Semua Bab DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Bab 101 - Bab 110

375 Bab

BAB 56B

"Mas Keanu kan?" Meira menunjuk Keanu yang melangkah perlahan ke ruang makan. Adrian dan Wicaksono saling tatap. Mereka tak tahu kenapa Meira dan Keanu bisa saling kenal. Raka pun cukup kaget melihat Meira dan adik lelakinya tampak cukup akrab. "Kok bisa ketemu di sini ya?" Keanu tersenyum sembari garuk-garuk kepalanya yang tak gatal. Dia menarik salah satu kursi lalu mendudukinya setelah menyalami semua yang ada di ruang makan itu. "Iya, Mas. Saya kerja sebagai baby sitter Denada hampir empat bulan ini." Meira mengangguk pelan sembari mengulas senyuman. "Pantas saja jarang ke panti, ternyata sudah hijrah ke kota ini. Tahu begitu aku sering pulang ya." Tawa lelaki itu pun terdengar. Meira ikut tersenyum tipis mendengar gurauan Keanu, sentara Sundari mulai melirik Raka yang sedari tadi membisu. "Ohya, Pa. Ken dan teman-teman beberapa kali ke panti asuhan untuk mengirimkan stok makanan dan pakaian. Kadang kami mengadakan kegiatan sosial juga di sana seperti bazar, pundi amal dan ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

BAB 57

"Erina kenapa, An?" Wicaksono ikut cemas saat melihat ekspresi Adrian yang berubah. Binar di wajahnya mendadak masam setelah mendengar kabar dari rumah sakit. Dia berusaha tenang, tapi semua orang pun tahu jika ketenangannya hanya sebuah sandiwara untuk menutupi kecemasan yang mendera. "Erina histeris, Wi. Nggak tahu kenapa, padahal tadi saat kutinggal dia baik-baik saja." Adrian buru-buru pamit karena tak ingin istrinya semakin histeris. Wicaksono pun ikut ke rumah sakit bersama Adrian, sementara yang lain masih di ruang makan. "Dee masih tidur, Mei?" Sundari bertanya saat melihat Meira menutup pintu kamar cucu kesayangannya. Perempuan itu melangkah perlahan melewati tangga setelah membalas pertanyaan Sundari. "Mungkin sebentar lagi bangun, Bu. Dia agak kecapekan dari pagi lari-larian di kamar." Sundari manggut-manggut lalu melirik Keanu yang tersenyum tipis saat Meira kembali duduk di samping mamanya. "Kenapa senyum-senyum begitu, Ken?" Sundari mengangkat kedua alisnya ke arah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

BAB 57B

"Mei, nanti malam ada waktu nggak?" tanyanya singkat dengan senyum tipis. Meira terdiam beberapa saat lalu menatap balik Keanu yang masih duduk di samping kakaknya. "Kalau ada waktu mau ajak makan malam sih. Kangen suasana Jogja, sudah lama nggak pulang soalnya." Senyum lebar terlukis di bibir laki-laki itu. Raka tercekat mendengar ajakan Keanu pada Meira. Dia buru-buru menatap Meira yang masih berpikir. "Sama Aldo aja. Jadi nggak berdua kan?" Keanu buru-buru meralat. Dia tahu status Meira yang belum lepas masa iddahnya. Memang tak baik jika berdekatan dengan lelaki lain karena bisa menimbulkan fitnah. Oleh karena itulah dia berinisiatif mengajak Aldo agar tak terlihat seperti sedang kencan. "Aldo jarang diajak jalan-jalan kan? Mana mungkin. Mas Kara pasti sibuk dengan pekerjaannya. Dia kuper soal Jogja." Lagi-lagi Keanu terkekeh melihat ekspresi kakaknya yang berubah seketika. "Oke kalau gitu, Mas. Aldo pasti seneng banget lihat keindahan Jogja apalagi malam minggu pasti ramai."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

BAB 58

"Selamat sore. Maaf mengganggu ya, mau main sama Denada," ucap seseorang dari pintu utama. Senyumnya merekah dengan wajahnya berbinar. Tak seperti tempo hari saat Meira dan Raka bertemu dengannya di rumah sakit. "Dahlia?" lirih Raka saat masih ngobrol dengan Meira tentang perkembangan Dee. Kedua orang itu menoleh bersamaan ke sumber suara. "Mbak Lia, silakan," ucap Meira dengan senyum tipisnya. Dia mempersilakan Dahlia duduk di tempatnya, sementara dirinya beranjak dari sana untuk pindah ke kursi lain. Namun, lengannya dicekal Raka. Meira menoleh cepat dengan dada berdebar hebat. Kedua mata mereka bertemu lalu Raka buru-buru minta maaf dan melepaskan cekalannya. "Di sini saja, biar Dahlia mencari tempat lain," lirih Raka tanpa menoleh pada mantan istrinya itu. Dahlia yang sebelumnya sempat tersenyum lebar, kini mulai berwajah masam. Meira ingin pindah, tapi lagi-lagi Raka menarik pelan lengan gamisnya agar tetap di tempat semula. Mau tak mau Meira mengikuti perintah atasannya itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

BAB 58B

"Stop, Lia!" Raka akhirnya tak tahan mendengar celotehan Dahlia yang makin kemana-mana. "Introspeksi sedikit saja bisa kan? Selama ini kamu ngapain aja? Apa pernah memeluk Denada? Pernah menggendongnya? Pernah mencium keningnya atau menyuapinya makan? Pernah membuatkan sarapan atau makan malam untuknya? Pernah membuatkan susu atau sekadar menemaninya tidur dan bermain? Nggak pernah, Lia. Selama ini kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri. Kenapa sekarang sok peduli setelah Dee nyaman dengan pengasuhnya? Kamu cemburu melihat keakraban Meira dan Dee kan? Ngaku sajalah. Aku tahu isi hatimu." Raka semakin bicara panjang lebar setelah Meira naik ke lantai atas untuk menenangkan Denada. Dia tak ingin Dee melihat dan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Oleh karena itulah dia meminta Meira untuk bermain di kamar saja. "Kamu kenapa selalu mengungkit masa laluku, Mas? Kamu nggak pernah mengerti perasaanku!" Dahlia tergugu. Dia menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Sejak awal men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

BAB 59

"Meira di atas nggak, Mas?" tanya Keanu yang sudah rapi dengan celana jeans selutut dengan kaos polos berkerahnya. Dia terlihat makin tampan dengan rambut sedikit basah. Raka yang baru keluar kamar mengedikan bahunya. Dia melirik Keanu sesaat. Adik laki-laki semata wayangnya itu bersiul-siul sembari melangkah ke kamar Meira. "Jadi makan malamnya?" tanya Raka kemudian. Dia menuruni tangga perlahan dengan wajah masam. Mendengar pertanyaan Raka, Keanu menghentikan langkah lalu membalikkan badannya. Senyum lebar terlukis di wajahnya yang tampan."Jadi dong. Masa kencan pertama batal." Laki-laki itu terkekeh sembari menaik turunkan kedua alisnya. Raka berdecak kesal. Raka memang tak bisa menyembunyikan ekspresi kesal di wajahnya saat ini. "Kenapa sih, Mas? Cemburu?" ledek Keanu kemudian. Lagi-lagi Ken terkekeh melihat Raka yang melambaikan tangannya di depan wajah lalu menjatuhkan bobotnya di sofa. "Aku kalau suka sama orang, langsung gerak cepat, Mas. Takut keduluan yang lain nanti p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

BAB 59B

"Makasih ya, Mas," ujar Dahlia saat mereka keluar dari rumah dengan mobil hitam Raka. "Buat apa?" tanya Raka singkat tanpa menoleh sedikitpun pada Lianyang duduk di sampingnya sembari memangku Denada. "Buat malam ini. Aku nggak nyangka kalau kamu mau kuajak keluar," ujarnya dengan berbinar. Raka menghela napas panjang lalu mengetuk-ngetuk stir mobilnya. "Makan malam saja, kasihan Dee kalau diajak ke mall malam-malam. Waktunya mepet juga," balas Raka kemudian. "Oke, Mas. Nggak apa-apa, makan malam pun aku sudah senang kok." Dahlia tersenyum lebar menatap Raka yang masih fokus dengan laju mobilnya. Malam minggu jalanan cukup padat karena banyak pemuda pemudi yang keluar untuk menikmati keindahan Jogja. Banyak keluarga kecil yang ikut memadati jalanan sekadar cari hiburan atau makan. "Rasanya pengin seperti ini terus, Mas," lirih Dahlia sembari menghela napas panjang. "Maksudmu?" Kali ini Raka menoleh. Dia hanya ingin memastikan apa maksud Dahlia, meski Raka mulai paham ke mana a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

BAB 60

"Aku hamil, Mas," ucap Dahlia dengan suara bergetar saat Gilang baru datang dari rumah istri pertamanya. Kabar yang Dahlia pikir sangat membahagiakan untuk suaminya itu, ternyata justru menjadi awal yang buruk untuknya. Bukannya senang dan bangga melihat istri sirinya hamil, Gilang justru semakin gelisah. Malam itu, ekspresinya tak seperti biasa yang selalu santai, tenang dan penuh senyum tiap kali bersama Lia. Dahlia adalah definisi Renita di masa muda. Keduanya teramat mirip dari segi style, hobi, mimpi bahkan sampai hal bercinta pun memiliki kemiripan. Itu pula yang membuat Gilang semakin jatuh hati pada Lia yang seperti istri sahnya di masa muda. "Kamu kenapa, Mas? Apa ada masalah?" tanya Lia gugup dan begitu khawatir. Tak biasanya Gilang seperti itu. Bahkan malam itu dia datang tanpa membawa oleh-oleh yang biasanya tak pernah dilupakannya tiap kali mengunjungi Dahlia. "Renita tahu tentang kita, Sayang. Dia ngamuk hebat sore tadi. Bahkan mengancam akan mengadukan masalah ini p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

BAB 60B

"Semua fasilitas aku miliki, Lia. Aku nggak kepikiran untuk membeli barang-barang seperti itu karena apa? Mereka akan tahu jika aku menginvestasikan sesuatu. Aku sudah terlalu nyaman dengan kehidupanku sebelumnya makanya nggak mikir aneh-aneh. Lagipula bertahun-tahun begini nggak ada masalah, nggak nyangka kalau Renita bisa berubah seperti itu. Kupikir selama ini dia terlalu percaya dan cinta, ternyata dia bisa mengancamku juga," ujar Gilang sembari menghela napas panjang. "Maksudnya, Mas? Mengancam gimana?" Dahlia mendekat lalu menatap lekat suaminya yang kembali mengacak rambutnya. "Mbak Re mengancam kamu?" ulang Lia lebih hati-hati takut jika Gilang semakin emosi karena terlalu dicecar olehnya. "Iya. Dia mengancam akan mendepakku dari rumah jika masih berhubungan denganmu." Dahlia tersedak seketika saat mendengar jawaban Gilang. Dia tak menyangka jika Renata yang diketahuinya begitu bucin pada Gilang itu ternyata bisa garang juga. Selama ini dia dan Gilang terlalu nyaman dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

BAB 61

Jarum jam semakin merambat naik, tapi kedua mata Dahlia belum jua terpejam. Dia yang biasanya tidur di hotel tiap kali ke luar kota, kali ini lebih memilih menyewa sebuah kost selama sebulan. Tak ada pekerjaan apapun yang bisa dilakukannya setelah dipecat oleh Renita. Sejak ketahuan sebagai selingkuhan, Renita memang memecatnya sebagai sekretaris pribadi Gilang. Mimpi-mimpinya selama ini mendadak suram setelah sandiwaranya terbongkar. Apalagi kakak madunya itu mengancam akan melenyapkan dirinya jika berbuat macam-macam. Merasa tak ada yang mendukung, akhirnya Dahlia mengikuti perintah Renita untuk keluar dari kantor itu. Tak hanya satu dua, bahkan nyaris semua pegawai perempuan di kantor itu yang mencibir dan memakinya. Beragam umpatan Dahlia terima saat Renita mengumumkan pemecatan itu pada semua karyawannya. Kasak-kusuk pun terdengar bahkan ada yang terang-terangan menyebut Dahlia sebagai ja lang yang doyan merebut laki orang. "Aku pengin tahu kabar Mas Gilang dan apa yang harus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
38
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status