Malam kian larut. Hisyam dan rekan-rekannya telah kembali ke rumah dinas serta mess. Jika Utari dan keempat perempuan lainnya langsung beristirahat, para pria masih berkumpul di ruang tamu mess. "Menyebalkan!" sungut Beni sambil melirik Hisyam yang sedang menyugar rambutnya. "Bikin iri!" desis Rangga. "Hisyam rese!" geram Frank. "Aku jadi pengen juga," imbuh Lazuardi. "Nasib jomlo akut," keluh Robi. "Bang Hisyam bikin aku senewen," papar Fattah. "Untung aku nggak lihat, jadi nggak kesal," sela Syafid. "Mentang-mentang dibolehin akting, main nyosor aja dia," cibir Valdi. "Bang Hisyam ternyata mesum," seloroh Agus. "Aku harus cari pasangan, nih," balas Deri. "Kerja, euy! Kita dikirim jauh-jauh buat kerja, bukan pacaran," sindir Kurniawan. "Kalian ini, aku cuma nunduk dan nyium rambut Utari. Bukan cium pipinya," sanggah Hisyam. "Tetap aja bikin gedeg!" desis Beni sambil memelototi sahabatnya yang tengah tersenyum."Itu satu-satunya cara supaya piano rusak percaya, bahwa aku
Read more