All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 111 - Chapter 120

318 Chapters

BAB 61B

[Mas, agak siang aku mau ke rumah mama dan main sama Dee lagi seperti kemarin. Hari ini kamu di rumah kan? Kita tunjukkan pada Dee kalau dia memiliki orang tua yang utuh dan memiliki waktu lebih untuk menyenangkan hatinya. Kalau kamu mau, kita bisa ke mall atau jalan-jalan ke tempat lain supaya Dee senang. Gimana menurutmu?] Dahlia mengirimkan pesan itu pada Raka yang kini masih memperhatikan Dee dan Meira dari kamarnya. Dee terkekeh geli saat Meira memperlihatkan wajah lucunya. Berulang kali tawa itu terdengar lalu Meira memeluk anak asuhnya dan membawa Dee dalam gendongan. Keduanya tampak begitu akrab seperti sudah saling mengenal cukup lama. Entah mengapa, senyum tipis mulai tampak di kedua sudut bibir Raka. Laki-laki itu menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya pelan. Teringat kembali ucapan Ken semalam saat sama-sama pulang dari rumah makan. "Meira cantik ya, Mas?" ucap Ken saat melihat Meira merapikan baju Dee yang berantakan, sementara Aldo memasangkan kembali bandonya
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

BAB 62

"Aku mencintaimu, Meira. Apakah kamu mau menjadi pendamping hidupku." Suara itu akhirnya benar-benar terdengar. Raka membulatkan kedua matanya saat melihat lelaki itu tepat berada di belakang Meira. Ken. Dia hanya meringis kecil setelah mengatakan kalimat ajaib itu di depan Meira dan kakak kandungnya sendiri. Meira tercekat, dia tak berani membalikkan badan, bahkan sekadar bergerak saja terasa begitu kaku. Meski tahu itu suara siapa, tapi Meira benar-benar tak menyangka jika Ken mengucapkan kata-kata itu padanya. Meira benar-benar shock dan tak tahu harus berbuat apa. "Ken?" lirih Raka dengan mata membulat. "Hei, Mei. Kamu dengar kata-kataku tadi kan?" tanya Ken saat berdiri di depan Meira. Mei yang sedari tadi menunduk kini mulai mendongak meski terasa berat dan malu. Senyum tipis pun terlukis di bibir Meira saat dia dan Ken saling tatap beberapa saat."Ken ...." Lagi-lagi Raka memanggilnya lirih.Raka benar-benar tak menyangka jika adik lelakinya itu menikamnya dari belakang. Ma
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 62B

Dahlia sudah siap dengan tunik dan celana panjangnya. Demi mendapatkan perhatian Dee dan cinta Raka kembali, perempuan itu berusaha tampil tertutup meski tanpa hijab seperti yang selalu dipakai Meira. Setidaknya dia menanggalkan dres selututnya lebih dulu. Berusaha tampil anggun tanpa memamerkan auratnya karena dia tahu jika Raka memang tak menyukai pakaiannya yang selalu terbuka. Saat menikah dulu, Raka sudah berusaha menasehati dan membelikan pakaian-pakaian panjang untuk Dahlia, hanya saja perempuan itu menolak keras karena menganggap pakaian seperti itu terlalu kampungan dan nggak modis. Dia malu dengan teman-teman seprofesinya yang sengaja memperlihatkan kemolekan tubuh dan kaki-kaki jenjang mereka. Namun, lagi-lagi kali ini Dahlia terpaksa mengesampingkan egonya demi Dee dan Raka, tak terkecuali mantan mertuanya. Dahlia tak ingin mereka selalu memuji kelembutan dan keanggunan Meira. Dahlia cemburu karena sejak dulu tak pernah mendapatkan pujian itu dari ibu mertuanya.[Mas, ak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 63

"Kenapa nggak jadi belanja? Kartu kredit suamiku nggak bisa dipakai?" Pertanyaan itu membuat Dahlia menghentikan langkahnya. Dia pun membalikkan badan dan tercekat seketika saat melihat sepasang suami istri yang kini berdiri di hadapannya. Renita tampak menggamit lengan suaminya, sementara Gilang hanya pasrah dan menunduk lesu tanpa ga irah."Kenapa diam? Bukannya dulu kamu begitu membanggakan dirimu jika kamu jauh lebih baik dibandingkan aku? Kamu yang lebih memahami suamiku, bisa membuatnya bahagia dan memuaskannya? Buktinya apa sekarang, Lia? Suamiku lebih memilih keluarganya dibandingkan perempuan sepertimu," ucap Renita lagi dengan tatapan tajam. "Aku sudah menikah siri dengan Mas Gilang dan aku berhak mendapatkan nafkah darinya. Nggak salah dong aku pakai kartu kreditnya? Aku bukan perempuan panggilan atau wanita penghiburnya saja, tapi sudah sah secara agama sebagai istrinya, Mbak. Kalaupun kamu mengekang Mas Gilang untuk memberi nafkah padaku, itu dosamu. Kamu yang tak tahu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 63B

"Silakan, Mas. Kalau memang kamu lebih memilih dia yang bisa memuaskanmu, aku nggak akan melarang. Percuma aku larang, toh kamu bisa melakukan apapun sesuai keinginanmu. Silakan bersama perempuan itu, aku yang akan urus perceraian kita," ujar Renita dengan ekspresi serius. "Iya, Mas. Kita bisa memperbaiki hubungan kita yang sempat retak ini. Kita buka usaha bersama dan -- "Tinggalkan semua fasilitas yang selama ini diberikan papaku dan pergilah dengan baju yang melekat di badanmu saja. Aku akan transfer uang sebagai pesangonmu. Satu hal lagi, tak akan kubiarkan kamu membawa seperakpun uang papa karena kamu sudah terlalu banyak menghabiskannya untuk hura-hura. Mengerti?" ucap Renita pada suaminya yang kini masih diliputi kegelisahan. Dahlia yang sempat berpikir akan menikmati harta gono-gini suaminya, mendadak kehilangan selera bicara setelah mendengar ancaman Renita. Dahlia merasa jika Renita benar-benar licik karena tak memberi kesempatan suaminya untuk menikmati harta yang dia pu
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

BAB 64

"Om nggak apa-apa?" tanya Aldo ketakutan. Dia masih gemetaran dalam dekapan Raka yang berusaha menahan perih di kakinya. Motor itu berhasil menyerempet kakinya saat ingin melindungi Aldo. Detik ini dia tergeletak di trotoar bersama Aldo yang masih dalam pelukannya. "Nggak apa-apa, Al. Kamu gimana? Ada yang sakit atau terluka?" tanya Raka setelah dibantu beberapa orang untuk berdiri. Raka meneliti badan Aldo dari ujung kaki sampai kepala, khawatir jika ada yang cidera. "Nggak, Om. Saya nggak apa-apa," balas Aldo sembari meneliti lengannya. Raka kembali memeriksa lengan Aldo. Raka mengucap Hamdallah saat tak menemukan luka atau cidera di tubuh anak lelaki itu. "Kaki Om Raka berdarah!" pekik Aldo saat melihat kaki kanan Raka yang terluka. Celana bagian bawah koyak dan darah mulai menetes dengan luka menganga. Raka masih berusaha menahan perih yang mulai terasa. Beberapa orang membantunya duduk, sementara pengendara motor itu mengucapkan maaf berkali-kali karena nggak sengaja, katany
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

BAB 64B

"Ya Allah, Raka!" pekik Sundari setelah sampai kamar anak sulungnya itu. Meira menatap Raka khawatir lalu memeluk Aldo yang berlari ke arahnya. "Kok bisa? Pelakunya gimana? Dia tanggungjawab atau lari?" cecar Sundari sembari memeriksa kaki dan lengan Raka. Meira pun memeriksa Aldo yang tak terluka sedikit pun karena tadi berada dalam dekapan Raka. Hanya seragam sekolahnya saja yang sedikit terkena darah dari kaki Raka. "Bunda, maaf ya sudah buat bunda khawatir," lirih Aldo dengan mata berkaca. Aldo terdiam sejenak lalu buru-buru menyeka kedua matanya yang terlanjur basah dan berusaha tegar. Anak laki-laki itu teringat kembali pesan Raka agar berhenti menangis jika tak ingin air matanya habis. "Nggak apa-apa, Sayang. Yang penting kamu nggak kenapa-kenapa," balas Meira dengan senyum tipis sembari membingkai wajah jagoan kecilnya. "Aldo nggak apa-apa karena Om Raka buru-buru memeluk Aldo, Bun. Kalau nggak, Aldo pasti yang tertabrak motor yang melaju kencang itu," ucap Aldo jujur mem
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

BAB 65

Raka memilih istirahat beberapa hari di rumah pasca tragedi itu, sementara Meira meminta Pak Broto untuk lebih mengawasi Aldo saat mengantar jemput sekolah. Sebagai ibu, ada firasat tak mengenakan yang menyusup di hatinya saat melihat ekspresi berbeda dari Dahlia. Hanya saja, dia tak ingin buruk sangka karena memang tak ada bukti di tangannya. "Mei ...." Panggilan Raka membuat langkah Meira terhenti. Dia membalikkan badan lalu menatap Raka yang melangkah pelan menuruni tangga. "Iya, Pak. Ada apa?" tanya Meira sopan. Sundari sering kali memintanya untuk bersikap biasa karena merasa tak enak hati dengan Adrian, hanya saja sikap Meira masih tetap sama seperti sebelumnya. Terlalu hormat pada keluarga Wicaksono seperti para asisten yang lainnya. Kesopanan dan ketulusan Meira itu pula yang membuat Sundari semakin jatuh hati. Wanita itu merasa jika Meira memang cocok menjadi ibu sambung Denada, cucunya. Berulang kali meminta Meira untuk membuka hati, tapi Meira hanya membalasnya dengan s
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

BAB 65B

[Jangan bodoh! Sejak awal sudah kubilang kalau gagal aku nggak akan bayar sepeser pun kan? Aku nggak mau tahu, kali ini kamu harus berhasil. Jangan salah sasaran lagi kalau mau menerima upah seperti yang kujanjikan. Paham?!] Dahlia berdecak kesal saat membalas pesan-pesan yang masuk ke aplikasi hijaunya. Dia kembali mengumpat tiap kali mengingat kebodohan anak buahnya itu. Setelah membeli beberapa buah tangan untuk Raka dan Denada, Lia kembali menyetop taksi yang akan mengantarkannya ke rumah Wicaksono. Penampilannya kali ini benar-benar tertutup dengan hijab dan gamis panjang yang senada. Dahlia tersenyum tipis melihat penampilannya pada kaca jendela taksi yang kini berhenti di hadapannya. [Aku minta dua juta dulu untuk makan anak istriku. Mereka butuh makan dan tak tahu menahu soal kegagalanku mencelakakan kedua orang itu. Kirim segera, aku tunggu transferanmu saat ini juga!]Pesan dari anak buahnya itu benar-benar membuat mood Dahlia yang sebelumnya mulai membaik mendadak buruk
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

BAB 66

"Meira calon istri kamu?" tanya Erina gugup. Wanita itu menatap Sundari seolah ingin menginformasi apakah ucapan Raka benar adanya. "Iya, Tante. Saya berniat melamarnya setelah masa iddahnya selesai. Saya juga sudah tanya sama dia mau apa nggak menjadi istri saya dan Meira diam saja. Diamnya saya artikan mau," ujar Raka begitu yakin, tapi justru membuat Meira tersedak seketika. Sundari menatap Meira dengan senyum lebar. Wanita itu mengira jika ucapan Raka sepenuhnya benar, padahal nggak seperti itu cerita sebenarnya. "Kapan kamu tanya soal itu, Mas?" lirih Meira sembari meringis kecil saat Erina menatapnya heran. "Ken yang mewakiliku tempo hari di depan kamar atas. Kamu lupa?" tanya Raka sambil menatap lekat Meira yang masih kebingungan. Meira kembali mengingat kejadian waktu itu saat Ken mengatakan cinta dan menanyakan kesanggupan Meira menjadi istrinya. Kalimat yang Mei pikir meluncur dari lubuk hati laki-laki itu, tapi ternyata dia hanya mewakili kakaknya yang tak mampu mengun
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status