All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 121 - Chapter 130

318 Chapters

BAB 66B

"Kamu keterlaluan, Mas! Tega menuduhku seperti itu. Walau bagaimanapun Dee itu anak kandungku, makanya aku rindu dan ingin menemaninya setiap waktu." Dahlia mulai memainkan dramanya dengan terisak pelan. Meira melirik sekilas lalu kembali menunduk. "Menemaninya setiap waktu? Nggak salah dengar itu, Lia? Bahkan dulu kamu selalu bilang nggak ada waktu untuk Dee sekalipun hanya semenit. Sepertinya Raka benar. Kamu berubah sedrastis ini karena ada udang di balik batu. Ngaku!" sentak Sundari dengan tatapan tajam."Mama nggak bisa nuduh aku sembarangan gitu dong. Katanya suruh introspeksi dan berbenah diri, giliran aku agak perhatian sama Dee justru dicurigai. Sebenarnya mau mama dan Mas Raka gimana sih?!" Dahlia begitu kesal karena terus disudutkan. Rasanya dia juga ingin memberi mertuanya pelajaran juga supaya nggak semena-mena padanya. "Mama harap kamu beneran taubat, Lia. Bukan sekadar untuk mencari perhatian Raka kembali," ujar Sundari sembari melipat kedua tangannya ke dada. Erina
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

BAB 67

Dering handphone masih berdering nyaring. Raka mulai tak sabar ingin mendobrak pintu kamar Vonny saat adik seayahnya itu tak jua membuka pintu setelah diketuk berkali-kali. "Keluar kamu, Von!" perintah Raka yang mulai meninggikan volume suaranya. Dia berusaha membuka handle pintu, tapi terkunci dari dalam. Diketuknya lagi dan lagi sembari melihat layar handphonenya yang masih memanggil nomor itu. Jelas sudah, nomor yang selama ini meneror Erina memang milik Vonny. Dia tak bisa mengelak lagi karena dering handphone itu tepat berada di dalam kamarnya. "Von!" sentak Raka mulai meradang. Dia makin emosi karena tak ada jawaban apapun dari dalam kamar.Vonny begitu ketakutan saat keluar dari kamar mandi dan mendengar handphonenya berdering nyaring. Dia yang sedari tadi mendengarkan percekcokan dari kamarnya, tak menyangka jika Raka akan meneleponnya saat ini juga. Perempuan yang masih memakai piyama itu pun gugup. Dia buru-buru mengambil benda pipih di atas ranjang lalu berusaha mematik
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

BAB 67B

"Soal Meira, kami yakin betul bagaimana sikapnya selama ini, Mbak. Dia perempuan yang baik dan tulus. Selama bekerja di sini, tak pernah sekalipun membuatku kecewa. Dia menyayangi Dee seperti anaknya sendiri. Dia juga menghormatiku dan Mas Wi. Sekalipun kini sudah tahu kalau dia anak Mas Adrian, tapi sikapnya masih tetap sama seperti sebelumnya. Kalem, anggun dan begitu sopan. Dia tak pernah jumawa atau merasa lebih," sambung Sundari panjang lebar membuat wajah Meira memerah karena malu. "Ibu terlalu berlebihan memuji. Jangan begitu, Bu. Saya nggak sebaik itu," balas Meira dengan senyum manisnya. Sundari tersenyum, begitu pula Erina yang kini bersirobok dengannya, sementara Meira cukup kaget saat melihat Raka fokus menatapnya tanpa kedip. Laki-laki yang duduk tak jauh darinya itu mendadak salah tingkah lalu buru-buru mengalihkan pandangannya. "Assalamualaikum." Salam terdengar saat Wicaksono masuk ke rumah. "Wa'alaikumsalam, Pa." Sundari menyambut Wicaksono lalu mencium punggung t
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

BAB 68

"Ya Allah, Vonny!" teriak Sundari yang shock melihat dan mendengar dentuman cukup keras itu. Meira yang sebelumnya ikut mengejar Vonny pun mematung di samping trotoar saat melihat tragedi itu terjadi, sementara dua satpam yang berjaga segera ke lokasi. Melihat Sundari luruh di tepi jalan, Meira buru-buru memapah wanita itu kembali ke rumah. Di ruang keluarga tampak Wicaksono yang masih berusaha menenangkan dirinya setelah melihat sikap keterlaluan anak kesayangannya itu. Erina pun berusaha menenangkan dan berkali-kali bilang jika dia sudah memaafkan Vonny dan tak akan memperpanjang masalah itu. Namun, Wicaksono masih tak enak hati, malu dan merasa gagal mendidik putrinya dengan baik sampai melakukan hal-hal di luar nalarnya seperti itu. "Mama kenapa, Mei?" tanya Raka yang beranjak dari sofa lalu membantunya memapah mamanya. "Maaf, Pak Wi. Non Vonny kecelakaan di tikungan." Kabar dari Agus, salah satu satpam keluarga itu membuat Wicaksono semakin shock. Tak hanya dia, tapi juga Ra
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

BAB 68B

[Sebenarnya bukan itu yang ingin kutekankan, Mei. Cuma sekarang aku tahu, jika kita disakiti seseorang, sekalipun tak pernah membalas maka Allah membalas kedzaliman mereka agar mereka jera dan menyadari kesalahan-kesalahan yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Jika mereka berpikir sih, cuma kalau nggak ya sama aja bodong. Aku dengar dari tetangga-tetangganya kalau mereka sekarang malu dan nggak pamer lagi seperti dulu. Biar kapok sudah nyakiti kamu bahkan tega usir kamu dan Aldo dari rumah tanpa bawa barang apapun. Kejam!] Meira menghela napas panjang membaca pesan dari Una lagi. Tak banyak balasan yang diketiknya. Meira hanya berharap jika keluarga mantan suaminya itu kini menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan tak lagi semena-mena pada orang lain bahkan pakai fitnah segala. [Jujur aku lega, Na. Bukan karena Lina hamil di luar nikah tanpa tanggungjawab kekasihnya, hanya saja aku berharap mereka bisa introspeksi. Intinya sadar diri jika semua kedzaliman mereka akan dapat balasan
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

BAB 69

"Bagaimana keadaan suami saya, Dok?" tanya Sundari saat Dokter Ismail keluar dari ruang perawatan Wicaksono. Sundari tampak lesu dan cemas melihat suaminya terbaring lemah di atas ranjang pasien. Rasa khawatir bertambah saat Vonny kritis. Sundari yakin berita tentang Vonny akan membuat suaminya semakin down. Sundari berharap jika anak tirinya itu bisa melewati masa kritisnya. Meski Vonny tak pernah menerima Sundari sebagai ibu sambungnya, tapi Sundari tak pernah menyerah untuk mendekatinya. Sundari hanya ingin berusaha menjadi pribadi yang baik, tak hanya pada anak sambung, tapi untuk siapapun."Alhamdulillah Pak Wicaksono sudah membaik, Bu. Namun, kondisinya belum terlalu stabil. Kita harus berusaha menenangkannya supaya tak berpikir terlalu berat. Tolong jangan bicara hal-hal yang membuatnya berpikir maksimal atau membuat bapak banyak pikiran. Kabarkan saja hal-hal yang baik supaya bapak tenang dan sakitnya tak kambuh lagi," ujar dokter sedikit memberi penjelasan. Sundari manggut
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

BAB 69B

Erina pun menghela napas panjang. Dia paham bagaimana perasaan dan keresahan Raka. Vonny adalah anak kesayangan papanya. Jika terjadi sesuatu yang buruk padanya pasti Wicaksono menjadi orang pertama yang shock. Kondisi itu akan memperparah sakit jantung yang dideritanya selama ini. Jika Wicaksono sakit, tentu Sundari juga akan ikut sakit. Keadaan makin memburuk jika mereka bertiga sakit bersamaan. "Innalilahi wa innailaihi rojiun. Kondisi Vonny separah itu, Ka?" tanya Sundari lirih. Raka mengangguk. "Ya Allah, semoga saja Vonny lekas sadar dan membaik. Dia pasti juga sangat shock jika tahu kakinya tak bisa digunakan dengan maksimal. Tante hanya bisa berdoa supaya dia lebih menerima dan berusaha ikhlas menerima takdirNya," ucap Erina lagi. Raka pun mengaminkan. Tak lupa mengucapkan terima kasih karena Erina dan Adrian selalu membantunya dalam keadaan apapun, tak hanya sekarang, tapi juga tahun-tahun sebelumnya. "Keadaan papa gimana, Tante?" tanya Raka saat menoleh pada Erina yang b
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

BAB 70

Sundari masih bergeming di kursi tunggu tak jauh dari kamar perawatan Wicaksono. Dia memang sengaja ke luar kamar saat menelepon Raka karena tak ingin mengganggu tidur suaminya. Detik ini, Sundari masih sangat shock mendengar cerita Raka tentang golongan darah Vonny. "Bagaimana mungkin Vonny memiliki golongan darah AB, sementara papanya A dan maminya O? Bukankah kata dokter, jika orang tua bergolongan darah O dan A akan melahirkan anak-anak yang memiliki golongan darah A dan O juga bukan AB?" Sundari berujar lirih sembari menghela napas panjang. Dia benar-benar tak habis pikir kenapa itu bisa terjadi dan suaminya tak menyadarinya sejak dulu. Sundari berencana setelah Wicaksono membaik, dia akan menjelaskan perlahan apa yang diketahuinya saat ini. Dia juga berharap semoga saja suaminya mau tes DNA agar lebih akurat untuk membuktikan status Vonny. Dia benar-benar anak kandung Wicaksono atau lelaki lain. Setelah cuci muka dan lebih tenang, Sundari kembali ke kamar suaminya. Baru saja
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

BAB 70B

[Ka, kamu sudah balik ke rumah sakit belum? Gantian jagain papa ya, mama pengin lihat keadaan Vonny] "Mama sudah kirim pesan sama Raka. Nanti kalau sudah dibaca dia pasti ke sini, Pa. Papa yang tenang ya?" Wicaksono tersenyum lalu mengangguk pelan. "Mama nggak perlu khawatir misalkan nanti papa minta pengacara keluarga kita untuk datang ke sini. Bukan berarti papa berfirasat aneh atau ingin meninggalkan mama dan anak-anak, hanya saja papa ingin menghibahkan sebagian harta kita untuk anak-anak biar mereka mandiri. Semua akan papa atur sesuai porsi dan tak pilih kasih. Soal warisan, urusannya belakangan yang penting papa akan minta pengacara membagi sesuai aturan agama," ucap Wicaksono dengan penuh keyakinan. "Papa mau kasih anak-anak apa memangnya? Bukannya dulu papa bilang mau ngasih Vonny rumah sama salah satu kantor cabang kalau dia sudah menikah?" tanya Sundari memastikan. Dia mulai resah saat Wicaksono membahas soal hibah. Pasalnya, dia ragu status Vonny sebenarnya setelah tah
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

BAB 71

Saat Sundari keluar toilet, dia sangat shock melihat suaminya tak sadarkan diri. Berulang kali berusaha membuatnya sadar, tapi Wicaksono tetap bergeming. Sampai akhirnya Sundari melihat handphonenya jatuh dan pecah di lantai. Tak ingin terjadi sesuatu pada Wicaksono, Sundari segera memasukkan benda pipih itu ke saku gamisnya lalu menekan bel untuk memanggil perawat. Sembari menunggu perawat datang, Sundari mengusap-usap pelan lengan suaminya. Sundari benar-benar tak tahu kenapa suaminya bisa pingsan seperti itu. Setelah dokter dan perawat datang, Sundari keluar kamar karena dokter akan memeriksa kondisi Wicaksono kembali. Di kursi tunggu, Sundari kembali termangu. Dia mengingat-ingat apa yang dikatakannya pada Wicaksono sebelum pamit ke toilet lagi. Mendadak teringat dengan handphonenya yang pecah. Sundari gegas mengambil benda pipih itu dari saku gamisnya lalu memeriksa beberapa pesan dan panggilan yang masuk di sana. Tak ada siapapun yang menelepon. Jemarinya menggulir aplikasi hi
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status