Share

BAB 57

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-10-23 22:05:18

"Erina kenapa, An?" Wicaksono ikut cemas saat melihat ekspresi Adrian yang berubah.

Binar di wajahnya mendadak masam setelah mendengar kabar dari rumah sakit. Dia berusaha tenang, tapi semua orang pun tahu jika ketenangannya hanya sebuah sandiwara untuk menutupi kecemasan yang mendera.

"Erina histeris, Wi. Nggak tahu kenapa, padahal tadi saat kutinggal dia baik-baik saja." Adrian buru-buru pamit karena tak ingin istrinya semakin histeris. Wicaksono pun ikut ke rumah sakit bersama Adrian, sementara yang lain masih di ruang makan.

"Dee masih tidur, Mei?" Sundari bertanya saat melihat Meira menutup pintu kamar cucu kesayangannya. Perempuan itu melangkah perlahan melewati tangga setelah membalas pertanyaan Sundari.

"Mungkin sebentar lagi bangun, Bu. Dia agak kecapekan dari pagi lari-larian di kamar." Sundari manggut-manggut lalu melirik Keanu yang tersenyum tipis saat Meira kembali duduk di samping mamanya.

"Kenapa senyum-senyum begitu, Ken?" Sundari mengangkat kedua alisnya ke arah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tiraya
semangat mb ... ceritane seruuuu... semoga Meira segera menikah ma kulkas 4 pintu yaaa.... Keanu carikan jodoh lain... hehehhe
goodnovel comment avatar
Erni Hadrisa
ceritanya bertele" udah kayak sinetron mana vonny bebas berbuat kejahatan dgn sewenangnya. kapan vonny dapat karmanya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 57B

    "Mei, nanti malam ada waktu nggak?" tanyanya singkat dengan senyum tipis. Meira terdiam beberapa saat lalu menatap balik Keanu yang masih duduk di samping kakaknya. "Kalau ada waktu mau ajak makan malam sih. Kangen suasana Jogja, sudah lama nggak pulang soalnya." Senyum lebar terlukis di bibir laki-laki itu. Raka tercekat mendengar ajakan Keanu pada Meira. Dia buru-buru menatap Meira yang masih berpikir. "Sama Aldo aja. Jadi nggak berdua kan?" Keanu buru-buru meralat. Dia tahu status Meira yang belum lepas masa iddahnya. Memang tak baik jika berdekatan dengan lelaki lain karena bisa menimbulkan fitnah. Oleh karena itulah dia berinisiatif mengajak Aldo agar tak terlihat seperti sedang kencan. "Aldo jarang diajak jalan-jalan kan? Mana mungkin. Mas Kara pasti sibuk dengan pekerjaannya. Dia kuper soal Jogja." Lagi-lagi Keanu terkekeh melihat ekspresi kakaknya yang berubah seketika. "Oke kalau gitu, Mas. Aldo pasti seneng banget lihat keindahan Jogja apalagi malam minggu pasti ramai."

    Last Updated : 2024-10-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 58

    "Selamat sore. Maaf mengganggu ya, mau main sama Denada," ucap seseorang dari pintu utama. Senyumnya merekah dengan wajahnya berbinar. Tak seperti tempo hari saat Meira dan Raka bertemu dengannya di rumah sakit. "Dahlia?" lirih Raka saat masih ngobrol dengan Meira tentang perkembangan Dee. Kedua orang itu menoleh bersamaan ke sumber suara. "Mbak Lia, silakan," ucap Meira dengan senyum tipisnya. Dia mempersilakan Dahlia duduk di tempatnya, sementara dirinya beranjak dari sana untuk pindah ke kursi lain. Namun, lengannya dicekal Raka. Meira menoleh cepat dengan dada berdebar hebat. Kedua mata mereka bertemu lalu Raka buru-buru minta maaf dan melepaskan cekalannya. "Di sini saja, biar Dahlia mencari tempat lain," lirih Raka tanpa menoleh pada mantan istrinya itu. Dahlia yang sebelumnya sempat tersenyum lebar, kini mulai berwajah masam. Meira ingin pindah, tapi lagi-lagi Raka menarik pelan lengan gamisnya agar tetap di tempat semula. Mau tak mau Meira mengikuti perintah atasannya itu.

    Last Updated : 2024-10-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 58B

    "Stop, Lia!" Raka akhirnya tak tahan mendengar celotehan Dahlia yang makin kemana-mana. "Introspeksi sedikit saja bisa kan? Selama ini kamu ngapain aja? Apa pernah memeluk Denada? Pernah menggendongnya? Pernah mencium keningnya atau menyuapinya makan? Pernah membuatkan sarapan atau makan malam untuknya? Pernah membuatkan susu atau sekadar menemaninya tidur dan bermain? Nggak pernah, Lia. Selama ini kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri. Kenapa sekarang sok peduli setelah Dee nyaman dengan pengasuhnya? Kamu cemburu melihat keakraban Meira dan Dee kan? Ngaku sajalah. Aku tahu isi hatimu." Raka semakin bicara panjang lebar setelah Meira naik ke lantai atas untuk menenangkan Denada. Dia tak ingin Dee melihat dan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Oleh karena itulah dia meminta Meira untuk bermain di kamar saja. "Kamu kenapa selalu mengungkit masa laluku, Mas? Kamu nggak pernah mengerti perasaanku!" Dahlia tergugu. Dia menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Sejak awal men

    Last Updated : 2024-10-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 59

    "Meira di atas nggak, Mas?" tanya Keanu yang sudah rapi dengan celana jeans selutut dengan kaos polos berkerahnya. Dia terlihat makin tampan dengan rambut sedikit basah. Raka yang baru keluar kamar mengedikan bahunya. Dia melirik Keanu sesaat. Adik laki-laki semata wayangnya itu bersiul-siul sembari melangkah ke kamar Meira. "Jadi makan malamnya?" tanya Raka kemudian. Dia menuruni tangga perlahan dengan wajah masam. Mendengar pertanyaan Raka, Keanu menghentikan langkah lalu membalikkan badannya. Senyum lebar terlukis di wajahnya yang tampan."Jadi dong. Masa kencan pertama batal." Laki-laki itu terkekeh sembari menaik turunkan kedua alisnya. Raka berdecak kesal. Raka memang tak bisa menyembunyikan ekspresi kesal di wajahnya saat ini. "Kenapa sih, Mas? Cemburu?" ledek Keanu kemudian. Lagi-lagi Ken terkekeh melihat Raka yang melambaikan tangannya di depan wajah lalu menjatuhkan bobotnya di sofa. "Aku kalau suka sama orang, langsung gerak cepat, Mas. Takut keduluan yang lain nanti p

    Last Updated : 2024-10-27
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 59B

    "Makasih ya, Mas," ujar Dahlia saat mereka keluar dari rumah dengan mobil hitam Raka. "Buat apa?" tanya Raka singkat tanpa menoleh sedikitpun pada Lianyang duduk di sampingnya sembari memangku Denada. "Buat malam ini. Aku nggak nyangka kalau kamu mau kuajak keluar," ujarnya dengan berbinar. Raka menghela napas panjang lalu mengetuk-ngetuk stir mobilnya. "Makan malam saja, kasihan Dee kalau diajak ke mall malam-malam. Waktunya mepet juga," balas Raka kemudian. "Oke, Mas. Nggak apa-apa, makan malam pun aku sudah senang kok." Dahlia tersenyum lebar menatap Raka yang masih fokus dengan laju mobilnya. Malam minggu jalanan cukup padat karena banyak pemuda pemudi yang keluar untuk menikmati keindahan Jogja. Banyak keluarga kecil yang ikut memadati jalanan sekadar cari hiburan atau makan. "Rasanya pengin seperti ini terus, Mas," lirih Dahlia sembari menghela napas panjang. "Maksudmu?" Kali ini Raka menoleh. Dia hanya ingin memastikan apa maksud Dahlia, meski Raka mulai paham ke mana a

    Last Updated : 2024-10-27
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 60

    "Aku hamil, Mas," ucap Dahlia dengan suara bergetar saat Gilang baru datang dari rumah istri pertamanya. Kabar yang Dahlia pikir sangat membahagiakan untuk suaminya itu, ternyata justru menjadi awal yang buruk untuknya. Bukannya senang dan bangga melihat istri sirinya hamil, Gilang justru semakin gelisah. Malam itu, ekspresinya tak seperti biasa yang selalu santai, tenang dan penuh senyum tiap kali bersama Lia. Dahlia adalah definisi Renita di masa muda. Keduanya teramat mirip dari segi style, hobi, mimpi bahkan sampai hal bercinta pun memiliki kemiripan. Itu pula yang membuat Gilang semakin jatuh hati pada Lia yang seperti istri sahnya di masa muda. "Kamu kenapa, Mas? Apa ada masalah?" tanya Lia gugup dan begitu khawatir. Tak biasanya Gilang seperti itu. Bahkan malam itu dia datang tanpa membawa oleh-oleh yang biasanya tak pernah dilupakannya tiap kali mengunjungi Dahlia. "Renita tahu tentang kita, Sayang. Dia ngamuk hebat sore tadi. Bahkan mengancam akan mengadukan masalah ini p

    Last Updated : 2024-10-27
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 60B

    "Semua fasilitas aku miliki, Lia. Aku nggak kepikiran untuk membeli barang-barang seperti itu karena apa? Mereka akan tahu jika aku menginvestasikan sesuatu. Aku sudah terlalu nyaman dengan kehidupanku sebelumnya makanya nggak mikir aneh-aneh. Lagipula bertahun-tahun begini nggak ada masalah, nggak nyangka kalau Renita bisa berubah seperti itu. Kupikir selama ini dia terlalu percaya dan cinta, ternyata dia bisa mengancamku juga," ujar Gilang sembari menghela napas panjang. "Maksudnya, Mas? Mengancam gimana?" Dahlia mendekat lalu menatap lekat suaminya yang kembali mengacak rambutnya. "Mbak Re mengancam kamu?" ulang Lia lebih hati-hati takut jika Gilang semakin emosi karena terlalu dicecar olehnya. "Iya. Dia mengancam akan mendepakku dari rumah jika masih berhubungan denganmu." Dahlia tersedak seketika saat mendengar jawaban Gilang. Dia tak menyangka jika Renata yang diketahuinya begitu bucin pada Gilang itu ternyata bisa garang juga. Selama ini dia dan Gilang terlalu nyaman dan m

    Last Updated : 2024-10-28
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 61

    Jarum jam semakin merambat naik, tapi kedua mata Dahlia belum jua terpejam. Dia yang biasanya tidur di hotel tiap kali ke luar kota, kali ini lebih memilih menyewa sebuah kost selama sebulan. Tak ada pekerjaan apapun yang bisa dilakukannya setelah dipecat oleh Renita. Sejak ketahuan sebagai selingkuhan, Renita memang memecatnya sebagai sekretaris pribadi Gilang. Mimpi-mimpinya selama ini mendadak suram setelah sandiwaranya terbongkar. Apalagi kakak madunya itu mengancam akan melenyapkan dirinya jika berbuat macam-macam. Merasa tak ada yang mendukung, akhirnya Dahlia mengikuti perintah Renita untuk keluar dari kantor itu. Tak hanya satu dua, bahkan nyaris semua pegawai perempuan di kantor itu yang mencibir dan memakinya. Beragam umpatan Dahlia terima saat Renita mengumumkan pemecatan itu pada semua karyawannya. Kasak-kusuk pun terdengar bahkan ada yang terang-terangan menyebut Dahlia sebagai ja lang yang doyan merebut laki orang. "Aku pengin tahu kabar Mas Gilang dan apa yang harus

    Last Updated : 2024-10-28

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 189

    Ken masih mematung dengan perasaan campur aduk, sementara Hanum kembali masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya."Sayang, kamu cantik banget pakai itu. Ayo keluar," lirih Ken berusaha membuat Hanum lebih nyaman."Malu, Mas." Hanum membalas singkat. Dia membasuh wajahnya yang tadi merona dengan air kran. "Ngapain malu sama suami sendiri? Malu itu kalau dilihat orang lain, Sayang.""Tetap saja malu, Mas." "Kalau begitu, ganti piyama biasa saja, Sayang. Jangan memaksakan diri kalau memang kamu belum siap. Tenang saja, aku juga nggak akan memaksamu kok." Ken kembali berujar lirih. Mendengar ucapan Ken yang tulus itu, Hanum kembali menghela napas panjang. Sebenarnya dia ingin melayani suaminya dengan baik, tapi rasa malu itu ternyata lebih besar menyergap batinnya. Setelah memejamkan kedua matanya, Hanum menghela napas panjang. Dia mengerjap pelan lalu membuka pintu perlahan. Tak ada Ken di sana. Sepertinya jauh lebih aman dan membuat Hanum melangkah perlahan menuju ranjang. Kamar i

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 188

    "Mas, Ken. Maaf ganggu malam-malam. Saya benar-benar terdesak dan nggak tahu minta bantuan siapa lagi selain Mas Ken." Ken sengaja menyalakan speaker handphonenya agar Hanum juga bisa mendengar obrolannya dengan penelepon itu. Ken tak ingin Hanum kembali curiga tentangnya atau berpikir macam-macam seperti sebelumnya. Melihat sikap Ken itu, Hanum kembali terharu dan bersyukur memiliki suami seperti Ken. Dia yang berusaha menepis pikiran-pikiran buruk istrinya. "Nggak apa-apa, Mir. Mau minta tolong apa memangnya?" tanya Ken kemudian. Dari seberang, terdengar isak seseorang. Sepertinya penelepon itu sedang dilanda masalah berat, makanya berani menelepon Ken di jam yang tak wajar seperti itu. Jarum jam nyaris menunjuk angka sepuluh malam. Biasanya Ken tak akan menerima panggilan semalam itu. Hanya saja, dia penasaran kenapa tetangga yang tak terlalu jauh dari rumahnya itu tiba-tiba menelepon. "Adik saya kecelakaan, Mas. Sekarang masih di IGD. Saya butuh pegangan uang lebih untuk biaya

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 187

    Raka dan Meira sedang asyik menikmati malam indahnya. Di kamar lain, Ken pun ingin sekali menikmati malam pertamanya yang tertunda. Hanya saja, dia tak ingin memaksa Hanum untuk melayaninya. Dia ingin Hanum suka rela menyerahkan dirinya pada Ken. Meski sering menggoda, Ken tak pernah berniat untuk merampas apapun yang dimiliki Hanum. Sekalipun memberi nafkah batin untuk suami adalah kewajibannya, tapi Ken sangat memahami perasaan Hanum saat ini. Dia memilih menunggu, meski entah sampai kapan. "Mas, piyamanya sudah Hanum siapkan di sofa ya?" ujar Hanum saat Ken masih di kamar mandi. "Oke, Sayang. Makasih ya?" Hanum mengiyakan lalu kembali duduk di tepi ranjang. Dia mengambil handphone di tas lalu mengetikkan pesan untuk bapaknya. [Maaf Hanum baru kasih kabar, Pak. Hanum sama Mas Ken sudah sampai di Jogja. Alhamdulillah, keluarga Mas Ken menerima Hanum dengan baik, Pak. Mereka tak mempermasalahkan bagaimana pendidikan ataupun kehidupan Hanum di Jakarta. Mereka percaya pilihan Mas K

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 186

    "Ada apa, Sayang? Kenapa ekspresimu seperti itu? Ada yang salah?" tanya Raka saat keluar dari kamar mandi. Dia menangkap keanehan di wajah istrinya yang tengah bersandar di dinding ranjang kamarnya. "Ini, Mas. Tiba-tiba dapat chat dari Lina," balas Meira lirih. Dia menoleh sekilas lalu kembali menatap layar handphonenya. Meira membaca ulang pesan yang dikirimkan mantan adik iparnya itu. Tiap kali mengingat Lina, tiap itu pula hanya kenangan buruk yang didapatkannya. Lina yang selalu meremehkan dan memfitnahnya berulang kali saat masih berstatus sebagai iparnya dulu. Bahkan dia merendahkan harga diri Meira di depan banyak orang, menuduhnya selingkuh dan banyak hal yang membuatnya malu dan tertekan. Detik ini, Meira tak menyangka akan mendapatkan pesan seperti itu. Pesan yang benar-benar mengejutkan baginya. "Lina ... Lina siapa, Sayang?" tanya Raka kemudian. Dia tak ingat jika Baim memiliki adik bernama Lina. Maklum, mereka bertemu cuma dua atau tiga kali, salah satunya saat hari

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 185

    Hanum masih berdiri terpaku di depan lemari besar yang baru saja dibuka oleh Ken. Lemari itu terisi penuh dengan deretan pakaian yang semuanya terlihat mahal dan berkelas. Warna-warnanya lembut dan elegan, sesuai dengan seleranya. Hanum mengerutkan kening, merasa bingung dan kaget sekaligus."Mas ... ini semua apa?" tanyanya dengan suara nyaris berbisik.Ken tersenyum lebar, tampak puas melihat ekspresi istrinya. Ia bersandar di pintu lemari sambil melipat kedua tangannya di dada. "Ini untuk kamu, Sayang." Hanum menatap Ken tak percaya. "Pakaian sebanyak ini, Mas? Buat apa?" tanyanya lagi masih dengan keheranan yang sama. Ken berjalan mendekat, mengusap lembut bahu Hanum. "Hanum, kamu itu istriku. Aku ingin kamu merasa istimewa. Selama ini aku belum pernah memberikan pakaian yang benar-benar layak untukmu kan? Makanya, sekarang aku siapkan semuanya. Aku amati warna kesukaanmu dan inilah hasilnya." Ken tersenyum lebar. Hanum menggeleng pelan. "Tapi ini terlalu berlebihan, Mas. Lih

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 184

    Hanum menatap pintu besar di hadapannya dengan ragu. Tangannya terasa gemetar dan pikirannya dipenuhi berbagai dugaan. Ken, suaminya, berdiri di sebelahnya, memegang gagang pintu. Tanpa berkata apa-apa, Ken memutar kunci, lalu membuka pintu itu perlahan."Masuk, Sayang," katanya singkat.Hanum melangkah masuk dengan hati-hati. Begitu matanya menangkap isi ruangan, ia tertegun. Kamar itu besar, mungkin empat kali lipat kamarnya di Jakarta. Lantainya berlapis marmer mengilap dan dinding-dindingnya dihiasi aksen kayu dengan pencahayaan LED yang modern. Di sudut ruangan, sebuah tempat tidur king-size dengan seprai putih bersih berdiri megah, dikelilingi oleh lampu gantung minimalis.Ada sofa abu-abu lembut dengan meja kaca di depannya, rak dinding penuh buku dan ornamen mahal. Di sisi lain, ada lemari pakaian besar dengan pintu kaca buram yang menampilkan deretan pakaian rapi. Sebuah meja kerja dengan aksen emas tampak berdiri megah di dekat jendela besar yang menghadap taman luas, lengka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 183

    Hanum duduk dengan kedua tangannya di pangkuan, menggenggam erat ujung kerudungnya. Di hadapannya, suami dan mama mertuanya berbincang santai, sementara kakak iparnya, Raka, sesekali menyisipkan komentar. Meira pun tak mau kalah. Terkadang dia ikut menimpali obrolan. Semua terasa begitu hangat dan menyenangkan. Namun, kedatangan lelaki dengan rambut nyaris penuh uban itu membuat Hanum kembali diterpa gelisah. Dia bertubuh tegap dengan kemeja putih yang masih rapi meski seharian dipakai bekerja. Wajahnya tegas, dengan alis tebal dan sorot mata yang tajam. Hanum langsung menunduk sedikit, mencoba menghindari tatapannya."Papa," sapa Ken sambil berdiri. "Sudah pulang?" sambungnya sembari mencium punggung tangan papanya. Wicaksono, papanya Ken pun mengangguk kecil. Sorot matanya masih tertuju pada Hanum. Wajahnya tetap datar, tak ada senyuman, membuat Hanum semakin merasa terintimidasi."Ini Hanum, Pa," lanjut Ken, memperkenalkan. "Istri aku."Wicaksono berjalan mendekat, berdiri tegak

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 182

    "Mas, apa masih jauh?" tanya Hanum saat Ken baru saja menyelesaikan obrolannya dengan klien via handphone. Ken menoleh lalu menggeleng pelan. "Sebentar lagi, Sayang. Mungkin sepuluh menitan. Kenapa?" tanya Ken menatap lembut wajah istrinya yang kini terlihat gusar. "Hanum deg-deg an, Mas," ujarnya lirih. Hanum menghela napas panjang. Jemarinya sibuk bermain dengan ujung tas selempangnya yang kecil. Pandangannya sesekali melirik ke luar jendela mobil, memperhatikan pepohonan yang berjajar rapi di sepanjang jalan menuju rumah Ken. Dia membuka sedikit kaca jendela. Kebetulan suasana sedikit mendung, membuat udara di luar terasa berbeda--lebih sejuk dan tenang. Namun, di dalam dirinya, suasana begitu bergejolak. Ini adalah pertama kalinya Hanum akan bertemu keluarga suaminya. "Sayang, jangan dibuat cemas atau takut. Percayalah, kamu pasti bakal suka sama mereka," kata Ken sambil melingkarkan lengan kanannya ke pinggang Hanum. "Hanum juga sudah berusaha tenang, Mas. Tapi,

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 181

    "Sudah pernah ke Jogja, Dek?" tanya Ken setelah sampai di kota kelahirannya itu. Hanum menggeleng pelan. "Belum pernah?" tanya Laki-laki itu lagi. "Belum, Mas. Dulu saat SMA ada study tour ke Jogja saja Hanum nggak ikut karena nggak ada biaya. Hanum ini beneran perempuan rumahan, nggak pernah kemana-mana. Tiap hari paling ke sekolah, ke pasar, ke warung gitu-gitu doang. Makanya, pantaslah kalau Mbak Rena selalu nyebut Hanum perempuan kampungan. Memang kenyataannya begitu," balas Hanum dengan senyum tipis. Senyum yang menyimpan beragam kepahitan hidupnya. "Kasihan istriku ini. Sudah nggak apa-apa. Itu bagian dari masa lalu. Mulai sekarang, kamu akan kuajak jalan-jalan, belanja, makan-makan, pokoknya apapun yang kamu mau bilang saja ya?" balas Ken sembari mengusap pelan puncak kepala istrinya. Kedua mata Hanum kembali berkaca. Hanum berpikir, entah kebaikan apa yang pernah dilakukannya sampai bisa memiliki suami seperti Ken. Dia benar-benar tak menyangka jika lelaki yang sebelumnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status