All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 51 - Chapter 60

318 Chapters

BAB 31B

"Mei, maafkan kami sudah menuduhmu macam-macam. Makasih sudah berusaha menjaga Dee dengan baik. Ohya, kondisi badanmu gimana? Masih sakit semua?" tanya Sundari sembari melangkah pelan mendekati baby sitter cucunya itu. Meira sedikit kaget saat Sundari memeriksa keningnya yang sengaja ditutupi dengan ciput hijab agar tak ketara memarnya. Beberapa lengan dan kakinya juga memar, tapi jelas tak terlihat karena pakaian panjangnya. "Astaghfirullah, ini kena tepian tangga kayanya, Mei. Sakit banget pasti. Kita ke dokter saja gimana? Sekalian periksa di lengan dan kakimu." Sundari menunjuk lengan dan kaki Meira yang tertutup rapat. "Nggak apa-apa kok ini, Bu. Tadi sudah dioles minyak tawon sama Bi Sumi. InsyaAllah lekas hilang memar dan nyerinya." Meira berusaha meyakinkan. Dari ekor matanya, Meira tahu jika saat ini dua lelaki di kursi makan itu sedang memperhatikannya. Mungkin mereka juga cemas melihat keadaan Meira, sama seperti Sundari saat ini. "Yakin nggak apa-apa? Jalanmu juga sed
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

BAB 32

Pagi-pagi Meira sudah bangun untuk mandi dan shalat subuh. Seperti biasanya, dia mencuci pakaian Dee dan menjemurnya. Setelah itu masak menu sarapan dan memeriksa stok bahan-bahan masak, susu dan camilan anak asuhnya. "Bagaimana keadaanmu, Mei? Sudah membaik?" Sumi yang mulai membuat nasi goreng seafood menoleh sekilas saat Meira mengambil beberapa bahan di kulkas khusus Dee untuk menu masakannya pagi ini. "Alhamdulillah, Bi." Meira membalas singkat lalu mengambil beberapa bahan untuk membuat soto ayam. "Alhamdulillah sehat apa Alhamdulillah nyeri semua?" gurau Sumi sembari menepuk pelan pundak Meira. "Itu dia, Bi. Alhamdulillah sakit semua." Keduanya terkekeh bersama. Meira cukup betah bekerja di rumah itu meski baru beberapa hari. Tak hanya karena majikannya yang baik dan pengertian, tapi dia juga senang memiliki banyak teman yang selalu support dan saling membantu satu sama lain. Banyaknya asisten di rumah itu membuat Meira merasa lebih nyaman, apalagi mereka tak segan membant
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 32B

"Berangkat dulu ya, Ma. Mau pamit sama Dee dulu di atas." Raka beranjak dari kursi setelah mengakhiri sarapannya. "Lupa sama pesan mama?" Mendengar pertanyaan mamanya, Raka menghentikan langkah lalu membalikkan badan. Dia menaikkan kedua alisnya seolah bertanya," Pesan apa sih, Ma?""Antar Meira ke rumah sakit. Nanti sama Yuni biar gantian jagain Dee saat Meira diperiksa." "Ada Pak Joko, Ma." "Anggap saja itu secuil tanda terima kasihmu padanya karena sudah melindungi Dee, Raka. Coba kalau Meira tak berinisiatif memeluk Dee, boleh jadi malah Dee yang lebih parah. Iya kan?" "Tapi, Ma ...." Sundari menggeleng pelan, pertanda tak mau mendengar alasan apapun yang akan dikatakan anak sulungnya itu. Tak ingin membantah perintah mamanya, Raka pun mau nggak mau mengiyakan. Dia melanjutkan langkahnya ke lantai atas lalu meminta Meira untuk mengajak Dee ke kamarnya. Dia ingin bermain dengan anak perempuannya itu sesekali, mumpung ada waktu di rumah. Biasanya, Raka selalu sibuk bekerja bahk
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 33

"Kam-- kamu!" pekik Baim terkejut. Dia menatap Vonny beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya pada Raka yang masih berdiri dan menyandarkan tubuhnya di mobil. "Kenapa? Mau menghajarku lagi?" sindir Baim yang semakin pias dan tak berkutik. "Kenapa sih, Mas? Kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya Vonny curiga. Dia kembali mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Kedua matanya membulat seketika saat teringat kejadian kemarin. 'Jangan-jangan Mas Raka memang sempat bertemu Mas Baim sama Meira kemarin? Apa benar yang Mas Raka bilang jika dia dihajar oleh Mas Baim? Tapi kenapa? Atau jangan-jangan dia cemburu melihat Meira disusul Mas Raka ke sana?' batin Vonny mulai berkecamuk. Dia begitu kesal saat menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi antara Baim dan kakaknya. "Ajari calon suamimu sopan santun. Satu lagi, saranku, cari lelaki lain jauh lebih baik." Hanya itu yang Raka ucapkan. Sebelum Vonny ataupun Baim membalas ucapannya, Raka sudah masuk mobil lalu kembali melajukan mobilnya m
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 33B

Meira masih sibuk membuatkan susu untuk Dee saat Raka datang dengan obat di tangannya. Dia menyaksikan Meira yang begitu luwes dan telaten mengurus anak kesayangannya. Mendadak teringat pada mantan istrinya yang nyaris menggugurkan anak itu karena belum siap memiliki buah hati. Mantan istri yang masih sibuk mengejar karirnya sebagai model di ibukota dan terpaksa ditalak Raka karena kepergok berhubungan gelap dengan mitra bisnisnya. Jakarta. Tempat di mana Raka dan Dahlia pernah berjumpa dan menjalin kasih sampai akhirnya berpisah dengan cara tak terduga. "Maaf, Pak. Sudah selesai?" Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Raka. Sedikit terkejut, dia mengangguk lalu beranjak dari kursi dan melangkah perlahan ke area parkir. Baru selesai memasang sabuk pengaman, handphone di saku celananya berdering. Raka yakin jika panggilan itu pasti dari mamanya. Benar saja. Nama mama muncul di layar handphonenya. "Iya, Ma. Sudah selesai dan mau pulang," ujarnya tanpa salam dan tanpa basa-basi. Raka cu
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 34

"Jangan banyak drama. Bukankah ibumu tukang selingkuh? Bisa jadi kamu bukan anak kandung ayahmu. Iya kan, Mas?" Vonny menoleh, minta jawaban Baim yang duduk di sampingnya. Baim membeku, tak tahu harus menjawab apa dan bagaimana.Aldo menghentikan langkah dan tak lagi mendekati ayahnya. Dia memilih mundur, kembali berdiri di samping Raka yang masih menyaksikan sikap Aldo setelah mendengar tuduhan Vonny barusan. "Jadi, Baim ini mantan suaminya Meira?" tanya Sundari kemudian. Wicaksono pun masih terkejut saat melihat pemandangan di depan matanya. Dia tak menyangka jika anak perempuan kesayangannya justru berhubungan dengan duda. "Betul, Ma. Calon suami Vonny itu adalah mantan suami Meira. Mama tahu kenapa wajahku memar kemarin? Dia pelakunya. Laki-laki temperamental yang main tonjok saja tanpa mencari tahu lebih dulu duduk permasalahannya. Yakin itu yang akan menjadi menantu papa dan mama?" Raka tersenyum tipis. Dia sengaja menguliti lelaki itu di hadapan orang tuanya agar mereka tahu
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 34B

"Papa mengizinkanku menikah kan?" ulang Vonny karena papanya belum juga menjawab. "Belum. Sampai kamu sudah dewasa dan bisa lebih bijak menyelesaikan suatu masalah." Wicaksono tersenyum tipis lalu mengusap puncak kepala anaknya. "Papa ...." Lagi-lagi Vonny merajuk. Perempuan itu kembali mengerucutkan bibirnya. Melihat sikap manja adik senasabnya yang keterlaluan itu, Raka benar-benar muak. Apalagi saat Vonny meremehkan Sundari dan selalu merasa menjadi anak tiri yang didzalimi, Raka ingin sekali menyumpal mulut itu agar diam seketika. Nggak ada seorang anak pun yang rela ibunya disakiti bukan? "Meira, tolong ceritakan tentang kamu dan Aldo pada kami," ujar Wicaksono kemudian. Vonny dan Baim sama-sama tercekat mendengar permintaan itu. Mereka saling pandang beberapa saat lalu mengalihkan pandangan pada Meira yang duduk di samping Raka. Perempuan itu masih menunduk sembari meremas jemarinya karena bingung dan takut harus bicara apa. "Jujur jauh lebih baik." Hanya itu ucapan lirih
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 35

Meira masih menyiapkan baju Aldo saat terdengar ketukan keras di pintu kamarnya. Meira buru-buru membuka pintu setelah mendengar panggilan seseorang yang begitu keras dari luar. "Lama banget sih!" sentak perempuan itu saat melihat Meira muncul di ambang pintu. "Maaf, Non. Ada apa ya?" Vonny tiba-tiba menyeruduk masuk lalu menutup pintu rapat. Meira sedikit berdebar melihat ekspresi perempuan di hadapannya yang begitu menyebalkan itu. "Nggak usah sok polos dan sok nggak tahu apa-apa deh!" Vonny mendorong kasar bahu Meira sampai terbentur lemari pakaiannya. "Kamu mau ngapain ya, Non Vonny. Sudah kubilang nggak akan pernah mengusik hubunganmu dengan ayahnya Aldo. Apa belum puas?" Meira berdiri tegak. Dia nggak mau terus diinjak-injak oleh perempuan tak tahu diri itu. Sekarang, dia mulai berani karena punya senjata ampuh untuk membuat Vonny mati kutu. Meira sudah menggenggam kartu merahnya. Meira tahu jika Vonny begitu mencintai Baim, entah di mana titik pesona lelaki itu sampai memb
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 35B

"Aku pastikan akan menjadi menantu di rumah ini, Mei. Supaya kamu makin panas karena melihatku bahagia bersama Vonny. Kamu lihat sendiri bagaimana cintanya dia padaku kan? Kamu pasti akan menyesal sudah mengkhianati cintaku selama ini. Lihat saja nanti. Aku akan menjadi bagian dari keluarga terhormat dan terpandang ini, memiliki jabatan penting di perusahaan atau bahkan memiliki cabang perusahaan sendiri." Bisikan Baim sebelum dia pamit pulang kemarin kembali terngiang di benak. Meira melihat ambisi itu di mata mantan suaminya. Meira baru sadar, ternyata sikap Baim tak jauh dari ibu dan kakak-kakaknya yang materialistis. Bahkan, Baim sampai memastikan akan menjadi bagian dari keluarga Wicaksono dengan cara apapun. Mengerikan. Itu artinya, penolakan halus Wicaksono dan Sundari tak terlalu dikhawatirkannya. Baim merasa jumawa karena sudah memegang hati Vonny yang entah karena apa bisa sebucin itu padanya. Aneh memang, tapi Meira menduga jika mantan suaminya mendekati Vonny dengan cara
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 36

"Assalamualaikum, Bunda. Bunda apa kabar? Maaf kalau Mei nggak ngasih bunda kabar beberapa minggu belakangan." Meira sedikit gugup saat Una memberikan handphonenya pada bunda. "Wa'alaikumsalam, Nak. Alhamdulillah bunda baik. Adik-adikmu di panti juga sehat dan makin pintar. Kamu sama Aldo gimana kabarnya?" Mendengar suara lembut bunda membuat Meira semakin berkaca-kaca. Sejak dulu, wanita itu memang selalu membuatnya tenang. Senyum manisnya, cinta tulusnya, mata teduhnya, pelukan hangatnya, semua yang ada pada bunda selalu membuat Meira rindu. Hanya saja, waktu dan kondisi yang membuatnya tak bisa leluasa dan cerita banyak hal pada ibu pantinya itu. "Alhamdulillah sehat juga, Bun. Aldo naik kelas tiga sekarang. Kami tinggal di Jogja." Akhirnya Meira jujur, meski dia yakin jika Una sudah menceritakan secuil kisahnya pada bunda. "Iya, Una barusan cerita kalau kamu sama Aldo di Jogja. Bunda nggak menyangka jika Baim bisa setega itu menjatuhkan talaknya padamu, Mei. Jujur bunda kecewa
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more
PREV
1
...
45678
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status