All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 41 - Chapter 50

318 Chapters

BSB 26B

"Kamu memar, Raka. Diobati dulu." Lagi-lagi ucapan Sundari teringat kembali. Vonnya berdecak kesal saat mengingatnya. 'Mas Baim pasti cemburu melihat mantan istrinya disusul lelaki lain, makanya mereka terlibat baku hantam. Dasar genit! Sudah diceraikan pun masih banyak tingkah. Gara-gara dia juga Mas Raka celaka. Tak hanya itu saja. Mas Baim sampai bad mood pagi-pagi dan menolak permintaanku untuk datang ke sini pasti juga karena ribut sama dia. Sok kecakepan! Sudah jadi mantan masih saja bikin masalah. Nggak bisa move on!' omel Vonny lagi. Dia membanting kembali benda pipih kecil itu ke atas ranjang dengan kasar bahkan nyaris terjatuh ke lantai. 'Lihat saja nanti, aku pasti akan membuat perhitungan sama perempuan ganjen seperti dia. Aku nggak akan tinggal diam begitu saja. Apalagi kalau sampai tak bisa mendapatkan Mas Baim, kupastikan dia dan anaknya tak akan pernah bahagia!' ancam Vonny dalam hati lalu menutup pintu kamarnya dan melangkah tergesa menuruni tangga. Sebelum Vonny k
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

BAB 27A

"Papa!" teriak Vonny begitu manja saat papanya datang dengan merentangkan kedua tangannya. Vonny adalah anak perempuan satu-satunya Wicaksono Abdullah, pengusaha properti yang cukup populer di kota gudeg itu. Vonny anak semata wayangnya dengan Susi yang telah tiada lima tahun lalu. Sementara dengan Sundari memiliki dua anak lelaki bernama Raka dan Keanu. Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, Vonny cukup dimanja bahkan nyaris semua permintaannya dituruti papanya. Wicaksono beralasan tak ingin membuat Vonny bersedih karena kehilangan maminya, oleh karena itulah dia semakin memanjakan anak perempuannya itu. Meski berulang kali Sundari meminta Wicaksono agar tak terlalu memanjakan Vonny, nyatanya laki-laki itu tak menggubris. Dia tetap saja luluh tiap kali Vonny meminta sesuatu padanya. Mungkin memang benar jika ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Wicaksono tak ingin Vonny kekurangan kasih sayang apalagi setelah maminya tiada. "Sudah lama menunggu?" tanya laki-laki
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more

BAB 27B

"Itu babysitter Dee kan?" tunjuk Wicaksono saat melihat Meira melangkah perlahan menaiki tangga sambil menggendong anak asuhnya. "Iya, Pa. Itu babysitter Dee. Dia itu janda beranak satu. Papa tahu nggak, kalau anaknya juga tinggal di sini dan dia kerja sambil momong anaknya itu?" Vonny sengaja memperkeras suaranya agar terdengar jelas oleh Meira yang baru menaiki beberapa anak tangga menuju lantai dua. Meira menghentikan langkah sejenak. Dia ingin mendengar hasutan seperti apa yang akan dilontarkan Vonny pada papanya. "Maksudnya gimana, Sayang? Papa nggak paham." Wicaksono kembali menoleh ke arah Meira lalu menatap lekat anak perempuannya. "Iya, Papa. Meira itu memang jagain Dee, tapi dia juga jagain anaknya yang baru kelas tiga sekolah dasar itu. Anaknya bandel banget pula. Tadi aja mecahin piring. Aku takut kalau Dee kenapa-kenapa, apalagi kena pecahan kaca. Duh, ngeri tahu, Pa." Vonny menyeruput jus alpukat yang dihidangkan Sumi di meja lalu mulai menikmati spaghettinya. "Kok
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more

BAB 28A

"Biarkan Meira bekerja di sini. Aku yang pilih dia dan aku pula yang akan memberinya gaji. Jadi, kamu tak perlu ikut campur soal anakku." Suara bariton itu tiba-tiba terdengar dari arah pintu. Ketiga orang yang berada di ruang keluarga itu menoleh bersamaan ke sumber suara. Vonny terkejut seketika. Begitupula dengan Meira. "Mas Raka?" pekik Vonny saat menatap laki-laki yang muncul dari pintu utama itu. "Kenapa? Kaget?" tanyanya santai. "Raka ... adikmu baru pulang. Jangan bikin keributan lagi, papa pusing lihat kalian nggak pernah akur." Wicaksono berusaha melerai. Dia tak ingin kedua anaknya kembali berdebat seperti biasanya. "Aku nggak pernah cari ribut. Dia yang mulai bikin masalah." "Papa ...." Vonny kembali merajuk sembari bergelayut manja di lengan papanya. "Naik ke kamar Dee," perintah Raka pada Meira yang masih mematung di tempatnya. Tak membantah, Meira gegas ke lantai atas sembari menggendong Dee. Meira sangat berharap jika majikannya tetap membiarkan dia bekerja seba
last updateLast Updated : 2024-09-12
Read more

BAB 28B

"Mas ...." Vonny kembali merajuk. Dia mengalihkan pandangan pada Meira yang mendadak menunduk, sengaja tak menatap Vonny yang penuh kekesalan.Raka membuka pintu kamar lebar dan mempersilakan adiknya keluar. Sejak awal Vonny tinggal di rumah itu, Raka memang tak menyukai kehadirannya. Bukan karena dia anak dari istri kedua papanya, tapi sikapnya yang manja, kekanak-kanakan dan sengaja membuat mama sakit kepala itulah yang membuat Raka begitu kesal. Apalagi saat papa selalu membela dan menuruti semua permintaannya, tak hanya Raka, tapi Keanu adiknya pun memiliki perasaan yang sama. Kesal. "Aku adukan sama papa ya, Mas." "Silakan!" sentak Raka tak peduli saat Vonny menghentakkan kakinya sebelum pergi. Meira masih sibuk membereskan mainan Dee saat kakak beradik itu berdebat di ambang pintu. Dia tak ingin sengaja menguping meski obrolan mereka terdengar jelas di telinga. Meira lebih memilih pura-pura tak mendengar dan sibuk dengan pekerjaannya sendiri. "Jangan senang dulu karena aku m
last updateLast Updated : 2024-09-12
Read more

BAB 29

"Mei! Dee bangun." Ketukan kembali terdengar. Mau tak mau Meira segera membuka pintu kamarnya sembari menggenggam tangan Aldo. Apapun resikonya akan dia hadapi. Pintu terbuka lebar. Meira sedikit tersenyum lalu mengangguk pelan melihat majikannya sudah berada di depan pintu kamarnya. Saat Meira tersenyum, Raka justru terkejut melihat anak kecil yang berada di samping babysitter anaknya itu. Kedua alisnya mengerut seketika seolah bertanya," Siapa kamu?" "Maaf, Pak. Ini anak saya, Aldo. Sebelumnya saya sudah jujur sama ibu kalau punya anak dan ibu mengizinkan saya membawa Aldo ke sini. Makanya saya mau menjadi babysitter Non Dee," ucap Meira sedikit gemetar. Aldo menatap Meira beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya pada lelaki dewasa di hadapannya. Dia tahu jika saat ini bundanya takut menghadapi majikannya. Takut jika tiba-tiba diberhentikan karena membawanya bekerja. "Kamu kerja sambil bawa anak?" tanya Raka dengan tatapan tajam. Meira menunduk lalu mengangguk pelan. Tak tega
last updateLast Updated : 2024-09-13
Read more

BAB 29B

Perempuan yang selalu memberi ancaman untuknya bahkan sengaja mencari gara-gara agar dia tak betah bekerja di rumah itu. Namun, Meira sudah bertekad akan mematahkan rencananya dan tetap bertahan bekerja di sana sekalipun banyak drama yang harus diterimanya. "Iya, Sayang. Dia memang teman kantor papa. Kalau sekarang dia pura-pura tak mengenal kita, biar saja ya? Mungkin teman Tante Vonny banyak makanya lupa dengan kita. Lagipula Aldo baru sekali bertemu dengannya kan? Bunda malah belum pernah, cuma lewat foto saja tahunya. Jadi, wajar kalau Tante Vonny lupa." Meira mencoba untuk netral agar anaknya tak menyimpan kebencian apalagi dendam. Dia tak ingin Aldo memandang buruk orang lain sekalipun sikapnya memang minim dan tak ada sopan santun. "Bunda benar. Jadi, Aldo nggak perlu berkenalan atau mengingatkan Tante itu ya, Bun?" tanyanya polos."Nggak usah, Sayang. Yang penting Aldo tetap menghormati Tante Vonny dan jangan membuatnya kesal ya? Dia itu adiknya Om Raka." Aldo manggut-manggu
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

BAB 30

"Aaawww! Siti! Kamu gimana sih, kerja nggak becus!" Vonny yang ikut terpeleset karena tangga licin itu meringis kesakitan karena keningnya terbentur lantai. Dia guling-guling dari tengah tangga sampai lantai dasar. Meira sedikit tersenyum melihat perempuan itu kesakitan. Sumi masih membantu Meira mengoles minyak tawon ke beberapa bagian tubuhnya yang memar, sementara Yuni perlahan menyuapi Dee dengan menu yang sudah disiapkan Meira. "Maaf, Non. Seharusnya Non Vonny jangan turun dulu. Kan masih saya bersihkan biar nggak licin." Siti mendadak pias saat membantu majikan perempuannya itu duduk di sofa. Bukannya berterima kasih sudah dibantu, Vonny justru mendorong kasar asistennya itu sampai terjengkang. "Kalau nggak becus kerja bilang! Aku bisa mempekerjakan seribu orang seperti kamu di rumah ini. Paham?!" sentaknya lagi begitu jumawa. Takut dipecat, Siti kembali meminta maaf. Namun, balasan Vonny tetap sama bahkan dia akan melaporkan kejadian ini pada papanya. Selalu begitu tiap kal
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

BAB 30B

"Kamu kenapa, Von? Kakimu terkilir?" tanya Wicaksono saat makan malam bersama. Raka hanya meliriknya sekilas lalu kembali menikmati makan malamnya. Dia tak peduli dengan kehadiran adik perempuannya itu. Biang masalah yang sering membuatnya sakit kepala. "Iya, Pa. Sakit banget. Tadi siang jatuh dari tangga," ujar Vonny mulai manja di depan papanya. Wicaksono panik. Dia memeriksa kening dan lengan anaknya yang sengaja diberi plester agar terlihat benar-benar sakit. "Kok bisa jatuh? Harusnya kamu hati-hati, Von. Jangan lari di tangga. Papa sudah ingatkan berulang kali." "Gimana nggak jatuh. Si Siti itu malas bersih-bersih. Tangga licin begitu kok dibilang sudah dipel sampai tiga empat kali. Baiknya memang dipecat saja dia," gerutu Vonny. "Siti biasanya memang profesional kalau bekerja kok. Selama dua tahun ini dia oke saja. Bahkan mama salut dan cocok dengan kinerjanya." Sundari menimpali lalu meneguk segelas air putihnya. Vonny kembali merengut dan tak terima. "Mama kan nggak lih
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

BAB 31

Tak peduli dengan pertanyaan berulang dari Vonny, Raka tetap melangkah ke kamarnya. Dia mengambil laptop lalu membawanya kembali ke ruang makan. Sundari dan Wicaksono ikut fokus melihat apa yang dilakukan anak lelaki mereka. Sementara Vonny tampak begitu gelisah. Dia menggoyang-goyangkan kakinya perlahan untuk mengurangi gundah. "Papa nggak percaya sama ceritaku?" tanya Vonny sembari bergelayut manja di lengan papanya. "Papa percaya sama kamu, Vonny. Tapi, tahu sendiri kakakmu seperti apa. Jadi, biarkan dia melakukan sesuatu seperti yang dia inginkan." Wicaksono mengusap pelan lengan anak perempuannya. Melihat Raka cukup serius melihat layar laptop, Sundari beranjak dari tempat duduknya lalu menarik kursi di samping Raka. Dia juga ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Vonny menoleh, menatap tajam Meira yang kini mulai mendongakkan wajahnya. Keduanya bersitatap beberapa saat, tapi Meira terlihat datar tanpa ekspresi. Meski dalam hati berbunga karena yakin jika kecelakaan itu me
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more
PREV
1
...
34567
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status