dia teramat puas setelah tahu siapa Meira sebenarnya. Tak ingin menanggapi celotehan Vonny, Meira kembali melangkah ke lantai atas. Dia mengetuk pintu perlahan, lalu masuk ke kamar Dee yang bersebelahan dengan kamar papanya. Dee masih bermain petak umpet di atas kasur bersama Raka saat Meira datang. Diliriknya jam dinding yang menun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

BAB 40

"Aku akan bertunangan dengan Vonny, Mei. Setelah surat cerai kudapatkan, aku akan segera menikahinya. Kamu pasti akan menyesal sudah menghancurkan pernikahan kita. Sebagai menantu keluarga Wicaksono, tentu aku akan mendapatkan jabatan penting di kantor papa. Papa pasti akan memberikan modal usaha untukku atau akan memberikan satu cabang usahanya seperti yang dia lakukan untuk Mas Raka dan Mas Keanu." Baim mendekati Meira saat dia pura-pura mengambil segelas air putih di dapur. Meira hanya melirik sekilas, tanpa membalas apapun. Dia nggak mau kembali membuat masalah apalagi berhubungan dengan Vonny si biang kerok itu. Meira ingin hidup tenang tanpa bayang-bayang mantan. "Jangan cemburu kalau aku dan Vonny memutuskan tinggal di sini. Kamu akan melihat kemesraan dan keromantisan kami tiap hari," lirihnya lagi. Namun, Meira tetap bergeming. Dia yang masih membuatkan susu dan roti panggang untuk Dee dan Raka hanya melirik sekilas lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya. "Vonny sangat me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

BAB 40B

Pertunangan Baim dan Vonny akhirnya benar-benar digelar meski sempat ditentang oleh Sundari dan Wicaksono. Kedua orang tua Vonny berharap jika anak perempuan mereka memilih lelaki yang tepat, yang lebih pantas untuknya. Setidaknya bukan lelaki bermasalah seperti Baim yang plin-plan dan tak memiliki tanggungjawab sebagai suami dan ayah. Sayangnya, Vonny terlalu menggebu sampai tak peduli dengan nasehat kedua orang tuanya. Entah mengapa Vonny bisa secinta itu pada Baim, padahal jika dia mau, dia bisa memilih lelaki lain yang jauh lebih baik dan lebih mapan dibandingkan mantan suami Meira itu. Acara digelar di sebuah gedung tak jauh dari kantor Wicaksono. Tak terlalu banyak undangan yang disebar. Wicaksono hanya mengundang beberapa kerabat dan mitra bisnisnya saja. Rencananya, Wicaksono akan mengundang lebih banyak orang saat resepsi saja. Baim dan Vonny kali ini sepakat dengan permintaan Wicaksono. Baim pun hanya mengundang teman-teman dan kerabatnya, sementara Vonny hanya mengundang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

BAB 41

Gamis dan hijab dusty pink yang dipakai Meira cocok sekali dengan dress pink Dee. Mereka justru terlihat seperti anak dan ibu. Begitulah pujian yang terucap dari Sundari saat berada di mobil Raka. "Gimana menurut Kamu, Ka? Cocok sekali kan?" Sundari sengaja menggoda anak sulungnya. Raka hanya berdehem pelan setelah melirik Meira dari spion tengahnya. "Saya jadi nggak enak, Bu. Takutnya ada yang salah paham karena saya pakai gamis senada dengan Non Dee. Saya nggak enak kalau ada yang mengira berlebihan, padahal status saya hanya pengasuh Non Dee saja," ujar Meira jujur. Sundari mengusap lengan Meira pelan lalu tersenyum tipis. "Nggak usah merasa sungkan begitu, Mei. Saya sengaja membelikan baju sewarna buat kalian berdua. Kalau ada yang salah paham biar saja urusan mereka. Sekarang kamu kan pengasuhnya Dee, wajar kalau pakai baju yang sewarna biar terlihat serasi dan kompak, apalagi ini pertunangan tantenya Dee." Sundari kembali menenangkan Meira yang masih terlihat gundah. Wajar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status