Share

BAB 30B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-10-07 12:37:57

"Kamu kenapa, Von? Kakimu terkilir?" tanya Wicaksono saat makan malam bersama.

Raka hanya meliriknya sekilas lalu kembali menikmati makan malamnya. Dia tak peduli dengan kehadiran adik perempuannya itu. Biang masalah yang sering membuatnya sakit kepala.

"Iya, Pa. Sakit banget. Tadi siang jatuh dari tangga," ujar Vonny mulai manja di depan papanya.

Wicaksono panik. Dia memeriksa kening dan lengan anaknya yang sengaja diberi plester agar terlihat benar-benar sakit.

"Kok bisa jatuh? Harusnya kamu hati-hati, Von. Jangan lari di tangga. Papa sudah ingatkan berulang kali."

"Gimana nggak jatuh. Si Siti itu malas bersih-bersih. Tangga licin begitu kok dibilang sudah dipel sampai tiga empat kali. Baiknya memang dipecat saja dia," gerutu Vonny.

"Siti biasanya memang profesional kalau bekerja kok. Selama dua tahun ini dia oke saja. Bahkan mama salut dan cocok dengan kinerjanya." Sundari menimpali lalu meneguk segelas air putihnya. Vonny kembali merengut dan tak terima.

"Mama kan nggak lih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Samsia Chia Bahir
naaahhhh, kamu katahuan deeehhhh vonny .........
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
mampuiuus kau vonny
goodnovel comment avatar
erna trikoriani
mampus kamu Von. depan Baim kamu sok lembut gak taunya lelembut ( setan, iblis )
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 31

    Tak peduli dengan pertanyaan berulang dari Vonny, Raka tetap melangkah ke kamarnya. Dia mengambil laptop lalu membawanya kembali ke ruang makan. Sundari dan Wicaksono ikut fokus melihat apa yang dilakukan anak lelaki mereka. Sementara Vonny tampak begitu gelisah. Dia menggoyang-goyangkan kakinya perlahan untuk mengurangi gundah. "Papa nggak percaya sama ceritaku?" tanya Vonny sembari bergelayut manja di lengan papanya. "Papa percaya sama kamu, Vonny. Tapi, tahu sendiri kakakmu seperti apa. Jadi, biarkan dia melakukan sesuatu seperti yang dia inginkan." Wicaksono mengusap pelan lengan anak perempuannya. Melihat Raka cukup serius melihat layar laptop, Sundari beranjak dari tempat duduknya lalu menarik kursi di samping Raka. Dia juga ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Vonny menoleh, menatap tajam Meira yang kini mulai mendongakkan wajahnya. Keduanya bersitatap beberapa saat, tapi Meira terlihat datar tanpa ekspresi. Meski dalam hati berbunga karena yakin jika kecelakaan itu me

    Last Updated : 2024-10-07
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 31B

    "Mei, maafkan kami sudah menuduhmu macam-macam. Makasih sudah berusaha menjaga Dee dengan baik. Ohya, kondisi badanmu gimana? Masih sakit semua?" tanya Sundari sembari melangkah pelan mendekati baby sitter cucunya itu. Meira sedikit kaget saat Sundari memeriksa keningnya yang sengaja ditutupi dengan ciput hijab agar tak ketara memarnya. Beberapa lengan dan kakinya juga memar, tapi jelas tak terlihat karena pakaian panjangnya. "Astaghfirullah, ini kena tepian tangga kayanya, Mei. Sakit banget pasti. Kita ke dokter saja gimana? Sekalian periksa di lengan dan kakimu." Sundari menunjuk lengan dan kaki Meira yang tertutup rapat. "Nggak apa-apa kok ini, Bu. Tadi sudah dioles minyak tawon sama Bi Sumi. InsyaAllah lekas hilang memar dan nyerinya." Meira berusaha meyakinkan. Dari ekor matanya, Meira tahu jika saat ini dua lelaki di kursi makan itu sedang memperhatikannya. Mungkin mereka juga cemas melihat keadaan Meira, sama seperti Sundari saat ini. "Yakin nggak apa-apa? Jalanmu juga sed

    Last Updated : 2024-10-07
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 32

    Pagi-pagi Meira sudah bangun untuk mandi dan shalat subuh. Seperti biasanya, dia mencuci pakaian Dee dan menjemurnya. Setelah itu masak menu sarapan dan memeriksa stok bahan-bahan masak, susu dan camilan anak asuhnya. "Bagaimana keadaanmu, Mei? Sudah membaik?" Sumi yang mulai membuat nasi goreng seafood menoleh sekilas saat Meira mengambil beberapa bahan di kulkas khusus Dee untuk menu masakannya pagi ini. "Alhamdulillah, Bi." Meira membalas singkat lalu mengambil beberapa bahan untuk membuat soto ayam. "Alhamdulillah sehat apa Alhamdulillah nyeri semua?" gurau Sumi sembari menepuk pelan pundak Meira. "Itu dia, Bi. Alhamdulillah sakit semua." Keduanya terkekeh bersama. Meira cukup betah bekerja di rumah itu meski baru beberapa hari. Tak hanya karena majikannya yang baik dan pengertian, tapi dia juga senang memiliki banyak teman yang selalu support dan saling membantu satu sama lain. Banyaknya asisten di rumah itu membuat Meira merasa lebih nyaman, apalagi mereka tak segan membant

    Last Updated : 2024-10-08
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 32B

    "Berangkat dulu ya, Ma. Mau pamit sama Dee dulu di atas." Raka beranjak dari kursi setelah mengakhiri sarapannya. "Lupa sama pesan mama?" Mendengar pertanyaan mamanya, Raka menghentikan langkah lalu membalikkan badan. Dia menaikkan kedua alisnya seolah bertanya," Pesan apa sih, Ma?""Antar Meira ke rumah sakit. Nanti sama Yuni biar gantian jagain Dee saat Meira diperiksa." "Ada Pak Joko, Ma." "Anggap saja itu secuil tanda terima kasihmu padanya karena sudah melindungi Dee, Raka. Coba kalau Meira tak berinisiatif memeluk Dee, boleh jadi malah Dee yang lebih parah. Iya kan?" "Tapi, Ma ...." Sundari menggeleng pelan, pertanda tak mau mendengar alasan apapun yang akan dikatakan anak sulungnya itu. Tak ingin membantah perintah mamanya, Raka pun mau nggak mau mengiyakan. Dia melanjutkan langkahnya ke lantai atas lalu meminta Meira untuk mengajak Dee ke kamarnya. Dia ingin bermain dengan anak perempuannya itu sesekali, mumpung ada waktu di rumah. Biasanya, Raka selalu sibuk bekerja bahk

    Last Updated : 2024-10-08
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 33

    "Kam-- kamu!" pekik Baim terkejut. Dia menatap Vonny beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya pada Raka yang masih berdiri dan menyandarkan tubuhnya di mobil. "Kenapa? Mau menghajarku lagi?" sindir Baim yang semakin pias dan tak berkutik. "Kenapa sih, Mas? Kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya Vonny curiga. Dia kembali mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Kedua matanya membulat seketika saat teringat kejadian kemarin. 'Jangan-jangan Mas Raka memang sempat bertemu Mas Baim sama Meira kemarin? Apa benar yang Mas Raka bilang jika dia dihajar oleh Mas Baim? Tapi kenapa? Atau jangan-jangan dia cemburu melihat Meira disusul Mas Raka ke sana?' batin Vonny mulai berkecamuk. Dia begitu kesal saat menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi antara Baim dan kakaknya. "Ajari calon suamimu sopan santun. Satu lagi, saranku, cari lelaki lain jauh lebih baik." Hanya itu yang Raka ucapkan. Sebelum Vonny ataupun Baim membalas ucapannya, Raka sudah masuk mobil lalu kembali melajukan mobilnya m

    Last Updated : 2024-10-08
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 33B

    Meira masih sibuk membuatkan susu untuk Dee saat Raka datang dengan obat di tangannya. Dia menyaksikan Meira yang begitu luwes dan telaten mengurus anak kesayangannya. Mendadak teringat pada mantan istrinya yang nyaris menggugurkan anak itu karena belum siap memiliki buah hati. Mantan istri yang masih sibuk mengejar karirnya sebagai model di ibukota dan terpaksa ditalak Raka karena kepergok berhubungan gelap dengan mitra bisnisnya. Jakarta. Tempat di mana Raka dan Dahlia pernah berjumpa dan menjalin kasih sampai akhirnya berpisah dengan cara tak terduga. "Maaf, Pak. Sudah selesai?" Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Raka. Sedikit terkejut, dia mengangguk lalu beranjak dari kursi dan melangkah perlahan ke area parkir. Baru selesai memasang sabuk pengaman, handphone di saku celananya berdering. Raka yakin jika panggilan itu pasti dari mamanya. Benar saja. Nama mama muncul di layar handphonenya. "Iya, Ma. Sudah selesai dan mau pulang," ujarnya tanpa salam dan tanpa basa-basi. Raka cu

    Last Updated : 2024-10-08
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 34

    "Jangan banyak drama. Bukankah ibumu tukang selingkuh? Bisa jadi kamu bukan anak kandung ayahmu. Iya kan, Mas?" Vonny menoleh, minta jawaban Baim yang duduk di sampingnya. Baim membeku, tak tahu harus menjawab apa dan bagaimana.Aldo menghentikan langkah dan tak lagi mendekati ayahnya. Dia memilih mundur, kembali berdiri di samping Raka yang masih menyaksikan sikap Aldo setelah mendengar tuduhan Vonny barusan. "Jadi, Baim ini mantan suaminya Meira?" tanya Sundari kemudian. Wicaksono pun masih terkejut saat melihat pemandangan di depan matanya. Dia tak menyangka jika anak perempuan kesayangannya justru berhubungan dengan duda. "Betul, Ma. Calon suami Vonny itu adalah mantan suami Meira. Mama tahu kenapa wajahku memar kemarin? Dia pelakunya. Laki-laki temperamental yang main tonjok saja tanpa mencari tahu lebih dulu duduk permasalahannya. Yakin itu yang akan menjadi menantu papa dan mama?" Raka tersenyum tipis. Dia sengaja menguliti lelaki itu di hadapan orang tuanya agar mereka tahu

    Last Updated : 2024-10-09
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 34B

    "Papa mengizinkanku menikah kan?" ulang Vonny karena papanya belum juga menjawab. "Belum. Sampai kamu sudah dewasa dan bisa lebih bijak menyelesaikan suatu masalah." Wicaksono tersenyum tipis lalu mengusap puncak kepala anaknya. "Papa ...." Lagi-lagi Vonny merajuk. Perempuan itu kembali mengerucutkan bibirnya. Melihat sikap manja adik senasabnya yang keterlaluan itu, Raka benar-benar muak. Apalagi saat Vonny meremehkan Sundari dan selalu merasa menjadi anak tiri yang didzalimi, Raka ingin sekali menyumpal mulut itu agar diam seketika. Nggak ada seorang anak pun yang rela ibunya disakiti bukan? "Meira, tolong ceritakan tentang kamu dan Aldo pada kami," ujar Wicaksono kemudian. Vonny dan Baim sama-sama tercekat mendengar permintaan itu. Mereka saling pandang beberapa saat lalu mengalihkan pandangan pada Meira yang duduk di samping Raka. Perempuan itu masih menunduk sembari meremas jemarinya karena bingung dan takut harus bicara apa. "Jujur jauh lebih baik." Hanya itu ucapan lirih

    Last Updated : 2024-10-09

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 272

    "Sayang, aku punya sesuatu," ujar Ken saat masuk ke kamarnya. Hanum sudah ada di kamar sejak satu jam sebelumnya. Dia tengah menikmati senja di kamar sembari membaca novel online favoritnya. "Punya apa, Mas?" tanya Hanum saat menoleh ke arah pintu. Ken tersenyum lalu menyerahkan benda kecil ke tangan Hanum. "Apa ini, Mas?" tanya Hanum lagi sembari membolak-balik benda kecil itu. Ken duduk di tepi ranjang sembari menatap lekat istrinya yang terlihat penasaran dengan benda di tangannya. "Perekam suara ya, Mas?" tebaknya kemudian. Ken tersenyum lalu mengangguk. "Benar, Sayang. Itu alat perekam suara," balas laki-laki itu yakin. Hanum manggut-manggut lalu menatap suaminya. "Apa ada rekaman suaranya di dalam?" Lagi-lagi Ken mengangguk. "Suara siapa, Mas?" tanya Hanum lagi. Ken mengambil kembali alat perekam mini itu lalu menyambungkannya dengan USB di laptop. Hanum mendengarkan isi percakapan yang terekam di sana. "Suara Mbak Rena?" lirihnya seolah bertanya pada diri sendiri. Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 271

    Dua hari setelah penyelidikan diam-diam Hanum dan Ken di butik Clarissa, Ken duduk di warung kopi kecil dengan Bara. Pria berkacamata itu tampak serius sambil mengeluarkan benda kecil seukuran kancing dari tasnya."Ini alat perekam suara. Ukurannya kecil banget, bisa kamu selipin di tas, mobil atau kantong celana mereka. Baterainya tahan tiga hari, dan otomatis nyimpan suara kalau ada pembicaraan di radius 3 meter," ujar Bara menjelaskan. Ken mengangguk."Pas banget. Kita cuma butuh satu rekaman jelas buat Hanum tahu pasti niat buruk mereka berdua. Hanum masih nggak percaya kalau kakak tirinya bisa sejahat itu, sampai sekongkol dengan perempuan yang ingin menghancurkan rumah tangga kami." Ken menghela napas. "Soal foto-foto di hotel gimana, Bro? Kamu nggak langsung seret Rissa ke penjara?" tanya Bara sembari menatap Ken serius. "Sebenarnya aku masih kasih dia kesempatan untuk berubah, Bar. Aku masih lihat kebaikan mamanya selama ini dan hubungan kekerabatan kami. Tapi kalau dia maki

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 270

    Malam itu, Hanum duduk di ruang tengah sambil menatap layar ponsel. Ken duduk di sebelahnya sembari menyeruput teh hangat buatan istrinya. Potongan bolu terhidang di piring kecil sebagai pendamping. "Mbak Rena bilang mau ke butik bareng Clarissa, Mas. Tapi butik mana?" Hanum bergumam sambil membuka media sosial milik saudara tirinya itu. "Mbak Rena itu orangnya narsis. Biasanya dia update story tiap lima menit. Meski perempuan di sampingnya sengaja diblur, tapi Hanum yakin itu Rissa." Hanum kembali berujar lirih. Ken ikut melongok."Apa ada yang aneh, Sayang?" tanya Ken sembari menikmati sepotong bolu. Hanum menggulir layar ponselnya."Lihat deh, Mas. Tiga puluh menit lalu, Mbak Rena upload video di mobil bareng Clarissa. Meski wajahnya diblur, Hanum yakin itu style Rissa. Captionnya itu makin membuat Hanum bertanya-tanya," ujar Hanum lagi. "Memangnya dia bikin caption apa, Sayang?" Lagi-lagi Ken terlihat cukup tenang dan tak sepanik Hanum."Dia bilang persiapan untuk kejutan spesi

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 269

    "Sayang, kamu siap?" Ken berseru dari ruang tamu sambil merapikan kerah kemejanya. Rambutnya disisir rapi ke samping, dan aroma parfumnya menyusup masuk ke kamar.Hanum keluar dari kamar sambil tersenyum, membawa tas tangan kecil warna krem yang matching dengan gamis biru lembut yang dikenakannya."Siap! Kamu ganteng banget hari ini, Mas," godanya sambil menyentuh dagu Ken pelan. Ken nyengir. "Harus dong. Istri aku cantik, masa suaminya nggak pantes disandingin. Memangnya cuma hari ini aja gantengnya? Hari biasanya buruk rupa ya?" balas Ken sembari menjawil balik dagu istrinya. Hanum tertawa kecil dan mereka pun keluar rumah menuju mobil Ken yang terparkir di halaman. Rencananya mereka ingin jalan-jalan sekalian belanja di mall. Angin siang ini menampar wajah mereka, tapi suasana hati keduanya hangat. Keduanya masuk ke mobil dan memasang seat belt masing-masing. Perjalanan ke mall tak membutuhkan waktu lama. Sekitar setengah jam mereka sudah sampai mall yang dituju. Di mall, mereka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 268

    "Ya Allah, Rena! Ternyata semua gosip yang beredar itu benar!" pekik seseorang diantara kerumunan pengunjung. Ren amendelik saat tahu siapa yang berteriak dan kini jatuh pingsan di depan matanya itu. "Ibu! Ngapain ibu ke sini?!" teriaknya sembari berhamburan ke arah ibunya yang limbung. Azziz yang kini berdiri di sampingnya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Dia benar-benar emosi melihat sepak terjang istrinya. Seolah tak ada kesempatan lagi, Azziz sudah muak dan tak ingin berkompromi lagi. Dia menyerah, apalagi saat tekad kuatnya untuk melunasi hutang demi membahagiakan istri justru dibalas dengan pengkhianatan demi pengkhianatan seperti ini. Harga dirinya sebagai suami dan kepala rumah tangga seakan mati. Azziz benar-benar melambaikan tangan ke kamera. Dia menyerah di pernikahannya yang menginjak di bulan ke enam. "Mau dibawa kemana, Mas?!" tukas Rena saat melihat Azziz membopong ibu mertuanya. "Minggir kamu! Urus saja bahagiamu sendiri! Puas-puasin sebelum kamu menyesal di kem

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 267

    "Papa! Gila, ini selingkuhan papa?!" sentak perempuan bernama Tamara itu sembari menunjuk wajah Rena yang kini mulai memerah. Beberapa pengunjung mall mulai merekam keributan itu dengan handphone masing-masing. Rena benar-benar benci hal ini. Nyaris tiga bulan berhubungan dengan Pramono, tak pernah terbesit sedikit pun di benaknya akan mengalami hal memalukan seperti ini. "Papa benar-benar kelewatan. Lihat usianya, Pa! Seumuran aku!" oceh Tamara lagi. Dia menggeleng-geleng tak percaya. "Tamara ... dengerin papa dulu," ujar Pramono sembari menenangkan putri bungsunya. Pramono memiliki dua orang putri bernama Salsa dan Tamara. Saat ini istrinya terbaring di rumah karena stroke yang dideritanya selama setahun belakangan. "Dengerin apalagi, Pa? Papa mau beralasan apa? Jelas-jelas papa begitu mesra dengan perempuan jalang itu!" sentak Tamara lagi. "Tutup mulutmu!" tukas Rena menepis telunjuk Tamara yang tepat di depan wajahnya. "Heh! Tutup mulutku apa?! Jelas-jelas Lo cuma manfaati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 266

    Rena melirik jam tangannya yang berkilau di bawah cahaya lampu cafe. Dia duduk manis di pojokan, memainkan sedotan dalam segelas mocktail warna pink sambil sesekali membetulkan rambutnya."Maaf lama, Ren. Tadi agak macet." Suara berat dan dewasa terdengar dari belakang. Pramono, pria paruh baya dengan jas abu-abu yang necis, menyapa dengan senyum genit. Seperti biasa, mereka pun cipika-cipiki tiap kali bertemu. "Kamu telat dua puluh menit, Om. Aku sampai jamuran nunggu di sini." Rena merajuk, bibirnya manyun manja."Maaf dong, jalanan macet. Tapi lihat deh ... masa Om telat masih disambut sama wajah secantik ini?" Pram mencubit dagu Rena lembut. Rena hanya tertawa kecil.Mereka menikmati hidangan sambil sesekali beradu pandang. Beberapa pasang mata mulai melirik ke arah mereka. Usia mereka terlalu jauh dan kemesraan itu terasa janggal. Meski tak ada yang menegur dan seolah tak peduli, tapi tetap saja pandangan aneh dan tak biasa terlihat. Namun, Rena cuek saja. Dia tak peduli dengan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 265

    "Sayang, bubur kacang hijaunya dihabisin ya? Biar kamu nggak mual-mual lagi." Ken menyiapkan bubur di mangkok untuk istrinya. "Iya, Mas. Temani makan ya?" balas Hanum dengan senyum tipis. Hanum berusaha tetap tenang, meski beberapa menit lalu hatinya bergemuruh kesal, emosi dan muak. Beragam pesan yang dikirimkan oleh Clarissa benar-benar membuat moodnya nggak karuan. Namun, di depan Ken dia berusaha untuk tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. "Sini, duduk!" pinta Ken sembari menarik kursi di sampingnya. Hanum mendekat lalu duduk di samping suaminya. "Habiskan selagi masih hangat." Lagi-lagi Hanum mengangguk. "Kamu juga ikut makan, Mas. Ayo." Hanum membuka sebungkus bubur lalu menyiapkannya untuk Ken. "Tadinya mau barengan aja sekalian nyuapin kamu, Sayang." "Barengan juga boleh. Sini Hanum yang nyuapin." Sepasang suami istri itu saling melempar senyum. Hanum menyuapi Ken dengan semangkok buburnya, sementara Ken menyuapi Hanum dengan bubur miliknya. Setelah bubur habis,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status