Home / Romansa / Jaring Cinta Sang Bodyguard / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Jaring Cinta Sang Bodyguard : Chapter 41 - Chapter 50

114 Chapters

Bab 41 - Menyebar Jaring Cinta

Grup Pengawal Lapis Tiga, Empat dan Lima Beni : Ada yang janjian kencan, euy! Valdi : Aku ngikik dengar dia ngerayu. Robi : Memanglah Abang kita, nih. Perayu ulung. Lazuardi : Aku sampai bengong dulu. Rada nggak yakin, Abang kalem kita ternyata tengah menyebar jaring cinta. Frank : Rangga ngakak pas baca chat-nya Beni tadi. Yusuf : Orang London, kalian belum pada tidur? Beni : Belum, @Yusuf. Jauhari : Kalian tadi ngomongin siapa? Robi : Hisyam. Anak kesayangan Emak OY. Aditya : Hisyam ngapain? Lazuardi : Ngerayu Tari, ngajak kencan.Dimas : Eeeaaa. Harun : Cie, @Hisyam. Nanang : Hisyam, nih, semua Nona muda dipepetin. Gumelar : Bagilah aku satu, @Hisyam. Hisyam : Semuanya tergantung tampang dan keberuntungan, @Nanang dan @Gumelar. Wahyudi : Bagosss! Disuruh kerja jauh-jauh, malah mepet anak gadis orang. Jeffrey : Aku cemburu! Ibrahim ; Aku sakit hati! Fawwaz : Aku benci Hisyam! Aku benci! Chairil : Syam, kamu nyerobot mulu! Syuja : Kapanlah giliranku yang dapat No
Read more

Bab 42 - Ancaman Mengerikan

Matahari sudah naik sepenggalah ketika Hisyam terbangun. Dia meringis karena tulang-tulangnya sakit saat digerakkan. Hisyam menggeliat pelan, lalu bangkit dengan bertahan pada tangan kiri. Dia mengerjap-ngerjapkan mata, kemudian memindai sekitar. Pria berkaus hitam mengambil gelas dari meja samping kiri kasur. Dia meneguk air putih hingga habis, lalu meletakkan gelas kembali ke tempat semula. Hisyam mengatur napas sembari mengingat-ingat kejadian semalam. Dia meraba dahi dan leher yang masih hangat, walaupun sudah tidak sepanas semalam. Pria berhidung bangir mengamati tas di kursi dekat jendela. Dia menduga jika ada yang mengantarkan barangnya dari rumah mess. Entah siapa. Hisyam memaksakan diri bangkit dan jalan menuju kursi. Dia mengambil tas dan membuka ritsleting. Kemudian mengambil tas kecil berisi peralatan mandi dan meletakkan benda itu ke kursi. Pria berkulit kecokelatan meraih baju dan celana dari dalam tas. Dia mengecek sekali lagi, sebelum mengeluh karena tidak dibeka
Read more

Bab 43 - Persibut

Damsaz mengamati isi akun gadis yang telah mencuri perhatiannya selama beberapa hari terakhir. Terutama seusai pertemuan mereka untuk kedua kalinya di kantor Latief Grup minggu lalu. Damsaz mengulaskan senyuman menyaksikan berbagai video unggahan gadis itu di akun IG-nya. Gaya khas perempuan muda berhidung bangir, membuat Damsaz kian menyukai sang pemilik akun tersebut.Terdorong rasa penasaran, pria berparas manis akhirnya menggulirkan jemari ke kotak pesan. Melihat gadis itu tengah aktif, Damsaz langsung mengetikkan pesan dan mengirimkannya pada orang tersebut. Damsaz : Hai. Detik berganti menjadi menit. Damsaz sudah hendak keluar dari aplikasi itu, ketika melihat bila gadis tersebut tengah mengetik. Avariella : Halo, Mas. Damsaz spontan tersenyum. Dia kembali mengetik pesan untuk membalas. Selama beberapa menit berikutnya, keduanya asyik berbincang. Sebelum akhirnya Damsaz meminta nomor telepon dan Avariella memberikannya. Pria berkaus putih langsung menghubungi gadis itu. Di
Read more

Bab 44 - Mesum

Malam kian larut. Hisyam dan rekan-rekannya telah kembali ke rumah dinas serta mess. Jika Utari dan keempat perempuan lainnya langsung beristirahat, para pria masih berkumpul di ruang tamu mess. "Menyebalkan!" sungut Beni sambil melirik Hisyam yang sedang menyugar rambutnya. "Bikin iri!" desis Rangga. "Hisyam rese!" geram Frank. "Aku jadi pengen juga," imbuh Lazuardi. "Nasib jomlo akut," keluh Robi. "Bang Hisyam bikin aku senewen," papar Fattah. "Untung aku nggak lihat, jadi nggak kesal," sela Syafid. "Mentang-mentang dibolehin akting, main nyosor aja dia," cibir Valdi. "Bang Hisyam ternyata mesum," seloroh Agus. "Aku harus cari pasangan, nih," balas Deri. "Kerja, euy! Kita dikirim jauh-jauh buat kerja, bukan pacaran," sindir Kurniawan. "Kalian ini, aku cuma nunduk dan nyium rambut Utari. Bukan cium pipinya," sanggah Hisyam. "Tetap aja bikin gedeg!" desis Beni sambil memelototi sahabatnya yang tengah tersenyum."Itu satu-satunya cara supaya piano rusak percaya, bahwa aku
Read more

Bab 45 - Keroyok Saja Aku!

Rinai hujan mengiringi kepulangan Utari sore itu. Dia sengaja pulang lebih awal agar bisa membantu Maggie memasak makanan pesanan Lazuardi, yang hari itu merayakan ulang tahun. Aroma harum menyergap indra penciuman Utari, sesaat setelah memasuki rumah dinas. Dia bergegas menuju dapur sambil melepaskan jaket cokelat dan meletakkannya di sofa ruang tengah. Langkah Utari terhenti ketika melihat kedua rekannya ternyata telah datang terlebih dahulu. Utari mengulaskan senyuman sembari menyambangi Dreena dan Vanessa yang sedang membantu Maggie menghias kue. Gwenyth dan Penelope tiba bersama dengan Lazuardi. Mereka membawa beberapa paper bag, lalu meletakkan bawaan ke meja ruang tengah. "Acaranya mau dilakukan di mana, Bang?" tanya Utari sembari memandangi pria berkemeja biru yang tengah mengeluarkan aneka buah-buahan ke meja. "Tadinya mau di luar, tapi nggak bisa karena hujan," jawab Lazuardi. "Di sini aja, deh. Sebelah lebih sempit," lanjutnya seusai memindai sekitar. "Rumah itu keban
Read more

Bab 46 - Pembohong Yang Payah!

Hari berganti. Sore itu, Hisyam, Rangga dan Lazuardi mendatangi hotel tempat tim PC menginap. Yanuar dan Andri yang masih di sana, menyambut ketiga junior dengan pelukan hangat. Yanuar mengajak ketiga pria tersebut ke kamar terbesar yang ditempati keempat ketua tim PC. Kelima ketua lainnya turut menyambangi bersama Zein dan Hendri. Mereka berbincang mengenai kabar orang-orang di Indonesia. Hendri memberikan titipan dari Irshava buat Rangga. Kemudian Zein mengajak calon adik iparnya berbincang berdua saja di balkon.Kala masuk waktu Magrib, yang beragama Islam bergantian menunaikan salat. Lalu, Hisyam mengajak kedua seniornya ke rumah dinas. Namun, ternyata Zein dan Hendri ikut juga ke sana. "Abang dan Akang, beneran mau nginap di tempat kami?" tanya Rangga sambil memandangi Adik ipar yang umurnya lebih tua, dan calon Kakak iparnya di samping kanan. "Ya. Kami juga ikut Yanuar ke mana-mana. Mecah dari rombongan PC," terang Hendri yang berada di antara Rangga dan Zein. "Mereka mau k
Read more

Bab 47 - Ular

Jumat siang, seusai salat di masjid terdekat, rombongan turis Indonesia menaiki bus dari hotel. Mereka akan berwisata keliling kota hingga nanti malam. Maggie diangkut Qadry untuk menjadi pemandu wisata dadakan. Perempuan paruh baya tersebut terlihat senang dan menjalankan tugasnya dengan semangat. Hisyam dan rekan-rekannya tidak ikut berwisata. Mereka harus menyelesaikan pekerjaan agar bisa turut berlibur selama dua hari ke depan. Utari yang bergabung dengan rombongan PC, berusaha mengakrabkan diri dengan orang-orang yang memang belum terlalu dikenalnya. Bersama Kimora, Utari turut membantu membagikan snack yang disiapkan tim Qadry sejak pagi tadi. Demikian pula dengan Dreena, Vanessa dan Gwenyth. "Ri, duduk sini," pinta Luthfan Baihaqi, direktur operasional Ganendra Grup. "Mas tambah manis aja," puji Utari seusai mendudukkan diri di kursi sebelah kanan pria berambut belah tengah, yang memang sudah dikenalnya sejak beberapa tahun silam."Jangan memuji kalau kamu tetap nolak nika
Read more

Bab 48 - Tidak Bercambang, bertato, perokok dan pemabuk

Hisyam memerhatikan ekspresi gadis muda di hadapannya, yang tengah menerangkan detail peristiwa tidak menyenangkan, yang dialami perempuan bermata sipit saat berlibur dua bulan silam. Shaylin Ming, sekali-sekali akan berhenti mengoceh untuk menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya sekali waktu. Gadis berkulit putih tersebut terlihat masih syok, meskipun telah mengikuti terapi. Setelah Shaylin menuntaskan ucapannya, Hisyam beradu pandang dengan Rangga yang sejak tadi turut mendengarkan ocehan sang nona. Sementara Fatma mengusap-usap punggung Shaylin sembari berusaha menenangkan gadis berwajah mungil itu. "Bisa dicoba dulu, Nona. Nanti, Nona yang pilih pengawal mana yang bisa jadi back up buat Fatma dan Kimora. Sekaligus menjaga kedua Adik Nona," tukas Hisyam. Shaylin mengangkat alisnya "Benarkah?" tanyanya. "Ya. Nanti kuajak mereka ke sini. Nona bisa wawancara sendiri." "Ehm, aku tidak mau yang bercambang." Hisyam mengulum senyuman. "Pengawal kami tidak ada yang bercambang,
Read more

Bab 49 - PG dan PC The Series

Perjalanan selama dua hari mengelilingi area London dan sekitarnya, menjadikan semua orang senang. Selain rombongan PC, staf PG, PBK dan Baltissen juga turut serta. Hisyam menyewa bus tambahan agar tidak perlu mengerahkan banyak mobil. Pada hari Minggu, mereka berkunjung ke Hampstead, sebuah distrik hunian di London Utara. Hampstead merupakan bagian dari wilayah Camden di London Raya. Hisyam mengajak rombongan tersebut mengelilingi Hampstead yang menjadi area rekreasi terkenal. Banyak toko, kafe dan pusat souvenir di sepanjang jalannya yang memanjakan para pelancong. Hampstead juga terkenal sebagai permukiman orang-orang kaya di London. Selain itu, di sana juga terdapat bangunan-bangunan terkenal. Seperti Burgh House, Kenwood House, Spanish Inn, dan bioskop Everyman, yang merupakan salah satu bioskop tertua di dunia. Setelah puas melihat-lihat pusat perbelanjaan, Hisyam mengajak rombongan ke Hampstead Heath. Yakni, taman kuno seluas 320 hektar. Area publik berumput itu terletak d
Read more

Bab 50 - CEO rasa EO

Malam terakhir berada di London, Hisyam mengajak rombongan tim PC ke kafe yang menampilkan live music. Beberapa penyanyi berparas asli luar negeri tampil dengan lagu-lagu berirama lembut. Kala musik berubah menjadi lebih cepat, semua pengunjung mengarahkan pandangan ke tengah-tengah panggung. Seorang pria berperawakan sedang muncul sambil melambaikan tangan. Dia memberi kecupan jarak jauh yang menyebabkan penonton perempuan menjerit heboh. Pria yang mengenakan blazer putih dengan dalaman biru mengilat, bersiap-siap di tengah panggung. Kemudian dia bernyanyi dengan suara merdu yang diiringi tarian atraktif.Setelah lagu pertama usai, sang penyanyi berparas Asia langsung melanjutkan dengan lagu kedua yang juga berirama cepat. Hisyam dan rekan-rekannya berdiri untuk ikut bertepuk tangan seperti halnya pengunjung lain. Mereka bersorak ketika sang penyanyi berhasil mencapai nada tinggi tanpa sedikit pun cela. "Lagu ketiga, saya persembahkan buat teman-teman dari Indonesia," tutur peny
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status