Home / Romansa / Jaring Cinta Sang Bodyguard / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jaring Cinta Sang Bodyguard : Chapter 51 - Chapter 60

114 Chapters

Bab 51 - Sinyal Cinta

Kiano menggebrak meja beberapa kali sambil memaki. Dia benar-benar kesal karena pihak Macaire ternyata telah menyelidikinya. Kiano tidak menduga jika tingkahnya yang kerap berganti-ganti pasangan di ranjang, dijadikan cara pihak Macaire untuk menekannya. Pria bermata besar mengerutkan dahi. Dia penasaran, dari mana orang-orang itu bisa mendapatkan foto-foto saat dirinya sedang bersama wanita-wanita yang dijumpainya di kelab malam. Kiano mengusap wajah dengan tangan kanan, lalu meremas-remas rambutnya dengan sedikit keras. Dia khawatir ancaman itu akan benar-benar dilakukan pihak Macaire, yang pastinya akan membuat malu keluarganya. Dandi yang baru selesai menelepon Ghaisan, mendatangi Kiano yang masih termangu di sofa ruang tamu. Dandi menghempaskan tubuh ke kursi tunggal, lalu memanggil sahabatnya yang seketika menengadah. "Ghaisan nyaranin kamu nemuin Mas Revi," tukas Dandi. "Malu," jawab Kiano. "Dia juga nggak suka sama aku," lanjutnya. "Kalau dia nggak suka, dia pasti nggak
Read more

Bab 52 - Siapa Mereka?

Sepasang mata bermanik hitam mengamati gerak-gerik gadis bergaun panjang tosca di kursi seberang. Sang pemilik mata seakan-akan terhipnotis hingga kesulitan mengalihkan pandangannya.Avariella menyadari bila sejak tadi diperhatikan Damsaz. Namun, dia mengabaikan pria itu dan fokus menghabiskan makanan di piringnya. Sekian menit berlalu, keduanya telah selesai bersantap. Avariella tengah sibuk memelototi layar ponsel, sedangkan Damsaz sedang berbincang dengan seseorang melalui sambungan telepon. Seusai menutup panggilan, Damsaz meletakkan ponsel ke meja. Dia kembali mengamati perempuan yang penampilannya sangat menawan. "Va, Sabtu nanti ada temanku yang nikah. Kamu bisa nemenin aku hadir di resepsinya?" tanya Damsaz. "Jam berapa?" Avariella balik bertanya. "Sebelas." "Acaranya di mana?" "Kelapa Gading." "Ada dress code?" "Enggak ada." "Oke, aku mau." "Syukurlah. Tadinya aku bingung mau ngajak siapa. Mau datang sendiri, nggak enak." "Adik Mas nggak bisa nemenin?" "Dia lagi
Read more

Bab 53 - Pesan bernada ancaman berselimut mesum

Alvaro mengeraskan rahang, sesaat setelah mengartikan tulisan berbahasa Spanyol, di foto yang dikirimkan Utari beberapa saat lalu. Otak Alvaro berputar cepat. Intuisinya mengatakan jika sedang ada yang tidak beres di London, yang kemungkinan berhubungan dengan Utari. Pria berambut cokelat mengingat-ingat cerita Carlos, yang selama beberapa bulan terakhir menyelidiki kegiatan keluarga Macaire. Alvaro mencoba menyusun puzzle yang masih berserakan. Dia menghubungkan satu cerita dengan cerita lain. Namun, sayangnya Alvaro belum menemukan bagian yang hilang, dan dia harus menunggu informasi tambahan untuk melengkapi puzzle.Alvaro melirik notifikasi di bagian atas ponselnya. Dia mendengkus pelan, sebelum memutuskan untuk mengabaikan panggilan dari gadis yang tengah dipikirkannya. Pria berparas separuh luar negeri menyandarkan punggung ke belakang. Dia menumpangkan siku kanan ke pegangan kursi, lalu Alvaro menempelkan dagunya, lalu diusap pelan dengan ibu jari.Kedipan di ponsel akhirn
Read more

Bab 54 - Doping Khusus

Hisyam dan Beni mendengarkan penuturan Jerome Hank Ming dengan serius. Sekali-sekali sopirnya yang bernama Changpu turut menambahkan informasi. Yanuar yang turut dalam pertemuan itu, mencatat beberapa hal penting yang akan diteruskannya ke Alvaro dan Wirya. Shaylin yang berada di samping kiri daddy-nya, memegangi lengan lelaki berusia 50 tahun tersebut dengan erat. Shaylin sangat takut akan terjadi hal buruk pada Jerome dan keluarganya yang lain. Kimora dan Fatma saling melirik. Kedua gadis tersebut memahami bila sepertinya keadaan keluarga bos mereka sedang tidak baik-baik saja. Hal serupa juga dilakukan Valdi, Frank, Robi dan Irwin. Mereka berpikiran yang sama dengan kedua bodyguard lady, dan itu artinya mereka harus ekstra keras mengawal keluarga Ming. "Baik, Tuan. Terima kasih atas penjelasannya," tutur Hisyam, sesaat setelah Jerome berhenti mengocceh. "Dan mohon maaf, karena kondisinya tengah siaga, maka Tuan dan seluruh keluarga akan didampingi pengawal pribadi," lanjutnya.
Read more

Bab 55 - Lingkaran Setan

Grup Rahasia EmpatZulfi : Astagfirullah! Bule! Grup naon deui, yeuh?Yoga : Aku siwer. Kirain ini grup lapis dua.Haryono : Ono opo, toh? Sampai bikin grup baru.Yanuar : Hisyam punya ide bagus buat mengembangkan PB dan PBK di Eropa. Tio : Jelaskan, Yan. Wirya : Nyimak. Yanuar : @Hisyam, terangkeun. Hisyam : Kita rekrut orang sini dan dilatih serta dibina sendiri. Maksudku, nggak nitip ke perusahaan lain, gitu. Supaya semua materinya sesuai dengan kebiasaan kita. Tio : Sini mana? Hisyam : London dan sekitarnya, @Pak Tio.Daus : Good idea, @Hisyam Ilyas : @Hisyam, top! Rusli : Keren!Haikal : Ane setuju. Hamid : Yes, aku juga. Dharma : Me too.Galang : So do i. Aawin : Ide bagus. Aku setuju 100%.Mardi : Mantap, euy, @Hisyam. Jaka : Kerenlah, calon mantu Dewawarman, nih. Nasir : Eh, Hisyam mau nikah sama Nona yang mana? Nugraha : Sekar. Fajar : Maudy. Salman : Naysila. Zulfi : Sudah jelas, Utari.Said : @Hisyam, jangan lewatin aku! Satrio : Kamunya kelamaan milih, @S
Read more

Bab 56 - Apa Perasaan Abang ke Aku?

Hisyam mendengarkan penjelasan Revi tanpa menyela sedikit pun. Dia teringat cerita Alvaro tentang foto mesum Kiano dan seorang perempuan berkulit tan, yang diselipkan seseorang di keranjang belanja Utari.Kendatipun Nona muda Dewawarman belum menceritakan tentang foto itu, tetapi Hisyam juga merahasiakan mengenai arti kalimat di belakang foto yang mengarah ke pornografi. Hisyam mengabaikan tatapan Kiano yang berada di antara Revi dan Dandi. Manajer operasional PBK sedikit prihatin akan nasib Kiano. Hisyam yakin, pihak Macaire tidak akan melepaskan mantan kekasih Utari itu dengan mudah. "Sebetulnya, aku dan bos PBK sudah tahu tentang foto itu," tutur Hisyam yang mengejutkan ketiga orang di hadapannya. "Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Kiano tanpa bisa menahan rasa penasaran."Beberapa hari lalu ada yang meletakkan dua lembar foto yang mirip tadi itu, ke keranjang belanja Utari. Kemungkinan dia memang sudah diikuti dari saat keluar kantor," terang Hisyam. "Jadi ... Tari sudah tahu te
Read more

Bab 57 - Tak Hajar Kowe!

Avariella berusaha fokus menyimak ocehan Austin David Wirapranata, yang tengah menerangkan hasil proyek mereka yang sudah hampir rampung. Gadis bersetelan blazer merah muda tidak berani melihat ke kanan, di mana ada Damsaz dan seorang perempuan yang diketahuinya sebagai Sekar Prameswari Dewawarman. Semenjak pertemuan terakhir Avariella dan Damsaz minggu lalu, keduanya belum berjumpa kembali. Bahkan Damsaz tidak jadi mengajak Avariella ke pesta temannya, dan dia justru pergi dengan perempuan bermata besar yang cantik. Avariella melihat unggahan itu di akun I* Damsaz. Dia tidak berniat menanyakan siapa perempuan di dalam foto, karena Avariella tidak mau tahu tentang kehidupan Damsaz.Gadis berbibir penuh juga merasa malu, karena rahasia hubungannya dengan Kiano ternyata telah diketahui Damsaz. Padahal tadinya Avariella berharap pria itu mau membantunya membalas dendam pada Kiano. Seusai rapat, Avariella beranjak keluar ruangan bersama beberapa asisten bos lainnya. Dia tidak tahan ber
Read more

Bab 58 - Tobat

Jalinan waktu terus bergulir. Minggu terlewati dengan kecepatan maksimal. Jumat siang itu, seusai salat di masjid terdekat, Hisyam dan teman-temannya kembali ke kantor. Mereka keluar dari lift di lantai tiga, kemudian berbelok ke kiri. Hisyam mengerutkan dahi melihat antrean panjang di lorong depan kantor PBK. Dia bergegas melintas di pinggir kiri dan memasuki ruangan besar yang juga ramai orang. Leon dan Juan yang menjadi petugas penerimaan calon pengawal, tampak kewalahan mengecek body setiap peserta yang mendaftar. Utari, Dreena dan Vanessa yang turut membantu di bagian pendaftaran, bekerjasama mendata puluhan peserta. "Yang mana yang belum di-cek?" tanya Hisyam seusai mendekati Utari. "Dari nomor 15 dan seterusnya," jawab Utari sembari menengadah. "Oke, biar aku yang cek 4 orang. Sisanya, serahkan ke Syafid, Kurniawan dan Fattah." "Abang nggak makan dulu?" "Nanti aja. Aku punya roti, bisa buat ganjal perut sampai ini selesai." Hisyam mengalihkan pandangan pada keempat pria
Read more

Bab 59 - Diakhiri di Sini

Kiano tertunduk. Dia tidak berani menengadah dan beradu pandang dengan Patrick yang sedang mengomel. Beberapa foto telah dikirimkan seseorang ke ponsel sang paman, dan hal itu menyebabkan Kiano dipanggil untuk dimarahi. Pria tua bercambang tipis benar-benar kesal pada Kiano. Sebab Patrick khawatir jika foto-foto itu juga akan disebar ke rekan bisnis, yang bisa mengakibatkan usahanya terganggu.Irena, istri Patrick, mencoba menenangkan suaminya. Perempuan blasteran Indonesia dan Filipina tersebut, merasa prihatin pada Kiano yang terlihat lesu. "Pa, sudah," bujuk Irena sembari mengusap punggung suaminya. "Kiano sudah mengakui kesalahannya. Dan dia tengah berusaha melepaskan diri dari kelompok penjahat itu," sambungnya. "Pantas saja, Mas Farabi bilang kalau dia sulit diatur. Buat masalah terus!" desis Patrick sambil memelototi keponakannya. "Apa isi otakmu, Kian? Bisa sampai liar begitu. Paman nggak paham!" geramnya. "Papa, jangan marah-marah terus. Nanti tensinya naik." "Papa sudah
Read more

Bab 60 - Tenggat

Hari berganti hari. Semenjak Hisyam mengungkapkan keinginannya untuk menikah, Utari makin sering memikirkan hal itu. Gadis berhidung bangir menyayangi Hisyam. Namun, untuk menikah dengan pria itu, sama sekali belum terlintas di benak Utari. Nona muda Dewawarman berulang kali terngiang ucapan Hisyam. Utari jadi sering melamun dan menyendiri. Hingga membuat rekan-rekannya bingung.Hisyam yang tengah keliling unit kerja seputar Inggrisq, mendengar hal itu dari Gwenyth. Hisyam tahu jika Utari masih meragukannya. Namun, pria tersebut tidak akan mendesak Utari dan membiarkan perempuan berambut panjang itu memutuskan yang terbaik buat mereka. Jumat malam, Hisyam tiba di mess bersama Beni dan Bintang. Ketiganya tidak ikut berbincang di ruang tengah bersama rekan-rekannya, melainkan langsung memasuki kamar masing-masing. Hisyam bergegas semedi di kamar mandi. Mata yang memberat dan tubuh yang lelah membuatnya mempercepat proses pembersihan diri. Belasan menit berlalu, Hisyam keluar dari t
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status