"Eh, nggak apa-apa kalau kamu mau pulang, Mei. Sekarang kita semua sudah tahu siapa orang tuamu. Masa iya putri semata wayang Adrian Hidayat bekerja sebagai baby sitter di sini?" Sundari ikut menimpali. Lagi-lagi tawa terdengar di ruang keluarga Wicaksono itu. "Benar itu, Mei. Kamu boleh pulang, soal kontrak kerja itu anggap saja hangus. Nggak mungkin juga kami tega mempekerjakan anak sahabat sendiri, apalagi anak pengusaha ternama di negeri ini." Wicaksono ikut berkomentar. "Jangan berlebihan, Wi. Bisa besar kepala aku nanti." Adrian menonjok lengan kanan Wicaksono. Kedua lelaki itu kembali terkekeh. "Nggak apa-apa, Bu. Mei di sini dulu sampai kontrak habis. Lagipula kasihan Aldo kalau pindah sekolah lagi. Dia baru seneng-senengnya sekolah di sana." "Ohya, Aldo cucuku sekolah di mana, Wi?" Adrian menoleh pada Wicaksono yang baru saja beranjak dari sofa dan pamit ke kamar mandi. "Hayam Wuruk, An. Rama yang mengantarnya ke sana sebulan lalu. Sepertinya dia memang senang sekolah di
Terakhir Diperbarui : 2024-10-16 Baca selengkapnya